ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Friday, February 17, 2012 | 12:28 PM | 0 Comments

    Wamenhan Terima Kunjungan Dubes Slokavia

    Jakarta - Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, Kamis (16/2) menerima Duta Besar Slovakia untuk Indonesia, Stefan Rozkopal di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. Maksud kunjungan Dubes Slovakia ini adalah membahas peluang kerjasama di bidang pertahanan, khususnya industri peralatan militer serta pendidikan dan pelatihan personel yang dapat dilaksanakan oleh kementerian pertahanan kedua negara. Dubes Slovakia ini menyampaikan bahwa di negaranya memiliki salah satu training center yang terbaik di negara-negara anggota NATO.

    Saat menerima Dubes Slovakia, Wamenhan didampingi Ses Dirjen Strahan, Brigjen TNI I Wayan Midhio dan Ses Baranahan Kemhan, Laksma TNI Ir. Antonius Djonie Gallaran, M.M.

    Sumber : DMC
    Readmore --> Wamenhan Terima Kunjungan Dubes Slokavia

    Menhan : Sampai Tahun 2014, Kita Akan Buat 14 KCR 40-60

    Ilustrasi KCR-60

    Batam - Kementerian Pertahanan Republik Indonesia menargetkan pembangunan 14 Kapal Cepat Rudal di berbagai daerah untuk menunjang pengamanan perairan Indonesia yang akan selesai pada 2014.

    "Hingga 2014 kami merencanakan pembangunan 14 Kapal Cepat Rudal (KCR) ukuran 40-60 meter untuk penunjang pengamanan perairan Indonesia," kata Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Purnomo Yusgiantoro setelah meresmikan KRC Kujang di Batam, Kamis.

    Menteri mengatakan upaya tersebut sebagai langkah pembangunan strategis yang nantinya tidak terbatas pada pengembangan KCR saja, namun juga pada industri strategis lainnya.

    "Pembangunan kapal merupakan langkah awal, nanti pembangunan strategis di daerah juga akan mengembangkan industri untuk kekuatan udara dan darat," kata dia.

    Pada dasarnya, kata Menteri, selain membangun industri dalam negeri hal tersebut juga membangun kekuatan TNI.

    "Pembangunan 14 kapal tersebut baru tahap awal. Kami telah menyiapkan rencana strategis pertahanan hingga tahun 2024 dengan target 44 kapal cepat," kata Menteri.

    Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan Indonesia setidaknya membutuhkan 44 KCR hingga 2024 untuk mengamankan seluruh wilayah laut NKRI dari gangguan-gangguan.

    "Setidaknya dibutuhkan 44 kapal hingga tahun 2024 mendatang untuk keperluan penegakan hukum di laut, termasuk pengamanan terhadap pencurian terhadap kekayaan alam Indonesia, dan mencegah penyelundupan," kata dia.

    Secara umum, kata dia, seluruh satuan TNI telah memiliki rencana pengembangan pertahanan masing-masing sebagai upaya peningkatan kekuatan.

    "Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara telah memiliki blueprint pertahanan untuk membangun kekuatan. Pembangunan akan dilakukan bertahap," kata dia.

    Ia mengatakan, salah satu rencana tersebut ialah penggantian utama sistem persenjataan (alustsista) yang sudah uzur dengan alat-alat baru yang akan dibangun, sementara alutsista yang masih bisa digunakan akan terus ditingkatkan kemampuannya.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Menhan : Sampai Tahun 2014, Kita Akan Buat 14 KCR 40-60

    PT DI Bangun Dua Hanggar Untuk Perawatan Pesawat Airbus

    Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan memperkuat bisnis bidang perawatan dan perbaikan pesawat bagi para maskapai. Dalam dua tahun mendatang, PTDI berencana membangun dua hanggar baru dengan total nilai investasi Rp 16 miliar.

    Direktur Utama PTDI, Budi Santoso melihat di bidang penerbangan, bisnis perawatan dan perbaikan pesawat menjadi salah satu fokus perusahaan saat ini. "Kami akan fokus pada perawatan pesawat Airbus A320," papar Budi, Kamis (16/2).

    Pembangunan hanggar akan berlokasi di Bandung secara bertahap. Satu unit hanggar akan dibangun pada tahun ini, sedangkan satu unit lagi pada tahun 2013. Kapasitas satu unit hanggar disiapkan agar bisa menampung 2 unit Airbus A320. Dana investasi yang dibutuhkan satu unit hanggar menurutnya mencapai Rp 8 miliar.

    Hanggar yang akan dibangun akan menyatu dengan perawatan engineering dan mesin pesawat yang dimiliki PTDI. Saat ini, PTDI baru memiliki satu unit hanggar di Bandung dengan kapasitas 2 unit Airbus A320.

    Selain fokus pada bisnis perawatan pesawat, Budi mengatakan PTDI juga akan memproduksi komponen pesawat untuk produsen besar seperti Airbus.

    Di sisi lain, PTDI juga terus memproduksi dan mengembangkan pesawat sendiri. Menurutnya perusahaan memfokuskan pada pembuatan pesawat dengan kapasitas penumpang di bawah 100 orang. Produksi juga bisa dilakukan dengan menggandeng produsen lain seperti Airbus Military untuk memproduksi C212, CN235 dan CN295.

    PTDI baru saja mendapatkan pesanan sebanyak 29 unit pesawat yang penanda tangannya dilakukan di ajang Singapore Airshow 2012. Pesanan pesawat itu terdiri dari 20 unit pesawat N219 dan 9 unit pesawat C295.

    Pesanan pesawat N219 yang mampu menampung 19 penumpang itu dilakukan oleh maskapai nasional PT Nusantara Buana Air. Sedangkan pesanan C295 dengan kapasitas 70 penumpang dilakukan oleh Kementerian Pertahanan RI. Harga satu unit pesawat N219 mencapai US$ 4,5 juta dan harga C295 lebih dari US$ 30 juta.

    Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi (IUBT) Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi mengatakan pesanan pesawat dari PTDI yang dilakukan di Singapore Airshow 2012 sangat tepat karena disaksikan pelaku industri penerbangan dari seluruh dunia. Acara penandatanganan kontrak juga disaksikan oleh Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan dan Menteri BUMN.
    "Permintaan pesawat kecil sangat tinggi untuk menghubungkan antar pulau atau penerbangan jarak pendek," kata Budi Darmadi.

    Sumber : Kontan
    Readmore --> PT DI Bangun Dua Hanggar Untuk Perawatan Pesawat Airbus

    Thursday, February 16, 2012 | 4:52 PM | 0 Comments

    Biak Akan Disiapkan Skuadron Pesawat Tempur

    Biak - Pangkalan Udara Manuhua STAB di Kabupaten Biak Numfor, Papua dipersiapkan untuk skadron pesawat tempur dalam rangka menunjang tugas operasional Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional IV di kawasan Timur Indonesia.

    Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional IV Biak Marsekal Pertama TNI Dedy Nita Komara di Biak Kamis mengatakan, untuk pengembangan pengamanan wilayah udara NKRI di kawasan Papua, keberadaan pangkalan udara Manuhua Biak masuk dalam rencana pengembangan sebagai pangkalan skadron pesawat tempur TNI AU.

    "Keberadaan bandara Lanud Manuhua Biak sangat strategis dan memenuhi syarat bisa dikembangkan menjadi pangkalan skadron pesawat tempur, ya pada tahun 2014 diharapkan program ini dapat terwujud," ungkap Pangkosek Hanudnas IV Marsma TNI Dedy.

    Ia mengakui, untuk idealnya pengembangan pangkalan skadron pesawat tempur di Lanud Manuhua empat flight dengan 12 pesawat tempur.

    Dengan kondisi pangkalan udara Manuhua Biak saat ini, lanjut Marsma Dedy, yang sangat luas dan memenuhi syarat paling tidak dapat menampung delapan pesawat tempur TNI AU.

    "Jika rencana skadron pesawat tempur TNI AU dibuka di Biak maka akan menunjang operasi Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional IV Biak menjaga pengamanan wilayah udara NKRI khususnya di wilayah Papua sekitarnya," ungkap Pangkosek Hanudnas IV Marsma TNI Dedy Nita Komara.

    Hingga Kamis siang, tiga pesawat tempur F16 skadron Iswahyudi Madiun, dua Hercules, serta satu helikopter Puma berada di bandara Lanud Manuhua Biak untuk mendukung latihan cakra dan operasi "Tangkis Petir" yang diselenggarakan Kosek Hanudnas IV Biak mulai 16-21 Februari 2012.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Biak Akan Disiapkan Skuadron Pesawat Tempur

    Lockheed Martin Dan PT CMI Teknologi Kembangkan Radar NASRI

    Singapura - Lockheed Martin, perusahaan alat pertahanan dan teknologi kedirgantaraan asal Amerika Serikat (AS) melakukan kerja sama dengan PT CMI Teknologi, salah satu perusahaan teknologi asal Indonesia.

