ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Saturday, May 28, 2011 | 8:29 PM | 0 Comments

    Hacker Membobol Jaringan Lockheed Martin

    Washington - Pembajak tak dikenal membobol jaringan keamanan Lockheed Martin Corp dan beberapa kontraktor militer AS lainnya.

    "Mereka membobol sistem keamanan yang dirancang untuk mencegah penyusup dengan membuat duplikat kunci elektronik "SecurID" divisi keamanan RSA dari EMC Corp," kata sumber kepada Reuters.

    Belum diketahui jenis datanya jika ada yang dicuri oleh hacker. Namun, jaringan Lockheed dan kontraktor militer lainnya berisi data sensitif sistem senjata masa depan serta teknologi militer yang saat ini digunakan dalam pertempuran di Irak dan Afganistan.

    Perusahaan-perusahaan pembuat senjata adalah perusahaan terakhir yang dibobol melalui serangan canggih yang telah menembus pertahanan perusahaan besar, termasuk Sony, Google Inc, dan EMC Corp.

    Para ahli keamanan mengatakan hampir tidak mungkin bagi perusahaan atau instansi pemerintah untuk membangun jaringan keamanan yang tidak tertembus hacker.

    Pentagon, yang memiliki sekitar 85 ribu personel militer dan warga sipil yang bekerja pada isu-isu keamanan cyber di seluruh dunia, mengatakan mereka juga menggunakan sejumlah terbatas dari kunci keamanan elektronik RSA, namun menolak untuk mengatakan berapa banyak karena alasan keamanan.

    Menurut sumber tersebut, para hacker belajar bagaimana menyalin kunci keamanan dengan data yang dicuri dari RSA saat serangan canggih yang diungkap EMC pada bulan Maret.

    EMC menolak berkomentar tentang masalah ini, seperti yang dilakukan eksekutif di kontraktor militer besar lainnya.

    Rick Moy, Presiden NSS Labs, sebuah perusahaan keamanan informasi, mengatakan serangan pada RSA ini cenderung ditargetkan pada pelanggan, termasuk organisasi militer, keuangan, pemerintah, dan lainnya dengan kekayaan intelektual kritis.

    Ia mengatakan serangan RSA awal diikuti oleh kampanye malware dan phishing mencari data tertentu yang akan menghubungkan obyek ke pengguna akhir, yang berarti serangan pada saat ini telah dilakukan oleh para hacker yang sama.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Hacker Membobol Jaringan Lockheed Martin

    Warga Balikpapan Dipersilahkan Berpose Dengan Sukhoi TNI AU

    Sukhoi TNI AU.

    Balikpapan - Sebentar lagi, warga Balikpapan akan bisa berpose dengan pesawat tempur milik TNI AU. Khusunya, pesawat tempur yang jadi kembagaan, yakni Sukhoi buatan Rusia. Dijadwalkan, ada empat pesawat Sukhoi yang akan dipajang di Base Ops Sepinggan Lanud Balikpapan, pada (5/6) mendatang.

    Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Balikpapan, Letkol Pnb Rifa Yanto ST MSc mengatakan, bahwa pesawat tersebut akan berada di Balikpapan selama senam hari berturut-turut. “Semua ini untuk menunjukkan kepada masayarakat Balikpapan, terutama pelajar bahwa militer negara kita cukup kuat. Kalau biasanya hanya menonton di televisi dan melihat gambar di koran, nanti ada kesempat untuk melihat langsung,” ujar Rifa.

    Diharapkan, dengan adanya statis show yang dilakukan di base ops ini, akan membangkitkan kebanggan masyarakat Balikpapan sebagai warga Indonesia. Karena, mereka tahu kekuatan militer negera kita yang bersatandar internasional. Tidak kalah dengan negara besar lainnya.

    Kedatangan empat Pesawat Sukhoi ke Balikpapan dari Skuadron ini dalam rangka latihan kilat selama dua hari, sejak 6-7 Juni. Yakni, pelatihan koordinasi melalui radar dan pengejaran pesawat asing yang masuk wilayah hukum Indonesia. Nah,teknisnya pesawat asing tersebut akan dipaksa mendarat di Bandara Sepinggan. “Jadi latihan kilat ini intianya memantapkan koordinasi antara pesawat dan radar. Mulai dari penemuan pesawat di udara sampai turun di darat. Kemudian baru kita introgasi awak pesawat asing tersebut di Bandara Sepinggan denga melibatkan tim gabungan sekirar 260 prajurit,” kata perwira berpangkat dua bunga di pundak ini.

    Kemduian, dilanjutkan dengan operasi cakra selama dua hari pula, 8-9 Juni. Terakhir adalah latihan pengamanan kawasan Ambalat dan patroli kawasan perbatasan selama dua hari, mulai 10-11 Juni.

    “Setiap hari latihan terus pesawat itu. Tapi hanya beberapa jam saja, selebihnya parkir lagi di base ops kita. Disitu nanti masyarakat bias melihatnya langsung,” terangnya.

    Lanjut ia, Rifa menyebutkan bahwa kedatangan sukhoi di Balikpapan merupakan kesempatan yang sangat langka. Karena untuk bisa mendatangkan satu dibutuhkan dana yang tidak sedikit. “Kemungkinan nanti kita bagi jadwal kunjungan untuk melihat dari dekat pesawat tempur ini. Hari pertama untuk muspida, pelajar kemudian dilanjutkan masyarakat umum,” pungkas Rifa Yanto.

    Sumber: METRO BALIKPAPAN
    Readmore --> Warga Balikpapan Dipersilahkan Berpose Dengan Sukhoi TNI AU

    Lanal Pontianak Akan Menjadi Pangkalan Utama TNI AL

    Lanal Pontianak.

    Pontianak - Pangkalan Angkatan Laut Pontianak akan menjadi Pangkalan Utama TNI AL. Peningkatan ini mempertimbangkan lokasi Kalimantan Barat yang strategis. Danlanal Pontianak Kolonel Laut (P) Parno mengatakan ada dua alternatif lokasi untuk Lantamal.”Ada dua opsi untuk lantamal, yakni di Mempawah dan Lanal Pontianak sekarang.

    Di Mempawah lahannya seluas 56 hektar, sedangkan Lanal Pontianak saat ini dua hektar yang nantinya akan ditingkatkan,” ujar Parno di Kantor Gubernur Kalbar, Jumat (27/5) pagi.Saat ini Lanal Pontianak termasuk Lanal kelas B. Kapal perang yang bisa masuk adalah yang memiliki draf kurang dari 4 meter. Untuk kapal perang sekelas Yos Sudarso tidak bisa masuk. ”Kapal yang berpatroli tetap ada. Saat ini yang sedang patroli adalah KRI Baracuda,” katanya.

    Menurut Parno, kondisi perairan laut di Kalbar dan sekitarnya aman. Tetapi TNI AL tetap bekerja menjaga keamanan karena potensi ancaman tetap ada. Pada bagian utara terdapat potensi perompakan.

    Bagian utara ini berada di zone ekonomi ekslusif (ZEE) termasuk Laut Natuna yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Selain itu juga terdapat ancaman kapal-kapal ikan asing yang mencuri ikan.Selama ini TNI AL memiliki pos pengamanan mulai dari Temajuk, Paloh, Pemangkat, Mempawah, Ketapang, Kendawangan, dan Serutu. Selain itu juga ada pos-pos kecil lainnya. ”Jika dilihat masih kurang, tetapi belum bisa disebutkan dalam angka,” ungkap Parno.

    Ia berharap peningkatan Lanal Pontianak menjadi Lantamal dapat dilakukan secepatnya. Saat ini sedang dalam proses pengajuan. Pertengahan tahun Kasal sudah mengajukannya kepada Panglima TNI. Tetapi sebelum dilakukan peningkatan perlu menyiapkan infrastruktur seperti perkantoran dan hal ini sedang dilakukan.

    Nantinya Lantamal memiliki fungsi utama untuk mendukung angkatan perang TNI AL. ”Tentunya butuh bekal peralatan. Dengan jadi Lantamal kemampuan itu meningkat, termasuk personil untuk melayani kapal perang yang istirahat,” katanya.

    Sumber: PONTIANAK POST
    Readmore --> Lanal Pontianak Akan Menjadi Pangkalan Utama TNI AL

    Friday, May 27, 2011 | 7:39 PM | 0 Comments

    T-50 Golden Eagle Akan Dirakit Di PT Dirgantara Indonesia

    T-50 Golden Eagle Akan Dirakit Di Indonesia.

    Jakarta (WDN/MIK)- Indonesia telah melakukan pengadaan 16 pesawat latih T-50 buatan KAI sebesar $ 400 juta dollar yang merupakan untuk pertama kalinya Korsel mengekspor pesawat tersebut.

    Departemen Pertahanan Indonesia telah menandatangi kontrak pada hari rabu, kata wakil presiden KAI Enes Park. Kontrak tersebut pesawat harus selesai dalam waktu 18 bulan setelah penandatangan kontrak yang telah dilakukan oleh pemerintah Korsel dan Indonesia.

    Pengumuman tender telah diputuskan pada 12 april 2011, pemerintah Indonesia mengirim surat tersebut ke KAI memberitahukan bahwa Korsel sebagai pemenang tender untuk menggantikan pesawat latih Hawk 53.

    Mesin yang akan digunakan yaitu The 16 General Electric F404 kemudian diproduksi di pabrik KAI di Sacheon, Korsel. Selain itu PT DI juga melakukan perakitan pesawat latih T-50.

    "Pesawat T-50 akan dikirim tetapi kita harus mematuhi peraturan industri pertahanan Indonesia yaitu dengan merakit pesawat tersebut di PT DI agar dapat meningkatkan kemampuan perusahaan tersebut", Kata Park.

    Hal ini merupakan pencapaian yang luar bisa bagi KAI dan pemerintah Korsel, karena T-50 kalah dalam pengadaan tender dengan Aermacchi M-346 di UEA dan Singapura.

    lagi-lagi T-50 harus bersaing dengan Aermacchi M-346 dalam pengadaan pesawat latih di Israel dan AS untuk menggantikan pesawat latih A-4. Pada bulan mei, Aermacchi M-346 akan berkompetisi dengan T-50 untuk menggantikan pesawat latih buatan 1960an yaitu Northrop T-38C.

    Park juga menambahkan akan kemungkinan Indonesia memiliki dua varian yaitu T-50 dan F/A-50, namun kita belum mendiskusikan hal tersebut tetapi akan dilakukan dimasa yang akan datang.

    Indonesia juga terlibat dalam program pembuatan pesawat tempur KF-X Korsel, kata Park. Pada saat pameran kedirgantaraan di Farnborough tahun 2010, Korsel menandatangani nota kesepahaman dengan Indonesia, dan Indonesia terlibat dalam 20% pendanaan pengembangan KF-X.

    Pembelian T-50 merupakan salah satu contoh upaya Indonesia meningkatkan alutsista TNI AU. Pada november 2010, Indonesia juga membeli 8 unit Super Tucano untuk menggantikan pesawat OV-10 Bronco. Dan dibulan januari 2011 Arinc Engineering Services memenangkan kontrak sebesar $ 66.700.000 untuk memodernisasi lima C-130B milik TNI AU.

    Indonesia juga berencana mengupgrade 10 F-16 A/B serta akan melakukan pembelian 24 F-16 eks USAF, namun belum ada keterangan resmi dari AS atau Indonesia.

