ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Saturday, April 30, 2011 | 8:57 AM | 1 Comments

    Indonesia Dan China Kerjasama Teknologi Kelautan

    Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) berjalan bersama PM Tiongkok Wen Jiabao. (Foto: Suara Pembaharuan)

    Jakarta - Sebagai upaya dalam meningkatkan pengembangan di bidang teknologi kelautan dan perikanan di Indonesia, ‘Administrator State Oceanic Administration’ (SOA) Republik Rakyat Tiongkok, Mr. Liu Cigui bersama delegasi melakukan kunjungan kehormatan ke Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, hari ini (28/4) untuk menandatangai perpanjangan Memorandum of Understanding (MoU) di bidang kelautan antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan SOA RRT. Demikian diungkapakan Sekretaris Jenderal Kelautan dan Gellwynn Jusuf saat menerima kunjungan resmi tersebut.

    Menurut Gellwyn, melalui kerjasama ini dapat mengangkat kepentingan RI dalam mengusung penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan untuk menguatkan posisi geopolitis Indonesia sebagai negara bahari yang diakui dunia dalam World Ocean Conference (WOC) di Manado tahun 2009 yang lalu.

    "Kerjasama antara Indonesia dengan RRT telah dirintis oleh kedua Negara sejak tahun 1994 lalu. Implementasi kerjasama antara kedua negara tersebut sangat signifikan dengan pendirian ICCOC (Indonesia China Ocean and Climate Center) dan Marine Station di Bungus, Sumatera Barat," tambah Gellwyn.

    Melalui ICCOC kedua negara terus berupaya memberikan kontribusi melaluipenelitianyangterkait dengan perubahan iklim. Melalui penelitian-penelitian di bidang oseanografi terkait dengan aspek perubahan iklim ini maka secara langsung RRT telah mendukung peran Indonesia sebagai negara inisiator WOC dan Coral Triangle Initiative (CTI). Terkait dengan pengembangan *Marine Station* Bungus, pihak RRT teleah memberikan komitmennya dalam membantu penyediaan teknologi dan peralatan sensor-sensor oceanografi serta pengiriman ahli dan pertukaran informasi dengan peneliti Indonesia.

    Sumber: HARIAN ANALISA
    Readmore --> Indonesia Dan China Kerjasama Teknologi Kelautan

    Australia Ingin Meningkatkan Kerjasama Militer Dengan China

    Sydney - Australia akan menjamu lebih banyak kapal perang China dan memperbanyak latihan pertahanan bersama negara tirai bambu itu guna meningkatkan hubungan militer kedua negara, kata Perdana Menteri Australia, Julia Gillard.

    Berbicara kepada media Australia ketika dia mengakhiri kunjungan ke Asia Utara, termasuk kunjungan puncaknya ke Beijing, Gillard mengatakan ia telah membahas peningkatan kerja sama militer dalam pembicaraan "bersahabat" dengan Presiden Hu Jintao.

    "Kami menyatakan kesiapan untuk tetap membahas kerja sama pertahanan," katanya kepada Sydney Morning Herald.

    "Kami juga menyatakan keterbukaan kami terhadap kunjungan kapal ke pelabuhan Australia dan ada sejumlah prospek tentang kunjungan itu sebelum akhir tahun ini," kata Gillard.

    "Hal itu merupakan langkah kecil untuk sebuah perjalanan menuju kesepahaman yang lebih baik dalam sudut pandang militer," katanya.

    Amerika Serikat dan sekutunya telah menyampaikan kekhawatiran terkait motivasi peningkatan kapasitas militer China serta menuntut adanya transparasi yang lebih nyata dari program tersebut.

    Rencana Pertahanan Australia 20 Tahun, yang dirilis pada 2009, melihat China akan menjadi kekuatan militer dominan di Asia dengan jarak yang masih dapat diperhitungkan, namun kecepatan, cakupan, serta struktur dari perluasan tersebut dapat memicu ketegangan.

    Beijing bermasalah dengan beberapa penilaian, senada dengan jajak pendapat kebijakan luar negeri di Australia pekan ini yang menyebutkan 44 persen responden meyakini China akan menjadi ancaman militer dalam dua dekade ke depan.

    Dari jumlah tersebut, 87 persen berpendapat bahwa hal itu karena Australia akan terseret dalam konflik dengan China sebagai sekutu Amerika Serikat.

    Gillard mengatakan meningkatkan transparansi militer merupakan kunci untuk memerangi ketegangan dengan membantu membangun kesepahaman antara metode militer rakyat dan protokol militer.

    "Kerja sama pertahanan sesungguhnya telah meningkat, yang membawa kepada bentuk dialog antara mitra. Juga beberapa bentuk latihan militer bersama, termasuk yang melibatkan peluru hidup," kata Gillard.

    "Cara terbaik untuk menyelesaikan isu tersebut adalah, sebagai langkah awalnya, terlibat dalam kerja sama dan hubungan," kata Gillard dalam pernyataan terpisah kepada harian Australia.

    China merupakan mitra dagang terbesar Australia, yang membeli sebagian besar bahan mentah seperti batu bara dan bijih besi guna menopang industrialisasi mereka yang cepat.

    Sumber: HARIAN ANALISA
    Readmore --> Australia Ingin Meningkatkan Kerjasama Militer Dengan China

    ASEAN Bersama - sama Hadapi Terorisme

    Yogyakarta - Pertemuan para pejabat tinggi bidang pertahanan negara-negara anggota ASEAN Plus di Yogyakarta, 27-29 April 2011 di antaranya membahas salah satu isu besar yaitu ancaman terorisme.

    Draf yang dibahas dalam ASEAN Defence Senior Officials Meeting (ADSOM) Plus itu adalah konsep kerja sama pencegahan terorisme yang dipimpin Indonesia dan Amerika Serikat. "Indonesia dan Amerika Serikat (AS), bahkan diminta menjadi leading sector untuk memformulasikan program dan kebijakan dalam pencegahan terorisme," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di sela ADSOM Plus di Yogyakarta, Jumat (29/4).

    ADSOM Plus adalah pertemuan para pejabat tinggi bidang pertahanan negara-negara yang tergabung dalam ASEAN ditambah delapan negara yang menjadi mitra dialog yaitu AS, Australia, Selandia Baru, India, China, Rusia, Jepang, dan Korea Selatan.

    ASEAN adalah Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara beranggotakan sepuluh negara yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Myanmar.

    Purnomo Yusgiantoro mengatakan, serangkaian teror bom yang terjadi di Tanah Air mengingatkan Bangsa Indonesia bahwa terorisme masih menjadi ancaman. "Teror itu dapat terjadi sewaktu-waktu, di mana saja, kapan saja dengan pola dan strategi yang terus berubah," katanya.

    Di Indonesia, menurut dia, telah terjadi serangkaian peristiwa teror bom dengan pola yang berbeda, dari bom buku, bom bunuh diri, hingga rencana peledakan salah satu rumah ibadah di Serpong menjelang Paskah 2011. "Berbagai isu menyangkut keamanan, itu menandakan bahwa upaya meningkatkan kerja sama pertahanan antara Indonesia dengan negara-negara lain di kawasan regional, khususnya ASEAN dan internasional, harus terus-menerus menjadi fokus perhatian," katanya.

    Selain membahas draf kerja sama di bidang pencegahan terorisme, empat isu besar yang juga menjadi fokus pembahasan dalam sidang tersebut adalah keamanan maritim, misi perdamaian, penanganan bencana, dan misi kemanusiaan serta kesehatan militer.

    Purnomo mengatakan isu seperti misi kemanusiaan dan penanganan bencana perlu dibahas dalam sebuah konsep kerja sama, karena saat terjadi bencana alam, bidang pertahanan khususnya militer, menjadi pihak yang paling cepat digerakkan untuk menanganinya.

    "Sedangkan di bidang keamanan maritim, Indonesia dan negara anggota ASEAN lainnya memiliki kepentingan besar, karena letak geografis negara-negara itu dipisahkan oleh lautan yang juga menjadi jalur pelayaran internasional," katanya.

    Indonesia dilalui tiga jalur pelayaran internasional, yaitu di Selat Sunda untuk menuju laut China Selatan, di Selat Lombok, dan di wilayah Indonesia Timur. Keamanan maritim itu, menurut dia juga sangat erat kaitannya dengan penanganan perompakan. "Sejak ada kerja sama antara Indonesia, Malaysia dan Singapura, perompakan di Selat Malaka berkurang drastis," katanya.

    Sedangkan di bidang kesehatan militer, kata dia diperlukan kerja sama, misalnya melalui bakti sosial bagi masyarakat. Pembahasan konsep kerja sama di bidang keamanan maritim dipimpin Malaysia dan Australia, konsep kerja sama di bidang pengobatan militer dipimpin Singapura dan Jepang, konsep operasi dan misi perdamaian dipimpin Filipina dan Selandia Baru. Sedangkan misi keamanan dan penanganan bencana dipimpin Vietnam dan China.

    Negara-negara lain peserta dialog berhak berpartisipasi aktif memberikan masukan dan saran pada setiap isu yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Seluruh hasil pembahasan dalam sidang ADSOM Plus yang baru pertama kali digelar di Yogyakarta ini, akan dilaporkan dalam pertemuan tingkat Menteri Pertahanan seluruh negara anggota ASEAN yang dijadwalkan berlangsung di Jakarta, 19-21 Mei 2011.

    "Seluruh hasil pembahasan dalam ADSOM Plus terkait kelima kerja sama tersebut diharapkan dapat diimplementasikan," kata Purnomo Yusgiantoro.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> ASEAN Bersama - sama Hadapi Terorisme

    Update : Empat Pesawat Super Tucano Akan Tiba Maret 2012

    Pesawat Super Tucano.

    Malang - Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat menyatakan, pihaknya tengah menyelidiki kecelakaan jatuhnya pesawat latih tak bermesin jenis Glider dengan nomor penerbangan G-611 di Sleman, Yogyakarta, Kamis lalu. Untuk sementara, persoalan teknis diduga menjadi penyebab kecelakaan yang menewaskan dua penumpang itu.

    ”Kami tengah menyelidiki kecelakaan itu apakah karena malfungsi kontrol atau sebab lain. Namun, karena pesawatnya jenis Glider atau tidak bermesin, mungkin saja penyebabnya adalah teknis yang perlu dicari,” kata Imam seusai kunjungan kerja melihat kesiapan Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Malang untuk menyambut kedatangan pesawat EMB-314 Super Tucano, Jumat (29/4).

    Penyebab teknis yang dimaksud misalnya kontrol pesawat atau teknis pengoperasian pesawat lainnya. ”TNI AU melakukan penyelidikan internal sendiri, tidak dengan mendatang- kan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi),” ujarnya.