    Fokus kerja sama dilakukan untuk pengembangan radar untuk kebutuhan negara kepulauan seperti Indonesia. Kesepakatan bisnis dilakukan disela-sela saat perhelatan Singapore Airshow 2012 yang berlangsung di Singapura kemarin (14/2).

    Dalam kerja sama itu, keduanya sepakat membuat program National Airspace Surveillance Republic of Indonesia (NASRI). Program tersebut bertujuan untuk menghasilkan lebih dari 40 baru radar yang bisa mengawasi wilayah Indonesia.

    "Latar belakang CMI sebagai perusahaan microwave elektronik membuat mereka bisa menjadi partner yang ideal untuk mendukung kerja jangka panjang dari sistem radar di Indonesia," kata James Gribbon, Presiden Direktur Lockheed Martin Asia Pasifik, seperti yang dikutip dalam situsnya (14/2).

    Ia bilang, dengan aplikasi teknologi baru tersebut, diharapkan Indonesia bisa memantau wilayah udaranya dengan sistem NASRI. Pengawasan udara tersebut bisa dilakukan pada 17.000 lebih pulau yang tersebar di Indonesia.

    "Kami dari Lockheed Martin telah memberikan lebih dari 170 radar pengawasan jarak jauh di seluruh dunia, yang semuanya masih beroperasi sampai hari ini," kata Rahardjo Pratjihno, Presiden CMI.

    Untuk diketahui, PT CMI Teknologi merupakan perusahaan yang memproduksi microwave di Bandung. Saat ini, PT CMI sudah memiliki kontrak pengembangan sistem radar militer di Indonesia.

    Sementara itu, Lockheed Martin merupakan perusahaan alat pertahanan dan teknologi kedirgantaraan asal AS yang memiliki 123.000 tenaga kerja di seluruh dunia. Selain memproduksi alat keamanan udara seperti radar, perusahaan ini juga menyediakan jasa penelitian dan pengembangan teknologi. Tahun lalu, Lockheed Martin mengantongi laba bersih sebesar US$ 46,5 miliar dari bisnis kedirgantaraan.

    Sumber : Kontan
    Readmore --> Lockheed Martin Dan PT CMI Teknologi Kembangkan Radar NASRI

    Update : Menhan Resmikan KRI Kujang 642

    Batam - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meresmikan Kapal Cepat Rudal 40, KRI Kujang 642, di Dermaga Batu Ampar Kota Batam yang merupakan hasil karya putera-puteri Indonesia.

    "Kapal ini akan digunakan untuk menjaga keamanan wilayah perairan Indonesia," kata menteri, di Batam, Kamis.

    KRI Kujang yang menelan biaya sekitar Rp75 miliar merupakan kapal cepat kedua yang diproduksi di PT Palindo Marine, Kawasan Industri Tanjungujang, Batam. Saat ini satu kapal lain sejenis juga tengah dikerjakan. Secara keseluruhan PT Palindo mendapatkan pesanan KCR-40 sebanyak empat buah.

    Kapal dengan teknologi tinggi tersebut memiliki spesifikasi panjang 40 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan sistem propulasi fixed propeller 5 daun. KCR 40 mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot.

    KCR-40 terbuat dari baja khusus bernama high tensile steel pada bagian lambung. Baja hight tensils steel merupakan produk dalam negeri yang diproduksi PT Krakatau Steel.

    Sementara untuk bagian atasanya menggunakan aluminium alloy sehingga memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi jika berlayar.

    Kapal tersebut dilengkapi sistem persenjataan modern (sewaco/sensor weapon control), diantaranya meriam kaliber 30 mm enam laras sebagai close in weapon system (CIWS) atau sistem pertempuran jarak dekat dan rudal anti kapal buatan China C-705.

    "KRI Kujang jenis kapal rudal cepat merupakan kebanggaan karena dirancang dan dibangun anak bangsa," kata dia.

    Peluncuran KRI Kujang-40, kata dia, merupakan jawaban atas rasa tanggung jawab menjaga laut NKRI yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang tinggi.

    Apalagi, kata dia, selain memiliki kandungan SDA yang tinggi banyak alur perairan NKRI menjadi alur perdagangan internasional.

    "Ini sebagai mile stone menuju kemandirian industri pertahanan. Kapal-kapal cepat lain akan terus diproduksi untuk memeperkuat pertahanan NKRI," kata Menteri.

    Ia mengatakan produksi alat utama sistem persenjataan (alutsista) tidak akan berhenti pada KRC. Pemerintah akan terus melengkapi persenjataan TNI dengan beberapa kapal lain. Selanjutnya, akan dibuat kapal perusak dan kapal selam.

    TNI AL, kata Menteri membutuhkan kapal yang kuat hingga mampu hadir dan mengamankan perairan di laut jauh.

    Menteri berharap, pembangunan kapal cepat oleh putra-putri bangsa akan mendorong bagi instansi lain di dalam negeri untuk mengembangkan industri penunjang secara mandiri.

    Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan KCR-40 akan beroperasi di Indonesia bagian barat, disesuaikan dengan kondisi geografis yang dikelilingi pulau-pulau dan selat.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Update : Menhan Resmikan KRI Kujang 642

    PT Palindo Marine Shipyard Serahkan KRI Kujang-642 Kepada TNI AL

    Batam - TNI AL Armada Barat mendapat tambahan kapal baru, KRI Kujang-642. Kapal itu diserahkan pada Kamis (16/2/2012) pagi ini, di Dermaga Selatan Pelabuhan Batu Ampar, Batam.

    Komandan Satuan Kapal Patroli Armada Barat Kolonel Pelaut Denih Hendrata mengatakan, KRI Kujang merupakan kapal kelima di satuannya. KRI Kujang termasuk jenis KRC- 40. "Sekarang kami punya dua KRC-40 dan tiga FPB (Fast Patrol Boat)," ujarnya.

    KRI Kujang dibuat PT Palindo Marine Shipyard, Batam. Seluruh komponen kapal itu buatan Indonesia. KRC-40 merupakan kapal patroli kedua yang diserahkan Palindo pada TNI AL. Tahun lalu, Palindo menyerahkan KRI Clurit yang sejenis dengan KRI Kujang.

    KRI Kujang 642 merupakan kapal pemukul reaksi cepat yang berfungsi menghancurkan target sekali pukul dan menghindar dari serangan lawan dalam waktu cepat pula. Kapal ini berukuran panjang 44 meter, lebar 7,4 meter, dengan kecepatan maksimal 30 knot. Kapal ini memiliki daya tembak dan daya hancur karena dilengkapi Rudal C-705.

    Kapal KCR-40 ini mampu menampung bahan bakar 50 ton dan air tawar 15 ton. Kapal cepat ini terbuat dari baja khusus High Tensile Steel pada bagian hulu dan lambung kapal, yang merupakan produk PT Krakatau Steel, Cilegon. Sedangkan untuk bangunan atas menggunakan Aluminium Marine Grade, yang menggunakan tiga mesin penggerak.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> PT Palindo Marine Shipyard Serahkan KRI Kujang-642 Kepada TNI AL

    Pengamat : Dinamika Asia Pasifik Dan Jet Tempur Mutakhir

    Jakarta - Berada di Pameran Kedirgantaraan Singapore Airshow 2012 pengunjung sejenak bisa melupakan hal-hal serius, seperti perekonomian dunia yang tidak cerah. Jajaran pesawat sipil dan militer di pelataran, atau derum mesin jet di udara Changi, seperti memberi optimisme tersendiri bagi industrialis kedirgantaraan, yang produknya terentang mulai dari komponen, radar, rudal, hingga produk akhir berupa pesawat terbang sipil dan militer generasi mutakhir.

    Sekarang Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) memang melihat kondisi kurang menguntungkan, di mana penerbangan sipil hanya akan menghasilkan margin keuntungan 0,6 persen tahun ini (yang berarti hanya sekitar 3,5 miliar dollar AS dari pendapatan industri yang besarnya 600 miliar dollar AS). Itu pun—seperti dicatat Tony Tyler (Business Times, 13/2)—masih tergantung pada bagaimana Eropa bisa menyelesaikan krisis utangnya.

    Namun, dalam situasi itu, penerbangan sipil masih menyaksikan dinamika yang luar biasa di Asia Pasifik. Iklan Lion Air dan Boeing yang mengangkat kontrak pembelian 230 jet Boeing 737 (201 Boeing 737 Max dan 29 737-900ER) setidaknya bisa menyiratkan hal itu.

    Jadi, sementara di Eropa sejumlah maskapai penerbangan— sebagaimana negara bersangkutan—dilanda kesulitan, di kawasan Asia Pasifik ada suasana cerah. Tahun 2010, sepertiga penumpang pesawat bepergian ke, dari, atau di lingkungan Asia Pasifik. Itu seimbang dengan ukuran pasar Amerika Utara dan Eropa.

