ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Saturday, October 15, 2011 | 8:53 PM | 0 Comments

    Menhan : TNI Akan Invasi Malaysia jika Terbukti Caplok Wilayah RI

    (Foto: Presiden RI)

    BOGOR - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro angkat suara menyikapi polemik pencaplokan wilayah perbatasan di Camar Bulan dan Tanjung Datu oleh Malaysia.

    Menurutnya, pemerintah menargetkan akan menyelesaikan permasalahan ini secepatnya namun harus ada visi dahulu.

    "Target kita ingin menyelesaikan secepartnya tapi kan perlu satu visi dulu padahal ada Menhan, Menlu, Panglima TNI dan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal)," ucapnya kepada wartawan di Cikeas, Sabtu (15/10/2011).

    Pemerintah mengirim Bakosurtanal, lanjut Pornomo, untuk memastikan apa betul patok perbatasan bergeser atau tidak. “Makanya kita kirim Bakosurtanal, untuk melihat apa betul patoknya bergeser atau hilang, sampai saat ini belum ada laporannya kan baru berangkat," lanjutnya.

    Dalam masalah ini, kata Purnomo, tugas TNI bukan untuk mengecek adanya patok di sana namun hanya saja untuk menjaga. “Kalau TNI itu tugasnya bukan untuk mengecek patok, tugasnya itu menjaga patoknya masih ada enggak, tapi kalau untuk tahu patoknya bergeser tidak sesuai dengan perjanjian yah itu tugasnya Bakosurtanal," tambahnya.

    Kalau memang terbukti ada pencaplokan wilayah Indonesia oleh Malaysia, kata Purnomo, TNI tidak akan tinggal diam. "Kalau terbukti ya kita serang," tandasnya.

    Sumber : OKEZONE
    Readmore --> Menhan : TNI Akan Invasi Malaysia jika Terbukti Caplok Wilayah RI

    Presiden Panggil Menhan Untuk Laporkan Kedatangan Menhan AS Dan Kerjasama PT DI Dan Airbus

    (Foto: Presiden RI)

    Bogor - Di sela audisi calon wakil menteri di kediaman pribadi Presiden SBY, tiba-tiba muncul Menhan Purnomo Yusgiantoro. Apakah dia digeser ke kementerian lain atau diminta jadi wakil menteri?

    "Saya kemari tidak ada kaitannya dengan reshuffle," jawab Purnomo di kediaman pribadi Presiden SBY di Cikeas, Bogor, Sabtu (15/10/2011).

    Dia menjelaskan, kedatangannya adalah untuk melaporkan tentang persiapan kegiatan terkait dengan kementeriannya yang berlangsung pekan depan. Kegiatan tersebut yakni berupa pertemuan menteri pertahanan se-ASEAN di Bali.

    "Juga rencana kunjungan Menhan AS pada 23 Oktober dan sejumlah kerjasama yang akan disepakati," sambung Purnomo.

    Juga dilaporkan kerjasama antara PT DI dan Airbus Military Industri untuk pembangunan pesawat angkut CN 295. Kerjasama itu juga mencakup penjualan bersama unit pesawat angkut tersebut untuk wilayah Asia Tenggara.

    "Kita mendapat lisensi untuk ikut membangunnya. Selain mengangkut militer, juga bisa dipergunakan mengangkut logistik penanganan bencana alam," papar Purnomo.

    Sumber : DETIK

    Readmore --> Presiden Panggil Menhan Untuk Laporkan Kedatangan Menhan AS Dan Kerjasama PT DI Dan Airbus

    Lihat Senjata SPR-2 Buatan Pindad, Tentara Singapura Bilang, 'Good'

    Depok - 'Good....,' kata salah seorang petembak kontingen Angkatan Darat Singapura, sambil terus memandangi dan melihat detail fitur senapan runduk anti material versi SPR-2, yang dipajang di stand PT Pindad di sela-sela kejuaraan tembak AARM ke-21, di Depok, Jawa Barat.

    Tentara dari Singapura itu satu dari 10 kontingen angkatan darat negara-negara ASEAN yang berkumpul untuk adu tangkas, tepat, dan trengginas dalam pemakaian senapan ringan dan semi otomatik. Nama gelaran itu adalah ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) yang bertempat di Markas Komando Divisi I Kostrad, yang berlangsung mulai hari ini.

    Good memang bukan excellent atau outstanding, tapi ucapan dari tentara Singapura itu semoga bukan basa-basi karena negara kecil itu juga punya senapan serbu perorangan dan senapan tembak tepat buatan industri sendiri. Sebutlah SAR-80 dan generasi terakhirnya, SAR-21.

    Yang terakhir ini bahkan diakui kualitas dan akurasi serta endurabilitasnya oleh banyak militer dunia. Sama-sama kaliber 5,6 milimeter kali 45, namun bahkan Angkatan Darat Amerika Serikat juga mengangkat topi atas kinerja senapan serbu berkonsep bullpup itu.

    Sambil melihat detail fitur senapan SPR-2, sebagian besar petembak angkatan darat dari sepuluh negara ASEAN yang berkunjung ke stand PT Pindad, juga berpose layaknya penembak runduk menggunakan SPR-2 sambil meminta salah seorang rekannya mengabadikan posenya lewat kamera.

    "Jangan lupa nanti fotonya dikirim via email yaa...," ujar salah seorang anggota kontingen Angkatan Darat Brunei Darussalam.

    Diding Sumardi dari Divisi Senjata PT Pindad mengemukakan pihaknya baru membuat lima prototipe dari SPR-2, namun sudah membuat sejumlah amunisi untuk senapan runduk dengan amunisi berkaliber 12,7 x 99 mm itu.

    "Kami telah bandingkan dengan sejumlah senapan runduk yang selama ini digunakan TNI baik Kopassus, Kopaska maupun Paskhas. Kita bandingkan agar senapan yang kami hasilkan ini dapat menjadi produk unggulan," katanya.

    Diding mengatakan SPR-2 memiliki kapasitas megasen lima butir dengan panjang keseluruhan 1.550 mm, berat 16 kilogram, dan jarak tembak efektif 2.000 meter.

    PT Pindad mempunyai tiga produk Senapan Penembak Runduk (SPR) atau senapan sniper anti material tank yang berkualitas dunia. SPR produksi PT Pindad ada tiga varian, SPR-1, SPR-2 dan SPR-3. Senapan tersebut dapat menembus baja yang tebalnya tiga sentimeter dari jarak 900 meter.

    "SPR 1 didesain menggunakan munisi kaliber 7,62 mm dengan jarak efektif 900 m," kata Diding. Selain senapan runduk, dalam kegiatan lomba tembak angkatan darat ASEAN itu juga ditampilkan berbagai produk PT Pindad termasuk Senapan Serbu (SS) berbagai varian, senapan SM2-V1 dan miniatur kendaraan taktis, kendaraan tempur seperti panser ANOA 6x6.

    Sumber : Republika
    Readmore --> Lihat Senjata SPR-2 Buatan Pindad, Tentara Singapura Bilang, 'Good'

    Kodam I Bukit Barisan Data Alutsista Tak Layak Pakai

    Medan - Komando Daerah Militer (Kodam) I Bukit Barisan (BB) mendata alat utama sistem senjata (alutsista) yang sudah tidak layak pakai untuk diusulkan pergantiannya ke markas besar tentara nasional Indonesia (TNI).

    Pangdam I/BB, Mayjen TNI Lodewijk Paulus mengatakan, berdasarkan pendataan selama ini, ada beberapa senjata satuan tempur yang dianggap layak diganti.

    Ia mencontohkan alutsista yang digunakan sejumlah batalyon infanteri (Yonif) di jajaran Kodam I/BB yang masih menggunakan senjata jenis M-16.

    Lain lagi dengan alutsista di lingkungan batalyon kavaleri (Yonkav) juga masih sistem "serbu" karena masih menggunakan panser yang layak diganti.

    Kemudian, kata Pangdam, sistem alutsista di batalyon artileri pertahanan udara (Yonarhanud) yang menggunakan senjata jenis "rapier" juga banyak sudah "afkir" atau sudah tua.

    Demikian juga dengan batalyon artileri pertahanan udara sedang (Yonarhanudse) yang masih menggunakan senjata ukuran 57 mm. "Itu juga akan diganti," kata mantan Danjen Kopassus tersebut, hari ini.

    Menurut Pangdam, pengusulan untuk mengganti alutsista yang digunakan prajurit TNI di lingkungan Kodam I Bukit Barisan tersebut disebabkan adanya penambahan anggaran pertahanan yakni sekitar 35 persen dibandingkan tahun anggaran sebelumnya.

    Penambahan anggaran itu tentu saja akan digunakan dengan sebaik-baiknya untuk peningkatan kesejahteraan dan perbaikan alutsista yang digunakan prajurit TNI.