    Di Yogyakarta, Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro juga meuyatakan telah menerjunkan tim teknis untuk menyelidiki jatuhnya pesawat itu. Tim ini dikomandoi Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya Aris Heryanto.

    Menhan menyatakan, harus sangat hati-hati menyebutkan penyebab kecelakaan ini. Sebab, kecelakaan bisa terjadi bukan karena alutsista (alat utama sistem persenjataan), tetapi karena faktor lain. ”Seperti human error atau hal lain, misalnya tali Glider yang tak lepas atau karena sayap glider yang patah,” katanya.

    Super Tucano

    Empat pesawat EMB-314 Super Tucano dari Brasil dipastikan tiba di Indonesia pada Maret 2012. Selanjutnya, kata Imam, jumlahnya akan bertambah secara bertahap hingga 16 unit.

    Pesawat-pesawat yang total harganya 260 juta dollar AS itu akan menggantikan pesawat OV-10F Bronco yang tidak diterbangkan lagi sejak pertengahan 2007.

    ”Kelebihan pesawat ini power-nya lebih besar. Juga taktis untuk operasi lawan udara ofensif dan operasi dukungan udara,” kata Imam.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Update : Empat Pesawat Super Tucano Akan Tiba Maret 2012

    Sebanyak 16 Pesawat Super Tucano Akan Datang Pada 2012

    Pesawat Super Tucano.

    Malang - Sebanyak 16 pesawat tempur jenis Super Tucano EMB-314 buatan Brasil segera tiba pada 2012 untuk melengkapi alutista (alat utama sistem persenjataan) Indonesia. Hal itu dikatakan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Imam Syufaat, saat kunjungan kerja ke Pangkalan TNI Angkatan Udara Abdurachman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (29/4).

    Kepastian datangnya pesawat itu pada tahun 2012, setelah pihak Markas Besar TNI AU melakukan tanda tangan Letter of Credit untuk pembelian total 16 pesawat jenis itu. "Dalam tanda tangan Letter of Credit itu, sudah termasuk masa pelatihan bagi mekanik dan penerbang kita," katanya.

    Ia menjelaskan, kedatangan pesawat Super Tucano akan dilakukan secara bertahap dan dimulai awal 2012. "Nilai kontrak pembeliannya sekitar 260 juta dolar AS dan saat ini tugas kita adalah mempersiapkan sarana dan prasarana, termasuk fasilitas bangunan seperti shelter, hanggar dan ruangan kantor," katanya.

    Pesawat itu memiliki kemampuan yang paling unggul dibandingkan dengan jenis pesawat tempur lainnya. "Amerika saja juga memilih Super Tucano untuk memperkuat kekuatan udaranya, namun saat ini masih terkendala kebijakan politik negara tersebut," katanya.

    Sebelumnya, dilakukannya pemesanan pesawat itu akibat pesawat jenis OV-10F Bronco yang dimiliki Indonesia dinyatakan grounded (masuk karantina).

    "Rencananya, pesawat Super Tucano akan digunakan misi operasi taktis dalam membantu pasukan di darat, sebab pesawat ini memiliki keunggulan close air support udara ke darat dari jarak dekat," katanya.

    Sementara itu, pesawat Super Tucano juga memiliki mesin tunggal buatan Empresa Braziliera de Aeronautica, Brasil, dan memiliki kemampuan menembakkan asap ke darat secara cepat untuk menunjukkan posisi musuh. Pesawat tempur itu tidak hanya sebagai pesawat latih, namun juga memiliki kemampuan untuk misi penghancuran oleh pesawat tempur lainnya.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> Sebanyak 16 Pesawat Super Tucano Akan Datang Pada 2012

    Friday, April 29, 2011 | 7:52 PM | 0 Comments

    Menhan : Kemenhan Bangun Pusat Kontra Terorisme

    Sleman - Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Kementerian Pertahanan saat ini sedang membangun sebuah fasilitas cukup besar dan luas yang akan berfungsi sebagai pusat sistem operasi untuk kegiatan kontra terorisme (counter terorism). ''Tempatnya di Sentul (Bogor) akan dinamai sebagai four-in-one. Tempatnya hanya satu jam dari Jakarta,'' kata Purnomo, Jumat (29/04).

    Menhan berbicara kepada wartawan usai menutup ASEAN Defence Senior Officials' Meeting (ADSOM) and the ASEAN Defense Senior Officials' Meeting Plus (ADSOM Plus) yang diselenggarakan di Hotel Hyatt Yogyakarta, 27-29 April. Tempat itu, kata Purnomo, nantinya akan menjadi tempat pusat pelatihan dan penggulangan berkaitan dengan sistem operasi terhadap kegiatan-kegiatan kontra terorisme, dan juga operasi-operasi militer berkaitan dengan bidang kesehatan dan penanggulangan bencana alam.

    Dijelaskannya, juga tempat itu juga akan menjadi pusat pemantauan dan pengolahan data yang berkaitan dengan kegiatan kontra terorisme, bagaiamana eksekusinya, serta juga bagaimana post eksekusinya. Di tempat itu, katanya, nantinya juga akan disiapkan aparat keamanan setingkat satu batalion yang bisa segera diturunkan untuk menghadapi tindakan terorisme -- stand-by force.

    Purnomo mengatakan, berbicara tentang ancaman terorisme harus dilihat dalam koridor yang lebih luas lagi, bukan hanya bagaiamana kalau tindakan teror itu sudah terjadi, juga menyangkut bagaiamana sistem deteksi dininya. Menurut dia, saat ini menyangkut tindakan setelah aksi teror itu terjadi, bisa dilakukan oleh kepolisian dengan Densus 88-nya ataupun dengan bantuan detasemen-detasemen khusus yang ada di tiga angkatan di lingkup TNI.

    Namun, lanjutnya, berbicara kontra terorisme, kasus NII ataupun kasus-kasus seperti bom buku atau rencana pemboman gereja di Serpong, tak bisa dilihat secara hanya dari sisi kejadiannya semata, tapi juga harus dilengkapi dengan bagaiamana usaha-usaha deteksi dininya.

    Berbicara tentang kontra terorisme, katanya, juga harus disertai dengan bagaiamana melakukan usaha-usaha pencegahan agar persoalan itu tak terulang lagi, artinya juga menyangkut upaya-upaya deradikalisasi dan proses pembinaan rehabiliatasi para pelaku-pelaku teror.

    Jadi katanya, permasalah kontra terorisme ini harus dilakukan secara total food ball dengan melibatkan semua eksponen masyarakat, bukan hanya oleh aparat keamanan dan kepolisan. ''Jadi perlu terintegrasi, juga dengan keikutsertaan tokoh-tokoh agama dan masyarakat secara keseluruhan,'' tandas Purnomo.

    Menurut Purnomo, berkaitan dengan pertemuan ADSOM dan ADSOM Plus di Yogya ini, Indonesia dan Amerika dipercaya sebagai leading sector dalam penyusunan draf kerjasama dalam bidang kontra terorisme dalam lingkup negara-negara anggota ASEAN dan mitra lainnya seperti Amerika Serikat, Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia dan Selandia Baru.

    Sumber: REPUBLIKA
    Readmore --> Menhan : Kemenhan Bangun Pusat Kontra Terorisme

    Paskhas Melakukan Latihan Dengan NVG PM-1

    Ilustrasi.

    Bandung – Guna menunjang kelancaran tugas yang diemban Korpaskhas, di Gedung Simulator QW-3 Wing III Paskhas, para prajurit Korpaskhas yang berjumlah sekitar 30 orang yang berasal dari seluruh satuan jajaran, selama satu hari (Jumat/28/4), mendapat pelatihan penggunaan peralatan baru dengan jenis NVG PM-1 bertempat di Wing III Paskhas, Lanud Sulaiman, Bandung.

    Alat yang merupakan produksi jerman ini, baru digunakan oleh satuan khusus TNI termasuk diantara Korpaskhas, dan peralatan NVG PM-1 akan langsung dioperasikan keseluruh satuan jajaran Paskhas dan termasuk Satuan Khusus detasemen Bravo-90 Paskhas.

    Menurut Asisten Logistik Korpaskhas Kolonel Tek Wahyu Laksito, alat NVG PM-1, yang lebih dikenal sebagai teropong malam ini selain praktis dan efisien juga memiliki keunggulan yang tidak merepotkan prajurit dalam penggunaannya maupun perawatannya, seperti memiliki daya jangkau sekitar 150 meter, menggunakan hanya dengan satu battreei daya tahan lama, perolehan gambar lebih jernih dan terang dibandingkan dengan alat sejenisnya, alat yang lama hasil perolehan gambar berwarna kuning kehijau-hijauan sedangkan jenis NVG PM-1 ini penglihan hasil Hitam Putih dengan hasil gambar yang tajam dan jernih.

    Sumber: POS KOTA
    Readmore --> Paskhas Melakukan Latihan Dengan NVG PM-1

    Menhan : Mungkin Saja Jatuhnya Pesawat Latih TNI AU Karena Human Error

    Ilustrasi.

    Yogyakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengaku masih menunggu hasil penyelidikan atas penyebab jatuhnya pesawat latih jenis Glider G-661 milik TNI AU di Berbah Sleman, Kamis (28/4/2011).

    Purnomo pun berharap masyarakat tidak berspekulasi terkait penyebab kecelakaan tersebut sebelum ada hasil penyelidikan yang kini tengah dilakukan. "Mengenai pesawat latih, mesti hati-hati. Jangan sampai setiap terjadi tabrakan atau kecelakaan yang disalahkan adalah kendaraannya atau alutsistanya. Mungkin ada penyebab lain. Salah satunya human error atau mungkin ada hal lain yang kita belum tahu karena sekarang masih dilakukan penyelidikan," kata Menhan di Yogyakarta, Jumat (29/4/2011), saat menghadiri ASEAN Defence Senior Official Meeting (ADSOM).

    Pada kesempatan tersebut, Menhan juga mengatakan, pihaknya telah meminta agar diteliti saksama tentang penyebab kecelakaan tersebut. "Apakah karena tali yang menghubungkan antara Glider dan Cesna itu tidak bisa lepas? Kenapa Glider bisa patah? Dan sebagainya," kata Purnomo.

    "Itu semua menjadi wilayah tim teknis untuk melakukan penyelidikan dan itu semua tidak ada kaitannya dengan alutsista," tegas Menhan.