    Sumber: FG
    Readmore --> T-50 Golden Eagle Akan Dirakit Di PT Dirgantara Indonesia

    Indonesia Dipastikan Membeli Dua Kapal Selam Tahun Ini

    Ilustrasi.

    Jakarta - Pemerintah memastikan rencana pembelian kapal selam tahun ini. Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Madya Susilo, mengatakan setidaknya ada dua unit kapal selam yang akan dibeli. "Tahun ini kami harapkan bisa eksekusi," katanya kepada Tempo di Jakarta, Jum'at, 27 Mei 2011.

    Susilo mengatakan kementerian sedang memproses tawaran pembelian kapal selam dari beberapa negara. Meski demikian, ia tidak menyebutkan kapal selam buatan negara mana yang akan dipilih. Meski kesepakatan pembelian dilakukan tahun ini, dua kapal selam itu baru selesai dibangun lima tahun mendatang.

    "Tawarannya banyak. Kami umumkan spesifikasi yang kami butuhkan seperti apa dan mereka yang mengajukan penawaran," katanya. Kebutuhan kapal selam untuk TNI Angkatan Laut sebenarnya lebih banyak. Saat ini Indonesia baru memiliki dua kapal selam.

    Akan tetapi, Susilo mengatakan pembeliannya menyesuaikan ketersediaan anggaran. Ini karena harga kapal selam yang sangat mahal. Ia mencontohkan kapal selam jenis Scorpen yang dibeli Malaysia dari Prancis harganya mencapai €550 juta atau lebih dari US$700 juta.

    Rencana pembelian kapal selam sudah digagas sejak 2009 lalu. Saat itu ada beberapa tawaran seperti kapal selam U-209 dari Jerman U-209, Changbogo dari Korea Selatan, kapal selam Rusia Kelas Kilo, dan Scorpen dari Prancis Scorpen.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Indonesia Dipastikan Membeli Dua Kapal Selam Tahun Ini

    IndoBatt Kalahkan Tentara Cina, Spanyol, Korsel, Italia, dan Denmark Dalam Kejuaraan Menembak

    Surabaya - Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Yonmek Kontingen Garuda (Konga) XXIII-E/UNIFIL atau Indonesia Battalion (Indobatt), menjuarai lomba menembak antarkontingen negara-negara yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di Lebanon.

    Perwira Penerangan (Papen) Indobatt Mayor Pasukan Banu Kusworo melalui surat elektronik dari Lebanon, Jumat, melaporkan Indobatt menjadi juara umum dalam "Event Inter Contingent Shooting Competition 2011" pada 24 Mei dan 26 Mei lalu.

    "Kejuaraan itu sendiri merupakan lanjutan kejuaraan olahraga umum/militer antarkontingen negara-negara dalam naungan United Nations Interim Force In Lebanon (UNIFIL) yang melibatkan 14 tim dari 11 negara," paparnya.

    Ke-14 tim adalah Indobatt (Indonesia), Indo/Indonesia FPC (FHQ), Chinbatt (China), Spainbatt (Spain), CPT-FC (Spain), Rokbatt (Korea), Nepbatt (Nepal), Italbatt (Italia), Ghanabatt (Ghana), Dancon (Denmark), Brunei, Malaysia 1, Malaysia 2, dan India Battalion.

    Ketua Tim Indobatt, Mayor Marinir Profs Degratment kepada Papen Indobatt, Mayor Pasukan Banu Kusworo, menjelaskan kejuaraan terbagi dalam empat nomor lomba, yaitu pistol perorangan, pistol beregu, senapan perorangan dan senapan beregu.

    "Indobatt yang menurunkan enam atlet terbaiknya tampil mendominasi pada hari pertama (24/5) dengan menyabet juara pertama nomor pistol beregu dan juara pertama pada nomor pistol perorangan," ucapnya.

    Pada hari kedua (26/5), tim senapan beregu Indobatt menambah medali setelah menempati posisi kedua. Dengan demikian secara meyakinkan petembak-petembak Indobatt menempatkan diri sebagai juara umum.

    Keenam atlet petembak Indobatt yang mengharumkan nama Kontingen Garuda yaitu Serma Fatrodin, Sertu Mar M. Fauzi, Kopda Nanang, Kopda Mar Togap Nainggolan, Kopda Mar Ruslan dan Kopda Anton Yuliantoni.
    "Mereka berhasil mempersembahkan satu piala terbaik untuk kategori pistol perorangan yang diraih oleh Sertu Mar M. Fauzi, satu medali emas nomor pistol beregu, satu medali perak nomor senapan beregu serta menyabet piala juara umum kontingen," katanya.

    Piala dan medali diserahkan oleh Wakil Komandan Sektor Timur UNIFIL, Kolonel Laut (E) Joko Edi S, yang mewakili Force Commander Maj Gen Alberto Asarta Cuevaz, dalam upacara penutupan di Batalyon India sebagai panitia penyelenggara lomba.

    "Saya bangga dengan perjuangan yang kalian tunjukkan, semoga hasil ini menambah semangat kita dalam melaksanakan tugas serta mampu menunjukkan martabat kontingen Indonesia di mata Internasional," ujar Komandan Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-E/UNIFIL Letkol Inf Hendy Antariksa saat menerima atlet dengan didampingi Wadan Letkol Mar Harnoko.

    Sumber: REPUBLIKA
    Readmore --> IndoBatt Kalahkan Tentara Cina, Spanyol, Korsel, Italia, dan Denmark Dalam Kejuaraan Menembak

    TNI AL Dan US Navy Lakukan Latgab Di Selat Sunda

    Jakarta - Kapal perang Amerika Serikat (AS) USS Howard hari ini mengikuti latihan perang bersama TNI AL.

    Latihan akan dimasukan pada agenda Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2011.

    Latihan lebih berfokus pada manuver bersama kapal perang TNI AL dan akan dilakukan di Selat Sunda serta perairan sekitar anak Gunung Krakatau.

    Latihan CARAT tahap awal dilakukan di darat dengan program pertukaran bidang keteknikan dan pengendalian kerusakan, bakti sosial pelayanan medis umum dan gigi, serta program pelayanan masyarakat di sekolah-sekolah setempat.

    Tahap selanjutnya latihan di atas laut yang berfokus pada pengembangan kemampuan maritim, operasi laut gabungan dan lainnya.

    Sumber: OKEZONE
    Readmore --> TNI AL Dan US Navy Lakukan Latgab Di Selat Sunda

    Panglima TNI : TNI Minta Pemuda Ikut Jaga NKRI

    Jakarta - Markas Besar Tentara Nasional Indonesia berharap pemuda Indonesia lebih berperan aktif dalam turut menjawab permasalahan aktual bangsa,khususnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    “Saya minta pemuda-pemuda kita ikut dalam kegiatan TNI.Artinya,TNI bersama masyarakat, pemuda, membangun kembali daerah-daerah sesuai keinginan masyarakat lokal. Jadi masalah-masalah lokal harus dikedepankan,” kata Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono saat menerima Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang dipimpin ketua umum organisasi itu, Azis Syamsuddin, di Markas Besar TNI,Cilangkap,Jakarta Timur, kemarin.

    Agus Suhartono mengakui, pada zaman Orde Baru TNI dan organisasi kepemudaan kerap bekerja sama dalam programprogram pembangunan wilayah perbatasan.Namun, setelah reformasi pada 1998, kerja sama memang agak merenggang.

    Kerja sama dengan kelompok kepemudaan tersebut semakin penting mengingat saat ini Markas Besar TNI lebih mengedepankan pendekatan kesejahteraan daripada pendekatan keamanan,khususnya di wilayah perbatasan. “Saya sangat mendorong kerja sama pemuda dengan aparat militer kewilayahan,” ujarnya.

    Ketua Umum KNPI Azis Syamsuddin mengakui pentingnya usaha untuk meningkatkan sinergi TNI dan peran pemuda untuk menumbuhkan nasionalisme dan rasa kebangsaan di tengah masyarakat. Dia mengaku siap untuk bersama TNI untuk menggerakkan perangkat pemuda menjadi ujung tombak hingga di tingkat kelurahan atau pedesaan, berkoordinasi bersama aparat teritorial TNI dalam mengatasi berbagai permasalahan di daerah.

    Saat audiensi Azis mengakui terjadi dualisme ini di tubuh KNPI segera diselesaikan dalam kongres pemuda yang akan dilaksanakan Oktober mendatang. Sedangkan kubu Ketua Umum KNPI,Ahmad Doli Kurnia kemarin melakukan audensi denganKetua DPRMarzuki Alie terkait empat pilar kebangsaan.

    Sumber: SEPUTAR INDONESIA
    Readmore --> Panglima TNI : TNI Minta Pemuda Ikut Jaga NKRI

    Habibie : Bangkitkan Lagi Industri Strategis

    Yogyakarta - Mantan Presiden BJ Habibie punya obsesi mengumpulkan kembali 48.000 ahli pesawat milik Indonesia yang saat ini tersebar di luar negeri.

    Keinginan tersebut didorong oleh impian mengembalikan kejayaan industri dirgantara Indonesia. Dia mengharapkan,para ilmuwan tersebut dapat kembali membangun industri dirgantara di negeri ini yang dinilainya masih sangat strategis. “Sekarang sudah ada komitmen baik dari menteri.Kita harus dukung itu.

    Dan itu tugas saya sebagai eyang,” papar Habibie saat presidentiallecture dalam rangka Dies Natalis 62 Universitas Gadjah Mada (UGM) dan 30 Tahun Sekolah Pascasarjana UGM di Yogyakarta kemarin. Menurut dia, Indonesia sangat merindukan masa kejayaan industri dirgantara yang pernah dialami pada era 90-an lalu.Degradasi kejayaan industri dirgantara Indonesia tidak lepas dari pengaruh Dana Moneter Internasional (IMF).

    Industri pesawat terbang dan kapal Indonesia yang sempat berjaya selama 40 tahun lebih akhirnya harus merumahkan 48.000 ilmuwan karena tekanan dan keinginan IMF.“Kita dibangkrutkan secara sistematis. Padahal kita sehat,yang memiliki utang itu pihak swasta. Mereka itu siapa? Ya mereka sendiri yang menanam investasi di sini,”tandasnya.

    Meski kejayaan tersebut sudah menjadi bagian dari cerita, Habibie menilai keinginan pemerintah untuk mengembalikan era keemasan tersebut harus didukung penuh oleh semua komponen masyarakat. Terlebih keberadaan industri dirgantara dapat dimanfaatkan untuk mengatasi persoalan pengangguran di negeri ini. Dari catatannya, saat ini hanya 3.000 orang yang terserap untuk bekerja di industri dirgantara Indonesia.

    Jumlah itu terhitung sejak pelemahan dialami pada medio 1995 dengan perumahan 48.000 karyawan PT Dirgantara Indonesia.“ Setelah dilemahkan pada 1995, industri dirgantara Indonesia hanya menyerap 3.000 tenaga kerja,”tandasnya. Memperingati Dies Natalis UGM dan Sekolah Pascasarjana, kampus tersebut kemarin menggelar stadium general dengan tema “Membangun Daya Saing,Tantangan Pilihan, dan Kebijakan”.