    "Penambahan anggaran sekitar 35 persen itu cukup besar," katanya.

    Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pemerintah menganggarkan sekitar Rp99 triliun untuk biaya perawatan dan pembelian alutsista sampai dengan tahun 2014.

    "Ini program nasional yang langsung di bawah koordinasi Presiden," katanya di kantor kepresidenan, Jakarta, Senin (19/9).(Waspada/WDN)


    Sumber : Waspada
    Readmore --> Kodam I Bukit Barisan Data Alutsista Tak Layak Pakai

    Friday, October 14, 2011 | 10:46 PM | 0 Comments

    TNI-AL Pertimbangkan Tawaran Helikopter Antikapal Selam Dari AS

    Jakarta - TNI Angkatan Laut mempertimbangkan tawaran helikopter antikapal selam SH-2G Supersprite dari perusahaan maritim Amerika Serikat untuk memperkuat armada tempurnya.

    "Kami tertarik sekali dengan arsenal tersebut, karena sangat mendukung untuk memperkuat daya tempur dan daya tangkal. Tetapi kami akan pertimbangkan matang-matang," kata juru bicara TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Jumat.

    Paparan tentang helikopter antikapal selam itu disampaikan Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis Kaman Helicopters Company Mark Tattershall dan Manajer Pengembangan Bisnis Kaman Aerospace Company Stephen D Rutter kepada Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno.

    Untung menambahkan, keberadaan arsenal baru sangat diperlukan armada udara TNI Angkatan Laut untuk memantau dan mengawasi wilayah perairan nasional yang sangat luas.

    "Karenanya, keberadaan helikopter antikapal selam itu sangat menarik untuk mendukung kegiatan patroli maritim, daya tangkal dan daya tempur," katanya menegaskan.

    Selama ini patroli maritim TNI Angkatan Laut masih menggunakan pesawat udara Nomad dan Cassa yang usianya relatif sudah uzur.

    Kekuatan udara Dinas Penerbangan TNI Angkatan Laut saat ini terdiri atas pesawat sayap putar (helikopter) dari jenis NBell 412, NBO-105 dan NAS Super Puma, Colibri, serta pesawat sayap tetap untuk keperluan transportasi dan patroli maritim berupa NC-212 dan Nomad.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> TNI-AL Pertimbangkan Tawaran Helikopter Antikapal Selam Dari AS

    Dubes Polandia Desak Kemhan Untuk Merealisasikan Kerjasama Pertahanan Yang Sempat Tertunda

    Jakarta – Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro, Jumat (14/10) menerima kunjungan Duta Besar Polandia untuk Indonesia Grzegorz Wisniewski di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. Adapun maksud dari kunjungan Dubes Polandia ini adalah membahas Ratifikasi kembali perjanjian kerjasama bidang pertahanan antara kedua negara yang sempat tertunda hampir selama lima tahun.

    Menurut Dubes Polandia, Dokumen perjanjian kerjasama ini sangatlah penting untuk direalisasikan dan ditandatangani di masa yang akan datang. Ditambahkan Dubes Polandia, mengingat dokumen ini bukan hanya merangkum kerjasama industri pertahanan saja, melainkan kerjasama pertahanan lainnya secara umum.

    “Dari pihak kami sangat mengharapkan kerjasama pertahanan yang riil bukan hanya dalam kerjasama industri pertahanan antara militer dengan militer seperti teknologi alutsista atau pasukan khusus, karena saat ini Angkatan Bersenjata Polandia juga sedang mengembangkan kekuatan pada pasukan khusus.” ungkap Dubes Polandia kepada Menhan.

    Dubes Polandia menyampaikan penawaran dalam rangka untuk mempublikasikan program kebijakan militer Polandia di Indonesia, Pemerintah Polandia mengundang salah satu personil jurnalis militer dari Indonesia pada program kunjungan ke Akademi Militer ataupun ke Satuan Militer yang ada di Polandia.

    Selain itu Dubes Polandia juga mengundang kedatangan Menhan RI, Purnomo Yusgiantoro bersama pejabat Kemhan dan TNI lainnya pada pameran tahunan industri pertahanan militer Polandia yang akan diselenggarakan bulan September tahun depan.

    Pada kesempatan pertemuan itu Dubes Grzegorz Wisniewski menyampaikan bahwa baru-baru ini Pemerintah Polandia telah membangun Kantor Atase khusus Bidang Pertahanan di Jakarta. Dubes Poladia mengharapkan Pemerintah Indonesia juga bisa membangun Kantor Atase Pertahanan di Negara Polandia.

    Sementara itu Menhan RI memberikan respon yang baik terhadap peluang kerjasama pertahanan riil kedua negara tersebut. Terlebih lagi untuk bidang industri pertahanan, Menhan mengatakan Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pertahanan menerima kerjasama dengan proses Produksi Bersama (Joint Production) dan Transfer Technology.

    Sumber : DMC
    Readmore --> Dubes Polandia Desak Kemhan Untuk Merealisasikan Kerjasama Pertahanan Yang Sempat Tertunda

    Pengembangan F-35 B Kemungkinan Dibatalkan Karena Biaya Terus Membengkak

    Washington - Program pengembangan pesawat tempur berteknologi siluman, F-35 atau Joint Strike Fighter (JSF), kembali menghadapi masalah. Salah satu varian pesawat itu, yakni F-35B, kemungkinan besar akan batal diproduksi sebagai dampak pemotongan anggaran besar-besaran di Pentagon.

    Demikian diungkapkan Ketua Gabungan Kepala Staf AS yang baru, Jenderal Martin Dempsey, Kamis (13/10/2011). Di hadapan para wakil rakyat AS di Kongres, Dempsey mengaku ragu apakah dengan pengetatan anggaran yang disetujui Kongres baru-baru ini, pihak Departemen Pertahanan AS masih bisa mengembangkan tiga varian F-35.

    "Saya khawatir dengan (nasib) tiga varian itu dan apakah kita bisa terus maju (dengan rencana semula) dalam kondisi fiskal seperti ini, apakah kita bisa membiayai semuanya," kata Dempsey kepada Komite Angkatan Bersenjata DPR AS.

    Menurut rencana awal, program JSF akan mengembangkan tiga varian pesawat F-35, yakni F-35A yang lepas landas dan mendarat di lapangan udara konvensional dan dirancang untuk menggantikan armada pesawat tempur F-16 milik Angkatan Udara AS (USAF).

    Varian kedua adalah F-35B, yang mampu tinggal landas dari landasan pendek dan mendarat secara vertikal (short take-off and vertical landing/STOVL). Varian ini dirancang untuk menggantikan armada pesawat Harrier milik Korps Marinir AS (USMC).

    Varian ketiga adalah F-35C, yang memiliki kemampuan mendarat dan tinggal landas dari geladak kapal induk. F-35C dirancang untuk menggantikan peranan F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut AS (US Navy).

    Saat ini Dempsey mengaku sedang meminta masukan dari berbagai pihak, termasuk Komandan USMC Jenderal James Amos, salah satu pembela utama program F-35B.

    Dalam kesepakatan pengurangan defisit anggaran AS beberapa bulan lalu, Pentagon mendapat "jatah" pengurangan anggaran sebesar 450 miliar dollar AS (hampir Rp 4 kuadriliun) dalam waktu sepuluh tahun mendatang. Program JSF, yang telah berlarut-larut selama bertahun-tahun dan anggarannya terus membengkak, menjadi sasaran utama pemotongan anggaran ini.

    Program pembuatan pesawat oleh pabrikan Lockheed Martin ini menjadi program pengembangan alat utama sistem persenjataan (alutsista) termahal dalam sejarah Pentagon. Varian yang paling menjadi sorotan adalah F-35B, karena harus melibatkan teknologi yang lebih rumit dibanding dua varian lainnya.

    Inggris, salah satu negara yang terlibat dalam JSF dan berpengalaman membuat pesawat Harrier, sudah membatalkan rencana pembelian F-35B dan lebih memilih membeli F-35C.

    Mantan Menteri Pertahanan AS Robert Gates menempatkan program F-35B dalam "masa percobaan" sejak Januari lalu, setelah varian pesawat itu mengalami serangkaian masalah teknis. Gates mengatakan, jika dalam waktu dua tahun masalah-masalah itu tak teratasi, rencana produksi pesawat itu akan dibatalkan.

    Dengan makin membengkaknya biaya pengembangan JSF, para pejabat pertahanan AS berjuang keras mengendalikan harga jual pesawat-pesawat F-35. Menurut Pentagon, dalam waktu sepuluh tahun terakhir, biaya pembuatan per pesawat sudah membengkak dua kali lipat.