    Meski begitu, Menhan mengakui pembangunan alutsista mengalami ketertinggalan selama 12 tahun terakhir. Bahkan, sejak terjadi krisis moneter tahun 1998, industri pertahanan Indonesia diberhentikan. "Kami menyadari itu, hingga pada tahun 2011 industri pertahanan ditempatkan pada prioritas pertama. Kami ingin ngebut dan mengatasi ketertinggalan itu," tegas Menhan.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Menhan : Mungkin Saja Jatuhnya Pesawat Latih TNI AU Karena Human Error

    Menjelang KTT ASEAN, TNI Menyiagakan Pertahanan Udara

    Ilustrasi.

    Jakarta - TNI meningkatkan kesiapsiagaan Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) untuk mendukung pengamananpenyelenggaraan KTT ke-18 ASEAN 2011 di Jakarta, 4-8 Mei.

    Kohanudnas beserta perkuatannya akan tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Wilayah Udara (Satgaspamwilud) dengan Panglima Kohanudnas sebagai Komandan Satgaspamwilud. Kesiapsiagaan itu ditinjau langsung Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI

    Suryo Prabowo selaku Ketua Koordinator Bidang Pengamanan/ Komandan Komando Operasi Pengamanan (Koopspam) TNI KTT ke-18 ASEAN, di Markas Kohanudnas, Kamis (28/4).

    "Satgaspamwilud dalam pelaksanaannya akan menyiagakan pesawat tempur sergap dan helikopter serta satuan radar untuk mendeteksi seawal mungkin kemungkinan ancaman dan gangguan di wilayah udara nasional selama pelaksanaan KTT ke-18 ASEAN," kata Letjen Suryo.

    Dalam peninjauan itu, Kasum TNI meninjau Pusat Operasi Pertahanan Udara Nasional (Popunas) untuk melihat langsung kegiatan pemantauan wilayah udara nasional melalui peralatan canggih yang ada di Popunas. Kasum TNI mendapat penjelasan secara detail mengenai fungsi, tugas dan tanggung jawab Kohanudnas dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Pada kesempatan tersebut Kasum TNI mengadakan komunikasi secara langsung dengan para panglima empat Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional yang memantau wilayah udara nasional. Selesai peninjauan dan dialogi di Popunas, Kasum TNI menyaksikan demo

    peralatan CMOV (Communication and Monitoring Observation Vehicle) and COMOB (Communication Mobile) dan Jammer Mobile yang dimiliki Kohanudnas.

    Kohanudnas merupakan kesatuan pertama di jajaran TNI AU yang memiliki peralatan CMOV/COMOB. CMOV/COMOB berfungsi sebagai komando pengendali utama Pangkohanudnas dalam setiap operasi dan latihan yang dilaksanakan Kohanudnas.

    Dalam operasionalnya peralatan tersebut berfungsi sebagai alat memonitor data radar dan komunikasi dengan pesawat dalam latihan, selain itu peralatan ini juga dilengkapi dengan sarana interconnect yang dapat digunakan untuk berkomunikasi antara Kohanudnas dengan satuan jajaran.

    Seusai kunjungannya, Kasum TNI menginstruksikan agar tugas pengamanan KTT ke-18 ASEAN khususnya sektor pertahanan udara dapat dilakukan sebaik-baiknya. "Biasakan untuk melakukan segala sesuatu dengan sebenar-benarnya, dan sebaik-baiknya, bukan membenarkan segala sesuatu yang biasa," kata Suryo Prabowo.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> Menjelang KTT ASEAN, TNI Menyiagakan Pertahanan Udara

    Pasukan Polri Mengikuti Gelar Pengamanan KTT Asean

    Ilustrasi.

    Jakarta - Kepolisian RI akan melaksanakan gelar pasukan pengamanan penyelenggaraan KTT ke-18 ASEAN 2011 di Jakarta pada 4 hingga 8 Mei mendatang.

    "Kita akan ada gelar pasukan yang rencananya pada hari Minggu (1/5)," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Jumat.

    Pengamanan akan mengerahkan personel Polri dari Polda Metro Jaya dan dibantu dari Mabes Polri, ujarnya.

    Namun Boy belum menyebutkan jumlah pasukan pengamanan dari personel Polri yang dikerahkan dan tempat dimana persisnya tempat dilaksanakan gelar pasukan.

    "Pengamanan adalah tugas kepolisian, akan berjalan dan baik, tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Demikian pula bila ada pengunjuk rasa akan tertib," kata Boy.

    Sementara itu, Menteri Keuangan Agus Martowardoyo mengatakan, anggaran untuk penyelenggaraan ASEAN sudah turun kepada setiap kementerian.

    "Saya rasa semua sudah siap. Itu dibagi atas kementerian-kementerian. Yang kemarin itu belum teralokasi adalah untuk Kemenkominfo, dan sekarang sudah disiapkan. Jadi secara umum sudah siap," tuturnya.

    Sedangkan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengatakan, anggaran yang disiapkan pemerintah untuk kementeriannya yang bertugas sebagai humas bagi media massa selama KTT ASEAN adalah Rp4 miliar.

    Anggaran itu, menurut dia, termasuk untuk penyelenggaraan KTT ASEAN dan KTT EAS di Bali pada November 2011.

    TNI juga meningkatkan kesiapsiagaan Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) untuk mendukung pengamanan penyelenggaraan KTT ke-18 ASEAN 2011.

    Kohanudnas beserta perkuatannya akan tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Wilayah Udara (Satgaspamwilud) dengan Panglima Kohanudnas sebagai Komandan Satgaspamwilud.

    Kesiapsiagaan itu ditinjau langsung Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI Suryo Prabowo selaku Ketua Koordinator Bidang Pengamanan/ Komandan Komando Operasi Pengamanan (Koopspam) TNI KTT ke-18 ASEAN, di Markas Kohanudnas, Kamis (29/4).

    "Satgaspamwilud dalam pelaksanaannya akan menyiagakan pesawat tempur sergap dan helikopter serta satuan radar untuk mendeteksi seawal mungkin kemungkinan ancaman dan gangguan di wilayah udara nasional selama pelaksanaan KTT ke-18 ASEAN," kata Letjen Suryo.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Pasukan Polri Mengikuti Gelar Pengamanan KTT Asean

    Menhan : Indonesia Siapkan Indonesian Observer Team Untuk Perdamaian Thailand Dan Kamboja

    Pasukan Thailand Di Perbatasan Thailand Dan Kamboja.

    Yogyakarta - "Indonesian Observer Team" atau semacam pasukan perdamaian yang akan diberangkatkan untuk menengahi konflik perbatasan antara Kamboja dan Thailand masih terus digodok.

    "Keberadaan tim tersebut harus benar-benar jelas, termasuk berapa titik, jumlah personel dan tingkat tanggung jawab yang harus diemban," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai membuka ASEAN Defence Senior Officials Meeting (ADSOM) Plus di Yogyakarta, Jumat.

    Konflik antara Kamboja dan Thailand tersebut terjadi di daerah perbatasan. Pascapecahnya konflik pertama, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengarahkan agar konflik tersebut diselesaikan dalam keluarga besar ASEAN.

    Indonesia sebagai ketua ASEAN telah melakukan pertemuan di Bogor, Jawa Barat untuk membahas pedoman penanganan, salah satunya mengirimkan pasukan perdamaian ke wilayah perbatasan.

    Namun demikian, lanjut Purnomo, pengiriman pasukan perdamaian tersebut tidak dapat dilakukan apabila kedua belah pihak yang berseteru tidak menerima kehadiran pasukan perdamaian yang disebut "Indonesian Observer Team".

    "Jika kedua negara yang berkonflik menolak, maka tim tidak bisa berada di sana," lanjutnya.

    Purnomo menambahkan, konflik perbatasan antara Kamboja dan Thailand kini semakin melebar ke arah timur dengan jarak sekitar 150 kilometer (km).

    "Pelebaran konflik ini juga menjadi pembahasan dalam pedoman yang diajukan Indonesia. Apakah ke wilayah pelebaran konflik tersebut perlu ada pasukan. Jika perlu, maka jumlahnya harus ditambah," katanya.

    Pertemuan antara panglima pasukan kedua negara, lanjut Purnomo juga menjadi salah satu langkah positif dalam upaya perdamaian antara kedua negara.

    "Kami akan menunggu. Jika kedua negara menyepakati pedoman yang sudah dibuat, maka Indonesian Observer Team akan langsung berangkat," katanya.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Menhan : Indonesia Siapkan Indonesian Observer Team Untuk Perdamaian Thailand Dan Kamboja

    Menhan Buka Pertemuan ADSOM 2011

    Yogyakarta - Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, membuka pertemuan pejabat senior pertahanan tingkat ASEAN (ASEAN Defence Senior Officials Meeting) Plus di Hotel Hyatt, Yogyakarta, Jumat (29/4).

    Dalam pertemuan tersebut, selain negara-negara ASEAN, delapan negara mitra ASEAN ikut serta, antara lain Amerika Serikat, Australia, New Zealand, India, Cina, Rusia, Jepang, dan Korea Selatan.

    Beberapa isu yang dibahas dalam pertemuan ini adalah kerja sama counterterrorism, maritime security, peacekeeping operations, military medicine, dan humanitarian assistance and disaster relief.

    Pertemuan ini merupakan pertemuan c Plus pertama di Yogyakarta. Acara ADSOM telah berlangsung sejak di Yogyakarta, Rabu (27/4).

    "Pertemuan-pertemuan ini nantinya akan dilaporkan kepada pertemuan tingkat menteri pertahanan ASEAN pada tanggal 19-20 Mei di Jakarta," ungkapnya.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> Menhan Buka Pertemuan ADSOM 2011

    PACS Menghasilkan Kerjasama antara NCB Indonesia dan NCB Inggris


    Jakarta – Kepala Pusat Kodifikasi Badan Sarana Pertahan Kementerian Pertahanan RI (Kapuskod Baranahan Kemhan), Marsekal Pertama, M.Yunus, kamis (28/4), menutup Pacific Area Cataloguing Seminar ke 13 yang telah dilaksanakan selam 3 hari di Jakarta.

    Seminar yang dihadiri oleh 43 delegasi dari 22 negara peserta ini menghasilkan satu kesepakatan kerjasama antara National Codification Bureau (NCB) Indonesia dengan NCB Inggris.

    "Kerjasama dengan NCB Inggris ini dilakukan mengingat banyak peralatan militer produk Inggris yang kita gunakan, dengan adanya kerjasama ini diharapkan kita dapat mengakses data dan melakukan pertukaran informasi sehingga dapat memudahkan dalam sistem pembinaan material yang digunakan khususnya di jajara TNI," ungkap Kapuskod.