    Sebagai pembicara tunggal dalam kesempatan tersebut adalah BJ Habibie. Selain masalah kedirgantaraan, mantan pendiri Industri Pesawat Terbang Nurtanio tersebut juga menekankan pentingnya penguasaan teknologi bagi suatu negara.Penguasaan teknologi disebutkannya akan memengaruhi daya saing suatu negara di dunia internasional.

    “Teknologi terutama yang tepat guna, mampu meningkatkan nilai sesuatu atau konsep tertentu yang sebelumnya tak bernilai menjadi memiliki daya manfaat yang bertambah. Nilai itu hadir dari pemikiran seseorang,”ungkapnya.

    Mantan Menteri Negara BUMN Soegiharto dalam kesempatan yang sama mengatakan, Indonesia diharapkan menjadi bagian lima negara dengan tingkat ekonomi kuat di dunia bersama Brasil,Rusia,India,dan China.

    Sumber: SEPUTAR INDONESIA
    Readmore --> Habibie : Bangkitkan Lagi Industri Strategis

    Thursday, May 26, 2011 | 9:20 PM | 0 Comments

    DPR RI Diminta Untuk Membeli 6 Unit CN-235 Untuk Menghidupi PT DI

    Jakarta - Komisi VI DPR meminta pemerintah membeli enam unit pesawat tipe CN-235 per tahun untuk membantu PT Dirgantara Indonesia (DI) bangkit dari kebangkrutan.

    "Kami minta pemerintah beli enam CN-235 per tahun supaya PT DI hidup," ungkap Ketua Komisi VI Airlangga Hartanto, Kamis (26/5).

    Seperti diketahui, perusahaan itu pernah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 4 September 2007. Meski produsen pesawat terbang, helikopter, senjata serta penyedia jasa pemeliharaan mesin dan pelatihan itu akhirnya batal diputuskan pailit pada 24 Oktober 2007, perusahaan yang didirikan pada 26 April 1976 dengan nama PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio itu tetap terbelit banyak hutang mencapai Rp2,3 triliun.

    Sebagai upaya restrukturisasi perusahaan, Komisi VI menilai perlunya pengembangan korporasi berbasis CN-235. Perusahaan itu memang telah berkiprah di luar negeri lewat CN-235 dengan melayani pesanan dari Thailand, Malaysia, Brunei, Korea, Filipina, dan lain-lain. Namun, bercermin pada kasus pembelian 15 unit pesawat jenis MA-60 dari Xian Aircraft, menurut dia, pemerintah tidak berupaya mengembangkan usaha perusahaan pelat merah itu.

    Dengan adanya keharusan membeli enam unit CN-235 per tahun yang dapat dialokasikan untuk operasional Kementerian Pertahanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, atau PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) maka perusahaan itu bisa keluar dari siklus pailit secara bertahap.

    Selain pesawat CN-235, Komisi VI juga mendukung pengembangan pesawat jenis N-219 berkapasitas 19 penumpang. Pesawat yang dirancang pada 2009 itu telah mengantongi uji model aerodinamika pada terowongan angin sirkuit tertutup di Laboratorium Aero Gas dan Getaran Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Serpong pada 2008. Juga, uji coba rancangan pendaratan air di Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika BPPT Surabaya.

    "Untuk rute pendek, pengembangan N-219 cukup bagus karena dapat mendarat di pedalaman," kata dia.

    Berdasarkan penelitian PT DI dan Kementerian Perindustrian, kebutuhan pesawat berkapasitas 19 penumpang mencapai 97 unit untuk penerbangan sipil dan 105 unit untuk misi khusus.

    Sumber: KONTAN
    Readmore --> DPR RI Diminta Untuk Membeli 6 Unit CN-235 Untuk Menghidupi PT DI

    DPR RI Setuju Untuk Mengkoversi Utang PT DI Sebesar Rp. 3,8 T

    Jakarta - Komisi VI DPR menyetujui konversi utang PT Dirgantara Indonesia (PTDI)menjadi PMN (penyertaan modal negara) senilai Rp 3,8 triliun untuk memperbaiki posisi neraca keuangan perseroan. Nilai ini terdiri dari konversi utang Rp 1,42 triliun, serta penyertaan modal sementara Rp 2,38 triliun.

    Hal ini disampaikan Direktur Keuangan dan Aircraft Integration PTDI, Budiman Saleh, usai rapat tertutup dengan Komisi VI di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (26/5/2011).

    "Tadi adalah persetujuan business plan, dan melegalkan PMN senilai Rp 3,8 triliun. Ini seperti swap, dan bersifat non cash," jelasnya.

    Ia menambahkan, bentuk PMN non tunai ini bertujuan memperbaiki posisi keuangan perusahaan, dan menutup defisit kas per akhir 2011 yang diproyeksi mencapai Rp 675 miliar. Penyertaan modal sementara Rp 2,38 triliun juga langsung menyehatkan permodalan perseroan, dari sebelumnya defisit Rp 707 miliar.

    Penyertaan modal juga mempengaruhi perbaikan ekuitas sebesar Rp 436 miliar dari revaluasi aset tanah dan Rp 18 miliar selisih nilai PMN Dana Talangan tahap tranche B.

    "Ini agar neraca PTDI jadi baik. Ekuitas PTDI kalau ini dilakukan juga langsung surplus Rp 1,191 triliun," paparnya.

    PTDI saat ini memiliki kapasitas, fasilitas produksi dan pengembangan yang terbatas. Kondisi ini karena sebagian besar permesinan telah berumur di atas 25 tahun.

    Ini menyebabkan terjadi keterlambatan pengiriman pesawat hingga 6 bulan. Selain mesin yang uzur, 60% kapasitas hanggar telah berkurang akibat kecelakaan pesawat terbang. Juga tidak updatenya fasilitas pengembangan (software dan laboratorium).

    Atas kondisi tersebut, perseroan menawarkan solusi revitalisasi fasilitas produksi dan optimalisasi dan utilitas kapasitas. Rencana upgrading ini diperkirakan membutuhkan dana investasi Rp 707 miliar.

    Perseroan dalam rencana bisnisnya juga akan melakukan regenerasi dan dekomposisi SDM. Di mana saat ini 47% dari total karyawan (1.403 orang) akan pensiun di tahun 2011-2015. PTDI juga harus menanggung beban tetap SDM yang tinggi, atau sekitar Rp 314 miliar. Juga terdapat karyawan indirect 44%.

    Sumber: DETIK
    Readmore --> DPR RI Setuju Untuk Mengkoversi Utang PT DI Sebesar Rp. 3,8 T

    PT DI Mengakui Kalah Modal dan Strategi dari China

    Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) belum dapat menambah order pengadaan unit pesawat CN 235 atau kontrak komponen lain, selama perseroan tidak menyediakan penawaran paket pinjaman keuangan kepada maskapai penerbangan, seperti yang berkembang di China.

    Ini ditambah perseroan masih membukukan defisit kas, sehingga sulit menawarkan model financing. Demikian disampaikan Direktur Keuangan dan Aircraft Integration PTDI, Budiman Saleh di gedung DPR, Jakarta, Kamis (26/5/2011).

    "Kelemahan kita, tidak bisa memberi paket pinjaman keuangan. CHina juga pakai paket finansial. PT DI cari sumber pendanaan. PT DI tidak mampu, kalau tidak ada pendanaan, ekuitas kita masih negatif," jelasnya kepada detikFinance, usai RDP dengan Komisi VI.

    Untuk dapat bersaing dalam penambahan kontrak, PT DI dan juga perseroan industri penerbangan harus menyetorkan dana minimum penawaran. Nilainya sekitar 5-10% dari total kontrak.

    "Kalau kita tambah kontrak, ada advance payment, kan butuh dana sekitar 5-10% dari kontrak," jelasnya.

    Untuk itu, perseroan saat ini hanya fokus pada pemenuhan kontrak yang sudah didapat. Nilainya mencapai Rp 2,5 triliun.

    Order pesawat diantaranya datang dari Korea untuk pengadaan 2 unit CN 235. Juga pesanan pesawat jenis yang sama untuk TNI AL.

    "Kami juga ada kontrak komponen untuk bagian pesawat Airbus 320, dan Airbus 380. Untuk ambil kontrak lebih banyak, kita tidak berani lakukan," tuturnya.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> PT DI Mengakui Kalah Modal dan Strategi dari China

    Kapal Pengangkut Alat Berat TNI AL Terdampar di Pulau Alor

    Kupang - Kapal Motor (KM) Ayu 8 yang mengangkut peralatan berat milik TNI Angkatan Laut (AL) dilaporkan terdampar di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis 26 Mei 2011. Kapal terdampar setelah dihantam gelombang setinggi 4 meter.

    Kapal tersebut berlayar dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, menuju Pulau Wetar, Maluku, untuk mengantar peralatan berat milik TNI. Kapal itu dihantam gelombang tinggi di antara Pulau Alor, NTT dan Wetar. Kapal akhirnya kembali ke perairan dekat Pulau Alor menunggu cuaca kembali normal.

    Nakhoda KM Ayu 8, Ferry Samha membenarkan kapal tidak berhasil melewati gelombang tinggi. "Kapal sementara mencari perlindungan di bagian utara Alor," katanya.

    Kapal bertonase 641 GT itu mengangkut truk dan peralatan berat milik TNI Angkatan Laut untuk diturunkan di Wetar. Namun dilaporkan tidak ada kerusakan kapal akibat gelombang tinggi tersebut.

    Sementara itu, gelombang tinggi antara 4-5 meter melanda perairan NTT selama sepekan terakhir ini. Gelombang tinggi dipicu angin kencang berkecepatan 20 knot per jam sebagai dampak dari badai tropis Songda yang sedang melanda Filipina.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) NTT menyebutkan, tekanan udara akibat badai tropis Songda di Asia mencapai di bawah 1.000 hektopascal (hPa). Dampaknya untuk NTT terjadi angin kencang.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Kapal Pengangkut Alat Berat TNI AL Terdampar di Pulau Alor

    TNI AL belum Tentukan Mekanisme Perlindungan Kepada Kapal Niaga

    Jakarta - TNI AL belum menentukan kebijakan tentang mekanisme perlindungan kapal niaga RI yang melintasi perairan Somalia.

    Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno mengatakan sudah banyak tawaran dari negara-negara sahabat untuk mengadakan pasukan gabungan.

    Walau demikian, TNI AL masih akan mengkaji pilihan-pilihan tersebut.

    "Mekanisme konkret perlindungan kapal niaga kita masih akan dibicarakan," ujar Soeparno usai upacara pembukaan latihan bersama TNI AL dan US Navy Seal di Jakarta, Rabu (25/5).

    Pada kesempatan yang sama, Wakil Dubes AS Ted Osius mengatakan Pemerintah AS dan RI telah memiliki banyak kerja sama untuk menanggulangi perompakan. Meski begitu, Ted tidak mengelaborasi bentuk kerja sama konkret antara RI-AS di masa mendatang.

    Setelah pembebasan kapal MV Sinar Kudus pada Minggu (1/5), militer Indonesia memang masih mengaji mungkin pengawalan kapal niaga RI yang akan melewati perairan Somalia.

    Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono beberapa waktu lalu mengatakan, militer RI masih mengkaji seberapa besar frekuensi kapal-kapal yang lewat di perairan strategis tersebut.