    Biaya pengembangan keseluruhan sudah melonjak menjadi 385 miliar dollar AS dan harga satuannya menjadi 103 juta dollar AS dalam standar nilai tukar tetap, atau 113 juta dollar AS (sekitar Rp 1 triliun) per pesawat dengan menggunakan nilai uang dollar AS tahun 2011 ini.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Pengembangan F-35 B Kemungkinan Dibatalkan Karena Biaya Terus Membengkak

    Menhan Terima Kunjungan SAAB Dan Dubes Swedia Untuk Membahas Pesawat Tempur

    Jakarta – Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro didampingi Sekjen Kemhan, Marsdya TNI, Eris Herryanto menerima Dubes Swedia untuk Indonesia, Mrs Ewa Polano bersama Delegasi Perusahaan Kedirgantaraan dan Pertahanan Swedia, (SAAB), Kamis (13/10) di Kantor Kemhan, Jakarta.

    Maksud kunjungan Duta Besar Swedia ini adalah membahas peluang kerjasama di bidang pertahanan kedua negara khususnya Alutsista jenis Pesawat Tempur. Turut juga mendampingi Menhan saat menerima Dubes Swedia, Direktur Teknologi dan Industri Ditjen Pothan Kemhan, Brigjen TNI Agus Suyarso dan Kapuskom Publik, Brigjen TNI Hartind Asrin.

    Sumber : DMC
    Readmore --> Menhan Terima Kunjungan SAAB Dan Dubes Swedia Untuk Membahas Pesawat Tempur

    Industri Pertahanan Mendapatkan Tambahan Dana Untuk 2012

    Jakarta - Empat perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dipastikan mendapatkan tambahan penyertaan modal negara (PMN) dalam APBN 2012.

    Demikian materi rapat Panja Restrukturisasi BUMN Komisi VI DPR RI yang disampaikan oleh Deputi Menteri BUMN bidang Industri Strategis dan Manufaktur dan Deputi Menteri BUMN bidang Infrastruktur dan Logistik di Jakarta, Kamis.

    Empat perusahaan pelat merah yang mendapatkan tambahan PMN 2012 adalah PT PAL Indonesia Persero sebesar Rp648,330 miliar berupa "fresh money", PT Pindad Persero sebesar Rp696,7 miliar berupa "fresh money", PT Merpati Nusantara Persero sekitar Rp561 miliar, serta PT Industri Kapal Indonesia Persero.

    Dari delapan yang diusulkan, hanya empat BUMN Strategis yang mendapatkan tambahan PMN dalam APBN 2012, demikian hasil rapat dengar pendapat Panja Restrukturisasi dan PMN dengan Komisi IV DPR pada 5 Oktober 2011.

    Sedangkan empat perusahaan lainnya, yaitu PT Dirgantara Indonesia Persero sekitar Rp1 triliun berupa "fresh money", Perum LKBN Antara dengan total Rp250,1 miliar yang diusulkan Menteri BUMN kepada Menteri Keuangan, PT PMN Persero Rp900 miliar berupa "fresh money", PT Kertas Leces Persero dan PT Garam Persero dengan total sekitar Rp2 triliun akan menyusul.

    Menteri BUMN melalui surat nomor: 304/MBU.5/2011 tanggal 10 Oktober 2011 telah menugaskan PT Perusahaan Pengelola Aset Persero untuk segera menyelesaikan kajian penggunaan tambahan dana PMN pada PT PAL dalam APBN-P 2011, serta kelayakan kebutuhan dana PMN dalam APBN Tahun Anggaran 2012 kepada PAL sebesar Rp1 triliun serta kelayakan rencana tambahan dana PMN kepada PAL, Pindad, Industri Kapal Indonesia, Merpati, LKBN ANTARA, Kertas Leces, PT Garam selambat-lambatnya 15 Oktober 2012.

    Menteri BUMN melalui surat nomor: 305 sampai dengan 311/MBU.5/2011 tanggal 10 Oktober 2011 telah menginstruksikan seluruh BUMN tersebut untuk segera menyelesaikan rencana bisnis dengan kebutuhan dana tambahan kepada PPA selambat-lambatnya 12 Oktober 2011.

    Sampai dengan semester I 2011, PPA sedang menangani restrukturisasi dan revitalisasi 15 BUMN, dengan empat BUMN memasuki tahap uji tuntas, yaitu PT Varuna Tirta Prakasya Persero, PT Boma Bisma Indra, Perum PPD dan PT Industri Sandang Nusantara Persero.

    Sedangkan tiga BUMN dalam tahap usulan skema restrukturisasi dan revitalisasi, yakni Perum Produksi Film Negara, PT Balai Pustaka dan PT Djakarta Lloyd. Tiga BUMN dalam tahap penetapan dan persetujuan skema RR, meliputi PT KKA Persero, PT Survai Udara Penas Persero, dan PT Industri Kapal Indonesia Persero.

    Terakhir, lima BUMN dalam tahap implementasi dan monitoring, yaitu PT Waskita Karya Persero, PT PAL Indonesia Persero, PT Industri Gelas Persero, PT Dirgantara Indonesia Persero, dan PT Merpati Nusantara Indonesia.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Industri Pertahanan Mendapatkan Tambahan Dana Untuk 2012

    Thursday, October 13, 2011 | 2:21 PM | 0 Comments

    Satsel Koarmatim Gelar Latihan Submarine Escape Exercise Dengan Menerjunkan Kru KRI Cakra Dan Nanggala

    Surabaya - Satuan Kapal Selam (satsel) Koarmatim menggelar Latihan Submarine Escape Exercise (ESCAPEX) bertempat di Diving Center Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmatim Ujung Surabaya Kamis (13/10). Kegiatan ini diikuti oleh 12 orang personel dari Staf Satsel Koarmatim, KRI Cakra-401 serta KRI Nanggala-402. Gladi Submarine Escape dilaksanakan selama lima hari mulai tanggal 10 sampai dengan 14 Oktober 2011.

    Latihan meliputi aspek Escape (prosedur dan peralatan), prosedur medis dan penyelaman tanpa alat serta Latihan taktis dalam rangka pengetrapan dari prosedur Escape yang ada dalam ATP 57 (A) The Submarine Rescue Manual dan Latihan teknis menggunakan peralatan-peralatan keselamatan yang ada di kapal selam dan atau peralatan keselamatan dari luar kapal selam.

    Metode yang digunakan dalam gladi Submarine Escape meliputi tiga tahapan yaitu Ceramah Pembekalan pengetahuan prosedur Escape dan Prosedur medis, Drill Penggunaan peralatan keselamatan di kapal selam dan Praktek lapangan. Pengetrapan prosedur pelaksanaan dan penggunaan peralatan keselamatan di escape trunk. Memberikan pengetahuan prosedur medis, melatih pelaksanaan escape, melatih komunikasi darurat dan melatih penyelaman tanpa alat

    Materi yang dilaksanakan dalam latihan ini diantaranya bertahan di air (Water Tropen), tahan nafas di dalam air, mengambil benda di dasar Diving Tank tanpa menggunakan alat, membersihkan masker di dalam air (Masker Clearing), bongkar pasang alat selam (Scuba) dan keluar dari kapal selam secara darurat (Free Escape). Selain itu juga menerapkan prosedur pelaksanaan Escape, pengoperasian dan penggunaan peralatan keselamatan yang ada di kapal selam.

    Praktek yang dilaksanakan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang digunakan saat kapal selam mengalami kegawat daruratan. Situasi darurat dibawah permukaan air yang mengharuskan seluruh awak kapal segera cepat meninggalkan kapal dengan bergantian. Kegawat daruratan yang dialami kapal selam itu bisa diakibatkan oleh berbagai macam faktor diantaranya akibat terkena senjata musuh berupa Bom Laut, Torpedo, ranjau ataupun akibat kerusakan teknis yang mengakibatkan kapal selam tidak dapat timbul ke permukaan.

    Dalam keadaan yang sesungguhnya jika terjadi kegawat daruratan para awak kapal selam sebelum melakukan Free Escape terlebih mendapatkan bantuan nafas dari alat yang tersedia berupa Built And Breathing Sistem (BIB’S) yang memiliki koneksi beberapa panel untuk pernafasan Mouth Stuck dari anjungan hingga menuju pintu keluar darurat yang berada di Coning Tower dan ruang batrey.

    Selanjutnya masing-masing personel dibekali dengan peralatan Emergency untuk timbul ke permukaan berupa MK-10 yang dilengkapi dengan tabung oksigen, makanan, obat-obatan serta lampu Emergency. Setelah timbul kepermukaan peralatan keselamatan MK-10 secara otomatis terbuka dan membentuk seperti sperahu karet, namun hanya dapat dipakai untuk perorangan.