    Sumber: DMC
    Readmore --> PACS Menghasilkan Kerjasama antara NCB Indonesia dan NCB Inggris

    Thursday, April 28, 2011 | 10:08 PM | 0 Comments

    Menhan : Setelah Membuat KCR-40 Indonesia Akan Membuat Kapal Selam Dan Kapal Perang Destroyer

    Peresmian KRI Clurit Oleh Menhan Purnomo Yusgiantoro.

    Batam - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro telah meluncurkan "KRI Clurit" merupakan kapal sepanjang 40 meter yang asli buatan Indonesia dan akan digunakan untuk pengamanan perairan Indonesia bagian barat.

    "Saya dengan ini secara resmi meluncurkan KRI Clurit", Kata Menhan pada hari senin di pelabuhan kargo Batu Ampar di Batam, provinsi Kepulauan Riau.

    Purnomo mengatakan KRI Clurit merupakan sebuah kapal cepat yang dilengkapi dengan rudal yang dirancang dan dibangun sepenuhnya buatan PT Palindo Marine Indonesia.

    "Dengan ini, Indonesia telah mulai memiliki kemampuan untuk melindungi laut dengan kapal perang buatan sendiri, tanpa tergantung dari luar negeri", katanya.

    Peluncuran KRI Clurit (KCR-40) merupakan jawaban atas tanggung jawab untuk melindungi perairan teritorial NKRI yang kaya akan sumber daya alam.

    Dia juga mengatakan banyak wilayah perairan teritorial Indonesia merupakan jalur perdagangan internasional.

    "Peluncuran ini merupakan tonggak sejarah perjalan industri pertahanan dalam negeri", katanya.

    Dia mengatakan produksi alutsista tidak akan berhenti dengan pembuatan KRI Clurit, dan pemerintah akan terus melakukan pengadaan kapal perang untuk TNI.

    Purnomo juga mengatakan Indonesia akan membuat kapal perang (Destroyer) dan kapal selam untuk memperkuat armada kapal perang TNI AL.

    Yusgiantoro juga mengatakan TNI AL membutuhkan kapal perang yang kuat agat dapat mengamankan perairan teritorial di daerah terpencil.

    Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan bahwa TNI AL telah menerima 2 KCR-40 dan akan memesan lebih dari 20 kapal sejenis dengan tipe yang berbeda.

    KCR-40 akan beroperasi di wilayah perairan bagian barat karena secara geografis terdapat pulau - pulau kecil yang terdapat di selat.

    KRI Clurit sendiri merupakan nama dari beliti dari Madura.

    Clurit diyakini mencerminkan karakter orang Madura yang tak akan puas dengan apa yang mereka miliki dan keuletan mereka.

    Sumber: Brahmand/WDN/MIK
    Readmore --> Menhan : Setelah Membuat KCR-40 Indonesia Akan Membuat Kapal Selam Dan Kapal Perang Destroyer

    Pesawat Capung Glider TNI AU Jatuh, Dua Tewas


    Sleman - Salah satu dari dua korban tewas dalam jatuhnya pesawat capung Glider TNI AU di area kebun tebu Dusun Wotgaleh, Berbah, Kabupaten Sleman, Jawa Tengah, Kamis (28/4/2011) siang, kemungkinan besar adalah karbol atau taruna Akademi Angkatan Udara (AAU).

    "Memang benar telah terjadi kecelakaan pesawat latih jenis Glider. Identitas kedua korban sampai saat ini belum kami ketahui, masih akan kami konfirmasikan lebih lanjut. Namun kemungkinan satu diantaranya karbol AAU," kata Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Mayor Sus Yuto Nugroho.

    Menurut dia, saat ini kedua korban telah dibawa ke Rumah Sakit TNI AU Harjo Lukito, Yogyakarta. "Untuk informasi lainnya, termasuk data korban dan jenis pasti pesawat, masih kami konfirmasikan lagi," katanya.

    Kepala Polsek Berbah, Sleman, Ajun Komisaris I Made Muliawan juga membenarkan terjadinya kecelakaan pesawat yang menyebabkan dua orang tewas. "Kedunya telah dievakuasi dan langsung dibawa ke Rumah Sakit TNI AU Harjo Lukito," katanya.

    Sementara itu, di lokasi kejadian dan di rumah sakit saat ini mendapat penjagaan ketat dari petugas TNI AU dan belum ada keterangan resmi dari pihak rumah sakit.

    Berdasarkan informasi, pesawat jatuh sekitar pukul 15.45. Nama kedua korban adalah Habiburahman, karbol, dan Ninag, instrukturnya. Lokasi persis jatuhnya pesawat capung Glider tersebut dekat makam Pangeran Purboyo.

    Pesawat Jatuh Saat Melakukan Latihan Rutin

    Gubernur Akademi Angkatan Udara (AAU) Marsda IB Putu Dunia mengatakan, pesawat latih TNI yang mengalami kecelakaan di area kebun tebu Dusun Wotgaleh, Berbah, Kabupaten Sleman, Jawa Tengah, Kamis (28/4/2011) siang, terjadi saat latihan rutin. Dua orang yang tewas dalam peristiwa tersebut adalah Sertu Ninang dan Sesan Karbol Habiburrahman.

    "Sertu Ninang adalah instruktur latih terbang layang. Dia adalah warga Kalongan, Maguwoharjo, Depok, Sleman. Sementara itu, Sersan Karbol Habiburahman adalah anak latih dan berasal dari Madura," kata Putu.

    Hingga saat ini, jenazah kedua korban masih disemayamkan di RS TNI AU Harjo Lukito. Lokasi kecelakaan dam rumah sakit saat ini mendapatkan penjagaan ketat dari Paskhas TNI AU. Berdasarkan informasi, pesawat jatuh sekitar pukul 15.45. Lokasi persis jatuhnya pesawat capung Glider tersebut dekat makam Pangeran Purboyo.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Pesawat Capung Glider TNI AU Jatuh, Dua Tewas

    Pengamat : Pemerintah Klaim Mayoritas Rakyat Setuju Komponen Pendukung Pertahanan


    Jakarta - I Gusti Putu Buana, tenaga ahli pengkaji bidang ketahanan nasional dari Kementerian Pertahanan, mengatakan pemerintah berencana membuat regulasi komponen pendukung pertahanan. Ia mengklaim rencana ini mendapat dukungan masyarakat umum dan pengusaha.

    Mayoritas pengusaha, kata Gusti, setuju terhadap rencana pengembangan program untuk mempersiapkan komponen pendukung pertahanan. Survei kementerian mencatat angka setuju sampai 87,4 persen, tidak setuju 4,4 persen, dan 8,4 persen ragu-ragu. Sedangkan dari kalangan masyarakat 76,8 persen setuju, 12,3 persen tidak setuju, dan 10,8 persen ragu-ragu.

    "Ada kecenderungan peningkatan dukungan masyarakat untuk regulasi komponen pendukung pertahanan," katanya di acara seminar "Komponen Pendukung Pertahanan Negara 2011" yang diadakan oleh Kementerian Pertahanan di Jakarta, Kamis 28 April 2011.

    Persiapan untuk pembangunan komponen pendukung tidak hanya melalui regulasi. Tapi, menurut Gusti, pemerintah juga harus merumuskan program pembinaan untuk meningkatkan kesadaran bela negara serta mempersiapkan industri nasional pendukung dan fasilitas logistik di tiap wilayah.

    Di acara yang sama, pengamat pertahanan Andi Widjajanto menilai rencana pemerintah untuk membangun komponen pendukung pertahanan ini sebetulnya terlambat. Pasalnya, kata pengajar dari Universitas Indonesia ini, pembangunan komponen pertahanan memakan waktu 60 hingga 70 tahun.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Pengamat : Pemerintah Klaim Mayoritas Rakyat Setuju Komponen Pendukung Pertahanan

    Pengamat : TNI Disarankan Melakukan Konversi Pertahanan


    Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) seharusnya bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi operasi militer saat kondisi damai. Pengamat pertahanan Andi Widjajanto mengatakan hal itu bisa dilakukan dengan cara konversi pertahanan.

    Konversi pertahanan itu, yakni "Komponen pendukung pertahanan dipakai sebagai investasi," katanya di acara seminar "Komponen Pendukung Pertahanan Negara 2011" yang diadakan oleh Kementerian Pertahanan di Jakarta, Kamis 28 April 2011.

    Andi menjelaskan konversi pertahanan itu dilakukan dengan mengalokasikan sumber daya pertahanan untuk memperbesar komponen pendukung. Langkah ini berbeda dengan mobilisasi yang mengarah pada militerisasi, yang bakal mendapat tantangan dari masyarakat.

    Komponen pendukung pertahanan adalah kekuatan pendukung yang terdiri dari masyarakat sipil. Komponen ini, kata Andi, tetap berstatus sipil meski digunakan untuk memperbesar tingkat kesuksesan operasi militer. Pada masa Perang Dunia II, Winston Churchill menggunakan komponen pendukung untuk membangun kekuatan udara Inggris.

    Andi menyampaikan hal ini menyusul rencana kementerian untuk memperkuat komponen pendukung pertahanan negara. Ia menilai pemerintah sebetulnya terlambat karena pembangunan komponen pendukung pertahanan memakan waktu 60 hingga 70 tahun.

    "Cina sudah mulai membangun komponen pertahanan mereka sejak 1978. Jadi, kalau harus berperang pada 2050 mereka sudah siap," katanya.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Pengamat : TNI Disarankan Melakukan Konversi Pertahanan

    Dephan Terima Kunjungan Degelasi ADSOM Kamboja



    Yogyakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Sekjen Kemhan) Marsdya TNI Eris Herryanto, S.IP, MA, menerima courtesy call delegasi ASEAN Defence Senior Officials’ Meeting (ADSOM) dari Kamboja. Courtesy call tersebut dilaksanakan, Rabu (27/4) di sela-sela pelaksanaan kegiatan ADSOM yang berlangsung 27 April 2011 di Yogyakarta. Dalam kesempatan yang singkat tersebut Sekjen Kemhan RI mengadakan bilateral meeting dengan Ketua Delegasi ADSOM dari Kamboja Lt. Gen Nem Sowath.

    Dalam bilateral meeting tersebut, Sekjen Kemhan RI dan Ketua Delegasi ADSOM dari Kamboja membicarakan beberapa hal terkait dengan peningkatan kerjasama pertahanan antara kedua negara, secara khusus yaitu mengenai perkembangan pembuatan MoU kerjasama pertahanan kedua negara.