    Militer RI juga tengah mempertimbangkan apakah khusus untuk kapal yang lewat akan ditempatkan personel untuk menjaga keamanan kapal.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> TNI AL belum Tentukan Mekanisme Perlindungan Kepada Kapal Niaga

    TNI AL Akan Melakukan Latgab Dengan US Navy

    Jakarta - Ribuan personel gabungan antara TNI Angkatan Laut (AL) dengan angkatan laut Amerika Serikat (US Navy) mengikuti pelatihan bersama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT)Ke-17.

    Pelatihan berlangsung sejak 25 Mei hingga 2 Juni mendatang, dipusatkan di Laut Jawa, Bogor, dan Sukabumi. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno mengatakan,pelatihan ini memiliki sasaran strategis,yakni memelihara hubungan baik antarkedua negara dalam bidang pertahanan serta meningkatkan koordinasi dan kerja sama taktis antara TNI ALdanUSNavy.

    “Kita sharing dengan US Navy untuk menambah pengetahuan kita, saling menambah pengetahuan. Simbiosis mutualisme,”ujarnya seusai membuka program pelatihan bersama di markas Koarmabar Jakarta kemarin. Acara ini juga dihadiri Wakil Duta Besar AS untuk Indonesia TedOsius dan puluhan perwakilan peserta CARAT Indonesia 2011, baik dari TNI AL maupun US Navy.

    Adapun dari US Navy, berdasarkan keterangan pers dari pihak Kedutaan AS, melibatkan sekitar 1.600 personel US Navy untuk mengikuti CARAT Indonesia 2011.Tiga kapal perang yang terlibat adalah kapal pendaratan USS Tortuga (LSD 46),kapal penghancur berpeluru kendali USS Howard (DDG 83), dan kapal fregat USS Reuben James (FFG 57). AS juga menyertakan pasukan pendaratan amfibi Marinir, pasukan US Navy Seabees, P-3C Orion, dan helikopter SH-60 Seahawk.

    Sumber: SINDO
    Readmore --> TNI AL Akan Melakukan Latgab Dengan US Navy

    Wednesday, May 25, 2011 | 10:41 PM | 0 Comments

    Hanya Butuh Rp 2 Triliun Untuk PT DI Bangkit

    Jakarta - Untuk kembali membangkitkan industri dirgantara nasional lewat PT Dirgantara Indonesia (PT DI), setidaknya diperlukan dana Rp 2 triliun. Hal itu dikatakan Budi Santoso, Presiden Direktur PT DI, dalam diskusi bertema "Kebangkitan Industri Dirgantara Indonesia" yang berlangsung hari Rabu (25/5/2011) di Sekertariat IA ITB, Patra Kuningan, Jakarta.

    "Ke depan kami perlu dana minimal Rp 2 triliun untuk bangkit lagi. Dengan Rp 2 trilun itu, kami akan merestrukturisasi industri penerbangan. Industri penerbangan itu enggak mungkin seperti PT DI sekarang. Banyak yang mengatakan perlu sales 1 miliar dollar per tahunnya," ungkapnya kepada wartawan seusai diskusi.

    Ia mengatakan, dana tersebut hanya untuk kepentingan masa depan PT DI, belum termasuk kepentingan utang sebesar Rp 3,9 triliun yang kini masih dimiliki PT DI. Tentang utang, Budi mengatakan tetap menjadi prioritas untuk diselesaikan karena, jika tidak, akan membebani nantinya sehingga membuat perusahaan sulit berkembang.

    Sementara itu, mantan Direktur Utama Merpati Hotasi Nababan mengatakan, untuk membangkitkan industri dirgantara, tak perlu terlalu banyak diskusi. "Taruh saja Rp 10 triliun ke PT DI. Mumpung ini rupiah lagi tinggi. Enggak usah panjang-panjang diskusinya," cetusnya.

    Menurut dia, pengembangan N 219 dan CN 235 sangat bagus untuk ditindaklanjuti. Pemerintah, kata Hotasi, mesti berpihak kepada industri dalam negeri.

    Lebih lanjut, diungkapkan bahwa bisnis teknologi adalah mendidik pasar. Jika pasar tak memiliki uang, pasar harus diberikan kemudahan, seperti kredit, sehingga tercipta pasar. Hotasi mengatakan, industri penerbangan sudah seharusnya bangkit.

    Kasus Merpati


    Meski berkomentar banyak tentang upaya membangkitkan industri dirgantara, Hotasi masih belum mau berkomentar tentang kasus jatuhnya pesawat Merpati MA-60. "Nanti, ya, saya belum bisa bicara. Nanti ada waktunyalah, akan saya terangkan semuanya," katanya sembari berjalan menuju mobilnya.

    Sementara itu, berkomentar tentang pembelian pesawat Merpati MA-60, Budi mengatakan bahwa salah satu faktornya adalah kemudahan. "Untuk beli ini, kan, pinjam di bank yang dijamin pemerintah. Kalau ada jaminannya, harganya bisa lebih murah," katanya.

    Merespons pendapat bahwa CN 235 lebih baik daripada MA-60, Budi juga mengatakan bahwa pesawat tersebut punya kelas yang berbeda. Ia mengatakan, jika membeli CN 235, harganya pun hampir sama dengan MA-60, sekitar 14-15 juta dollar AS per unit.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Hanya Butuh Rp 2 Triliun Untuk PT DI Bangkit

    Pesawat Latih T-50 Akan Dikirim Ke Indonesia Pada Tahun 2013

    Seoul (WDN/MIK)- Indonesia dan Korsel akhirnya menandatangi kotrak resmi pengadaan pesawat latih T-50 kata degelasi Korsel hari ini.

    "Indonesia melalui Menteri Pertahanan Indonesia dan degelasi Korsel di Jakarta telah menandatangi kontrak ekspor pengadaan pesawat latih T-50 buatan KAI dan Depkeu Indonesia dan Bank Ekspor - Impor Korsel telah melakukan negosiasi tentang masalah anggaran pengadaan pesawat latih tersebut", katanya.

    Indonesia telah melakukan pengadaan sebesar $ 400 juta dollar, yang diharapkan pesawat tersebut dapat dikirim tahun 2013.

    Pada bulan agustus tahun lalu, Indonesia telah melakukan tender pesawat latih yang diikuti oleh T-50 Korsel, Yak-130 Rusia, dan L-159B Ceko. Pada April 2011, T-50 menang dalam tender pengadaan pesawat latih dan kemudian melakukan negosiasi untuk pengadaan pesawat tersebut.

    Pada bulan Maret 2011, pemerintah Indonesia telah mengirimkan dua utusan ke Korsel untuk mengecek kesiapan perusahaan dalam membuat pesawat T-50 tetapi dalam kunjungan tersebut tidak memunculkan kekuatiran Korsel.

    KAI dan Lockheed Martin telah menghabiskan ₩ 2 Triliun dalam waktu 13 tahun dalam mengembangkan T-50 yang merupakan pesawat latih dengan kecepatan supersonik yang dijuluki dengan "Golden Eagle".

    Dari pesaing kuat Rusia, Korsel melakukan evaluasi kinerja dan harga pesawat tersebut yang tidak dimiliki oleh Rusia. Karena Korsel memiliki pengalaman pahit dalam tender pengadaan pesawat latih di UEA dan Singapura.

    Selain diekspor Indonesia, Korsel juga akan mengekspor ke Israel, AS, Polandia, India dan UEA. Dengan pengadaan alutsista ke beberapa negara, berdampak positif yang telah dilakukan Korsel.

    Pengadaan T-50 Ke Indonesia sebenarnya telah dilakukan pada bulan Desember 2010, setelah kunjungan presiden Lee ke Indonesia dan kedua pemimpin kedua negara melakukan pembahasan tentang kerjasama pertahanan yaitu pesawat latih, kapal selam, alat-alat komunikasi dan berjanji akan melakukan kerjasama dengan industri pertahanan Indonesia yang akan berdampak besar bagi kedua negara.

    Sumber: Yonhap/WDN/MIK
    Readmore --> Pesawat Latih T-50 Akan Dikirim Ke Indonesia Pada Tahun 2013

    Kapal Perang Tiga Negara Merapat Di Tanjung Priok


    Seorang anak yatim piatu dari pesantren Nuruz Zahroh berdiri memegang bendera saat berwisata mengunjungi Kapal Perang HMS Richmond di Terminal 2 Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (24/5). Kapal HMS Richmond merupakan kapal ke-10 dari type 23 Duke Class Anti Submarine Warfare Frigates.

    Jakarta - Sejumlah kapal perang dari tiga negara asing secara hampir bersamaan berkunjung ke Indonesia dalam minggu ini. Kapal perang Amerika Serikat (AS) yang membawa personel Angkatan Laut dan Marinir dijadwalkan merapat ke pelabuhan Tanjung Priok hari ini, Rabu, 25 Mei 2011. Kemarin tiga kapal perang Prancis sudah lebih dulu tiba, setelah kapal perang Inggris HMS Richmond merapat sehari sebelumnya.

    Kunjungan US Navy Ships Task Group 73.1 ini dalam rangka program latihan bersama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2011. Turut dalam misi itu kapal pendarat amphibi (amphibious dock landing ship) USS Tortuga LSD 46, kapal jenis penghancur (guided-missile destroyer) USS Howard DDG 83), kapal Frigate USS Reuben James FFG 57 dan kapal penyelamat USNS Safeguard T-ARS 50.

    Tak kurang dari 1.800 personel terlibat dalam misi itu. Selain mengunjungi Indonesia, Task Group 73.1 juga mengunjungi Bangladesh, Brunei, Kamboja, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Latihan di Indonesia akan dilakukan bersama pasukan TNI Angkatan Laut. Komandan misi dijadwalkan menggelar konferensi pers di Armada RI Kawasan Barat sore ini.

    Kemarin tiga kapal perang Prancis juga tiba dengan misi melakukan latihan bersama sepanjang 24-28 Mei. Armada Prancis membawa tiga kapal perang: kapal pendarat jenis amphibi Landing Helicopter Dock (LHD) Mistral, kapal penghancur Anti-Submarine Warfare Destroyer (ASWD) Georges Leygues dan kapal perang jenis frigate Vendémiaire.

    Atase Pertahanan Perancis di Indonesia, Alexis Brossolet, mengatakan kapal perang Prancis berkunjung dalam misi latihan bersama yang dinamai Jeanne D'Arc. Sebelum menuju Jakarta, kapal ini mengunjungi Singapura. Dalam perjalanan menuju Jakarta, mereka melakukan latihan pengamanan antiperompakan dengan TNI Angkatan Laut. "Bersama KRI Diponegoro," katanya.

    Alexis mengatakan pameran peralatan pertahanan Prancis akan digelar di atas kapal Mistral hari ini. Sekitar 20 perusahaan alat pertahanan Prancis akan bergabung memamerkan produk mereka. Sebagian sudah membuka kantor perwakilan di Indonesia, bahkan sebagian lainnya sedang mengikuti tender alat pertahanan yang diadakan pemerintah atau menjajaki kerja sama lain.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Kapal Perang Tiga Negara Merapat Di Tanjung Priok

    Kapal Perang Admiral Panteleyel Rusia Berlabuh Di Makassar


    Kapal perang negara Rusia Admiral Panteleyel dan Foliy Krylov telah merapat di Pelabuhan Peti Kemas Makasar untuk kunjungan selama lima hari, sejak Rabu (25/5/2011).