    Tyler menambahkan, pada tahun 2015 pusat gravitasi industri penerbangan akan berpindah ke timur. Pada tahun itu, rute Asia Pasifik akan mencapai 37 persen, melewati Amerika Utara dan Eropa yang 29 persen.

    Pesawat militer

    Di awal pembukaan Singapore Airshow 2012, salah satu topik hangat adalah keputusan India membeli 126 jet tempur Rafale buatan Dassault Perancis untuk memenuhi kebutuhannya akan MMRCA (Medium Multi-Role Combat Aircraft). Pembelian senilai hampir 11 miliar dollar AS ini di satu sisi akan memanjangkan napas industri kedirgantaraan Perancis di atas, namun masih menyisakan kekecewaan bagi para pesaing yang dikalahkannya, khususnya Eurofighter Typhoon. Sebelumnya, Rafale telah melempar jet Gripen, F-16IN Fighting Falcon, F/A-18IN Super Hornet, dan juga MiG-35 keluar dari persaingan.

    Pengadaan alutsista udara oleh India ini hanya menambah deretan pembelian yang telah diumumkan sejumlah negara Asia Pasifik. Misalnya saja Jepang yang beberapa pekan lalu mengumumkan pembelian F-35 Lightning II untuk memperkuat Angkatan Bela Diri Udaranya.

    Sebelumnya, sejumlah negara Asia Pasifik lain, seperti Thailand, telah membeli jet Gripen JAS-39 buatan Swedia, Indonesia dan Malaysia telah menambah pesanan jet Sukhoinya. Sementara itu, Filipina yang selama ini ketinggalan dalam akuisisi alutsista udara, kini tengah memfinalisasi rencana pembelian jet latih lanjut yang bisa berfungsi sebagai pesawat serang ringan. Persaingan mengerucut ke dua tipe, yakni M-346 buatan Alenia Aermacchi dan T-50 buatan Korea Aerospace Industries.

    Masih tentang Filipina, setelah mendengar Indonesia mendapat 24 unit F-16 secara gratis, Presiden Benigno S Aquino III kini juga bermaksud mendapatkan perlakuan sama dari AS. (Aviation Week & Space Technology, 6/2)

    Selebihnya, sejumlah negara juga mengupayakan pengembangan kemampuan rekayasa dalam negeri, baik sendiri maupun melalui kerja sama. China dengan rancangan jet tempur siluman (stealth, tidak kasat radar) Chengdu J-20 adalah salah satu contohnya. Sementara itu, Indonesia dan Korea juga tengah mengembangkan jet tempur KFX.

    Oleh dinamisme untuk menguasai teknologi kedirgantaraan militer, ataupun didorong oleh kebutuhan yang dilatarbelakangi kerisauan keamanan, program pengadaan pesawat tempur tampak nyata di lingkungan Asia Pasifik.

    Dalam situasi seperti ini, ketika di Barat para pembuat dihadapkan pada keterbatasan anggaran, yang berbuntut pada pengurangan pesanan, dan pabrik pun mengalami kelebihan kapasitas, pengamat Barat mengkhawatirkan penjualan pesawat berteknologi canggih ke negara mana pun. Ini dikhawatirkan akan membuat teknologi sensitif akan mudah jatuh kepada siapa pun. (Tim Mahon, The Wall Street Journal, 15/2).

    Bisa saja kemungkinan ini terjadi karena kekuatan pembeli lebih besar di era yang disebut buyer’s market, seperti disinggung oleh pengamat militer Andi Widjayanto dalam Seminar 50 Tahun Kohanudnas di Jakarta, 6 Februari lalu. Tetapi, harga alutsista yang semakin mahal dan regulasi yang tegas ditegakkan membuat buyer’s market bukan fenomena luas. Keinginan Jepang membeli jet tempur F-22 Raptor yang tidak terwujud adalah salah satu buktinya.

    Tetapi di luar itu, program modernisasi kekuatan udara—sebagai matra yang sejak Perang Teluk 1991 semakin diakui kehebatannya—seperti tak terbendung. Asia Pasifik, baik karena kinerja ekonominya yang relatif unggul, dan pada sisi lain dihadapkan pada tantangan keamanan yang dipandang cukup riil, tampak memimpin dalam derap akuisisi alutsista udara. Singapore Airshow yang berlangsung 14-19 Februari 2012 nyaring menyiarkan gaung ini.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Pengamat : Dinamika Asia Pasifik Dan Jet Tempur Mutakhir

    PT. Wahana Sarana Baladika Tawarkan Man Portable ISR Sensor Platform Kepada Dankorpaskhas

    Bandung - Bertempat di Hotel Aston Primera Pastur Hotel, Bandung, Korpaskhas mendapat undangan dari PT. Wahana Sarana Baladika untuk melaksanakan diskusi dalam rangka melaksanakan demo peralatan Man Portable ISR Sensor Platform (alat Intai Multi-fungsi yang dapat digunakan siang maupun malam hari dan dapat pula mendeteksi temperature tubuh Manusia).

    Pada saat membuka kegiatan diskusi tersebut Komandan Korpaskhas Marsekal Muda TNI Amarullah, mengatakan dalam sambutannya, undangan diskusi ini, merupakan kehormatan bagi kami bahwa Korpaskhas menjadi tujuan dari PT. Wahana Sarana Baladika dalam pemenuhan alpasuss. semoga dengan terselenggaranya kegiatan ini, alpasus yang ditawarkan dapat memenuhi kriteria dan kualifikasi yang memang sangat diperlukan dalam memenuhi kebutuhan organisasi.

    Dankorpaskhas menyampaikan, terlepas dari hal tersebut yang perlu dipahami bahwa, Korpaskhas merupakan salah satu institusi pengguna (User) dan bukanlah sebagai penentu kebijakan, semua tergantung pada institusi satuan atas, seperti Kementrian Pertahanan (Kemhan) atau Mabes TNI.

    Semoga apa yang nanti dipaparkan maupun yang akan didiskusikan, dapat menjadi bahan refrensi dan acuan pimpinan dalam mendukung pelaksanaan tugas-tugas selanjutnya. Lanjutnya.

    Hadir pada kesempatan tersebut Wadan Korpaskhas, Direktur Utama PT. Wahana Sarana Baladika beserta Staf, Para Asisten dan Para Kepala Mako Korpaskhas serta para Pabandya Mako Korpaskhas.

    Sumber : TNI AU
    Readmore --> PT. Wahana Sarana Baladika Tawarkan Man Portable ISR Sensor Platform Kepada Dankorpaskhas

    KSAD : Pembelian Tank Leopard Ditarget Sebelum 2014

    Jakarta - Meski dikritik sejumlah kalangan, rencana pembelian 100 Tank Laeopard Belanda tetap dilanjutkan. Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo bahkan berharap pembelian 100 unit Tank Leopard tersebut dapat selesai sebelum 2014.

    "Sampai sekarang masih tahap penjajakan dan belum berhenti. Tim yang kami bentuk masih membahasnya dan diharapkan sebelum 2014 sudah selesai," ujar Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo kepada wartawan di Surabaya, Rabu (15/2).

    Ia mengaku, tim yang dipimpin Wakil KSAD Letjen TNI Budiman dalam rangka melihat dan mengadakan perkembangan negosiasi lanjutan. Hingga kini belum ada perubahan berarti dan masih menjadi tarik ulur di parlemen Belanda.

    "Sekali lagi saya tegaskan, kalau Belanda menjual kami beli, tapi kalau tidak kami pergi. Tunggu saja perkembangan berikutnya," kata mantan Pangkostrad tersebut.

    Pihaknya juga mengatakan saat ini Jerman juga sedang menjajaki dan menawari Indonesia. Menurut Pramono, tank buatan Jerman menjadi alternatif jika target awal tidak kesampaian.

    "Memang ada tawaran dari Jerman. Hanya saja kami belum bersikap, tapi itu bisa dijadikan alternatif. Yang pasti sebelum 2014 sudah harus selesai," tutur mantan Danjen Kopassus tersebut.

    Jika pembelian Tank Leopard yang alokasi anggarannya mencapai 280 Juta US Dollar berjalan mulus, diharapkan bisa menjadi prestasi serta menaikkan wibawa bangsa.

    Sementara itu, alokasi anggaran dari pemerintah Indonesia untuk modernisasi peralatan TNI AD sebesar Rp14 triliun. Dana tersebut digunakan untuk sejumlah alat utama sistem senjata (alutsista) lainnya.

    "Diantaranya pengadaan tambahan helikopter, PT Pindad yang menyiapkan anoa atau panser, serta alutsista lainnya. Bahkan Leopard ini hanya bagian kecil saja kok," tukas jenderal yang juga pernah menjabat Pangdam Siliwangi tersebut.

    Khusus tahun ini, direncanakan pembelian meriam, rudal anti pesawat, peluncur roket multiras dan lainnya. Apalagi sekarang Indonesia masih tertinggal jauh daripada negeri lain seperti Malaysia maupun Thailand.