    Ketua Delegasi Kamboja menyampaikan, bahwa draf dari MoU kerjasama pertahanan Indonesia-Kamboja yang dikirimkan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia telah diterima Kementerian Pertahanan Kamboja. Konsep draf MoU yang diajukan oleh Indonesia tidak banyak perubahan, sehingga Kamboja berharap MoU tersebut dapat segera ditandatangi oleh Menhan dari kedua negara pada saat ADMM pada bulan Mei mendatang.

    Ketua Delegasi Kamboja menyampaikan harapannya bahwa melalui MoU tersebut diharapkan nantinya akan dapat lebih meningkatkan hubungan bilateral kedua negara khususnya hubungan kerjasama di bidang pertahanan.

    Sementara itu menanggapi Ketua Delegasi dari Kamboja, Sekjen Kemhan RI mengatakan, bahwa MoU kerjasama pertahanan Indonesia - Kamboja sesungguhnya merupakan payung hukum dari kerjasama di bidang pertahanan yang selama ini dilaksanakan oleh kedua negara.

    Kerjasama pertahanan kedua negara telah terjalin lama dan berlangsung dengan baik. Kerjasama pertahanan tersebut meliputi kerjasama di bidang pendidikan, latihan, dan saling kunjung mengungjungi antar pejabat pertahanan dari kedua negara.

    Sekjen Kemhan lebih lanjut menyamapaikan, Indonesia melalui Kementerian Pertahanan akan segera menindaklajuti masukan – masukan dari Kamboja mengenai draf dari MoU tersebut, sehingga MoU tersebut dapat segera ditandatangani oleh Menhan dari kedua negara sebagaimana yang diharapkan oleh kedua negara.

    Usai Menerima delegasi dari Kamboja, Sekjen juga menerima Delegasi ADSOM dari Laos. Turut mendapingi Sekjen Kemhan RI dalam kesempatan antara lain Dirjen Strahan Kemhan RI Mayjen TNI Puguh Santoso ST, M.Sc, dan Direktur Kerjasama Internasional Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI Wahyu Suhendar.

    Sumber: DMC
    Readmore --> Dephan Terima Kunjungan Degelasi ADSOM Kamboja

    Radar Indera dan Isra Sang Pengintai


    Jakarta - Indonesia mestinya memiliki sistem pemantauan radar yang menjangkau seluruh wilayah mengingat sebagian besar berupa laut. Namun, sarana pengintai kapal penyusup itu hanya ada beberapa sehingga kita sering kecolongan. Membangun kemandirian dalam penyediaan fasilitas strategis itu dimulai Indonesia dengan menciptakan Indera dan Isra.

    Wilayah Nusantara membujur sepanjang 6.000 kilometer lebih di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Luasnya 5,18 juta km persegi dan 60 persen berupa laut. Sebagai negara maritim terluas di dunia, Indonesia tentu memerlukan radar pengawas pesisir dan kapal patroli dilengkapi radar navigasi dan penjejak.

    Data dari Direktorat Jenderal Perhubungan menyebutkan, hanya ada 11 sistem vessel traffic service (VTS). Bila melihat lokasi VTS, sebagian besar berada di kawasan barat Indonesia, sedangkan kawasan tengah dan timur belum termonitor. Untuk menutup daerah kosong itu, Kementerian Perhubungan akan menambah 47 radar VTS dalam beberapa tahun mendatang.

    Penambahan itu belum mencukupi. Idealnya, menurut Hari Purwanto, Staf Ahli Menteri Riset dan Teknologi bidang Pertahanan dan Keamanan (Hankam), diperlukan ratusan radar pantai untuk tujuan hankam.

    Kurangnya sarana pemantau membuat Indonesia rawan dari praktik ilegal, seperti pencurian ikan, penyelundupan, dan pelanggaran batas wilayah perairan oleh kapal asing.

    Ruang udara kita juga rawan pelanggaran oleh pesawat asing, baik sipil maupun militer. ”Setengah ruang udara di atas Indonesia belum terpantau radar,” kata Timbul Siahaan, Staf Ahli Menteri Pertahanan bidang Teknologi dan Industri.

    ”Perlu upaya sungguh-sungguh mengatasi dan mandiri dalam penguasaan teknologi radar hingga penerapan,” kata Hari.

    Prioritas

    Sebagai teknologi yang berbasis pada teknologi telekomunikasi dan elektronika, radio detection and ranging (radar) telah lama digunakan sebagai pendeteksi dan pengukuran jarak suatu obyek dengan menggunakan gelombang elektromagnet, khususnya gelombang radio.

    Antena pemancar radar akan memancarkan gelombang radio, lalu pantulannya pada suatu obyek ditangkap antena penerima radar. Dengan demikian, jarak obyek dapat diketahui.

    Teknologi radar terus dikembangkan kapasitas jangkauan dan aplikasinya. Semula untuk keperluan militer, kemudian masuk ke sektor sipil, yaitu memantau lalu lintas kapal dan penerbangan. Selain itu, juga untuk mengamati kondisi cuaca dan pemetaan.

    Penelitian dan pengembangan hingga penerapan teknologi radar di Indonesia ditetapkan sebagai program prioritas bidang industri hankam. Hal ini diungkapkan Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata dalam Seminar Radar Nasional V 2011 yang diadakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta, pekan lalu.

    Untuk itu akan dibentuk konsorsium yang menghimpun semua pihak, termasuk berkontribusi dalam pembiayaan. Kementerian Riset dan Teknologi tahun lalu mengalokasikan anggaran Rp 20 miliar, di antaranya penelitian dan pengembangan radar yang dilakukan LIPI.

    Isra dan Indera

    Tahun lalu LIPI menghasilkan prototipe radar Isra (Indonesian Surveilance Radar) yang terpasang di Anyer, Banten, untuk memantau lalu lintas kapal di Selat Sunda. Prototipe yang dibuat PT Inti itu merupakan karya bersama LIPI dengan ITB dan International Research Centre for Telecomunication and Radar, Technological University Delft, Belanda.

    Selain itu, ada radar untuk navigasi kapal yang dibuat oleh swasta nasional, yaitu RCS (Radar & Communication System) Group 247. Radar yang disebut Indera (Indonesian Radar) ini diuji coba, Kamis (21/4), oleh TNI AL di dua KRI.

    Menurut Andaya Lestari, Kepala Divisi RCS, dibandingkan radar maritim yang umumnya menggunakan teknologi pulsa berdaya hingga 15 kilowatt, Indera menggunakan sistem FMCW (frequency modulation-continuos wave) berkapasitas 2 watt. Karena itu, keberadaan kapal sulit terdeteksi sehingga menunjang operasi pengintaian.

    Bila uji coba berhasil, radar itu dapat diproduksi untuk memenuhi kebutuhan hankam dalam negeri. Paling tidak 60 kapal perang di Indonesia dapat dilengkapi dengan Indera.

    Menurut Ketua Asosiasi Radar Indonesia Mashuri yang juga Kepala Bidang Telekomunikasi Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi LIPI, radar yang umum digunakan di Indonesia adalah radar yang menggunakan sinyal pulsa seperti sinyal digital. Sistem radar pulsa menggunakan satu antena untuk memancarkan dan menerima sinyal secara bergantian.

    Selain itu, dikembangkan pula radar gelombang kontinu (continuous wave/CW). Radar ini menggunakan dua antena untuk radar pemancar dan penerima. Ada pula radar Doppler untuk menjejak atau melacak kecepatan pergerakan obyek.

    Program Radar Nasional tahap pertama akan berlangsung hingga tahun 2014 untuk menghasilkan satu prototipe generasi baru, antara lain model PSR (Primary Surveillance Radar) untuk mendeteksi dini sasaran, prototipe material, dan komponen peralatan radar. Teknologi radar terus dikembangkan, antara lain untuk membuat radar senjata (radar penjejak optoelektronika) serta pemantauan lalu lintas laut dan udara.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Radar Indera dan Isra Sang Pengintai

    Wednesday, April 27, 2011 | 5:19 PM | 0 Comments

    Indonesia dan Singapura Gelar Latgap Penanggulangan Bencana


    Yogyakarta - Indonesia dan Singapura akan melakukan kerja sama penanggulangan bencana alam dengan menggelar simulasi penanganan bencana pada Juli yang akan diikuti militer kedua negara.

    "Setiap kali terjadi bencana alam, militer selalu menjadi pihak yang bisa bergerak dengan lebih cepat sehingga perlu dilakukan kerja sama yang lebih bisa diimplementasikan," kata Juru Bicara ASEAN Defence Ministers Meeting (ADMM) Penny Radjendra di sela-sela ASEAN Defence Senior Officials Meeting (ADSOM) di Yogyakarta, Rabu (27/4).

    Menurut dia, latihan yang akan dilakukan pada Juli tersebut akan berbentuk simulasi penanganan bencana khususnya untuk menangani bencana gempa bumi yang kemudian memicu timbulnya tsunami.

    Di dalam latihan penanganan bencana tersebut, lanjut dia, militer kedua negara akan mengerahkan aset militer yang dimiliki sesuai dengan kapasitas masing-masing negara. Simulasi penanganan bencana alam tersebut akan digelar di Indonesia dan Singapura.

    "ASEAN juga telah memiliki 'frame work' prosedur standar untuk penanggulangan bencana," lanjutnya.

    Sektor penanganan bencana alam tersebut merupakan satu dari lima sektor konsep kerja sama di bidang pertahanan yang juga akan dimatangkan dalam pertemuan ADSOM dan ADSOM Plus di Yogyakarta yang akan digelar hingga Jumat (29/4).

    Selain penanganan bencana alam, sektor kerja sama lain yang akan dibahas adalah keamanan maritim, operasi untuk menjaga perdamaian, "counterterorism", dan "military medicine".

    Di dalam pertemuan di Yogyakarta tersebut, selain dihadiri 10 negara anggota ASEAN juga akan hadir negara yang menjadi mitra dialog ASEAN yaitu Amerika Serikat, Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia dan Selandia Baru.

    Putaran pertemuan pejabat tinggi ASEAN di bidang pertahanan akan berlangsung selama satu tahun terkait posisi Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2011.

    Puncak kegiatan dari putaran dialog bidang pertahanan tersebut akan berlangsung pada Mei di Jakarta dan para Menteri Pertahanan negara-negara ASEAN akan menghadiri ASEAN Defence Ministers' Meeting (ADMM) untuk mengesahkan deklarasi bersama di bidang pertahanan.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> Indonesia dan Singapura Gelar Latgap Penanggulangan Bencana

    Yogyakarta Tuan Rumah ADSOM

    Pertemuan ADSOM 2010 Di Vietnam.

    Yogyakarta - Para petinggi Kementerian Pertahanan ASEAN dan mitranya dari Amerika Serikat, China dan Jepang, menggelar pertemuan di Yogyakarta.