    Pasukan Perang Kapal Admiral Panteleyev Rusia memberikan penghormatan saat kunjungan di dermaga peti kemas Makassar, Rabu (25/5/2010)

    Makassar - Dalam rangka membangun hubungan bilateral Rusia dan Indonesia di bidang keamanan, kedua negara sepakat menggelar latihan perang anti-pembajakan di perairan di Indonesia.

    Kapal perang Admiral Panteleyel dan Foliy Krylov, Rabu (25/5/2011), merapat di Makassar untuk kunjungan selama lima hari. Kapal perang Rusia Admiral Panteleyel dikenal dengan kapal perusak Rusia dari Armada Pasifik, dipandu kapal Foliy Krylov, berlabuh di dermaga peti kemas Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar, pukul 09.00 Wita.

    "Kunjungan kapal perang Rusia untuk mengadakan latihan dengan TNI AL Indonesia untuk latihan anti-pembajakan. Dua negara ini punya peristiwa yang sama dalam kasus perampokan kapal di perairan Somalia," kata Kolonel Maxim Lukiyano, Atase Pertahanan Federasi Rusia untuk Indonesia.

    Pasukan AL Rusia mendapat sambutan meriah dari perwakilan AL Lantamal VI Makassar dengan tarian khas Sulawesi Selatan, layaknya kunjungan resmi para tamu asing.

    Berdasarkan catatan Kompas.com, kapal MV Sinar Kudus yang berbendera Indonesia dibajak di Semenanjung Somali. Sementara pada tahun 2009, kapal tanker Rusia dibajak perampok Somalia di lepas pantai Somalia dalam perjalanan ke Singapura.

    "Admiral Panteleyev ini punya pengalaman dan kemampuan membebaskan sandera kapal dan ABK. Kami ingin berbagi pengalaman, " kata Victor V Sokolov, Kapten Kapal Admiral Panteleyev.

    Berbagai agenda kegiatan itu antara lain seminar anti-perampokan dan simulasi bersama perang antara kapal perang Admiral Panteleyer dan KRI Oswald di Selat Makassar untuk menghadapi bajak laut.

    Di akhir kunjungan, pihak Rusia juga mengizinkan warga Makassar untuk berkunjung ke atas kapal perang. Kapal perang ini bermuatan 300 ABK, dengan panjang 163,5 meter, lebar 19,3 meter, dan kedalaman 7,8 meter. Beban kapal seberat 6.700 ton dengan kecepatan 35 knot (40 mph/65 km per jam). Jarak tempuh jelajah sekitar 10.500 nautical, jenis kapal perang destroyer ASW.

    Adapun kapal sipil jenis tunda sebagai pemandu bermuatan 60 ABK dan panjang kapal 98,2 meter, lebar 19,4 meter, kedalaman 7,2 meter. Kecapatan kapal sekitar 8,7 knot.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Kapal Perang Admiral Panteleyel Rusia Berlabuh Di Makassar

    Update: Penyerapan Anggaran Pertahanan 2011 Meningkat Signifikan

    Jakarta – Kementerian Pertahanan RI, (Kemhan) sebagai salah satu dari 10 kementerian dengan pagu anggaran terbesar mengalami penyerapan belanja modal anggaran pertahanan secara signifikan, khususnya menginjak akhir semester pertama tahun 2011. Di bidang penyerapan anggaran. Menurut Dirjen Renhan Kemhan, sebenarnya Kemhan termasuk yang tertinggi baik pada tahun 2009, 2010 maupun 2011. Untuk tahun 2010 yang lalu penyerapan mencapai hampir 98 persen.

    Sementara itu, untuk tahun 2011, sesuai dengan Daftar Penggunaan Pagu Dipa dan Realisasi Belanja Modal 10 Kementerian Negara/ Lembaga Non BUN yang diterbitkan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan, menyatakan Kementerian Pertahanan adalah Kementerian / Lembaga yang berhasil merealisasikan belanja modal sebesar 19,59% dari Pagu Dipa Tahun Anggaran 2011 menjelang akhir semester pertama.

    Dari Jumlah Pagu Definitif menjelang akhir semester Pertama TA. 2011 sebesar 15, 164,74 Milyar Rupiah, Kemhan telah berhasil merealisasikan sekitar 2,971,29 Milyar Rupiah. Sebagaimana diketahui bahwa alokasi anggaran pertahanan dalam APBN Tahun 2011 sebesar Rp 47 triliun atau 3,86 % dari APBN TA. 2011 yang besarnya Rp 1.229.600.000.000.000,00 maka alokasi anggaran Kemhan/TNI TA. 2011 (Pagu Definitif) menurut Unit Organisasi dan Jenis Belanja mengalami peningkatan. Hampir separuh dari anggaran itu atau Rp. 22,5 triliun dari total Rp. 47 triliun digunakan untuk kebutuhan belanja pegawai. Adapun sisanya sebesar Rp. 24,5 triliun baru digunakan untuk belanja barang dan belanja modal.

    Terkait hal tersebut diatas, Dirjen Perencanaan Pertahanan (Renhan) Kemhan Marsda TNI Bonggas S Silaen SIP, menjelaskan, memang pada triwulan pertama yaitu di bulan Januari sampai dengan Maret di semua Kementerian dan Lembaga khususnya untuk belanja modalnya itu masih relatif kecil karena kebanyakan masih dalam proses, sedangkan untuk pelaksanaannya baru di mulai pada triwulan kedua dan ketiga.

    Kemhan juga berharap penyerapan belanja modal dapat mencapai target, tetapi sejumlah proses misalnya ada pengumuman, lelang, tender dan pemeriksaan serta kelengkapan administrasi juga membutuhkan waktu. Biasanya yang paling tinggi penyerapannya itu pada triwulan ketiga dan keempat.

    Namun demikian, Dirjen Renhan menjelaskan sebagai upaya dalam mempercepat penyerapan belanja modal anggaran pertahanan, Kemhan terus berupaya melakukan perbaikan sistem dan cara kerja. Kemhan juga berupaya melakukan efektifitas dalam proses pengadaan dengan memperhatikan kelengkapan surat - menyurat dan kelengkapan data dari masing - masing satuan kerja, karena semakin lengkap administrasinya maka semakin cepat realisasi penyerapan anggaran.

    Sumber: DMC
    Readmore --> Update: Penyerapan Anggaran Pertahanan 2011 Meningkat Signifikan

    Australia Waspada Peningkatan Kapal Selam India, Indonesia Dan China

    Sydney - Australia harus waspada dengan peningkatan jumlah kapal selam dan kebutuhan kapal perang anti kapal selam di Asia, ujar seorang analisis inteligen dan mantan penasehat militer pada era pemerintahan Howard.

    Brice pacey mengatakan bahwa negara - negara seperti India, Indonesia dan China telah memulai perlombaan untuk meningkatkan armada kapal selam mereka.

    Dalam sebuah dokumen dari Kokoda Foundation yang diberitakan hari ini, Pacey berpendapat bahwa Australia harus mempertimbangkan untuk mengupgrade kapal selam Collins dan mempercepat pengadaan 12 kapal selam baru serta penambahan kapal perang anti kapal selam.

    Pacey mengatakan pada tahun 2030 akan ada lebih banyak kapal selam di kawasan tersebut, dan dapat melakukan misi rahasia serta dapat membawa senjata yang lebih efektif.

    Secara khusus, China pada tahun 2025 diperkirakan memilik 78 kapal selam jumah tersebut dari 65 tahun lalu. Pacey juga mengatakan kapal selam tersebut untuk mempertahanankan dari tekanan Taiwan.

    Sumber: Northernweekly
    Readmore --> Australia Waspada Peningkatan Kapal Selam India, Indonesia Dan China

    Lima Perwira TNI AU Untuk Menjalani Latihan Simulator Di Singapura

    Jakarta - Lima perwira TNI AU yang bertugas sebagai penerbang Pesawat Helikopter di Skadron Udara 7 Lanud Suryadarma melaksanakan latihan simulator Pesawat Helikopter jenis EC 120 Colibri di eurocopter south east asia, Changi Air Base, Singapura, Senin (23/5).

    Latihan dilaksanakan selama lima hari hingga, Jumat (27/5) bertujuan melatih kemampuan penerbang menghadapi segala kemungkinan buruk yang terjadi ketika mengawaki Pesawat Helikopter saat di darat maupun terbang, sehingga memiliki pengetahuan untuk bertindak dengan aman ketika ada di cockpit EC 120 Colibri.

    Menurut Mayor Pnb Sapuan S.Sos., ketua rombongan yang juga Kepala Dinas Pesonel Lanud Suryadarma dalam surat elektronikanya menyatakan setiap hari tiap penerbang melaksanakan dua kali latihan dengan materi-materi seperti emergency when start engine, emergency system drill, emergency during flight, emergency on area dan instument flying. Selama latihan mereka tinggal di Changi Air Base.

    Ditambahkan latihan telah dilaksanakan atas kerjasama TNI AU dengan Royal Singapore Air Force (RSAF) sejak tahun 2008 untuk mempererat kerjasama kedua belah pihak. Sedangkan para penerbang yang ikut latihan tersebut selain Mayor Pnb Sapuan S.Sos adalah Mayor.Pnb.Tarmuji, Kapten Pnb.Yanwar Effendi, Kapten Pnb.Adi Buana dan Lettu Pnb Oktavianus Olga.

    Sumber: TNI AU
    Readmore --> Lima Perwira TNI AU Untuk Menjalani Latihan Simulator Di Singapura

    Pemprov Sulbar Meminta TNI AU Untuk Bangun Lanud Di Mamuju

    Mamuju - Gubernur Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Anwar Adnan Saleh, meminta Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) membangun pos pangkalan pertahanan udara di Bandara Tampapadang, Kabupaten Mamuju.

    "Pemerintah di Provinsi Sulbar sangat berharap pos pangkalan udara dibangun di Bandara Tampapadang, Kabupaten Mamuju," kata Gubernur saat melakukan silaturrahmi dengan Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Koopsau) II, Marsekal Muda (Marsda) TNI, Agus Munandar, di Mamuju, Rabu. Ia mengatakan, pos udara perlu dibangun di Bandara Tampapadang, Mamuju, untuk menambah pertahanan dan keamanan udara di wilayah perbatasan Provinsi Sulbar agar tetap utuh dan tidak diganggu kepentingan luar.

    "Sulbar merupakan daerah yang memiliki perbatasan yang berbatasan dengan negara lain yakni negara Malaysia sehingga pertahanan udara di Sulbar perlu ditingkatkan dengan membangun pos pangkalan udara,"katanya. Menurut dia, pos pertahanan udara juga perlu dibangun di Mamuju dalam rangka mengamankan masuknya investasi karena daerah Sulbar merupakan daerah yang sedang dalam proses berkembang secara ekonomi.

    "Sulbar merupakan daerah yang sedang berkembang meningkatkan ekonominya olehnya itu investasi yang masuk didaerah ini perlu diamankan melalui pertahanan udara,"katanya. Oleh karena itu ia meminta agar Kepala Staf TNI-AU di Jakarta dapat merealisasikan usulan pembangunan pos TNI-AU di Bandara Tampapadang Kabupaten Mamuju untuk meningkatkan stabilitas keamanan wilayah di Provinsi Sulbar "Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono telah menginstruksikan agar semua lembaga keamanan negara segera di bangun di Sulbar dalam menjaga stabilitas keamanan untuk meningkatkan pembangunan daerah ini termasuk TNI-AU untuk menjaga pertahanan udara ,"katanya.