    Sumber : Republika
    Readmore --> KSAD : Pembelian Tank Leopard Ditarget Sebelum 2014

    YON KAV 2/TANK Gunakan Busi Vespa Untuk Mengganti Komponen AMX-13

    Jakarta - Keterbatasan alat utama sistem senjata (alutsista) yang dimiliki TNI tidak menyurutkan langkah para prajurit itu untuk tetap semangat berjuang.Kondisi alutsista yang mayoritas sudah berumur tua pun “memaksa” para penjaga keamanan negara itu harus putar otak untuk tetap bisa memfungsikan peralatan tempur yang dimiliki.

    Salah satu jajaran TNI yang berhasil berinovasi adalah Batalion Kavaleri 2/Tank. Batalion yang selalu berurusan dengan alat tempur berat tank ini cukup direpotkan dengan puluhan tank yang sudah berusia tua. Onderdil mesin tank yang dimiliki batalion ini sudah tidak dijual di pasaran umum. Alhasil jika mesin tank rusak, akan susah untuk memperbaikinya.

    Namun,para prajurit Yon Kav 2/Tank tidak kehilangan akal.Mereka pun mencoba berinovasi dengan onderdil lain untuk menggantikan fungsi onderdil tank yang sudah rusak dan uzur atau istilahnya “dikanibal”. Hasilnya sungguh di luar dugaan.Busi tank jenis AMX 13 pun mampu digantikan hanya dengan busi vespa. Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kasdam) IV/Diponegoro Brigjen TNI Dedi Kusnadi Thamim mengaku bangga atas kreasi dan inovasi prajurit Yon Kav 2/Tank tersebut.

    “Kita akan melakukan penelitian lebih mendalam dan akan mengikutkan inovasi tersebut dalam lomba cipta karya teknologi militer,yang kemudian akan dipatenkan,” ungkap Dedi seusai mencoba Tank AMX 13 yang sudah dikanibal dengan busi vespa di Lapangan Parade Makodam IV/Diponegoro,Semarang, kemarin.

    Kasdam mengaku,setelah melakukan uji coba,tidak bisa merasakan mana tank yang kanibal dengan tank asli.Dari segi manuver kemampuan dan kecepatan,tidak berbeda. “Sepuluh tahun yang lalu saya pernah mengendarai tank jenis yang sama dan masih asli, rasanya tidak ada yang beda,” ungkapnya. KomandanYon Kav 2/Tank Letkol Kav Dicky Armunanto Mulkan mengaku, inovasi tersebut berupa kanibalisme suku cadang itu terpaksa dilakukan karena suku cadang untuk tank jenis AMX 13 sudah tidak diproduksi lagi.

    ”Seperti businya,sekarang ini sudah tidak ada.Karena itu, kita ganti dengan busi vespa yang modifikasi dengan cara dibuatkan konventer (sambungan),maka jadilah busi motor menjadi busi tank,” ungkapnya. Dicky mengaku,Yon Kav 2/Tank memiliki 2 jenis AMX 13,yakni AMX 13 tipe tempur yang mengusung persenjataan berat Cannon 105 mm, senapan mesin berat (SMR) Browning 50 atau kaliber 12,7 mm,senapan mesin ringan (SMR) kaliber 7,62 mm,dan AMX 13 tipe Angkut Personel Carrier (APC).

    Selain busi,inovasi lain yang dilakukan prajurit Yon Kav 2/Tank adalah memodifikasi senjata SMB. Modifikasi ini mengadopsi senjata air soft gun.“Pada senjata yang asli,rangkaian penggeraknya diganti dengan peranti kuningan yang berfungsi sebagai pelontar amunisi dengan memanfaatkan tekanan gas sehingga tidak merusak yang asli,”paparnya.Rangkaian itu dibuat dalam waktu hanya satu bulan oleh Koptu Hadi Mulyono.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> YON KAV 2/TANK Gunakan Busi Vespa Untuk Mengganti Komponen AMX-13

    Wednesday, February 15, 2012 | 2:29 PM | 0 Comments

    English News : Russia Repeats Offer To RI To Become A ‘Space Nation’

    Jakarta - Russia has again urged the Indonesian government to conclude a much-delayed agreement on a milestone satellite station project, offering the idea of Indonesia becoming a “prestigious space nation”.

    Russian Ambassador to Indonesia Alexander A. Ivanov reiterated on Tuesday his country’s keen interest in the project to develop a satellite launch station on the Indonesian island of Biak, which is situated off the northern coast of Papua and 3,200 kilometers northeast of Jakarta.

    The plan was first made public in 2006, but no agreement has so far been concluded to pave the way for its implementation.

    “To tell you frankly, the draft agreement is almost ready with the exception of one article. It is on missile technology immunity,” Ivanov told a media briefing in Jakarta, adding that the Biak project would utilize technology possessed only by Russia that had not been used anywhere else in the world.

    He said Indonesia was still troubled by the article, but Russia kept pushing for it given that Indonesia was not a member of the Missile Technology Control Regime; an informal and voluntary partnership between 34 countries to prevent the proliferation of missile and unmanned aerial vehicle technology capable of carrying a 500-kg payload at least 300 km.

    Ivanov said Russia, as a member of the regime, had “international obligations” on the safeguards.

    Contacted separately, Indonesian Foreign Ministry spokesman Michael Tene refused to discuss why the Indonesian government still objected to the contentious clause, citing only “technical issues” behind the prolonged negotiations over the Biak project.

    “As the negotiations are still ongoing, I cannot add anything more,” Michael told The Jakarta Post.

    Ivanov explained that the Biak station would be an air-launch station, meaning satellites would be launched from a “mothership” aircraft instead of from the ground.

    He said this was more “ecologically friendly”, adding that ground-based launches usually caused pollution on the ground and in the air.

    “If this project is implemented, Indonesia will become a space nation. Indonesia will have the opportunity to launch commercial satellites from all over the world, especially countries situated in the Asia-Pacific region.”

    Ivanov refused to share what was in the project for Russia, but added that it would be very “beneficial” and “prestigious” to Indonesia.

    He added Biak was chosen due to its proximity to the equator, reducing the cost of satellite launches.

    “The cost of launching is eight times cheaper in comparison to launching satellites, for example, from territories in Kazakhstan or Russia.”

    Ivanov also reiterated on Tuesday Russia’s interest in boosting its trade and investment partnerships with Indonesia.

    He said a delegation of about 40 representatives from major Russian private companies would visit Indonesia at the end of the month to seek business opportunities in Southeast Asia’s largest economy.

    They include representatives from the space technology, oil and gas, railway and agriculture sectors, Ivanov said.

    Source : TJP
    Readmore --> English News : Russia Repeats Offer To RI To Become A ‘Space Nation’

    Wawancara Sekilas Pengadaan Alutsista Bersama Wamenhan

    Jakarta - Meski Menuai protes, ternyata pesawat pengintai tanpa awak yang dipesan tni akan didatangkan pada pertengahan 2012. pesawat ini akan digunakan untuk operasi intelijen.

    Kementerian Pertahanan yang akan membeli sejumlah alat utama sistem senjata (Alutsista) menuai kontroversi.

    Perdebatan misalnya mengenai pembelian tank Leopard, pesawat intai buatan Israel, heli tempur hingga soal sumber pendanaan dana yang berasal dari luar negeri.

    Terakhir yang menjadi mendapat kritikan keras adalah rencana pembelian pesawat intai tanpa awak
    (UAV). Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, Al Muzzammil Yusuf misalnya meminta TNI membatalkan rencana pembelian pesawat intai dari Israel.

    Meski menuai protes, ternyata pengadaan pesawat ini merupakan program 2004. Pesawat akan digunakan dalam operasi intelijen, dan bahkan akan segera dikirim ke Indonesia pada pertengahan 2012 ini.

    “Diharapkan akan datang pada pertengahan tahun 2012,” kata Sjafrie.

    Bagaimana proses pengadaan Alutsista sebenarnya?

    Berikut wawancara M. Rizal dan Monique Shintami dari majalah detik dengan Wakil Menteri
    Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin:

    Bagaimana kondisi Alutsista TNI saat ini?

    Sebagaimana suatu negara, Alutsista itu selalu harus dalam keadaan prima. Memang masih terdapat peralatan-peralatan militer yang diproduksi tahun 60-an. Meski demikian, pemeliharaannya masih oke, masih bisa dipergunakan.

    Tetapi kalau kita bandingkan dengan perkembangan kemiliteran secara global, yang kita kenal
    dengan RMA (Revolution in Military Affair.red), tentu harus ada penyesuaian. Dipandang dari segi kebutuhan dan perkembangan, maka peralatan militer itu harus selalu dilakukan update.

    Bagaimana proses peremajaan bagi Alutsista yang sudah tua?