    Pertemuan ASEAN Defence Senior Official's Meeting (ADSOM) yang digelar di Hotel Hyatt Regency, Rabu (27/4) itu dibuka Sekjen Kementerian Pertahanan RI Marsekal Madya Eris Hariyanto. Pertemuan ini untuk membahas model kerja sama pertahanan antarnegara ASEAN.

    Dalam sambutannya, Eris Hariyanto mengatakan, tantangan di bidang pertahanan kini semakin sulit untuk diprediksi. Karena itu, makin diperlukan moden kerjasama pertahanan yang baik antar negara khususnya di lingkup negara-negara ASEAN.

    "Dibutuhkan model kerjasama pertahanan yang baik antarnegara, khususunya dilingkup ASEAN. Diharapkan, pertemuan ADSOM ini mampu menghasilkan kerangka kerjasama yang bagus," ungkapnya ketika membuka pertemuan ADSOM.

    ASEAN, lanjut Hariyanto, merupakan salah satu entitas yang eksis di Asia-Pasific. Sehingga, dituntut harus memiliki peran yang signifikan.

    "Khususnya peran dalam hal pertahanan itu. Peran ASEAN ke depan akan semakin meningkat," imbuhnya.

    Sebelumnya, para delegasi ASEAN telah melakukan agenda working group di Surabaya dan Yogyakarta. Sedangkan ADSOM ini sendiri dilakukan secara tertutup hingga 30 April mendatang.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> Yogyakarta Tuan Rumah ADSOM

    Pengamat : Latihan Militer Harus Jauhi Penduduk, Tapi Tidak di Perbatasan


    Jakarta - Komisi I DPR meminta agar TNI memindahkan latihan militer dari Pulau Jawa, terutama Kebumen. Salah satu solusi yang ditawarkan memindahkan tempat latihan militer ke daerah perbatasan.

    Namun, Pakar dibidang pertahanan dan keamanan, Andi Widjajanto berpendapat lain. Andi menilai latihan militer TNI sebaiknya tidak dilakukan di daerah perbatasan. “Tempat latihan mililter apalagi kalau menggunakan amunisi betulan tidak bisa dilakukan diwilayah perbatasan karena menimbulkan provokasi. Namanya cari gara-gara,” katanya saat dihubungi, Rabu (27/4).

    Menurut dia, jika dipindahkan dari wilayah penduduk itu wajib karena, fasilitas militer pun memiliki standar jarak humaniter. Artinya ada jarak terpisah dari fasilitas sipil dengan fasilitas militer. Jarak inilah yang tidak boleh dimasuki warga sipil.

    Indonesia masih punya banyak tempat yang bisa dipakai untuk menggelar lattihan seperti Sumatera dan Kalimantan. “Yang jelas jangan diperbatasan,” tegasnya. Bila itu dilakukan, akan ada tindakan pembalasan dari negara tetangga seperti Malaysia karena bisa dianggap mengancam kedaulatan mereka.

    Berkaca pada peristiwa Kebumen, ia beranggapan lokasi ideal untuk latihan militer selevel latihan di Kebumen yakni tidak ada pemukiman penduduk dan harus betul-betul terisolasi. Karena, latihan di Kebumen diperuntukan bagi uji coba meriam dan amunisi kaliber berat.

    Sumber: REPUBLIKA
    Readmore --> Pengamat : Latihan Militer Harus Jauhi Penduduk, Tapi Tidak di Perbatasan

    Panglima TNI: Veteran Banyak Berjasa Untuk Negeri Ini


    Jakarta - Anggota Legium Veteran Republik Indonesia (LVRI) telah banyak berjasa kepada bangsa dan negara khususnya pada zaman penjajahan untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

    Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono saat menerima kunjungan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Legium Veteran Republik Indonesia (DPD LVRI) DKI Jakarta di Ruang Kerja Panglima TNI, Jakarta Pusat, Selasa (26/4), kemarin seperti dilansir dalam siaran pers Puspen TNI yang diterima Jurnal Nasional.

    Kunjungan silaturahmi DPD LVRI DKI Jakarta, dipimpin oleh ketua, HW Sriyono. Kunjungan tersebut bertujuan untuk menyampaikan program kerja LVRI. Selain itu, menyampaikan buku tentang veteran yang baru selesai dibuat.

    Pada kesempatan itu, Panglima TNI menyebutkan beberapa peristiwa heroik yang pernah terjadi dan melibatkan anggota LVRI antara lain pertempuran Ambarawa pada 15 Desember 1945 yang merupakan bukti nyata jiwa patriotisme Matra Darat. Kegigihan pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dibantu oleh rakyat, bersatu dan saling bahu-membahu berhasil menghancurkan kekuatan tentara Sekutu.

    Pertempuran di Laut Aru pada tanggal 15 Januari 1962 juga merupakan bukti nyata jiwa patriotisme prajurit Matra Laut. Pertempuran di laut Aru ini ditandai oleh gugurnya Komodor Jos Soedarso beserta Anak Buah Kapal (ABK) lainnya sebagai pahlawan bangsa dalam upaya niat suci merebut kembali Irian Barat (sekarang Papua) dari tangan kolonial Belanda.

    “Papua merupakan bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak dapat terpisahkan,” kata Panglima TNI.

    Peristiwa lainnya adalah serangan udara pada tanggal 29 Juli 1947 sebagai bukti nyata jiwa patriotisme prajurit Matra Udara. Serangan udara yang penuh semangat dan terjadi dalam satu hari, 29 Juli 1947, betul-betul merupakan pengabdian, bhaktinya kepada negara dan bangsa. Oleh karena itu, sejak tahun 1962 tanggal 29 Juli ditetapkan menjadi “Hari Bhakti TNI AU”.(JURNAS/WDN)
    Readmore --> Panglima TNI: Veteran Banyak Berjasa Untuk Negeri Ini

    Indonesia Dan Negara PACS Bangun Konsensus Strategis

    Ilustrasi.

    Jakarta - Kementerian Pertahanan (Kemhan) berupaya membangun konsensus strategis. Hal itu antara lain diwujudkan dalam The Pacific Area Cataloguing Seminar (PACS) Forum XIII, yang digelar Pusat Kodifikasi Badan Sarana Pertahanan (Puskod Badan Ranahan) Kemhan.

    Demikian keterangan Pusat Komunikasi Publik Kemhan melalui surat elektronik yang diterima Suara Karya di Jakarta, kemarin. PACS Forum XIII dibuka secara langsung Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Selasa (26/4), dan akan berlangsung selama tiga hari, 26-28 April 2011 di Jakarta.

    PACS adalah forum negara-negara anggota Pacific Area Senior Officers Logistics Seminar (PASOLS) yang berkomitmen bekerja sama meningkatkan penertiban, dan penggunaan NATO Codification System (NCS). NCS adalah sistem yang disiplin dan standar untuk klasifikasi dan identifikasi materiil.

    PACS Forum XIII diikuti sekitar 120 peserta yang berasal dari sejumlah negara anggota PACS. Antara lain, Australia, Brunei Darussalam, Kanada, China, Fiji, India, Jepang, Kiribati, Korea Selatan, Malaysia, Maldives, Mongolia, Selandia Baru, Pakistan, Papua Nugini, Filipina, Rusia, Singapora, Kepulauan Solomon, Srilanka, Thailand, Tonga, Amerika Serikat, dan Vanuatu.

    Menurut Menhan Purnomo Yusgiantoro, di masa mendatang, mereka yang mengendalikan standar akan mendapatkan keunggulan. "Saat ini, banyak negara di seluruh dunia telah bekerja keras memimpin lomba standar global tentang industri pertahanan," ujarnya.

    Selain itu, tutur dia, karena memiliki makna ekonomi, negara-negara dalam kelompok terkemuka akan menuai manfaat yang substansial. Dalam NATO, negara-negara anggota telah membuat sistem standar umum yang saat ini sedang digunakan. Salah satunya adalah sistem kodifikasi NATO yang digunakan untuk pertukaran informasi katalog materiil secara efisien. Sistem ini juga diterapkan pada kegiatan ekonomi.

    Konsensus Strategis

    Menhan juga berpendapat, kerja sama antara NCB Indonesia dan PACS, akan memberikan kesempatan untuk sekali lagi menyadari pentingnya katalog dalam bidang logistik, di samping menciptakan konsensus strategis. "Saya sangat berharap, bahwa seminar ini akan menjadi kesempatan bagi semua negara anggota untuk membuat kemajuan dalam upaya katalog mereka, sementara pada saat yang sama membantu memperluas kerja sama di antara mereka," katanya.

    Secara khusus, manfaat penggunaan NCS antara lain, pemakaian inventori, pengurangan duplikasi dan logistic interoperability.

    Kemudian, ada peningkatan kemampuan mengidentifikasi item pengganti, referensi silang suku cadang, mempromosikan interoperabilitas, komunikasi secara teknis dengan bangsa lain, dan menyediakan pengadaan yang kompetitif, dengan tidak tertuju hanya pada satu pemasok.

    Sumber: SUARA KARYA
    Readmore --> Indonesia Dan Negara PACS Bangun Konsensus Strategis

    Menhan Sindir Citra Buruk DPR

    Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyindir citra buruk DPR RI terkait kunjungan kerja ke luar negeri. Sindiran Purnomo berawal dari kesimpulan rapat kerja Komisi I DPR RI dengan Menhan dan jajaran TNI, Selasa (26/4/2011) kemarin. Dalam kesimpulan nomor empat itu, DPR meminta TNI untuk meningkatkan peran hubungan masyarakat (Humas) pascabentrokan anggota TNI dan warga Urut Sewu, Desa Sentrojenar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, 16 April lalu.

    Kesimpulan tersebut berbunyi 'DPR meminta untuk meningkatkan upaya kehumasan TNI untuk menghadirkan pemberitaan berdasarkan fakta yang dengan memanfaatkan sarana komunikasi yang ada'. Poin kesimpulan ini sempat lama dibahas karena anggota komisi sibuk dengan tata bahasanya. Setelah disetujui, Purnomo pun berkomentar singkat.

    "Kalau bicara soal kehumasan jangan pemerintah saja. DPR juga bermasalah soal kehumasan. Nyatanya, banyak persoalan muncul karena persoalan di DPR, seperti kunjungan ke luar negeri,"
    ungkap Purnomo yang disambut langsung dengan tawa kecil para peserta rapat.

    Purnomo juga mengatakan bahwa program kehumasan yang baik pun tak menjamin bahwa poin itulah yang akan dimuat di media. Kontan, celetukan Purnomo itu disambut oleh Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin yang memimpin rapat. "Kalau soal pergi ke luar negeri, biar Pak Roy Suryo saja yang jawab," ungkap politisi PDI-P ini sambil tertawa pula.