    Menanggapi itu panglima koopsau II Marsda TNI, Agus Munandar berjanji akan menindaklanjuti usulan pembangunan pos angkatan udara di bandara Tampapadang Mamuju tersebut demi menjaga perbatasan dan meningkatkan keamanan investasi di Sulbar. "Kami sangat apresiatif terhadap keinginan Gubernur salaku pemerintah di Sulbar, untuk itu usulan pembangunan pos TNI-AU di Provinsi Sulbar akan disampaikan kepada kepala Staf TNI-AU di Jakarta,"katanya.

    Sumber: DEPHAN
    Readmore --> Pemprov Sulbar Meminta TNI AU Untuk Bangun Lanud Di Mamuju

    Tuesday, May 24, 2011 | 9:02 PM | 0 Comments

    English News : Turkey Plans To Sell Pars 8x8 To Indonesia

    Pars 8x8

    Istambul - Turkey's flourishing armored vehicle makers increasingly are investing in the development and production of eight- and six-wheel-drive tactical vehicles, mainly for export.

    "The Turkish armed forces are not scheduled to buy eight-by-eight vehicles anytime soon, but there's a huge interest by the world militaries to buy such vehicles," said Serdar Gorguc, general manager of vehicle maker Otokar. "So that's why we have developed our Arma vehicle." Gorguc spoke in early May, when Otokar unveiled its amphibious eight-wheel-drive Arma.

    "In the next 10 years, there will be a huge market in the world for eight-by-eight vehicles, and we are seeking cost-effective and good solutions to all requirements," Gorguc said. "All countries not producing eight-by-eight vehicles are our potential customers."

    The Turkish military's potential purchase of a large number of six-wheel-drive tactical armored vehicles has been on hold since last year, but this has not deterred local vehicle firms from pursuing development. At least three Turkish vehicle makers have begun developing and making six-wheel-drive vehicles.

    Otokar has already produced a six-wheel version of the Arma. The company signed a $10 million contract to sell 13 of these to a Middle Eastern country, which Otokar officials declined to name. The 13 vehicles represented different models of the six-wheel Arma designed for varied missions, and if they operate successfully, the company expects to export 100 more vehicles to that country.

    The eight-wheel-drive Arma was exhibited for the first time at the International Defense Industry Fair (IDEF) 2011 here May 10-13. Both Arma versions will compete with rivals for contracts in at least two countries over the next couple of months, company officials said.

    "The Arma is a modular system, so once you have the six-by-six vehicle, you can easily design the eight-by-eight version with some few additions," Gorguc said.

    Otokar, based at Adapazari and owned by Turkey's top business conglomerate, Koc Holding, makes seven armored vehicles. Its sales, civilian and military, were about $340 million in 2010.

    Company officials said the Arma has a high degree of ballistic and mine protection, thanks to its high steel hull. But Otokar's signature product is the Cobra, a four-wheel-drive tactical armored vehicle exported to nearly 10 countries in the Balkans, the Middle East and Southeast Asia since the mid-1990s.

    Otokar also is the Turkish prime contractor for a multibillion-dollar program for the design, development and manufacturing of Turkey's first domestically produced main battle tank, the Altay.

    Under a $500 million contract, Otokar and its partners will deliver four prototypes for the new-generation tank by 2015. Otokar is obtaining technology transfer from South Korea's Hyundai Rotem, which produced South Korea's K1 and K2 main battle tanks. Serial production of the Altay is expected to start after 2015. Otokar exhibited a mockup at IDEF 2011.

    In terms of exports, Turkey's most successful vehicle maker is FNSS, a joint venture between Turkey's Nurol Machinery and Industry and the U.S.-based BAE Systems Land and Armaments. Nurol holds the majority stake.

    The land warfare sector accounts for Turkey's largest defense export deal: a $600 million sale of 257 Pars eight-wheel-drive armored personnel carriers and combat vehicles from FNSS to Malaysia, signed in February. The vehicles will be co-produced with Malaysian partners.

    FNSS is discussing another sale of the Pars to Indonesia. The company also is near a deal with the arms company Al Jaber in the United Arab Emirates, FNSS officials said. FNSS and Al Jaber are expected to jointly build the Pars vehicles in the emirates.

    Building on the success of the Pars eight-wheel, FNSS has developed a six-wheeled version that it hopes to export. FNSS displayed the six-wheel Pars at IDEF.

    "The international success of the Pars proves that a Turkish vehicle maker can be very successful even without selling its products to the Turkish Army," an FNSS official said. "There is and there will be a huge interest in the world militaries for the six-by-six and eight-by-eight vehicles."

    Nurol Machinery and Industry also has its own independent wheeled armored vehicle company, which produces the six-wheel-drive Ejder.

    "The six-by-six tactical vehicles have a bright future in the world, so that's why we're working in this field," said Evren Sesal, a research and development engineer at Nurol. Another company official said the six-wheel Ejder has been exported but did not specify the buyers.

    Turkey's thriving local defense industry reported a growth rate of 19 percent in 2010, confirming analysts' expectations of "fast and sustainable growth" in the years ahead.

    "The Turkish defense industry's total revenue amounted to $2.773 billion in 2010, up from $2.319 billion in 2009. This is a robust growth," said a late April report released by the Defense Industry Manufacturers' Association (SaSaD), an umbrella organization of Turkish defense companies.

    However, the Turkish industry reported a 5 percent decline in exports at $634 million last year, down from $669 million the previous year. "The slight drop in exports reflects the continuing effects in 2010 of the global financial crisis," SaSaD said.

    More than half of the exports from last year came from the armored vehicle makers' sales, SaSaD officials said.

    SaSaD's export figures are different from those of the Undersecretariat for Defense Industries (SSM), the government's defense procurement agency. The SSM officially counts civilian aviation exports related to the defense contracts, known as offsets, as part of defense exports, but SaSaD only counts direct defense sales abroad.

    Under SSM's figures, Turkish defense exports totaled $832 million in 2009. SSM's 2010 figures are not yet available.

    "The decrease in exports is a temporary trend because from early figures this year, we see a major increase in foreign sales," one SaSaD official said. The official figures for 2011 will be available in 2012.

    But a senior SSM official said that the 2011 export figures would reach more than $1 billion.

    From : DEFENSE NEWS
    Readmore --> English News : Turkey Plans To Sell Pars 8x8 To Indonesia

    Belanja Modal Kementrian Pertahanan Terserap 19,59%

    Jakarta - Kementerian Pertahanan (Kemhan) hingga semester pertama 2011 telah merealisasikan belanja modal sebesar19,59% dari pagu Dipa Tahun Anggaran 2011.

    Kemhan tahun ini mendapat anggaran dari APBN sebesar Rp 47 triliun yang diperuntukkan bagi belanja pegawai Rp 22,5 triliun dan belanja barang dan modal Rp 24,5 triliun.

    Menurut Dirjen Perencanaan Pertahanan (Renhan) Kemhan Marsda TNI Bonggas S Silaen, dari jumlah Pagu definitif menjelang akhir semester pertama TA 2011 sebesar Rp 15,16 miliar, terserap sekitar Rp 2,97 miliar.

    Penyerapan ini, kata dia, terbilang signifikan dan termasuk yang tertinggi di antara 10 kementerian dengan pagu anggaran terbanyak.

    Sumber: SINDO
    Readmore --> Belanja Modal Kementrian Pertahanan Terserap 19,59%

    Monday, May 23, 2011 | 10:07 AM | 1 Comments

    PT DKB Akan Buatan LST 117 Meter Pesanan TNI AL


    LST 117 Meter rancangan PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero).

    Jakarta - Sebagai wujud optimalisasi sinergi BUMN Industri Strategis, PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) ikut aktif berperan serta dalam Pertahanan Negara salah satunya telah melakukan pembuatan, perawatan, perbaikan dan repowering kapal-kapal TNI AL serta pengembangan alutsista TNI AL. Dalam kaitan tersebut Mabes TNI AL melakukan kunjungan kerja ke Galangan PT. DKB. Wakil Kepala Staf Angkatan Laut ( Wakasal ) Laksamana Madya TNI Marsetio, M.M. beserta beberapa pejabat Mabes TNI AL meninjau salah satu unsur KRI yang sedang melaksanakan docking di Galangan I PT. DKB, pada Kamis 24 Maret 2011 sebagai wujud realisasi sinergi BUMN dengan TNI AL.

    Dalam kunjungan tersebut, Wakasal didampingi oleh Asisten Logistik Kasal (Aslog Kasal) Laksamana TNI Drs. Didik Suhari, Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Hari Bowo, M.Sc. Panglima Kolinlamil Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, MPA., MBA. dan Kadismatal Laksamana Pertama TNI Sugiyanto Suwardi. Rombongan Wakasal diterima langsung oleh pejabat di jajaran PT. DKB yaitu Ir. Nyoman Sudiana (Dir. PKB), Ir. Bambang Wibisono (GM Galangan I) dan beberapa pejabat di lingkungan PT. DKB. Galangan I.

    Selama kunjungan tersebut Wakasal dan rombongan secara langsung meninjau fasilitas galangan serta sarana dan prasarana yang dimiliki oleh PT. DKB Galangan I dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan pembuatan, pemeliharaan dan perawatan kapal dan beliau menyatakan sangat puas dan yakin bahwa proyek BCM (Tanker 6300 DWT) dan LST 117 M dapat dibangun di Galangan I dimana DKB telah berhasil membangun dan melaksanakan repowering kapal-kapal milik TNI-AL. Selain itu meninjau pelaksanaan kegiatan doking salah satu alutsista dari Koarmabar yaitu KRI Teluk Celukan Bawang-532 yang sedang menjalani pelaksanaan repowering di PT. DKB. Galangan I dan merupakan kapal repowering milik TNI-AL yang ke 31.

    Usai peninjauan rombongan Wakasal dan pejabat TNI AL lainnya menerima penjelasan tentang kemampuan dan kesiapan yang dimiliki PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari Galangan I oleh Direktur Pembangunan Kapal Baru Ir. Nyoman Sudiana didampingi General Manager, Deputi General Manager, Manager Produksi dan pejabat Galangan I lainnya di kantor produksi PT. DKB Galangan I.

    Sebelumnya pada tanggal 09 Maret 2011 Wakil Asisten Perencanaan dan Anggaran Kasal (Wa.Asrena Kasal) Laksamana Pertama TNI Agung Pramono beserta staf didampingi Direktur Pembangunan Kapal Baru Ir. Nyoman Sudiana melakukan kunjungan ke Kantor Pusat, Galangan II dan Galangan I. Di Galangan I kunjungan dilakukan pada proyek Bangunan Baru Tanker 6300 DWT.

    Sumber: PT DKB
    Readmore --> PT DKB Akan Buatan LST 117 Meter Pesanan TNI AL

    Menhan : Tawaran Kerjasama Pertahanan dengan Malaysia Sesuai Kebutuhan

    Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

    Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan tawaran kerjasama industri pertahanan dari Malaysia akan disesuaikan dengan kebutuhan pertahanan dalam negeri. "Kalau mereka menawarkan tetapi kita tidak butuh kan tidak bisa (kerjasama)," katanya usai acara penyambutan pasukan satuan tugas (satgas) Merah Putih di Markas Komando Lintas Laut Militer Tanjung Priok Jakarta, Minggu 22 Mei 2011.