    Latihan ini bertujuan untuk mempertahankan, meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan awak kapal selam dalam rangka melaksanakan penyelamatan perorangan (escape) dalam menghadapi kedaruratan kapal selam dan melaksanakan program nol kecelakaan (Zero Accident). “Selain itu untuk mewujudkan keterampilan perorangan dalam rangka meningkatkan kesiapan tugas, pemantapan prosedur pelaksanaan, dan pemantapan penguasaan teknik peralatan”. Kata Dansatsel Koarmatim Kolonel Laut (P) Jeffry S. Sanggel, SH.

    Sumber : Koartim
    Readmore --> Satsel Koarmatim Gelar Latihan Submarine Escape Exercise Dengan Menerjunkan Kru KRI Cakra Dan Nanggala

    Pengamat : Geoposisi TNI AL Masa Depan

    Padang - Tiga peran yang dimainkan TNI AL secara lintas generasi, teruji mampu mengiringi dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara. Pertama, peran militer yang dilaksanakan dalam rangka penegakan kedaulatan negara di laut dengan cara penangkalan atau pertahanan negara. Kedua, peran polisionil yang dilaksanakan dalam rangka penegakan hukum di laut, melindungi sumberdaya dan kekayaan laut nasional. Ketiga, peran dukungan diplomasi, merupakan penggunaan kekuatan TNI AL sebagai sarana diplomasi dalam mendukung kebijaksanaan luar negeri Indonesia.

    Selain ketiga peran itu, TNI AL juga mengemban amanah dalam bentuk peran Operasi Lain selain Operasi Militer (Militery Operation Other than War) seperti tugas-tugas kemanusiaan dan dukungan bantuan ke berbagai wilayah bencana. Bahkan, adakalanya TNI AL melaksanakan lebih dari satu peran pada waktu yang bersamaan, seperti kehadiran unsur TNI AL dalam Malaysia-Singapura-Indonesia Malaca Straits Coordinated Patrol (Malsindo MSCP) di Selat Malaka. Kerjasama ini selain berwujud penegakan hukum di laut, juga mengandung trik diplomasi dan pengungkapan kebijakan Indonesia yang serius membasmi bajak laut ke mata dunia internasional.

    Tuntutan Goeposisi

    Amanah Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, khususnya Pasal 3 ayat 2, menyatakan pertahanan negara disusun dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Artinya, pemerintah Indonesia menyadari bahwa laut dan segala aktivitas di dalamnya dapat menjadi tumpuan masa depan bangsa. Bagi TNI AL, amanah ini harus direspon sebagai tantangan sekaligus peluang untuk mereposisi keberadaan TNI AL.

    Kondisi geografis Indonesia yang terletak di tengah kepentingan masyarakat internasional, mengandung tingkat kerawanan yang tinggi terhadap berbagai bentuk ancaman atau kejahatan terutama masalah keamanan perbatasan dan konflik teritorial. Terkait dengan masalah perbatasan kawasan, baik perbatasan darat Indonesia dengan tiga negara tetangga maupun perbatasan laut Indonesia dengan sepuluh negara tetangga, merupakan isu sensitif yang paling berpotensi memicu konflik. Sensitivitas masalah perbatasan kawasan diperparah dengan isu maraknya pelanggaran wilayah oleh kapal asing dan pesawat udara pada corong-corong strategis, illegal fishing, penyelundupan dan jalur trafficking buruh migran, perompakan terhadap kapal niaga di selat-selat sempit serta kejahatan multidimensional lainnnya. Dalam konteks inilah, tuntutan geoposisi TNI AL menjadi agenda prioritas.

    Geoposisi TNI AL dipahami sebagai upaya memposisikan TNI AL sesuai kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, tentu dengan sarana pendukung yang memadai. Ironisnya, 50% dari 148 kapal TNI AL saat ini sudah uzur yang harus melindungi 5,8 juta kilometer persegi wilayah laut Indonesia serta ribuan pulau di seluruh wilayah nusantara. Kendaraan tempur Marinir yang ada rata-rata bernasib sama, tidak lagi sesuai dengan perkembangan teknologi karena secara teknis telah menurun efek penggetar dan pemukulnya. Padahal, meminjam istilah mantan Presiden Soekarno, bangsa pelaut seharusnya tercermin pada kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri.

    Zaman keemasan tercatat ketika kekuatan TNI AL terbesar di Asia Tenggara pada 1960-an dengan komposisi 234 kapal perang yang terdiri dari sebuah kapal penjelajah (cruiser), 7 kapal perusak (destroyer), 12 kapal selam dan beberapa jenis kapal perang lain. Kemantapan soliditas TNI ketika itu, besarnya armada laut dengan persenjataan canggih yang mampu mengangkut pasukan dalam jumlah besar dan siap melaksanakan pertempuran laut, menjadikan Indonesia memiliki bargaining position yang tinggi.

    Pengalaman pahit masa lalu ketika kekuatan asing menduduki negeri ini dengan merubah paradigma maritim dan menjauhkan penghidupan masyarakat dari laut, patut dikedepankan sebagai renungan nasional bangsa berkarakter bahari. Paradigma maritim harus dipahami sebagai kesadaran bangsa tentang kehidupan masa depannya bergantung pada lautan, bukan diartikan sebagai bangsa yang mayoritas masyarakatnya adalah nelayan. Implementasi geoposisi TNI AL memang membutuhkan kemauan politik yang kuat dari pemerintah, tetapi secara internal TNI AL telah menempatkan visi dan misi maritim sebagai negara kepulaun terbesar dunia untuk mewujudkan TNI AL yang handal dan disegani. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno, pada peringatan hari lahir TNI AL tanggal 10 September 2011 menekankan perlunya menumbuhkan kembali Maritime Domain Awareness. Menyikapi kepedulian terhadap wilayah kelautan, perlu merumuskan kembali jawaban: who we are, what we do dan how do we fight?

    Tantangan ke Depan

    Penjelasan Pasal 11 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, menjabarkan gelar kekuatan TNI mengutamakan daerah rawan konflik, daerah perbatasan dan pulau terpencil sesuai kondisi geografis dan strategi pertahanan. TNI AL merumuskan strategi pertahanan laut nusantara pada tiga pilar utama: penangkalan, pertahanan mendalam dan hankamrata. Medan juang pertahanan ditata dengan urutan: Pertama, medan juang penyanggah, merupakan daerah pertahanan yang berada di luar garis batas Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) dan lapisan udara di atasnya. Kedua, medan pertahanan utama, merupakan pertahanan dari batas terluar ZEEI ke batas terluar laut teritorial dan lapisan udara di atasnya. Ketiga, medan pertahanan akhir, merupakan pertahanan dari laut teritorial ke wilayah perairan nusantara dan lapisan udara di atasnya.
    Mengkaji kekuatan maritim (sea power) suatu negara, setidaknya melalui dua kriteria. Pertama, anggaran belanja Angkatan Laut (Naval Expenditure) minimal 50% dari anggaran belanja suatu kawasan. Kedua, anggaran tersebut seharusnya menjelma menjadi armada kapal perang minimal 50% dari kapal perang di Asia Timur. Kemampuan anggaran dan kekuatan maritim harus disertai kemampuan proyeksi dan struktur kekuatan maritim karena ada tiga kemampuan yang harus dimiliki sea power. Pertama, kemampuan mengoperasikan fungsi maritim masa damai. Fungsi ini dioperasionalkan menjadi perlindungan sea lanes of communication, jaminan lintas damai dan kemampuan evakuasi kecelakaan laut. Kedua, battlespace dominance dengan membangun sistem pertahanan: sea denial system, space denial system dan land space denial system. Ketiga, memiliki kemampuan demonstrasi kekuatan.

    Pembangunan pertahanan Indonesia dengan meningkatkan kemampuan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI untuk mencapai minimum essential force, meningkatkan kesejahteraan prajurit dengan meningkatkan standar uang lauk-pauk serta meningkatkan kerjasama militer luar negeri guna mewujudkan kerjasama internasional dalam menciptakan perdamaian dunia perlu dukungan politik dari pemerintah. Kenyataannya, bukan hanya kendala anggaran, kesadaran pemerintah untuk membangun pertahanan Indonesia khususnya pertahanan laut yang berwibawa setidaknya di Asia Tenggara belum menjadi prioritas politik yang utama.

    Memang tidak mudah menitikberatkan pembangunan kekuatan pertahanan nasional berbasiskan laut apalagi dengan kondisi ekonomi negara yang fluktuatif, tetapi bukan mustahil pula untuk dilaksanakan karena tuntutan geografis Indonesia. Tantangan ke depan yang mendesak, setidaknya ada dua alternatif strategi unggulan. Pertama, membangun kekuatan anti navy. Bukan kekuatan maritim tandingan, melainkan upaya pencegahan pada terbukanya akses laut bagi armada asing ke littoral areas. Kedua, mengembangkan kerjasama maritim transnasional untuk melindungi sekitar 23 World Vital Chokepoints (WVC). Empat chokepoints berada di Indonesia yaitu Selat Makassar, Selat Lombok, Selat Sunda dan Selat Malaka.

    Mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang kuat di Asia Tenggara, harus mendasarkan politik negara pada penguasaan alur pelayaran dan jalur perdagangan serta menguasai wilayah-wilayah strategis yang digunakan sebagai pangkalan kekuatan laut. Dalam konteks pertahanan laut, armada laut harus merepresentasikan sebagai negara maritim terbesar di dunia. Di sinilah geoposisi TNI AL, menjadi inisiator sekaligus garda terdepan untuk mengamankan posisi jati diri bangsa secara kultural dalam bingkai persepsi kewilayahan tanah dan air Indonesia. Walhasil, kita harus menuntaskan jati diri bangsa sebagai penghuni negara kepulauan dan perlu mengedepankan visi dan strategi yang cerdas kreatif ke arah paradigma maritim yang rasional dan berwawasan global.

    Sumber : Padang Ekspres
    Readmore --> Pengamat : Geoposisi TNI AL Masa Depan

    Standar Prosedur Operasi Penanggulangan Teror TNI-Polisi Akan Disempurnakan

    Jakarta - Penyempurnaan standar prosedur operasi penanggulangan teror antara satuan-satuan elit TNI dan Kepolisian Indonesia terus ditingkatkan. Sudah lama disadari bahwa kepaduan di antara kedua kekuatan ini dalam pencegahan dan penanggulangan teror di Tanah Air harus bisa ditingkatkan.

    Salah satu arena "pengujian" penyempurnaan standar prosedur operasi ini adalah Latihan Bersama TNI-Kepolisian Indonesia bertajuk Waspada Nusa III 2011. Latihan puncak di lingkungan TNI dan Kepolisian Indonesia ini akan segera dilaksanakan dengan mengambil lokasi simulasi beragam.

    Dalam latihan bersama itu, dilibatkan Detasemen Jalamangkara Korps Marinir TNI-AL, Detasemen B-90 Bravo Korps Pasukan Khas TNI-AU, Komando Pasukan Khusus TNI-AD, Gegana Kepolisian Indonesia, dan Detasemen Khusus 88 Kepolisian Indonesia.

    Kesiapan latihan bersama TNI-Kepolisian Indonesia ini menjadi perhatian dari Kepala Staf Umum TNI, Letnan Jenderal TNI Suryo Prabowo. Bersama para komandan satuan-satuan elit TNI dan mitra polisinya, mereka memeriksa langsung kesiapan peralatan dan prosedur serta skenario latihan penanggulangan teror di Markas Komando Komando Pasukan Khusus TNI-AD di Cijantung.

    Sinergitas berupa pemaduan keunggulan masing-masing satuan elit TNI dan Kepolisian Indonesia menjadi tema penting yang dibahas mereka. Dalam menanggulangi serta mencegah jaringan terorisme, terdapat dua dimensi, yaitu dimensi keamanan dan keselamatan negara serta dimensi penegakan hukum sipil. Yang terakhir ini menjadi ranah polisi sipil.

    Model latihan yang diterapkan kali ini cukup berbeda ketimbang yang selama ini dilaksanakan karena juga melibatkan instansi di luar TNI dan Kepolisian Indonesia, yaitu BNPT, pemadam kebakaran, Direktorat Jenderal Bea Cukai, PT Telkom, hingga anggota-anggota satuan pengamanan di lokasi-lokasi yang dijadikan arena berlatih.

    Walau tidak diungkap skenario kejadian yang akan dipergunakan, namun laiknya latihan anti teror, urutan kejadian dimulai dari informasi awal dari pelaku teror kepada pihak yang menjadi sasaran. Pihak terakhir ini menghubungi instansi yang berwenang yang berujung pada keputusan dari pemegang otoritas pertahanan dan keamanan negara menggunakan satuan-satuan elit TNI dan Kepolisian Indonesia secara bersamaan untuk menggulung mereka.

    Dalam waktu kurang dari satu bulan lagi, Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT ASEAN di Nusa Dua, Bali. Paling tidak 16 kepala pemerintahan dan kepala negara akan menghadiri pertemuan puncak yang akan menjadi landasan penting bagi pembentukan Komunitas ASEAN, yang diharapkan bisa sejajar dengan Komunitas Eropa sebagai kaukus kawasan, ekonomi, dan politik.

    Selain 10 kepala negara dan kepala pemerintahan anggota ASEAN, tiga negara mitra telah memastikan kehadiran kepala pemerintahannya, yaitu India, Korea Selatan, Jepang, ditambah China. Salah satu tamu negara yang dipastikan juga hadir sekaligus menyita persiapan cukup panjang dari sisi pengamanan, adalah Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Standar Prosedur Operasi Penanggulangan Teror TNI-Polisi Akan Disempurnakan

    Perang Elektronika Menjadi Tantangan TNI

    Ilustrasi

    Jakarta - TNI berkomitmen tentang perang pada masa depan. Perang elektronika dengan pihak lain merupakan tantangan dan ancaman yang harus diantisipasi melalui observasi dan penindaklanjutan terhadap kapasitas dan kapabilitas pihak lain.

    Di bawah supervisi asisten Panglima TNI bidang Komunikasi Elektronika, TNI telah melakukan penyusunan sistem komunikasi yang terpadu, efektif, rahasia dan cepat sehingga pelaksanaan operasi gabungan TNI dapat dikendalikan secara terpusat.

    "Pula penanggulangan bencana alam dapat dilaksanakan secara baik serta pemantauan seluruh perbatasan Indonesia dapat dilaporkan secara optimal," kata Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, saat menerima menerima pelaporan korps serah terima jabatan Asisten Komunikasi dan Elektronika Panglima TNI dari Laksda TNI Ir Sudjiwo, kepada Laksda TNI Slamet Yulistiyono, di Markas Besar TNI Cilangkap.

    Dengan demikian, kata Suhartono, ada hal juga penting dilaksanakan, meningkatkan sistem komunikasi dan elektronika TNI yang handal dan dapat mendukung komando serta pengendalian secara optimal dan melaksanakan pemantauan dan pendataan dalam mengantisipasi perang elektonika.

    Pada kesempatan itu, posisi Kepala Pusat Misi Pemelihara Perdamaian TNI diserahkan dari Brigjen TNI I Gede Sumertha kepada Kolonel Inf Imam Edy Mulyono.

    Khusus tentang yang terakhir ini, Suhartono menyatakan, peningkatan tugas pemeliharaan perdamaian dunia TNI dalam sesuai amanah konstitusi. Misi khusus ini dibentuk TNI sejak 2007.

    Saat ini lebih dari 1.800 prajurit TNI tengah mengemban tugas memelihara perdamaian dunia di berbagai negara konflik seperti Lebanon, Kongo, Sudan dan Darfur. Jumlah tersebut dua kali lipat dari kondisi sebelumnya.

    Permintaan pasukan dari PBB secara nyata diimbangi juga dengan penampilan para prajurit TNI yang profesional dan memegang teguh prinsip–prinsip PBB dalam bertugas, hal tersebut membuat para Force Commander PBB memberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi pada prajurit TNI terkait dengan keberhasilan pasukan TNI di daerah penugasan.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Perang Elektronika Menjadi Tantangan TNI

    Wednesday, October 12, 2011 | 9:15 AM | 0 Comments

    Menhan: Pengelolaan Perbatasan Negara Harus Memerlukan Peran Semua Lembaga

    Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pengelolaan perbatasan negara memerlukan peran semua lembaga terkait, salah satunya adalah tingkat kesejahteraan bidang pelayanan kesehatan. Oleh karenanya, MoU antara Kemhan dan Kemkes bidang kesehatan perlu terus ditindaklanjuti dengan kerjasama meningkatkan pelayanan kesehatan bagi prajurit dan rakyat di wilayah perbatasan negara.

    “Kemampuan dalam mewujudkan kesejahteraan di wilayah perbatasan sangat penting karena perbatasan negara merupakan halaman terdepan negara, guna mewujudkan pertahanan negara yang tangguh”, tambah Menhan dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Sekjen Kemhan) Mardya TNI Eris Herryanto, S.IP, MA., saat membuka Rapat Koordinasi Kesehatan (Rakorkes) Kemhan dan TNI TA. 2011, Selasa (11/10) di kantor Kemhan, Jakarta.

    Lebih lanjut Menhan mengatakan, saat ini Pemerintah bersama-sama dengan DPR telah menggodok upaya pelaksanaan pelayanan kesehatan, sebagai implementasi dari amanat Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), melalui akan diterbitkannya Undang – Undang yang mengatur tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) serta Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) telah merumuskan Peraturan Presiden tentang Jaminan Kesehatan.