    Komisi I DPR RI termasuk salah satu komisi yang menggelar kunjungan kerja dan studi banding ke luar negeri dalam masa reses sejak dua minggu lalu. Tiga dari empat rombongan sudah berangkat, yaitu ke Perancis dan Italia, Turki dan Rusia. Satu rombongan lagi ke Amerika Serikat akan berangkat pad aminggu pertama Mei. Komisi I termasuk yang tidak mempublikasikan rencananya sebelum berangkat.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Menhan Sindir Citra Buruk DPR

    TNI Disaran Untuk Menggelar Latihan Di Dekat Area Musuh

    Ilustrasi.

    Jakarta – Komisi I DPR akan mengevaluasi penggunaan tanah- tanah negara untuk latihan TNI, pascabentrokan warga dengan TNI di Kebumen, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

    Bahkan disarankan, tempat-tempat latihan TNI dipindahkan ke area yang berdekatan dengan musuh. Komisi I juga akan segera melakukan pembahasan internal untuk mempertimbangkan pembentukan tim kecil guna mempelajari masalah di Kebumen secara menyeluruh. Hasil itulah yang salah satunya digunakan sebagai evaluasi terhadap penggunaan tanah negara untuk latihan TNI.

    Keputusan itu tertuang setelah dilakukan rapat dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Jakarta kemarin. Rapat membahas pasca bentrokan di Kebumen itu juga dihadiri para kepala staf TNI serta Pangdam IV Diponegoro Mayjen Langgeng Sulistyo.“ Dalam waktu dekat dilakukan pembahasan terpadu antara pemerintah dan Komisi I DPR.

    Tujuannya untuk menemukan solusi konkret, termasuk anggaran sertifikasi,atas persoalan tanah negara yang digunakan untuk latihan maupun dikelola TNI,”kata Wakil Ketua Komisi I TB Hasanuddin. Anggota Komisi I DPR Effendi Choirie menuturkan,perlu dilakukan evaluasi penggelaran struktur dan pusat-pusat latihan TNI.Menurut dia, lokasi latihan semestinya tidak dilakukan di wilayah padat penduduk.“

    Apakah yang sekarang ini masih relevan?”tanyanya. Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menyebut luas lahan sengketa di Kebumen meliputi tiga kecamatan, yakni Buluspesantren (5.000 m2),Ambal (3.000 m2),dan Mirit (3.000 m2).“Totalnya 11.500 m2 merupakan tanah eks KNIL dan Jepang yang telah diserahkan ke negara,”katanya.

    Sumber: SINDO
    Readmore --> TNI Disaran Untuk Menggelar Latihan Di Dekat Area Musuh

    Tuesday, April 26, 2011 | 7:51 PM | 0 Comments

    Skuadron Udara 21 : Mudah-Mudahan Dalam Waktu Dekat Datang Super Tucano

    Malang - Dalam perjalanan pengabdiannya Skadron Udara 21 yang pernah mengoperasikan pesawat tempur OV-10F Bronco sejak awal kedatangannya pada akhir tahun 1976 hingga tahun 2007 merupakan tulang punggung TNI Angkatan Udara dalam setiap pelaksanaan operasi pertahanan dan keamanan dalam negeri, jelas Komandan Lanud Abd Saleh Marsma TNI A. Dwi Putranto pada acara Sertijab Komandan Skadron Udara 21 di lapangan apel Wing 2 Lanud Abdulrachman Saleh (26/4).

    Namun setelah itu, Skadron Udara 21 mengalami kevacuman tanpa pesawat selama tiga setengah tahun. Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan datang pesawat EMB 314 Super Tucano sebagai pengganti OV-10F Bronco, lanjutnya.

    Untuk itu Komandan Mengharapkan kepada Komandan Skadron Udara 21 yang baru, Mayor Pnb James Yanes Singal menggantikan Letkol Pnb Fairlyanto, beserta anggotanya dan jajaran yang terkait agar mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut kedatangan pesawat tersebut.

    Upacara Sertijab berjalan dengan baik dan lancar dihadiri oleh seluruh pejabat Lanud beserta Insub. Selanjutnya Letkol Pnb Fairlyanto menjabat sebagai Parit Opslat Irjenau sementara Mayor James sebelumnya menjabat sebagai Ka Ruops Lanud Adi Sucipto Yogyakarta.

    Sumber: TNI AU
    Readmore --> Skuadron Udara 21 : Mudah-Mudahan Dalam Waktu Dekat Datang Super Tucano

    Menhan : Tidak Ada Masalah Soal Cekal Sjafrie

    Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan bahwa sudah tidak ada masalah lagi terkait cekal terhadap Wakil Menteri Pertahanan Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsuddin oleh Amerika Serikat.

    "Saya kira hubungan Indonesia-Amerika Serikat sudah membaik. Saya kira sudah tak ada masalah lagi terkait cekal Pak Sjafrie," kata Purnomo kepada antaranews.com sebelum mengikuti rapat kerja Komisi I DPR RI dengan Menteri Pertahanan dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono di Gedung DPR RI di Jakarta, Selasa.

    Purnomo menambahkan, bila Sjafrie ke Amerika Serikat, tentunya akan memberitahukan dan tentunya akan diurus.

    "Siapa yang bilang beliau (Sjafrie) dicekal? Kan beliau tidak ke AS. Kalau ke AS pasti dikabarin ke kita," kata Purnomo meski tidak bisa memastikan apakah AS masih menolak jika Sjafrie mengunjungi negara itu.

    Ketua Komisi I DPR RI Mahfud Siddiq mengatakan, kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Amerika Serikat tanggal 6-13 Mei 2011 membawa misi untuk meminta kepada pemerintah Amerika Serikat agar mencabut "cekal" terhadap Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddin.

    "Memang tidak khusus. Tapi anggota Komisi I DPR RI akan melobi pemerintah AS agar mencabut cekal Sjafrie Sjamsuddin," kata Mahfud.

    Ia menyayangkan sikap pemerintah AS yang masih memberlakukan cekal terhadap mantan Pangdam Jaya itu.

    Mestinya, kata politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Pemerintah Amerika Serikat bisa mengeluarkan visa buat Sjafrie yang menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan.

    "Kan aneh saja, posisi Sjafrie sebagai Wamenhan, mestinya jadi pertimbangan bagi pemerintah AS untuk mengeluarkan visa. Khusus untuk Sjafrie, tidak positif jika ada kasus seperti itu lalu dicekal kecuali AS tidak menganggap penting hubungan kedua negara," kata Mahfud.

    Ia mengakui, hingga saat ini, pemerintah AS belum mengeluarkan visa kepada Sjafrie Sjamsuddin.

    "Ya, benar bahwa sampai sekarang AS belum mengeluarkan visa untuk pak Sjafrie karena berbagai pertimbangan dan salah satunya adalah kasus 98," kata dia.

    Terkait itu, Komisi I sempat menanyakan hal tersebut saat Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Scot Marciel berkunjung ke Komisi I DPR RI (Jumat, 13/3).

    "Gak ada solusi dari Dubes AS karena tidak memiliki kewenangan untuk itu," kata Mahfud.

    Sjafrie sendiri dicekal karena kasus dugaan pelanggaran HAM saat terjadi kerusuhan Mei 1998. Namun di pengadilan, tudingan tersebut tidak terbukti sama sekali.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Menhan : Tidak Ada Masalah Soal Cekal Sjafrie

    Indonesia Dan India Melakukan Patkor Indindo Di Perairan Selat Malaka

    INS Batti Malv.

    Belawan - Dua Kapal Perang Angkatan Laut India INS Cheetah dan INS Batti Malv serta satu pesawat tempur INS Dornier siap berpartisipasi dalam kegiatan Ind-Indo Corpat yang merupakan patroli terkoordinasi pengamanan perairan dengan TNI AL.

    Direncanakan kegiatan Indian Navy dan TNI AL yang dilaksanakan di mulut Selat Malaka dan Laut Andaman India tersebut, sebagai bagian dari tindakan untuk menjaga bagian dari Samudera Hindia agar aman dari ancaman khususnya bagi pelayaran komersil.

    Menurut Commander Pankaj Sharma selaku kapten INS Cheetah, patroli terkoordinasi antara India – Indonesia ini merupakan putaran ke-17 yang dijadwalkan berlangsung mulai April 2011. Dimana Satuan Tugas ini dipimpin oleh Naval Component Commander Commodore BC Sethi.

    Kegiatan ini diawali dengan partisipasi pengerahan KRI Pattimura yang melaksanakan patroli bersama Indian Navy selama dua hari, dalam upacara seremoni pembukaan yang dilaksanakan oleh Komponen Angkatan Laut India Komando Andaman dan Nicobar di Port Blair.

    Melalui patroli terkoordinasi ini, lanjut Pankaj, hubungan pertahanan yang terjalin antara Indonesia dan India berkembang dengan baik, di mana kedua bangsa saling berlatih dalam kegiatan kerjasama antar Angkatan Bersenjata dari kedua Negara bersahabat ini.

    Dijelaskan Pankaj, India dan Indonesia mengikat kemitraan strategis ini pada saat kunjungan kenegaraan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke India pada tahun 2005 lalu. Kemitraan tersebut menggambarkan kedekatan hubungan pertahanan kedua negara.

    Hal ini dilanjutkan dengan dilaksanakannya kunjungan tetap dari perwira tinggi kedua negara. Laksamana Slamet Soebijanto, mantan Kepala Staf Angkatan Laut Indonesia (Kasal) yang mengunjungi India pada tahun 2007. Sedangkan Laksamana Nirmal K. Verma, Kepala Staf Angkatan Laut India pun mengunjungi Indonesia pada April 2011.

    Bahkan sebelumnya dua kapal Angkatan Laut India yaitu INS Airavat dan IND Khanjar ikut berpartisipasi dalam International Fleet Review TNI AL yang diadakan pada Agustus 2009 silam di Bitung.

    Nantinya dijadwalkan, kata Pankaj, setelah melaksanakan patroli terkoordinasi di laut lepas, kapal-kapal dan pesawat TNI AL dan Angkatan Laut India yang berpartisipasi akan berkumpul di Belawan dari (24/4) – (26/4),guna melaksanakan acara penutupan Ind-Indo Corpat ke-17 tersebut.

    Senin (25/4) malam, Konsul Jenderal India di Medan R Sukumaran menjamu makan malam personil angkatan laut tersebut di The Exchange Club, Uniland Medan. Hadir pada jamuan makan malam tersebut antara lain Konsul Jenderal Jepang di Medan Yuji Hamada, Konsul Amerika Serikat di Medan Stanley Harsha, Konsul Jenderal Malaysia di Medan Norlin Othman, anggota DPD RI asal Sumut Dr Rahmat Shah dan lainnya.