    Ada dua proses, yang pertama proses penghapusan, dan yang kedua proses retrovit. Sebagai contoh, kita mempunyai AMX13 tahun 50-an dengan jumlah banyak, tetapi kita mempunyai kemampuan teknologi yang dilakukan oleh perusahaan dalam negeri untuk meng-upgrade, me-retrovit, sehingga menjadi Alutsista yang update dari segi kemampuan untuk mendukung doktrin dari TNI. Yang kedua, terpaksa kita hapus, artinya dimusnahkan atau dimuseumkan. Prinsipnya kita manfaatkan kembali atau kita tinggalkan sebagai nilai historis.

    Apa saja yang dibutuhkan oleh setiap angkatan untuk membeli Alutsista baru?

    Prinsipnya bahwa setiap angkatan sudah menganut tata cara target strategis yang disebut modernisasi. Era 2010-2014 adalah era modernisasi TNI dari aspek peralatan militer. Sehingga seluruh angkatan sekarang sedang bekerja keras untuk modernisasi peralatan militernya untuk mencapai target yang sesuai dan seimbang dengan kekuatan militer yang ada di regional dan juga sesuai dengan kebutuhan postur di TNI.

    Bagaimana proses pembelian Alutsista tersebut?

    Kita mempunyai pedoman pengadaan pembelian peralatan militer. Ada postur pertahanan, postur TNI. Di situlah yang menentukan peralatan yang dibutuhkan. Angkatan mengajukan kebutuhannya setelah dilakukan pengkajian dari spesifikasi teknis, doktrin, kebutuhan operasional. Setelah itu utuh, diajukan ke Mabes TNI, disinkronkan lagi bagaimana ini bisa digunakan dalam suatu operasi gabungan. Kemudian diajukan ke Kementerian Pertahanan untuk finalisasi apakah itu sudah clear atau belum dalam uji akhir yang dievaluasi dalam Tim Evaluasi Pengadaan.

    Setelah itu selesai kemudian ditindaklanjuti dengan Kementerian Keuangan yang mempunyai tugas untuk menyediakan pembiayaannya serta konsultasi ke DPR untuk memperoleh persetujuan politik.

    Dalam rangka modernisasi, Presiden membentuk Tim High Level Comitee (HLC) yang dipimpin oleh Wamenhan, untuk mengendalikan dan mengawasi mulai dari perencanaan sampai pada pendistribusian peralatan yang sudah diproduksi oleh pabrik. Selanjutnya digunakan untuk TNI, sehingga target modernisasi ini dapat masuk pada kerangka modernisasi dalam waktu 2010 – 2014 per 1 Oktober. HLC bertugas mensinkronkan mekanisme dan prosedur agar bisa tepat waktu, tepat harga, dan tepat mutu. Di dalam HLC ada tiga skema. Satu, skema pembiayaan yang berasal dari Kementerian Keuangan, Direktur Jenderal Perencanaan, dan Direktur Jenderal Anggaran dari Kementerian Pertahanan.

    Cara pengadaan ini bisa ditinjau dengan dua cara, Government to Government, ada juga Government to Business. Sumber pembiayaan ada dua macam, pinjaman baik dalam negeri maupun luar negeri, atau dari APBN.

    Bagaimana perkembangan tank Leopard yang menuai kontroversi katanya Parlemen Belanda melarangnya?

    Saat ini dalam rangka negosiasi, sudah dilakukan kegiatan koordinasi dan interaksi atas nama Kemenhan. Kesimpulannya, dari segi pemerintah Belanda, komit untuk menjual peralatan militer kepada Indonesia. Negosiasi ini akan diadakan pada pertengahan Februari. Mengingat jangka waktu 2012 hingga 2014 itu sangat singkat, maka kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, yakni kegiatan konsultasi dengan parlemen, kita laksanakan secara paralel.

    Banyak protes tentang pengadaan tank Leopard. Sebenarnya apa yang menjadi kendala?

    Tidak ada kendala. Orang bisa mempunyai pendapat yang berbeda. Yang penting bagaimana kita memberi penjelasan yang logis, transparan, dan memenuhi aspek-aspek taktis, teknis, maupun strategis. Dan ini sudah dilakukan oleh otoritas masing-masing. Yang pertama, kita perlu, yang kedua, keperluan ini sudah melalui proses pengkajian. Yang perlu kita lakukan adalah otoritas masing-masing harus dilakukan dengan serius dan komprehensif.

    Apakah tank Leopard itu cocok dengan kondisi alam Indonesia?

    Iya, sudah dilakukan pengkajian oleh penggunanya. Mereka sudah mempunyai data-data teknis
    mengenai kekuatan jalan di seluruh Indonesia. Dan memang yang menjadi tumpuan dari Leopard ini di Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad .red).

    Nah Kostrad itu tidak ada di perbatasan, adanya di Pulau Jawa. Jadi kita akan gelar di Pulau Jawa. Dan itu sudah sesuai dengan kemampuan jalan di Pulau Jawa. Karena di Pulau Jawa itu kan
    ada jalan negara, ada jalan provinsi, dan ada jalan kabupaten. Jadi kita mempunyai kualitas jalan yang memenuhi berat dari tank Leopard. Semua sudah dikaji dan sesuai.

    Bagaimana perkembangan kebijakan Alutsista produksi dalam negeri?

    Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk memberikan peluang pada produksi dalam negeri
    supaya industri dalam negeri selalu bangkit dan disertai dengan pekerjaan. Hal ini merupakan kebijakan pemerintah, dilaksanakan oleh KKIP - Komite Kebijakan Industri Perdagangan, yang memberikan pemihakan kepada industri pertahanan dalam negeri. Anggaran pembiayaan Alutsista dalam negeri tahun 2010 sebesar Rp 7,3 triliun. Kemudian tahun 2011 sekitar Rp 9 triliun, tahun 2012 kurang lebih Rp 8 triliun, tahun 2013 Rp 13 triliun, dan tahun 2014 hampir sekitar Rp 27 triliun.

    Apa hambatan dan kendala produk Alutsista dalam negeri?

    Hambatannya kita harus mempelajari peralatan militer dengan tingkat teknologi tinggi. Saat ini kita sudah mampu pada tingkat teknologi rendah dan menengah. Untuk yang tinggi (teknologi .red), harus ada training,  seperti kapal selam. Perlu diketahui, kita akan mengambil kapal selam dengan anggaran US$ 1,8 miliar. Nah dalam pembelian kapal selam itu ada klausul untuk melaksanakan transfer teknologi oleh industri pertahanan dalam negeri. Karena Hi-tech, kita bikin menjadi tiga tahap. Tahap pertama kita akan mengirim 130 orang dari PT PAL, yang nantinya akan membuat kapal selam di tahap ketiga. Tahap pertama untuk mengadakan observasi di Korea Selatan. Di kapal selam kedua, mereka sudah melakukan kegiatan teknis. Pada saat pembuatan kapal selam ketiga, mereka itulah yang akan mengoperasikan pembuatan kapal selam. Sehingga tenaga ahli yang dari Korea akan terus berkurang di setiap tahapnya.

    Bagaimana dengan pembelian pesawat pengintai tanpa awak dari Israel?

    Itu sebetulnya perlu klarifikasi, tidak ada masalah yang krusial. Itu adalah program 2004. Pada saat itu kita tidak punya peralatan sama sekali, hanya meminjam dari Singapura dan Malaysia. Tidak relevan, kita sebagai negara besar pinjam. Saat mau membeli teknologi, harus clear, bahwa yang kita cari adalah teknologinya bukan negaranya. Teknologi itu borderless, jadi manfaat apa yang bisa dipetik dari produk yang kita ambil.

    Nah kita juga harus tertib, kita tidak bisa melakukan transaksi dari negara yang tidak punya hubungan politik. Nah itu ada solusinya, kebetulan ini adalah suatu produk hasil produksi bersama. Bahwasanya pesawat tanpa awak itu diproduksi bersama atas nama Filipina. Mesinnya dari Italia, kemudian peralatan pengintai dari multinegara, termasuk negara yang tidak ada hubungannya dengan kita. Tapi proses pengadaan sendiri clear, karena kita melakukan proses pengadaan itu berdasarkan tender.

    Waktu itu ada calon dari Filipina, Belanda, dan Rusia. Nah setelah itu diadu kapabilitasnya, dan itu produsennya datang kesini, dan diuji. Rencananya diharapkan akan datang pada pertengahan tahun 2012.

    Jadi kita jangan sampai terpasung oleh sesuatu yang sebetulnya tidak perlu terjadi permasalahan.
    Ini menggunakan fasilitas kredit ekspor tahun 2004, jumlahnya US$ 16 Juta, untuk digunakan di operasi intelijen. Mempunyai jarak operasional dari jarak 250 km, dengan jam operasional 15 jam, dengan jangkauan terbang 18.000 feet. Setelah kita mengadakan verifikasi yang memiliki kemampuan dan memenuhi syarat, yaitu kolaborasi dari Italia dan beberapa negara lain, dengan kolaborator PT Kital Philipine Corp.

    Sumber : Majalah Detik
    Readmore --> Wawancara Sekilas Pengadaan Alutsista Bersama Wamenhan

    English News : Indonesia Buys Nine Airbus Military Transport Jets

    Jakarta - Indonesia on Wednesday signed a $325.0 million contract with Airbus Military for nine C-295 transport planes to be used for defence, logistical and humanitarian purposes.