    Pertemuan tingkat Menteri Pertahanan ASEAN pekan lalu menyepakati kerjasama industri pertahanan di antara negara ASEAN. Paper konsep kerjasama ini disusun oleh Malaysia dan sudah disepakati untuk diadopsi menjadi resolusi. Menteri Pertahanan Malaysia Dato Seri Ahmad Zahid bin Hamidi mengatakan kerjasama bisa dimulai oleh Indonesia dan Malaysia. Pemerintahnya menawari Indonesia terllibat dalam produksi senapan M4.

    Purnomo mengatakan di dalam ASEAN memang terdapat empat negara yang dianggap masuk dalam TIER-1 industri pertahanan. Mereka dianggap memungkinkan memimpin pengembangan industri pertahanan. Negara ini adalah Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand.

    Rencana kerjasama ini didasari oleh fakta besarnya pengeluaran negara-negara ASEAN untuk alat utama sistem persenjataan. Rata-rata setiap tahun pengeluaran ASEAN untuk alutsista mencapai Rp 25 miliar. "Kalau ini untuk membeli ke luar kan sayang. Lebih baik dimanfaatkan untuk dan dari ASEAN," kata Purnomo.

    Kerjasama yang dirancang bisa berbentuk bilateral atau multilateral. Meski belum diputuskan seperti apa model kerjasama ini. Salah satu yang dipertimbangkan adalah produksi alat persenjataan bersama, di mana masing-masing negara mengambil bagian dengan memproduksi komponen. Lagi-lagi ini pun akan menyesuaikan dengan kebutuhan pertahanan masing-masing negara.

    Tentang tawaran Malaysia untuk memproduksi senapan M4, menurut Purnomo Indonesia belum memiliki rencana kerjasama dengan Malaysia di bidang pertahanan. "Belum ada itu. Yang ada malah kerjasama kita dengan Korea," ujarnya.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Menhan : Tawaran Kerjasama Pertahanan dengan Malaysia Sesuai Kebutuhan

    Menhan : Dana Penyelamatan Korban Perompak Somalia Sekitar Rp 50 Miliar

    Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan operasi penyelamatan awak kapal MV Sinar Kudus menghabiskan dana sekitar Rp 50 miliar. "Tidak besar. Tidak sampai Rp 50 miliar," kata Purnomo seusai acara penyambutan pasukan Satuan Tugas Merah Putih di Markas Komando Lintas Laut Militer Tanjung Priok, Jakarta, Ahad, 22 Mei 2011.

    Detail pengeluaran dana operasi belum bisa diumumkan. Purnomo beralasan dana itu masih dalam proses audit.

    Dibanding operasi perburuan Usamah bin Ladin, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menilai biaya operasi penyelamatan sandera ini masih jauh lebih kecil. "Yang penting semua awak kapal dan kapal dapat diselamatkan," katanya.

    Menurut Djoko, sebagian anggaran diambil dari dana kontingensi Tentara Nasional Indonesia. Alokasi dana ini bisa dipakai untuk operasional tanpa menunggu persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Namun, Menteri Pertahanan mengkomunikasikan dana itu dengan Dewan.

    Kemarin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta sejumlah menteri dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menyambut kedatangan Satuan Tugas Duta Samudra di Dermaga Komando Lintas Laut Militer, Jakarta. Duta Samudra terdiri atas tiga kapal, yakni KRI Abdul Halim Perdanakusuma, KRI Yos Sudarso, dan KRI Banjarmasin. Satuan tugas ini merupakan bagian dari Satuan Tugas Merah Putih.

    Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan tiga pasukan khusus dikirim ke perairan Somalia pada Maret dan April lalu. Pasukan itu terdiri atas 480 personel satuan tugas, 488 personel pasukan kekuatan, 15 personel dari satuan tugas intelijen gabungan Badan Intelijen Negara dan TNI, serta 16 pasukan penerbang.

    Presiden Yudhoyono mengaku lega bisa membeberkan pengiriman Satuan Tugas Merah Putih. Alasannya, ia sudah sekian lama harus bungkam soal misi tersebut. "Tidak mungkin saya bilang sudah dikirim seminggu lalu, posisinya di sini, sama saja dengan setor nyawa," dia menuturkan.

    Atas keberhasilan memimpin Satuan Tugas Duta Samudra, Komandan Gugus Tempur Laut Armada Barat Kolonel Laut (P) Ahmad Taufiqoerachman naik pangkat menjadi laksamana pertama.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Menhan : Dana Penyelamatan Korban Perompak Somalia Sekitar Rp 50 Miliar

    Presiden Berikan Tiga Tugas Operasi Militer Somalia


    Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( tengah), didampingi oleh Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono ( kiri), saat menyambut kedatangan Satuan Tugas Merah Putih di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Minggu ( 22/5). Penyambutan kedatangan Satuan Tugas Merah Putih, seusai melaksanakan misi kemanusiaan menyelamatkan sandra awak Kapal MV Sinar Kudus yang dibajak oleh Perompak Somalia di Perairan Somalia.

    Jakarta - Satuan Tugas Merah Putih yang dibentuk untuk pembebasan awak Kapal Kargo Sinar Kudus dari perompak di perairan Somalia dinilai berhasil melakukan misinya. Mereka ternyata mendapat tiga tugas pokok yang dilakukan Satgas dengan 999 personil gabungan TNI dan BIN itu.

    " Tugas pokok pertama, menyelamatkan 20 warga Indonesia" kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam upacara penyambutan Satuan Tugas tersebut di Dermaga Komando Lintas Laut Militer Tanjung Priok, Ahad 22 Mei 2011.

    Presiden mengatakan, dalam berbagai operasi pembebasan yang dilakukan negara lain, banyak warga mereka yang tidak selamat. Termasuk diantaranya, negara adidaya seperti Amerika Serikat, ternyata tidak mampu menyelamatkan nyawa warganya dari ancaman perompak.

    Karenanya, Presiden tak mau awak Sinar Kudus mengalami nasib naas seperti pelaut Amerika Serikat yang tewas itu. "Banyak yang tidak selamat. Ada warga negara Amerika, semua tewas karena ada upaya untuk membebaskan itu terjadi," kata Yudhoyono. " Tugas kedua itu adalah membawa kembali Sinar Kudus ke Indonesia, atau mengawal kapal kargo itu ke tujuan semula, Eropa".

    Tugas ketiga, kata Yudhoyono, setelah warga negara Indonesia selamat, mengejar para pembajak. "Kalau perlu, sampai garis pantai Somalia," ucapnya. "Ketiganya dirumuskan menjadi misi Satgas, Selebihnya adalah sejarah,"

    Yudhoyono memuji langkah sejumlah perwira yang turun saat mengejar empat perompak di akhir drama penyanderaan Sinar Kudus. Sebetulnya, cukup prajurit setingkat sersan dan bintara saja yang ikut serta.

    "Mungkin karena sudah lama berlayar, jengkel, geregetan, turun juga. Saya bangga, sekali-kali perlu, dengan demikian moral prajurit akan tinggi," tuturnya.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Presiden Berikan Tiga Tugas Operasi Militer Somalia

    Panglima TNI : 999 Personil Dikirim Atasi Bajak Laut Somalia

    Jakarta - Pemerintah ternyata mengirim total sejumlah 999 personel gabungan anggota TNI, BIN dan anak buah kapal untuk operasi pembebasan Kapal Kargo Sinar Kudus dari perompak Somalia. Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan pasukan yang dinamai Satuan Tugas (satgas) Merah Putih ini terbagi dalam tiga kelompok komando yaitu Satgas, Pasukan Pendukung dan Pasukan Intelijen Gabungan.

    "Satgas Merah Putih terdiri dari 480 personel," kata Agus Suhartono usai acara penyambutan pasukan satuan tugas (satgas) Merah Putih di Markas Komando Lintas Laut Militer Tanjung Priok Jakarta, Minggu 22 Mei 2011. Pasukan ini terdiri dari anak buah kapal, personel Komando Pasukan Katak (Kopaska) Angkatan Laut, Detasemen Jalan Mangkara, Sandi Yudha Komando Pasukan Khusus (Kopasus) Angkatan Darat, dan Unit Ton Tai Pur Kostrad.

    Pasukan pertama dipimpin Komandan Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Barat Laksamana Pertama Ahmad Taufikurrahman. Pasukan ini diangkut oleh dua kapal perang jenis fregat yaitu KRI Yos Sudarso dan KRI Abdul Halim Perdanakusumah. Kedua KRI juga dilengkapi dengan 1 helikopter dan boat C-Rider.

    Pasukan pertama juga didukung dengan TNI Angkatan Udara yang mengirim pesawat jenis Boeing 737-400 yang berawak 16 personel. Pasukan ini dipimpin Letnan Kolonel Penerbang Ronald Siregar. Sedangkan pasukan kedua adalah satgas pasukan kekuatan pendukung yang dipimpin oleh Mayor Jenderal (Mar) Alfan Baharudin. Pasukan ini menyusul dengan kapal jenis LPD, KRI Banjarmasin.

    Kapal diawaki oleh 488 personel terdiri dari Kopaska Angkatan Laut, Pasukan Intai Amphibi Marinir, Kopasus Angkatan darat, pasukan Ray Hoowitzer, Satuan Tugas 81 Kopasus dan Unit Ton Tai Pur Kostrad. KRI Banjarmasin juga dipersenjatai dengan 1 heli NP412, 7 boat C-Rider, 5 tank BMP3F, 4 unit Howitzer dan 18 perahu karet.

    Pasukan pendukung terakhir adalah satgas intel gabungan yang terdiri dari 15 personel intelijen TNI dan personel BadanIntelijen Negara (BIN). Total pasukan 999 personel. Panglima mengatakan operasi ini direncanakan dalam waktu yang sangat singkat dengan beberapa kendala, seperti tujuan operasi yang jauh dan posisi pangkalan terdekat berada di negara lain.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Panglima TNI : 999 Personil Dikirim Atasi Bajak Laut Somalia

    Menhan : Indonesia Tawarkan SS-2 Ke Laos Dan Kamboja


    Presiden SBY mencoba senapan buatan PT Pindad di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta (25/1).

    Jakarta - Pemerintah terus menawarkan persenjataan buatan dalam negeri ke negara-negara ASEAN. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan salah satu jenis senjata yang saat ini ditawarkan adalah SS2 atau Senapan Serbu 2 yang diproduksi oleh PT. Pindad. "Tapi belum ada keputusan jadi beli atau tidak," katanya di Jakarta, Minggu 22 Mei 2011.

    Beberapa negara yang tertarik untuk membeli adalah Laos dan Kamboja. Selain itu pemerintah juga menawarkan senjata ini kepada Brunei Darussalam, meski negara di pulau Borneo itu belum menyampaikan minatnya. Jenis senjata lain yang ditawarkan adalah pelempar granat dengan fitur night vision.