    Diharapkan dengan diterbitkannya suprastruktur tentang pelayanan kesehatan yang mencakup seluruh warga negara Indonesia tersebut, seluruh prajurit beserta keluarganya terutama bagi mereka yang bertugas mengawal di daerah perbatasan dan pulau – pulau terluar serta daerah terpencil dapat memperoleh akses yang lebih baik dalam pelayanan kesehatan di semua fasilitas kesehatan yang dimiliki Pemerintah.

    Namun demikian, Menhan tetap mengharapkan tenaga kesehatan di lingkungan Kemhan dan TNI untuk terus meningkatkan kualitas keilmuan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada prajurit, PNS dan keluarganya dan dukungan kesehatan yang diberikan juga akan lebih berkualitas.

    Lebih lanjut Menhan menambahkan, kejadian bencana yang sering terjadi di tanah air memerlukan juga kerjasama semua unsur terkait. Kemampuan prajurit yang cepat merespon setiap kejadian bencana hendaknya dapat dijadikan nilai tambah dalam hubungan penanggulangan bencana di tanah air, sehingga kerjasama dan koordinasi antara militer dan sipil dapat terlaksana dengan baik.

    “Untuk mewujudkan semua kondisi diatas, tentunya memerlukan kerjasama dan koordinasi yang terintegrasi, kebijakan yang komprehensif yang mengacu kepada kebijakan nasional serta mampu bersinergi dengan semua unsur kesehatan nasional”, jelas Menhan.

    Sementara itu terkait dengan tema Rakorkes Kemhan dan TNI kali ini yaitu “Melalui Rakorkes Kemhan dan TNI TA. 2011 Kita Tingkatkan Sinergitas Unsur Terkait dalam Rangka Memperkuat Sistem Kesehatan Pertahanan Negara”, Menhan menganggap tema tersebut sangat relevan mengingat kesehatan pertahanan negara merupakan Subsistem pertahanan negara, yang memerlukan kerjasama dengan semua komponen sebagai sumber daya nasional di bidang kesehatan dalam upaya mendukung pertahanan negara.

    Di dalam sistem pertahanan negara tersebut mencakup unsur kesehatan pertahanan negara yang merupakan totalitas dari sumber daya bidang kesehatan di wilayah NKRI yang meliputi personel, fasilitas, sarana dan prasarana kesehatan milik pemerintah maupun swasta yang tercermin dalam Sistem Kesehatan Pertahanan Negara.

    Rakorkes Kemhan dan TNI TA. 2011 yang diselenggarakan Kemhan melalui Direktorat Jenderal Kekuatan Pertahanan (Ditjen Kuathan) berlangsung selama dua hari tanggal 11 dan 12 Oktober 2011. Rakor dihadiri oleh para pejabat di Jajaran Kesehatan di lingkungan Kemhan, Mabes TNI dan Mabes ketiga Angkatan.

    Kegiatan Rakorkes kali ini diisi dengan paparan oleh sejumlah nara sumber dan diskusi bersama para peserta. Topik yang didiskusikan diantaranya terkait, pertama pengelolaan jaminan kesehatan dalam BPJS guna meningkatkan derajat kesehatan bagi anggota TNI dan PNS Kemhan beserta keluarganya, kedua pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan TNI di wilayah perbatasan terpencil dan pulau terluar, ketiga pengembangan fasilitas Kemhan dan TNI di wilayah perbatasan, terpencil dan pulau terluar, serta keempat pelaksanaan mekanisme koodinasi antar institusi Kemhan dan TNI guna pemberian dukungan kesehatan bagi anggota TNI di wilayah perbatasan, terpencil dan pulau terluar.

    Sumber : DMC
    Readmore --> Menhan: Pengelolaan Perbatasan Negara Harus Memerlukan Peran Semua Lembaga

    Tuesday, October 11, 2011 | 11:01 AM | 0 Comments

    Pergerakan Aktivitas TNI ke Camar Bulan Mulai Meningkat

    Sambas - Aktivitas TNI dan media cetak, televisi dan "online" (dalam jaringan) yang akan ke perbatasan Camar Bulan, di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Selasa, mulai meningkat sejak mencuatnya pemberitaan mengenai pencaplokan batas negara di daerah tersebut oleh Malaysia.

    Dari pantauan di lapangan , tampak belasan anggota TNI menggunakan kendaraan roda empat dan sejumlah wartawan media cetak dan elektronik baik lokal maupun nasional ikut antri untuk menyeberang menggunakan kapal motor pelayaran Semah di dermaga Tanjung Harapan - Teluk Kalong, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas.

    "Sejak pukul 04.00 WIB para penumpang sudah banyak yang antri untuk menyeberang dari Tanjung Harapan ke Teluk Kalong," kata staf Dinas Perhubungan dan Informatika, Kabupaten Sambas, Suryadi Saleh saat ditemui di lokasi penyeberangan tersebut.

    Suryadi Saleh mengatakan, terjadi lonjakan penumpang dari arah luar kota Sambas tujuan Kecamatan Paloh dalam dua hari terakhir sejak mencuatnya kasus pencaplokan dan klaim dari Malaysia bahwa Camar Bulan merupakan wilayah negara tersebut.

    Dusun Camar Bulan, Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, memiliki luas sekitar 1.499 hektare dan Tanjung Datu memiliki luas 80.000 meter persegi. Wilayah Camar Bulan dihuni sekitar 170 keluarga atau 700 jiwa penduduk yang semuanya berwarga negara Indonesia.

    Menurut Gubernur Kalbar Cornelis, ada 1.440 hektare wilayah Indonesia masuk ke Malaysia karena patok yang bergeser di titik tapal batas A88 - A156 Camar Bulan di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, ke dalam wilayah Sarawak, Malaysia.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Pergerakan Aktivitas TNI ke Camar Bulan Mulai Meningkat

    Kasad : TNI Ingin Modernisasi Alutsista

    Kutai Barat - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan, kenaikan anggaran TNI akan difokuskan untuk membenahi dan memperbaki alat utama sistem persenjataan.

    "Kami ingin berbenah dan ingin lebih modern, tentu saja," katanya di Lapangan Sepak Bola Kampung Linggang Amir, Kecamatan Linggang Bigung, Kutai Barat, Kalimantan Timur, Senin.

    Kasad hadir di Linggang Amir untuk membuka resmi kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-87 di Kutai Barat.

    TNI, katanya, menyambut baik rencana kenaikan anggaran Kementerian Pertahanan, khususnya TNI, sebesar 35 persen atau sekitar Rp6 triliun.

    Menurut Kasad, TNI sudah lama merencanakan untuk mengganti, memperbaiki, hingga mempermodern alat utama sistem persenjataan (alutsista).

    Kenaikan anggaran untuk sistem pertahanan tersebut memang sudah lama dinantikan TNI. "Ya kami ingin membangun peralatan agar lebih maksimal menjaga dan membela, mempertahankan negara ini," tegas Kasad.

    Menurut Kasad, saat ini TNI tetap berusaha memaksimalkan apa yang sudah dimiliki, baik dengan pemeliharaan ataupun modifikasi, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

    Senada dengan Kasad, Kepala Penerangan Kodam VI/Mulawarman, Kolonel Kavaleri Prantara, mengatakan, Kodam VI/Mulawarman akan merenovasi panser BT-50 agar tetap bisa dipakai dalam berbagai medan tugas.

    Panser-panser itu, katanya, kemudian disebut retrovit (renovasi dan vitalisasi) BT-50. Sebagian panser-panser ini sudah berumur lebih 30 tahun.

    Dengan renovasi tersebut, katanya, panser-panser tersebut tetap bisa dimanfaatkan untuk melaksanakan tugas-tugas tentara mengawal Tanah Air.

    "Kalaupun tidak dipakai lagi oleh TNI, bisa dialihkan untuk kesatuan lain. Atau tidak lagi untuk tugas tempur, tapi untuk pengendalian massa," papar Kolonel Kavaleri Prantara.

    TMMD di Kutai Barat akan berlangsung selama 21 hari sejak Senin (10/10). Kegiatan tersebut diikuti satu kompi pasukan atau 150 personel dari berbagai batalyon di lingkungan Korem 091 Aji Surya Natakesuma (ASN) dengan dipimpin Letkol Inf Zulkifli, Komandan Kodim 0912 Kutai Barat.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Kasad : TNI Ingin Modernisasi Alutsista

    Menhan Yakin 30 Persen MEF Terwujud Pada 2014

    Jakarta - Meteri Pertahanan (menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan program prioritas Kementerian Pertahanan pada tahun ketiga Kabinet Indonesia Bersatu jilid kedua adalah mewujudkan Minimmum Essential Forces (MEF) atau Kekuatan pokok minimum.

    “Program MEF dibagi dalam tiga rencana strategis (Renstra). Pada renstra pertama hingga tahun 2014, MEF diharapkan terwujud minimal 30 persen khususnya pengadaan Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) untuk matra darat, laut dan udara,” kata Menhan Purnomo Yusgiantoro usai Rapat Koordinasi Bidang Polhukam di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (10/10).