    The first plane will be sent to the Southeast Asian nation this year, with the remainder scheduled for delivery by 2014.

    "This is a proud moment for our country as well as for the Indonesian aerospace industry," said Indonesian Defence Minister Purnomo Yusgiantoro, at the signing of the deal at the Singapore Airshow.

    "The C-295 provides the ideal capacity to respond to Indonesia's current and future military and humanitarian transport needs," he added.

    The model is a medium-sized transport plane which can be configured for different operational purposes such as ground surveillance, anti-submarine warfare and search and rescue operations.

    The planes will be used for "a variety of roles including military, logistical, humanitarian and medical evacuation missions," according to a statement.

    Yusgiantoro did not rule out future purchases of the C-295, saying other branches of the armed forces were interested in the plane.

    "The police for instance... are also interested in this. And you know that (the) 295 version that we ordered now is for the Air Force, and probably the army is also interested," he said.

    The deal includes a collaboration between state-owned aviation firm PT Dirgantara Indonesia (PTDI) and Airbus Military, with Indonesia manufacturing parts for the C-295.

    The partnership will allow the Indonesian firm to "grow its aerospace business as a tier-one supplier," said PTDI Chief Executive Budi Santoso.

    "This will position PTDI on the global aerospace scene and allow us to enhance our skills and workforce," he added.

    Indonesia's defence budget totalled $6.39 billion in 2011, ranking second in Southeast Asia behind Singapore.

    Source : MSN Malaysia
    Readmore --> English News : Indonesia Buys Nine Airbus Military Transport Jets

    Menhan Jajal Kokpit AH-64 Apache Longbow Milik RSAF

    Singapura - Pameran dirgantara Singapore Airshow 2012 resmi dibuka, Selasa (14/2/2012) di Changi Exhibiton Centre (CEC), Singapura. Beragam pesawat komersial, jet tempur hingga peralatan pertahanan militer digelar dan siap dieksplorasi. Berikut laporan wartawan SOLOPOS, Alvari Kunto Prabowo dari Singapura.

    Begitu menginjakkan kaki di area pamer CEC, Solopos.com langsung tertuju pada sosok Boeing 787 Dreamliner. Pesawat produksi perusahaan kompetitor Airbus ini memang sudah diprediksi bakal menyedot perhatian. Pesawat berkapasitas 200-350 penumpang ini memang tampak mencolok dari pesawat-pesawat lain yang dipamerkan. Pabrikan Boeing mengklaim pesawat ini menganut paham green plane alias pesawat minim emisi. Bobot pesawat yang lebih ringan membuat pesawat ini menenggak bahan bakar 20 persen lebih sedikit dibandingkan pesawat jenis lain.

    “Tim kami telah menerapkan sistem pemantauan kinerja pesawat otomatis yang memungkinkan pesawat ini memantau sendiri kondisinya dan melaporkan kebutuhan perawatan atau perbaikan ke komputer induk,” jelas Boeing Commercial Airplanes International Communications, Miles Kotay.

    Setelah Boeing giliran pesawat produksi Embraer yang menjadi tujuan Solopos.com berikutnya. Di stan ini sebuah pesawat Legacy 650 terbaru terparkir rapi. Usut punya usut, pesawat tersebut adalah milik aktor laga kondang Jackie Chan. Setelah serah terima pada awal Februari, pesawat itu langsung dipamerkan Singapore Airshow. Namanya juga pesawat pribadi maka jangan heran banyak ornamen khusus yang dipasang si empunya.

    “Salah satu yang mencolok adalah penambahan ikon naga pada ekor pesawat,” kata President Embraer Executive Jets, Ernest Edwards.

    Selain Embraer, helikopter S-92 Legacy of Heroes debutan Sikorsky juga tak boleh dipandang sebelah mata. Helikopter multi peran ini terus diperkenalkan Sikorsky sejak setahun belakangan. Bahkan untuk membuktikan bahwa mereka telah berkelana, awak S-92 mempersilakan Solopos.com untuk urun tanda tangan di tubuh pesawat. “Ini adalah upaya kami untuk memperkenalkan pesawat ini pada khalayak,” ujar salah seorang pekerja Sikorsky, Jane.

    Selesai mengunjungi Sikorsky, Solopos.com memilih untuk istirahat sejenak. Memang tak mudah mengitari areal seluas 100.000 meter persegi di CEC ini. Saat sedang istirahat di stan Angkatan udara Singapura atau Royal Singapore Air Force (RSAF) tiba-tiba muncul rombongan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Wakil KSAD Letjen TNI Budiman dan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Indonesia Marsekal Madya Erris Herryanto.

    Purnomo pun langsung menjajal duduk di kokpit helikopter tempur AH-64 Apache Longbow milik RSAF. Menhan terlibat perbincangan serius dengan dua pilot RSAF. Menhan mengatakan Indonesia berupaya menambah lagi helikopter serbu. Pilihannya adalah jatuh pada delapan unit Apache tersebut. “Mengejar 2015, Indonesia harus memiliki pesawat-pesawat terbaru agar tidak ketinggalan dari negara ASEAN lainnya,” ujar Purnomo.

    Selain RSAF yang menampilkan hampir seluruh arsenal andalannya, Singapore Airshow kali ini juga diikuti Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) yang berpangkalan di Kadena Jepang. Mereka memajang di antaranya F-15C/D Eagles, pesawat tanker KC-135R/T Stratotankers serta pesawat system peringatan dini E-3B/C Sentries (AWCS). Sedangkan Angkatan Udara Inggris (RAF) tampaknya malu-malu dalam ajang kali ini. RAF “hanya” memamerkan Airbus A330 Multi Role Tanker Transport (MRTT).

    Singapore Air Show yang dihelat hingga Sabtu (19/2/2012) itu diikuti lebih dari 900 peserta dari 50 negara dan 266 delegasi dari 80 negara. Menurut Managing Director Experia Events, Jimmy Lau, respons untuk tahun acara ini sangat positif dan pihaknya selaku penyelenggara berupaya menjadikan Singapore Airshow sebagai acara pilihan untuk kegiatan dirgantara kelas dunia. “Acara ini bisa dijadikan pemain bidang penerbangan untuk bertukar pikiran dan mencari peluang bisnis. Meskipun ketidakpastian ekonomi saat ini, kami yakin industri terutama wilayah Asia-Pasifik terus tumbuh,” paparnya.

    Singapore Airshow 2012 menurutnya merupakan yang terbesar dalam penyelenggaraan di Singapura. Dalam ajang kali ini lebih dari 65 jenis produk militer terbaru, puluhan pesawat penumpang pesawat dan jet mewah bisnis dipajang. Dan bukan airshow namanya kalau tidak ada demonstrasi aksi terbang udara. Ikuti laporannya esok hari.

    Sumber : Solopos
    Readmore --> Menhan Jajal Kokpit AH-64 Apache Longbow Milik RSAF

    50 Negara Ikut Serta Dalam Singapore Airshow

    Singapura - Pameran kedirgantaraan terbesar di Asia, Singapore Airshow 2012, resmi dibuka di Changi Exhibition Centre, Singapura, Selasa (14/2/2012).

    Pameran menghadirkan perkembangan terkini di industri penerbangan dan teknologi mutakhir pertahanan terutama pertahanan udara.

    Sekitar 900 peserta dari 50 negara tampil dalam pameran ini. Sebagian peserta merupakan produsen pesawat terbang maupun komponen pesawat. Sedangkan yang lain dari perusahaan penerbangan dan jasa terkait dunia penerbangan.

    Sejumlah industri pertahanan juga memamerkan produk mereka baik pesawat tempur, persenjataan berat, maupun teknologi canggih pengintaian.

    Pameran akan berlangsung hingga 19 Februari 2012. Untuk tanggal 14-17 Februari 2012 hanya diperuntukkan bagi para undangan dan pebisnis. Sedangkan di dua hari terakhir baru dibuka untuk umum.

    Pukau pengunjung

    Yang menarik perhatian pengunjung selama pameran adalah digelarnya akrobatik udara yang menampilkan penerbang-penerbang profesional. Pilot stunt aerobatic asal Australia, Tony Blair, menampilkan ketrampilannya dengan pesawat baling-baling tunggal jenis Rebel 300.

    Selanjutnya tim aerobatik Royal Australia Air Force Roulette tampil dengan enam pesawat latih jenis Pilatus. Mereka adalah para penerbang instruktur dari Akademi Penerbangan Angkatan Udara Australia.

    Selain aerobatik, sejumlah pabrikan pesawat juga mendemonstrasikan pesawat-pesawat terbaru mereka.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> 50 Negara Ikut Serta Dalam Singapore Airshow

    Komisi I Memberikan Tiga Syarat Untuk Pengadaan Leopard

    Jakarta - Komisi I DPR menyatakan tidak menolak niat pemerintah untuk melakukan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) jenis tank. Namun, khusus untuk pengadaan tank jenis Leopard dari Belanda,Komisi I DPR mengajukan syarat tiga klausul.

    Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, Komisi I DPR kemungkinan besar tidak akan menyetujui anggaran untuk pembelian tank Leopard bekas dari Belanda jika Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan TNI tidak bisa memenuhi klausul utama tersebut. Klausul itu adalah secara teknis Indonesia membutuhkan tank jenis tempur berat itu dan ada jaminan tidak akan ada embargo pemeliharaan dan suku cadang di masa mendatang.

    Klausul selanjutnya, ada alih teknologi (transfer of technology) dalam pembelian tank Leopard tersebut.“Jika memang Mabes TNI tetap meminta Leopard bekas itu,Komisi I DPR harus diyakinkan secara teknis dan politis. Jika hal itu tidak dipenuhi oleh tim negosiasi Mabes TNI, lebih baik membeli yang baru kendati jumlahnya menjadi separuhnya,”ungkap Mahfudz di Jakarta kemarin.

    Mahfudz menduga,Kemenhan dan Mabes TNI akan matimatian berusaha untuk melancarkan rencana pembelian tank Leopard itu,termasuk melancarkan klausul yang diinginkan Komisi I DPR. Langkah ini dilakukan agar tidak ada benturan di kemudian hari. Karena itu,Kemenhan dan TNI harus menjajaki semuanya. “Semua klausul tersebut harus dipenuhi mengingat belanja alutsista setiap tahun selalu menelan anggaran negara yang besar,”tandasnya.

    Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddinmengaku, tawaran tank Leopard sebenarnya bukan hanya dari Pemerintah Belanda, melainkan juga dari pemerintah Jerman. “Tawaran Belanda adalah tank bekas yang jika jadi dibeli oleh Indonesia akan di upgrade kemampuannya,” ungkap Sjafrie. Sedangkan Leopard yang ditawarkan Jerman, ujarnya, adalah refurbishment. Artinya bukan tank bekas yang akan dibeli sebab Leopard asal Jerman ini sudah ditingkatkan lebih dulu kemampuannya.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> Komisi I Memberikan Tiga Syarat Untuk Pengadaan Leopard

    Tuesday, February 14, 2012 | 4:26 PM | 0 Comments

    F-16 Jajal Kemampuan Radar Di Saumlaki Timika

    Timika - Satu flight pesawat tempur F-16 dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, melaksanakan terbang jelajah ke Wilayah Timur Indonesia, dengan misi pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan menjajal kemampuan Radar (Radio Detecting And Ranging), Satrad (Satuan Radar) 245 Saumlaki dan Timika, Selasa (14/2).

    Selain menjajal kemampuan Satrad 245 Saumlaki, yang beberapa waktu lalu diresmikan Kasau marsekal TNI Imam Sufaat, S.I.P., falcon flight yang dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, Letkol Pnb Ali sudibyo, juga mengadakan latihan Tangkis Petir, Hanud Cakra serta Hanud Kilat.

    Pada kesempatan tersebut Komandan Lanud Iswahjudi, Marsekal Pertama TNI M.Syaugi, S.Sos., melepas keberangkatan pesawat tempur yang masih menjadi andalan TNI Angkatan Udara, untuk melaksanakanakan terbang jelajah ke wilayah timur Indonesia.

    Terbang jelajah selama 14 hari tersebut, meliputi Lanud Balikpapan Kaltim, Lanud Samratulangi Manado, Lanud Biak Papua, Lanud Patimura Ambon dan Lanud Rembiga NTB, dengan melibatkan 8 penerbang tempur F-16/Fighting Falcon, 46 teknisi (Ground Crew), serta Tim Brigan dari Satpon Lanud Iswahjudi dengan di dukung pesawat C-130 Hercules.

    Sumber : TNI AU
    Readmore --> F-16 Jajal Kemampuan Radar Di Saumlaki Timika

    Komisi I : Bila DCA Diteruskan Maka Kedua Negara Harus Diutungkan

    Jakarta - Singapura berkepentingan terhadap perjanjian pertahanan (Defence Cooperation Agreement/DCA) dengan Indonesia karena negara itu membutuhkan tempat latihan bagi pasukannya.

    "Perlu dipahami bahwa Singapura berkepentingan terhadap DCA bukan dalam konteks kerja sama pertahanan dalam pengertian yang umum, melainkan negara tersebut hanya membutuhkan lahan milik Indonesia sebagai tempat latihan pasukannya," kata Sekretaris Jenderal DPP PDIP Tjahjo Kumolo kepada ANTARA, Selasa.

    Hal itu dikemukakan Tjahjo yang juga anggota Komisi I DPR RI sehubungan dengan rencana pertemuan rutin tahunan antara Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong yang pada tahun ini diagendakan bulan depan.

    Di lain pihak, wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah 1 ini mengutarakan bahwa Indonesia sebenarnya sangat berkepentingan terhadap perjanjian ekstradisi dengan negara tersebut.

    "Walaupun secara rutin dilakukan pertemuan di antara pejabat tinggi kedua negara itu, pihak Indonesia tidak mengesahkan DCA, Singapura juga tidak akan setuju terhadap perjanjian ekstradisi," kata Tjahjo.

    Apalagi dari segi pertahanan, kata dia, alat utama sistem senjata (alutsista) Singapura jauh lebih unggul dibandingkan dengan Indonesia.

    Selain itu, Singapura juga memiliki aliansi pertahanan dengan negara lain yang dikenal dengan "Five Power Defense Agreement" (FPDA), yaitu sistem aliansi pertahanan antarlima negara (Inggris, Australia, Selandia Baru, Singapura, dan Malaysia).

    Disebutkan Tjahjo, salah satu kesepakatan negara-negara FPDA adalah adanya klausul bahwa serangan terhadap salah satu negara anggota merupakan serangan pula terhadap negara anggota lainnya.

    Dari sisi ASEAN, dia berharap pada tahun 2015 Komunitas ASEAN sudah terbentuk.

    "Namun, apakah Indonesia dapat memainkan peran utama dalam Komunitas ASEAN sehingga Singapura merasa perlu melakukan pendekatan dengan Indonesia?" tambahnya.

    Sekjen DPP PDI Perjuangan ini berharap agar pertemuan rutin antara Presiden RI dan pejabat tinggi Singapura yang diagendakan pada bulan Maret 2012 tidak sebatas seremonial.

    "Atau, malah justru lebih menguntungkan pihak Singapura?" katanya lagi.

    "Saya kira Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan serta kementerian lainnya harus merumuskan agenda pembicaraan Presiden RI dan PM Singapura yang lebih komprehensif integral. Setidaknya untuk kepentingan kerja sama bilateral bersama Indonesia dan Singapura," kata wakil rakyat asal Kota Semarang itu.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Komisi I : Bila DCA Diteruskan Maka Kedua Negara Harus Diutungkan

    Pejabat Brasil : Rafale Kemungkinan Besar Menang Dalam Tender Pengadaan Pesawat Tempur

    Sao Paolo - Seorang pejabat senior Pemerintah Brasil, yang terlibat dalam proses perencanaan pembelian pesawat tempur modern untuk Angkatan Udara Brasil mengatakan, kemungkinan negara itu akan menjatuhkan pilihan pada pesawat tempur buatan Perancis, Rafale. Jika benar, Brasil menjadi negara kedua setelah India yang memilih Rafale.

    Sumber yang tak disebut namanya itu mengatakan kepada Reuters bahwa Presiden Brasil Dilma Rousseff dan para penasihat utamanya meyakini tawaran pabrikan Dassault Aviaton untuk menjual sedikitnya 36 unit Rafale merupakan tawaran terbaik daripada dua tawaran lainnya. Pesaing Rafale dalam persaingan di Brasil ini adalah pesawat jet tempur F/A-18E/F Super Hornet buatan Boeing dari Amerika Serikat dan jet tempur Gripen buatan Saab dari Swedia.

    Roussef sempat ragu memilih Rafale karena belum ada negara lain di dunia yang membeli pesawat tersebut. Namun, keputusan India memilih Rafale untuk masuk dalam proses negosiasi lanjutan, akhir Januari lalu, membuat Roussef teryakinkan lagi.

    Bahkan, ia sudah mengirim Menteri Pertahanan Brasil Celso Amorim ke New Delhi, pekan lalu, untuk membicarakan alasan India memilih Rafale dan mempelajari dokumen penawaran Dassault kepada AU India. India berencana membeli 126 jet tempur yang sudah teruji dalam pertempuran di Libya tahun lalu itu.

    Dari segi harga, Super Hornet buatan Boeing akan menjadi pesawat paling murah dibandingkan Rafale atau Gripen. Namun, pertimbangan Brasil tidak hanya menyangkut harga, tetapi juga kesediaan negara pembuat pesawat itu melakukan transfer teknologi pesawat tempurnya sehingga akan mendukung industri dirgantara dalam negeri Brasil.