    Sumber: HARIAN ANALISA
    Readmore --> Indonesia Dan India Melakukan Patkor Indindo Di Perairan Selat Malaka

    10 KRI Melakukan Manuvra Lapangan

    Jakarta – Latihan Pratugas unsur KRI Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) tahun 2011 memasuki tahap Manuvra Lapangan dengan melibatkan 10 KRI . Kapal perang baru TNI AL jenis Landing Platform Dock (LPD) KRI Banda Aceh-593 turut dilibatkan pada manuvra lapangan ini, sekaligus sebagai sarana uji coba/Sea Trial kapal perang tersebut setelah masuk memperkuat jajaran Komando Lintas Laut Militer.

    Kapal perang produksi dalam negeri buatan PT. PAL Surabaya tersebut, Selasa (26/4) bertolak dari dermaga Kolinlamil dengan membawa satu kompi pasukan marinir guna mengikuti serial latihan dalam manuvra lapangan bersama dengan unsur-unsur Kolinlamil lainnya. Turut onboard di KRI Banda Aceh-593 Asops Panglima Kolinlamil Kolonel Laut (P) Kris Sri Hod Irian T., S.Pi. dan Komandan Satlinlamil Jakarta Kolonel Laut (P) Dri Suatmaji guna memantau pelaksanaan berbagai serial latihan dalam lapratugas 2011.

    Selain KRI Banda Aceh-593 unsur-unsur lainnya yang dilibatkan dalam manuvra lapangan, diantaranya KRI Tanjung Nusanive-973, KRI Teluk Manado-537, KRI Karimata-960 berangkat dari pangkalan Jakarta dan KRI Teluk Lampung-540, KRI Teluk Parigi-539 dan KRI Teluk Bone-511 yang bertolak dari dermaga Ujung Surabaya.

    Pada tahap manuvra lapangan ini seluruh unsur akan melaksanakan berbagai serial latihan diantaranya mulai dari pergerakan kapal keluar alur pelabuhan, latihan peran melewati medan ranjau, komunikasi taktis antar unsur, serta manuvra taktis. Seluruh unsur akan melaksanakan linla menuju Perairan Laut Jawa menuju Perairan Utara Cirebon untuk melaksanakan latihan penembakan atas permukaan di Tanjung Rakit.

    Bagi kapal perang baru yang memperkuat jajaran Kolinlamil yaitu KRI Banda Aceh-593, ajang latihan latpratugas ini selain digunakan sebagai sarana meningkatkan kemampuan dan keterampilan pengawaknya dalam mengikuti berbagai serial latihan yang dilaksanakan, juga sekaligus sebagai sea trial untuk menguji kesiapan kapal beserta semua komponennya guna mengemban tugas operasi Kolinlamil ke depan dalam mendukung pergeseran pasukan ke daerah rawan dan pulau terluar, pergeseran material maupun pergeseran logistik.

    Sumber: POS KOTA
    Readmore --> 10 KRI Melakukan Manuvra Lapangan

    Komisi I Meminta TNI Untuk Merelokasi Tempat Latihan Perang

    Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta TNI merelokasi tempat latihan dari Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Permintaan ini untuk mencegah bentrokan kembali terjadi.

    Anggota Komisi I DPR Effendi Choirie mengatakan, tempat latihan tentara tersebut terlalu dekat dengan pemukiman penduduk. "Seharusnya tempat latihan dekat dengna musuh dan jauh dari penduduk," katanya dalam rapat kerja dengan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Selasa (26/4).

    Permintaan serupa disampaikan anggota Komisi I DPR lainnya, Nurhayati ALi Asegaf. Dia menyarankan TNI berlatih di pulau-pulau kosong.

    Bentrokan warga Setrojenar, Kebumen, dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (AD) itu ditengarai karena ada penolakan latihan perang di lahan warga. Bahkan warga meminta agar TNI melakukan relokasi tempat latihan untuk TNI. "Kan banyak tuh. Bisa digunakan pulau-pulau kosong untuk latihan militer. Sehingga orang tidak ketakutan ketika mendengar suara meriam," kata Nurhayati.

    Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin juga menekankan tempat latihan harus jauh dari pemukiman penduduk. Dia bercerita sewaktu dirinya menjadi prajurit TNI tidak pernah menemukan rakyat di tempat latihan. "Beli rokok saja harus pakai kendaraan. Itu butuh setengah jam untuk membeli rokok," katanya.

    Asal tahu saja, warga Desa Setrojenar bentrok dengan TNI pada 16 April lalu. Bentrokan terjadi karena warga menolak TNI berlatih di daerah mereka.

    Sumber: KONTAN
    Readmore --> Komisi I Meminta TNI Untuk Merelokasi Tempat Latihan Perang

    TNI Siapkan Satgas Pengamanan Saat KTT ASEAN 2011


    Jakarta - TNI menyiapkan Satuan Tugas Pengamanan (Satgaspam) VVIP untuk mendukung pelaksanaan KTT ke-18 ASEAN yang akan berlangsung di Jakarta, 4-8 Mei 2011.

    "Satgaspam VVIP tidak saja terdiri atas personel Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), tapi juga pasukan khusus seperti Gultor Kopassus, Denjaka, Denbravo, termasuk Taipur Kostrad, Kizi Jihandak, dan Nubika," kata Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI Y. Surjo Prabowo di Jakarta, Senin (25/4).

    Dalam pemeriksaan kesiapan Satgaspam VVIP KTT ASEAN 2011, ia menambahkan satuan pengamanan VVIP KTT ASEAN juga melibatkan Tim Satwa serta pasukan dari Polda Metro Jaya.

    Pada gelar kesiapan Satgaspam VVIP KTT ASEAN 2011 tersebut diperlihatkan berbagai demonstrasi yang ditampilkan anggota Satgas. Aksi-aksi tersebut di antaranya pengawalan VVIP, mengatasi peledakan bom,i unjuk rasa, penghadangan di jalan, hingga penyelamatan VVIP dari gedung bertingkat.

    "Semua dilakukan seperti kejadian yang sebenarnya, tidak ada keraguan dalam bertindak termasuk aksi peledakan bom untuk menyelamatkan VVIP yang dilakukan oleh anggota Satgaspam VVIP meskipun harus rela mengorbankan diri sebagai tameng hidup," katanya.

    Sebelumnya, Kasum TNI melaksanakan peninjauan static show yang terdiri dari alat-alat deteksi, komunikasi dan elektronika serta berbagai peralatan yang akan digunakan dalam rangka pengamanan KTT ASEAN.

    Dalam pengarahannya, Kasum TNI menekankan kepada prajuritnya agar ilmu yang didapatkan dan dimiliki selama ini digunakan untuk pengamanan VVIP.

    "Waktu yang ada agar digunakan untuk berlatih dan berlatih, serta saling mengenal satu sama lain. Pengamanan KTT ke-18 ASEAN jangan dianggap biasa, tapi biasakan yang benar," ujar Surjo Prabowo.

    Ia menambahkan, penyelenggaraan KTT ke-18 ASEAN di Jakarta merupakan kehormatan dan harga diri bangsa untuk menunjukkan kepada dunia internasional Indonesia mampu menyelenggarakan KTT ASEAN dalam keadaan aman dan nyaman.

    "Untuk menyukseskan terselenggaranya KTT tersebut diharapkan masyarakat dapat berperan aktif dalam menjaga keamanan, ketertiban, dan kenyamanan kota Jakarta selama pelaksanaan KTT ASEAN," katanya.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> TNI Siapkan Satgas Pengamanan Saat KTT ASEAN 2011

    Pengembangan Produksi Alutsista Lokal Terus Ditingkatkan


    Prajurit TNI Angkatan Laut berbaris di samping KRI Clurit-641 dalam upacara di Terminal Batu Ampar, Kota Batam, Kepulauan Riau, Senin (25/4). Dalam kesempatan itu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meluncurkan KRI Clurit-641 yang merupakan kapal perang pertama buatan dalam negeri.

    Jakarta - Pemerintah sedang mengembangkan produksi alat utama sistem senjata (alutsista) dalam negeri. Targetnya, industri senjata nasional bisa memenuhi kebutuhan persenjataan.

    ”Dengan begitu, perusahaan-perusahaan seperti PT Pindad Persero, PT PAL,atau PT LEN bisa mengembangkan industrinya untuk memenuhi pasokan persenjataan di dalam negeri,” ungkap Menteri Keuangan Agus Martowardojo di Jakarta kemarin. MenurutAgus,dalam waktu dekat pemerintah akan merevisi PP Nomor 38/2003 tentang Pembebasan Bea Masuk Bahan Baku Impor Alutsista Bersifat Umum.Semula hanya amunisi dan senjata, tapi kelak akan meluas ke kendaraan tempur, pesawat, radar, kapal laut, dan alat optik.

    “Sejauh ini memang belum dibahas, tapi fokus kita akan mengembangkan industri persenjataan dalam negeri,” ungkapnya. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pembangunan industri pertahanan dalam negeri sudah ditetapkan oleh pemerintah. Termasuk pagu yang bisa dipakai untuk alokasi pendanaan, dan jumlahnya cukup besar dalam mendukung industri persenjataan.

    Sekarang masih dalam proses penyusunan bluebook di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). “Setelah jadi dan ditetapkan oleh Menkeu, ke depan akan menjadi pegangan bagi kita untuk pembelanjaan alutsista,”tuturnya. Purnomo menjelaskan, lima tahun lalu pagu alokasi pinjaman baru dipakai sebagian dan sebagian lagi bisa di carry over untuk dipakai dan dengan jumlah yang cukup besar.

    “Lima tahun lalu baru terpakai 40–50%,ditambah untuk pagu pinjaman saat ini,”ujarnya. Di tempat terpisah,PT Bank Mandiri Tbk memberikan pembiayaan kepada PT Palindo sebesar Rp65,97 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan dua unit kapal cepat rudal tipe 40 yang akan memperkuat armada TNI Angkatan Laut.

    Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini mengatakan, satu unit kapal cepat rudal KRI Clurit dengan nomor lambung 641 telah selesai dibangun dan diresmikan oleh Menteri Pertahanan di Dermaga Batu Ampar, Batam. “Bank Mandiri ingin terus meningkatkan peran aktif dalam pengembangan teknologi alutsista,”katanya.

    Sumber: SEPUTAR INDONESIA
    Readmore --> Pengembangan Produksi Alutsista Lokal Terus Ditingkatkan

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.