    Menhan menjelaskan Kementerian Pertahanan akan memulai pembangunan kekuatan dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara secara efektif dimulai pada tahun ketiga Kabinet Indonesia Bersatu II yaitu pada bulan Oktober 2011. Menurutnya, Anggaran untuk pengadaan Alat Utama Sistem Persenjataan akan diambil dari Anggaran Pinjaman Luar Negeri (APLN). Namun karena ada pesan dari pemerintah agar menggunakan pinjaman dalam negeri maka hampir 50 persen dari APLN untuk pengadaan Alutsista menggunakan pinjaman dari dalam negeri.

    Menhan meyakini bahwa kekuatan pertahanan Indonesia di masa mendatang cukup kuat.

    “Kekuatan pertahanan kita cukup kuat,” katanya.

    Terkait pembiataan pengadaan Alutsista, Menhan mengatakan akan diupayakan dengan Surat Utang Negara (SUN). Artinya kredit eksport untuk pengadaan alutsista juga akan terus dikurangi.

    Sumber : JURNAS
    Readmore --> Menhan Yakin 30 Persen MEF Terwujud Pada 2014

    Monday, October 10, 2011 | 5:35 PM | 0 Comments

    Indonesia Dan Daewoo Sepakat Membuat Tiga Unit Kapal Selam Sebesar $ 1,1 Milyar

    Seoul - Daewoo Shipbuilding & Engineering menyatakan telah menyepakati perjanjian dengan pemerintah Indonesia mengenai penjualan tiga kapal selam. Nilai perjanjian ini mencapai US$ 1,1 miliar.

    Tiga kapal selam mulai dibuat pada November 2011. Pembuat kapal asal Korea Selatan itu menyatakan penjualan ke Indonesia tersebut menandai ekspor kapal selam untuk yang pertama kalinya.

    "Kami telah melakukan pembicaraan dan menandatangani kontrak pengiriman kapal selam dengan Kementerian Pertahanan Indonesia," jelas manajemen Daewoo.

    Sumber : KONTAN
    Readmore --> Indonesia Dan Daewoo Sepakat Membuat Tiga Unit Kapal Selam Sebesar $ 1,1 Milyar

    CEO Airbus : Kami Ingin Kerjasama Dengan PT DI Dalam Pembuatan Pesawat Tanker Dan A 400 M

    Jakarta - Airbus Military menargetkan produksi 200 pesawat di Indonesia dalam waktu 10 tahun ke depan.

    Demikian disampaikan CEO Airbus Military Domingo Urena Raso di Jakarta. "Investasi di sini sangat besar dan kami ingin menjadi kompetitif. Mungkin seimbang antara pembuatan pesawat sipil dan pesawat militer dari target 200 pesawat yang akan diproduksi dalam 10 tahun ke depan. Itu sangat fantastik untuk industri penerbangan di Indonesia," terangnya, beberapa waktu lalu.

    Dalam proses pembuatan pesawat tersebut, Airbus Military bekerjasama dengan PT Dirgantara Indonesia (PT DI). "Kita sudah bekerjasama dengan PT DI selama 35 tahun. Kami ingin kerjasama ini terus berkelanjutan dalam jangka waktu yang lama," tuturnya.

    Dalam kerjasama itu, dilakukan pembuatan produk bersama. "Selain itu, kita ingin memasarkan tidak hanya untuk pasar domestik, tapi juga untuk di ekspor. Kami percaya Indonesia negara yang sangat baik untuk kami dapat berkembang. Kami bersama PT DI juga mengincar pasar Asia Pasifik," tukasnya.

    "Untuk pembuatan pesawat CN235 kami masih membuat 50:50 dengan PT DI. Pesawat CASA 212 100% dibuat PT DI dan kedepannya mereka dapat memproduksi pesawat CN295. Tak hanya itu kami ingin PT DI membuat sejumlah pesawat militer antara lain tanker dan A400.

    Sumber : INILAH 
    Readmore --> CEO Airbus : Kami Ingin Kerjasama Dengan PT DI Dalam Pembuatan Pesawat Tanker Dan A 400 M

    Komisi I DPR Tidak Setuju Kalau Hibah F-16 Tanpa Persenjataan

    Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Effendi Choirie mengatakan di Jakarta Minggu (9/10), kepastian pembahasan ulang terkait hibah pesawat tempur F-16 AS kepada Indonesia itu akan digelar pekan depan.

    “Sekarang kita sedang membicarakan dengan Menteri Pertahanan dan Wakil Menhan, hibah dari AS. Meskipun itu hibah tapi itu namanya tetap membeli karena kita harus mengeluarkan uang sekitar tiga triliun rupiah. Tapi kami tidak mau kalau itu tanpa persenjataan dan inilah yang sedang diajukan, sedang kita bahas," demikian ujar Effendi Choirie.

    Effendi mengatakan, pada prinsipnya pihak parlemen memberikan dukungan penuh kemitraan Indonesia dengan AS bidang pertahanan, terutama dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista).

    Menurut Effendi, salah satu yang cukup penting didorong terkait kemitraan atau kerjasama dengan pihak asing. Antara lain berdampak langsung terhadap peningkatan kemampuan industri persenjataan dalam negeri dan terjadinya alih teknologi.

    "Kita minta oke kita setujui, namun semua harus dibikin di dalam negeri. Jadi (harus) ada alih teknologi,” demikian penjelasan anggota Komisi I DPR RI tersebut.

    Beberapa negara yang disebut-sebut menjadi mitra Indonesia bidang pertahanan, antara lain Rusia, Tiongkok, Spanyol, Inggris, Korea Selatan dan beberapa negara anggota ASEAN , termasuk Brunei Darussalam.

    Penegasan serupa juga disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam amanatnya, saat memimpin upacara HUT ke-66 TNI di Mabes TNI Cilangkap Jakarta. Presiden meminta Panglima TNI agar mengembangkan doktrin dan profesionalisme TNI, seiring dengan pembangunan alutsista yang lebih modern.

    “Di tahun 2012 mendatang, anggaran pertahanan kita naikkan dari Rp 47,5 Triliun pada 2011 menjadi Rp 64,4 Triliun di tahun 2012, atau naik lebih dari 35 persen", kata presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

    Pekan lalu, salah satu industri strategi pertahanan yang dimiliki Indonesia PT.Dirgantara Indonesia dan lembaga pertahanan Spanyol, European Aeronautic Defense and Space (EADS)-CASA akan bersinergi merancang pembuatan pesawat Airbus Military C295 guna menjawab kebutuhan Angkatan Udara Republik Indonesia. Kedua pihak sepakat untuk membuat enam hingga sembilan pesawat di Indonesia. Sebagian pesawat yang lain dibagun di fasilitas pabrik pesawat terbang milik Airbus Military di San Pablo, Sevilla, Spanyol.

    Peneliti bidang pertahanan Teuku Ardhiansyah optimis, Indonesia menjadi salah satu negara dengan kemampuan persenjataan terbesar di Asia di masa depan.

    “Matra terbesar itu di Angkatan Darat sekarang , (tetapi) kita harus bahas lebih proporsional, perimbangan komposisi matra laut (TNI AL) dan marta udara (TNI AU). TNI harus mengembangkan strategi dengan membangun kemitraan strategis dengan negara-negara di Pasifik”, kata Ardhiansyah.

    Kalangan pakar memperkirakan jumlah total personil militer Indonesia sekitar 500 ribu personil, merupakan salah satu yang terbesar di Asia, terutama personil militer terlatih, termasuk personil militer yang berpatisipasi aktif dalam pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

    Menurut kalangan pakar, di dalam negeri Indonesia berkewajiban memperkuat kemitraan antar institusi, terutama dalam menghadapi beragam tantangan, antara lain ancaman kejahatan terorisme yang masih cukup menonjol dan cukup meresahkan masyarakat.

    Sumber VOA di Mabes TNI menyebutkan, dalam waktu dekat TNI dan Polri kembali akan menggelar latihan gabungan antiteror terbesar tahun ini, berlangsung pada 27 Oktober 2011. Latihan tersebut digelar guna meningkatkan kemampuan kedua institusi dalam penanggulangan terorisme.

    Latihan gabungan (Latgab) antiteror tersebut digelar dengan sandi "Waspada Nusa III". Latihan serupa sebelumnya pernah digelar pada tahun 2008 dan 2010, dengan mengambil beberapa lokasi simulasi di sejumlah kawasan vitas dan strategis di ibukota Jakarta.

    Sumber : VOA
    Readmore --> Komisi I DPR Tidak Setuju Kalau Hibah F-16 Tanpa Persenjataan

    Tiga Kapal Perang TNI AL Akan Amankan KTT ASEAN

    Denpasar - Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lanal) V Denpasar akan menyiagakan tiga kapal perang untuk mengamankan jalur laut dalam pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean pada November mendatang.