    Senjata SS2 mulai diproduksi oleh PT. Pindad pada 2006 menggantikan seri sebelumnya SS1. Senjata yang memiliki kaliber 5,56x45 milimeter ini memiliki panjang 930 milimeter dan panjang laras 460 milimeter. SS2 mampu menembakkan 700 butir peluru per menit dengan kecepatan 710 meter per detik. Salah satu pasukan TNI yang menggunakan senjata ini adalah Komando Pasukan Katak, Angkatan Laut.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Menhan : Indonesia Tawarkan SS-2 Ke Laos Dan Kamboja

    Video : Liputan Khusus Pembebasan MV Sinar Kudus Dari Perompak Somalia

    (RCTI)

    Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku lega kini bisa berterus terang tentang pengiriman Satuan Tugas Merah Putih untuk operasi pembebasan Kapal Kargo Sinar Kudus dari perompak di perairan Somalia. Soalnya, sudah sekian lama ia harus bungkam tentang misi itu.

    "Saya menahan diri selama dua bulan tidak berbicara karena tidak ingin prajurit yang sedang bertugas, jiwa dan raganya dikorbankan," kata Yudhoyono dalam penyambutan Satuan Tugas tersebut di Dermaga Kolinlamil, Ahad, 22 Mei 2011.

    Meski dihujani kritik sebagai pemimpin yang lamban, katanya, Yudhoyono tetap harus berdiam diri. "Tidak mungkin saya bilang sudah dikirim seminggu lalu, posisinya di sini, sama saja dengan setor nyawa," ujarnya.

    Sejak hari pertama Sinar Kudus dibajak, Yudhoyono mengaku telah dilapori para menterinya. Presiden lantas langsung menggelar lima rapat terbatas berturut-turut untuk menyiapkan pemberangkatan Satuan Tugas untuk pembebasan dari perompak Somalia.

    Bahkan, Satuan Tugas pun dibekali dengan persenjataan lengkap untuk melangsungkan operasi militer. Hanya, takdir menggariskan lain. Pemilik kapal memilih membayar tebusan. "Kenapa kita kirimkan kekuatan lebih dari satu batalion, karena kita sudah siapkan segalanya. Operasi dirancang untuk melakukan sesuatu yang lebih dari yang ditakdirkan Tuhan," tuturnya.

    Ia meminta para petinggi TNI menceritakan keseluruhan proses kepada masyarakat agar semua orang tahu apa saja yang telah mereka lakukan dalam misi tersebut.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Video : Liputan Khusus Pembebasan MV Sinar Kudus Dari Perompak Somalia

    Sunday, May 22, 2011 | 1:25 PM | 0 Comments

    Pemerintah Somalia Menyuruh TNI Untuk Invasi Daerah Perompak Somalia

    Sumber: TEMPO
    Pasukan Denjaka korps marinir TNI AL

    Jakarta - Minggu siang ini, 22 Mei 2011, upacara penyambutan kedatangan Satuan Tugas Pembebasan Sandera Kapal Sinar Kudus akan digelar di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta Utara. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan menerima kedatangan pasukan TNI yang telah sebulan lebih bertugas ke perairan Somalia itu.

    Tuntas sudah tugas mereka melakukan operasi pembebasan sandera kapal kargo Sinar Kudus. Namun, sejumlah cerita di balik operasi pembebasan sandera melawan para bajak laut Somalia masih tersisa. Salah satunya soal rencana Satgas menduduki Pantai Ceel Dhahanaan (El Dhanan), Somalia, saat Sinar Kudus masih dikuasai perompak. Pemerintah Somalia rupanya mendukung penuh rencana itu.

    Kepada Tempo, Duta Besar Somalia untuk Indonesia Mohamud Olow Barow menyatakan pihaknya tak berkeberatan dengan rencana pasukan TNI menduduki Pantai El Dhanan, saat melakukan operasi pembebasan kapal Sinar Kudus bulan lalu. "Kami setuju. Siapa pun yang mau melawan kelompok bajak laut, kami 100 persen persilakan," ujarnya, Jumat lalu, 20 Mei 2011.

    Meskipun, ia belum diberi tahu Pemerintah Indonesia soal niat menduduki El Dhanan sebagai bagian dari strategi Satgas merebut kapal Sinar Kudus. Dukungan penuh ini diberikan karena Indonesia adalah sesama negara dengan mayoritas penduduk muslim, sama seperti Somalia. Saat Sinar Kudus masih dikuasai perompak, Barow memang selalu menunjukkan dukungannya pada pelaksanaan operasi militer. "Di laut maupun di darat, kami izinkan," ucapnya.

    Ia juga sempat menunjukkan kegemasannya karena mafia perompak di perairan negaranya semakin marak saja. Bahkan, penyandang dana aksi para pembajak ditengarai berasal dari luar Somalia. Warga Somalia hanya jadi pelaksana di lapangan. "Somalia cuma tempat parkir, pemiliknya internasional," tuturnya di kantornya, Kedutaan Besar Somalia, di Jakarta, 15 Maret lalu.

    Ketika itu, karena khawatir pada keselamatan awak Sinar Kudus, pemerintah belum berterus terang soal rencana pembebasan kapal kargo tersebut. Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah bahkan pernah berucap bahwa pernyataan Pemerintah Somalia, yang mengizinkan Indonesia mengirim pasukan untuk membebaskan sandera awak kapal Sinar Kudus, tak banyak berarti. Sebab, pemerintah di sana memang tidak memegang kekuasaan atas seluruh wilayahnya.

    "Pemerintah Somalia bisa memberi statement (pernyataan) apa saja, tapi adalah fakta bahwa mereka tidak menguasai negaranya sendiri," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, beberapa waktu lalu.

    Seperti diberitakan Tempointeraktif.com dan Koran Tempo pekan lalu, Satuan Tugas “Merah Putih”--nama satuan operasi pembebasan sandera Sinar Kudus--ternyata menyiapkan strategi khusus saat menggelar operasi di Somalia itu. Strategi itu adalah menduduki Pantai El Dhanan, Somalia, yang menjadi basis para perompak. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kabarnya menyetujui bahkan memerintahkan langkah menduduki pantai yang hanya berjarak 500-600 meter dari kampung para perompak itu.

    “Untuk mencegah bantuan dari darat pada saat melakukan penindakan, duduki pantai El Dhanan,” kata Komandan Korps Marinir TNI AL, Mayor Jenderal (Mar) Alfan Baharudin kepada Tempo. Presiden oke dengan strategi itu saat Alfan mamaparkan strategi operasi pembebasan sandera di Istana Cipanas, 16 April 2011.

    Alfan, yang juga ditunjuk sebagai Komandan Satgas “Merah Putih” ini beralasan, El Dhanan memiliki posisi yang strategis untuk mencegah perompak mengerahkan bala bantuan saat kapal Sinar Kudus disergap pasukan TNI. Sebab, jarak kapal Sinar Kudus ketika lego jangkar hanya sekitar 3,5 Nautical Mile saja dari bibir pantai El Dhanan. “Ini sangat dekat untuk mengerahkan bantuan,” ujar Alfan.
    Selain menyetop bantuan, langkah menduduki El Dhanan adalah taktik psywar alias "perang urat saraf" menghadapi perompak. Apalagi jika mereka sampai menggunakan 20 awak Sinar Kudus sebagai tameng hidup saat pasukan menyerang.

    "Bodoh-bodohnya begini, elu mau bunuh 20 orang Indonesia di kapal? Gue habisin nih satu kampung, ada anak-istri elu di situ. Saya yakin dia punya rasa kemanusiaan, ada rasa takut," kata Alfan. "Saya ambil (cara) psikologis itu. Kami akan punya posisi tawar sangat tinggi bila El Dhanan diduduki," ujarnya.
    Readmore --> Pemerintah Somalia Menyuruh TNI Untuk Invasi Daerah Perompak Somalia

    Indonesia Berpotensi Menjadi Pemain Alutsista ASEAN

    Ilustrasi.

    Jakarta - Industri pertahanan nasional bisa menjadi pemain penting dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) di tingkat ASEAN jika hasil pertemuan para menteri pertahanan kawasan ini diimplementasikan.

    Komisaris Utama PT PAL Tedjo Edhie Purdjiatno mengatakan, industri strategis nasional yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia memiliki potensi yang cukup besar. ”Mereka mampu menghasilkan produkproduk seperti alutsista yang kini tidak hanya digunakan di dalam negeri, tapi sebagian juga menembus pasar internasional,” katanya di Jakarta, Jumat (19/5).

    Beberapa industri strategis yang ada adalah PT PAL, PT Pindad, dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI).Kemudian, Perum Dahana (industri bahan peledak), PT Krakatau Steel (industri baja pembuatan kapal), PT LEN (industri elektronik bidang pertahanan), dan PT Barata Indonesia (pembuat konstruksi baja). PT PAL yang bergerak di bidang maritim selama ini telah berhasil memproduksi beberapa jenis kapal patroli cepat (fast patrol boat/FPB) untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI).

    Adapun PT Pindad menghasilkan berbagai jenis senjata api dan amunisinya. Bahkan, mereka juga mengekspor panser bernama Anoa. Sementara itu, produk-produk dirgantara dari PT DI antara lain beberapa jenis helikopter dan pesawat militer. Dia menyambut positif langkah pemerintah yang membangun kolaborasi dengan negaranegara ASEAN dalam pengadaan alutsista.Menurut dia, Indonesia berpeluang menjadi pemain dominan di kawasan ini.

    Sebagaimana diketahui, pertemuan menteri pertahanan tingkat ASEAN telah menyepakati untuk berkolaborasi memperkuat industri pertahanan.Ke depan, negara negara kawasan ini sudah saatnya mandiri dari ketergantungan alutsista di luar ASEAN.Karena itu, mereka sepakat akan mengembangkan alutsista bersama dan saling melengkapi. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menambahkan, industri pertahanan Indonesia dimulai pada 1958, tetapi sempat kolaps pada 1998 karena krisis ekonomi.

    ”Baru pada 2010 lalu dimulai lagi untuk memenuhi kebutuhan alutsista hingga 2024,”katanya kemarin. Dia mengakui, revitalisasi bidang industri pertahanan masih mengalami beberapa masalah. Dari segi pengguna, persoalannya antara lain terkait harga produk yang dinilai mahal dan kualitas produk yang diragukan.”Jaminan purna jual juga menjadi masalah,” ungkapnya. Di sisi lain, produsen juga mengalami kendala, terutama permodalan.

    Hal ini membuat industri pertahanan tidak berkembang baik. Purnomo menyebut, butuh dana yang cukup besar untuk menyelamatkan perusahaan-perusahaan BUMN itu. Sementara pemerintah sendiri juga dihadapkan pada persoalan menyangkut pembiayaan. Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Helmy Fauzi mengungkapkan dalam era globalisasi seperti sekarang ini,industri pertahanan akan semakin bagus jika punya jaringan yang kuat di kawasan.

    Sebab, industri ini tidak bisa dikerjakan sendiri oleh suatu negara tertentu. Dia mencontohkan Belanda yang membuat kapal Sigma bekerja sama dengan Prancis (radar) dan Polandia (sistem amunisi). Dia menilai, Indonesia bisa meniru apa yang dilakukan Belanda. Sebab,industripertahanan sudah menyebar di kawasan ASEAN.

    ”Singapura mungkin unggul dalam hal sensor, radar, dan sebagainya,sedangkan kita punya konsep lain. Jadi selama ini menguntungkan dan memperkuat posisi politik ASEAN, saya pikir memang kita harus lebih menyinergikan industri pertahanan di lingkungan ASEAN,”ujarnya.

    Sumber: SINDO
    Readmore --> Indonesia Berpotensi Menjadi Pemain Alutsista ASEAN

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.