    Komandan Lanal V Denpasar, Kolonel Laut (P) I Wayan Suarjana, di Denpasar, Minggu mengatakan, kapal perang tersebut didatangkan dari Lantamal Surabaya.

    "Untuk peralatan pengamanan, yang jelas ada tiga kapal perang dari Surabaya yang akan `meng-cover` kami," katanya.

    Suarjaya mengatakan, selain mengerahkan tiga kapal perang, pihaknya dalam pengamanan jalur laut juga akan menyiagakan sebanyak 600 personel Angkatan Laut.

    "Wilayah yang diamankan, tentunya seluruh Bali, tapi untuk pelaksanaan KTT kami juga konsentrasi di Bali sebelah selatan. Di utara juga," ujarnya.

    Terkait kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam KTT tersebut, Suarjaya mengaku belum mendapatkan informasi dan koordinasi tentang pengamanan khusus Obama seperti kapal induk milik Amerika.

    "Saya belum dapat info. Tapi yang jelas, pelaksanaannya kami sendiri yang mengamankan, jadi bukan Amerika," imbuhnya.

    Sedangkan tiga kapal perang milik Indonesia tersebut, katanya, akan disiagakan di laut Bali pada enam hari sebelum pelaksanaan KTT.

    "Kami sudah siapkan dan `standby` di posisi-posisi tertentu pada H-6," katanya.

    Sementara itu, terkait pola pengamanan di wilayah laut, Suarjaya menjelaskan pihaknya akan menggunakan sistem penyekatan.

    "Di laut, kami ada semacam penyekatan, jadi ada kapal patroli di bagian selatan dan ada juga sebagian di utara. Juga tim intelijen kami sudah jalan untuk mengamankan jalur-jalur tikus," imbuhnya.

    Sumber : ANTARA 
    Readmore --> Tiga Kapal Perang TNI AL Akan Amankan KTT ASEAN

    F-16 Akan Kawal Pesawat Kepala Negara KTT ASEAN

    Denpasar - Apa bentuk jaminan keamanan yang diberi pemerintah bagi kepala-kepala pemerintahan dan negara yang akan hadir dalam KTT ASEAN di Bali pada November nanti? Ada beberapa yang pasti, di antaranya kawalan udara oleh F-16 Skuadron Udara 3 TNI-AU sejak memasuki wilayah udara nasional hingga mendarat di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali.

    "Dari wilayah udara, tugas kami mengawal penerbangan para kepala negara dari wilayah pertahanan nasional menuju wilayah Bali menggunakan pesawat tempur F-16 sampai mendarat," Komandan Pangkalan Udara TNI-AU Ngurah Rai, Letnan Kolonel Penerbang Jumarto, Minggu.

    Tentang mekanisme dan pola operasinya, tentu saja hal itu dirahasiakan. Pasti pengamanan dan pengawalan udara itu produk bersama banyak pihak, di antaranya Komando Pertahanan Udara Nasional TNI, Komando Operasi Udara I dan II TNI-AU, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, dan lain-lain.

    Selain itu, kata Jumarto, pihaknya juga menyiagakan sebanyak satu kompi Pasukan Khas TNI-AU dalam perjalanan para kepala negera tersebut. Yang satu ini biasa digelar untuk mengendalikan lalu-lintas penerbangan hingga pengamanan fisik pangkalan udara dan wahana penerbangan yang dipergunakan.

    Pasukan berbaret jingga itu, katanya, merupakan satuan berkemampuan tiga matra yakni laut, darat, udara. Namun dalam operasi, tugas dan tanggung jawabnya, mereka lebih ditujukan untuk merebut dan mempertahankan pangkalan udara dari serangan musuh.

    "Dan selanjutnya menyiapkan bagi pendaratan pesawat lain," katanya.

    Jumarto mengatakan, Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Leonard, selaku komandan pelaksana operasi pengamanan KTT ASEAN memerintahkan agar tiap unsur bekerja dalam masing-masing kemampuannya.

    "Dalam persiapannya, Pangdam selaku komandan pelaksana operasi, meminta agar masing-masing akan melakukan kemampuan yang dimiliki jadi seperti dari unsur kami yakni pengamanan bandara," katanya.

    Sebagai unsur pengamanan jalur udara, pihaknya juga sudah melakukan berbagai pelatihan-pelatihan mulai pengawalan hingga pendaratan.

    "Berbagai persiapan sudah dilaksanakan sejak beberapa minggu lalu," imbuhnya.

    Sumber : ANTARA 
    Readmore --> F-16 Akan Kawal Pesawat Kepala Negara KTT ASEAN

    Sunday, October 9, 2011 | 8:55 AM | 0 Comments

    Kemampuan Landing Dan Take Off NC-295 Lebih Bagus Dari Pada CN-235

    Jakarta - Menjelang azan salat Jumat di Lanud Halim Perdanakusumah, kemarin,pesawat yang beberapa jam lalu mengudara dari landasan itu kembali mendarat.

    Pesawat kembali ke skuadron 2 setelah menyelesaikan misi demo flight ke Lampung. Turun dari dalam pesawat tersebut rombongan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.Sjafrie dan rombongan sedang menguji bagaimana kecanggihan pesawat jenis baru NC-295 itu. NC-295 merupakan produk dari kerja sama PT Dirgantara Indonesia (DI) dengan perusahaan Airbus Military dari Spanyol. Demo flight dengan tim penerbang dari Airbus Military, yakni pilot Capt Alejandro Madurga Cruz,co-pilot Bernardo Saez de Benito, flight mechanic Yose Maria Gomez, dan flight test engineer YuanYose Baeza tersebut berjalan mulus.

    Pesawat ini tiba dari tempat pembuatannya di Spanyol dua hari lalu dan telah diuji coba untuk pengangkutan mobil kepresidenan di Bandung, Kamis (6/10). Meski ini pesawat angkut militer,dalam uji coba kemarin pesawat mampu take off dan landing dengan halus layaknya pesawat komersial. Wartawan,termasuk SINDO yang berkesempatan untuk mengikuti test flight,merasakan sendiri hal itu.“Kita menikmati penerbangan yang banyak, di antara penumpang tidak tahu bahwa ini ternyata sudah take off karena cukup halus,”kata Sjafrie.

    Di Lampung,pada take off kedua,pesawat sempat melakukan pendaratan di landasan rumput.NC-295 juga memiliki kemampuan short take off, yakni hanya dalam jarak 600 meter.Kemampuan ini diperlukan untuk penerbanganpenerbangan emergensi yang membutuhkan lapangan terbang cukup pendek saja. Sjafrie dan pejabat lain seperti dari DPR,penerbangan TNI Angkatan Darat,TNI AU,TNI AL,serta Polri juga sempat menjajal kokpit pesawat. Mereka mencoba bagaimana menggunakan auto pilot, salah satu dari sistem yang dimiliki NC-295.

    “Kemhan berkepentingan untuk mencoba dan mengajak seluruh stakeholder melihat sejauh mana kita mendapatkan hasil produksi yang membanggakan,” kata dia. NC-295 merupakan produk yang prosesnya dimulai pada 1996.Pesawat ini merupakan pengembangan dari CN-235 dengan badan yang diperpanjang 3 meter dan mesin diperbesar 1,5 kali.“Dengan engine yang lebih kuat,kita bisa take off dan landing yang lebih pendek daripada CN-235,”kata Direktur Utama PT DI Budi Santoso menguak rahasia kenapa pesawat tidak terlalu membutuhkan landasan terbang yang panjang.

    Sebenarnya NC-295 mampu memperlihatkan kinerja yang lebih baik ketimbang hasil uji coba.Dia bisa take off atau landing dari jarak yang lebih pendek daripada ketika demo flight.Tapi,itu tidak dilakukan karena penerbangan uji coba kemarin dianggap sebagai VIP flight yang harus mengutamakan keselamatan. Pesawat yang dirancang untuk angkut militer dan bantuan kemanusiaan ini memiliki alat perlindungan diri yang telah teruji di lingkungan berbahaya seperti Irak dan Afghanistan.

    Pelindung meliputi pelindung kokpit, alat deteksi radar,misil,dan laser.NC-295 juga punya pilihan kapabilitas mengisi bahan bakar di tengah penerbangan meski pesawat ini mampu terbang selama 10 jam nonstop tanpa harus mengisi ulang bahan bakar. Indonesia patut berbangga dengan pesawat ini.Sebab,60% komponen dari pesawat tersebut dibuat oleh PT DI.Semua komponen yang ada dalam CN- 235 juga ada di NC-295.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> Kemampuan Landing Dan Take Off NC-295 Lebih Bagus Dari Pada CN-235

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.