    AS selama ini dikenal pelit menjual teknologinya kepada negara lain. Brasil juga pernah punya pengalaman pahit dengan AS yang melakukan veto terhadap rencana Brasil menjual pesawat tempur ringan Super Tucano buatan pabrikan Embraer asal Brasil ke Venezuela pada 2006 dan 2009. AS bisa menghalangi transaksi tersebut karena pesawat-pesawat Embraer mengusung teknologi buatan perusahaan-perusahaan asal AS.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Pejabat Brasil : Rafale Kemungkinan Besar Menang Dalam Tender Pengadaan Pesawat Tempur

    Indonesia Akan Kirim Pasukan Perdamaian Ke Suriah Bila Dibutuhkan

    Jakarta - Indonesia menyatakan kesediaannya untuk terlibat dalam proses menjaga perdamaian di Suriah. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan, bulan depan Indonesia siap berpartisipasi untuk membantu konflik di Suriah yang menjurus pada terjadinya perang saudara.

    Caranya, papar Marty, Indonesia siap terlibat pengiriman pasukan penjaga perdamaian untuk ditempatkan di Suriah yang keadaannya makin tidak menentu.

    "Usulan ini menggelinding di PBB. Bulan depan, pembentukan peace keeping post bagi tentara untuk ditempatkan di Suriah," ujar Marty di kantor Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Senin (13/2).

    Menurut Marty, pasukan Indonesia nantinya berada dalam kendali penuh PBB. Karena misinya menjaga perdamaian, maka mandatnya Indonesia menyerahkan sepenuhnya persoalan teknis kepada PBB. Saat ini, pihaknya sedang dalam posisi menunggu sembari menyiapkan langkah pengiriman pasukan TNI agar Indonesia dapat terlibat dalam misi itu.

    "Masih wait and see untuk mengirim pasukan operasi," kata Marty.

    Sumber : REPUBLIKA
    Readmore --> Indonesia Akan Kirim Pasukan Perdamaian Ke Suriah Bila Dibutuhkan

    Sisi Lain Kehidupan Di KRI Nanggala

    Surabaya - Berada di kedalaman laut dan dikurung dalam kapal selam yang sempit selama puluhan hari bukanlah perkara mudah. Rasa jenuh,stres,hingga gangguan kejiwaan,menjadi risiko mereka yang tergabung dalam awak kapal selam KRI Nanggala 402.

    Keceriaan tergambar dari raut para awak KRI Nanggala 402 begitu mendarat di dermaga Armatim beberapa hari lalu.Perasaan puas sekaligus bahagia terlihat dari raut wajah mereka.Ini karena mereka sukses mengemban misi membawa pulang KRI Nanggala 402 dari proses overhauldi Korea Selatan. Tetapi bukan itu saja,bisa menghirup udara alam bebas adalah sesuatu yang luar biasa bagi mereka.

    Bayangkan saja,selama 21 hari mereka berada dalam kapal yang sempit.Menyelami lautan bebas hingga ratusan mil,belum lagi berkutat dengan rutinitas dan teman yang sama selama itu.Tentu, ini menjadi hal yang membosankan bagi manusia normal.Namun,jiwa mereka telah terpatri dengan semboyan “Tabah Sampai Akhir”,seperti yang diajarkan para pelaut terdahulu.

    Karena itu,seberat apapun risiko yang dihadapi,pantang bagi mereka untuk mundur apalagi menyerah saat berjuang.Memang,para awak kapal selam bukanlah prajurit biasa.Mereka adalah manusia-manusia pilihan yang mampu bertahan dalam situasi dan kondisi sesulit apa pun.Tetapi itulah faktanya, nasib para awak kapal selam bisa dibilang tidak seenak awak kapal atas laut biasa.

    Ini karena segala aktivitas mereka terbatasi.Jangankan bergerak ke sana-kemari, merokok pun tidak bisa mereka lakukan setiap waktu. Meski demikian,para awak KRI Nanggala 402 memiliki cara khusus untuk mengobati keinginan merokok itu.Saat kondisi air laut tenang, misalnya,kapal dijalankan dengan setengah terapung. Tujuannya,bagian tengah kapal yang tinggi bisa berada di permukaan air laut, sehingga mereka bisa naik dan mengisap rokok.

    “Kalau kapal sudah mengapung seperti ini,kita biasanya berebut naik untuk merokok. Tetapi karena waktunya terbatas,kita tidak bisa berlama-lama,sebab harus bergantian dengan awak yang lain.Paling hanya dua batang setelah itu turun lagi,” ungkap salah seorang awak KRI Nanggala Lettu Laut (P) Hadhito.

    Hadhito mengatakan, meski sudah terlatih,perasaan waswas kadang masih tetap muncul saat berada di bawah laut.Kondisi ini biasanya muncul saat kapal berlayar di bawah laut yang dalam.Ini karena arus bawah laut cukup kencang,sehingga risiko bahaya juga cukup besar, seperti di Laut China Selatan atau Laut Banda Maluku. “Dua lokasi ini terbilang paling angker,sebab ombaknya tidak bisa diprediksi,”kata perwira yang juga putra KSAL Laksamana TNI Soeparno ini.

    Namun,lanjut Hadhito, para awak kapal selam sudah punya penangkal untuk menghadapi kedalaman laut tersebut.Penangkal itu tak lain berupa tradisi meminum air laut kedalaman.Setiap mengarungi kedalaman baru, misalnya,maka tradisi meminum segelas air laut wajib dilakukan. “Kapal selam ini biasanya berlayar di kedalaman 30 meter.

    Nah,bagi mereka yang belum pernah berlayar di kedalaman itu,wajib minum air laut.Ritual serupa juga akan kami lakukan jika kapal turun lagi di kedalaman bawah 30 meter.Saat kapal di kedalaman 50 meter, misalnya,maka harus minum air laut lagi,begitu seterusnya, sampai kapal ini berlayar di batas kedalaman maksimum 200 meter,”ungkap Serma PTB M Nuril Huda. Tradisi minum air laut kedalaman,kata Nuril,tidak hanya berlaku bagi anggota, tetapi juga komandan, perwira pelaksana,dan kepala kamar mesin. Pada ritual inilah,kadang banyak awak kapal yang tidak kuat karena rasa air yang begitu asin.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> Sisi Lain Kehidupan Di KRI Nanggala

    Monday, February 13, 2012 | 12:42 PM | 0 Comments

    Pengamat : Beberapa Alasan Leopard Cocok Di Indonesia

    Ilustrasi.

    Jakarta - Akademisi pun mendukung pengadaan tank Leopard. Rektor Universitas Pertahanan Syarifudin Tippe mengatakan, rencana Kementerian Pertahanan untuk membeli tank Leopard sudah diteliti secara menyeluruh kesesuaiannya dengan kondisi geografis Indonesia.

    "Pengadaan tank Leopard sudah dipertimbangkan. Dari sisi tugas, medan dan kemampuan belinya, semua sudah dipertimbangkan masak-masak," ujar Syarifudin dalam jumpa pers di Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

    Rencana pembelian 100 unit tank jenis berat untuk TNI-AD menuai kontroversi melalui tentangan anggota Komisi I DPR yang menganggap bahwa tank seberat 63 ton itu tidak sesuai dengan kondisi geografis Indonesia yang merpakan negara kepulauan.

    Syarifudin juga menambahkan, tank Leopard buatan Jerman itu didesain untuk segala medan karenanya akan sesuai dengan medan yang ada di Indonesia.

    Menurutnya, akan salah bisa memproyeksikan tank jenis ini untuk hanya akan ditempatkan di Jakarta dan tidak bisa dipindahkan ke daerah lain karena kondisi jalan dan jembatan yang tidak akan kuat menahan beban berat tank tersebut.

    "Kita kan tidak perlu perbaiki jembatan dulu baru beli Leopard. Sebab (kalau tidak), terlambat jadinya. Kami sudah pertimbangkan secara akademis dengan kemampuan median di Indonesia," ujarnya, seraya menambahkan bahwa rencana pembelian itu sudah dianalisis dari berbagai sudut.

    Sementara itu, sudah ada penelitian dari aspek kegunaan dan keunggulan, tidak serta merta membeli, ini juga strategi untuk modernisasi karena Angkatan Darat sudah berubah, tidak lagi manusia dipersenjatai.

    “Sudah ada penelitian dari aspek kegunaan dan keunggulan, tidak serta-merta membeli, ini juga strategi untuk modernisasi karena Angkatan Darat sudah berubah, tidak lagi manusia dipersenjatai,” ujar Puguh.

    Puguh mengatakan bahwa ketika membandingkan beberapa macam tank tempur utama dari beberapa produsen, Kemenhan, sebagai calon pembeli dan yang telah menyediakan dana sebesar 280 juta dollar Amerika untuk itu, menemukan bahwa tank Leopard- yang memiliki spesifikasi teknis dan persyaratan operasional sesuai yang diajukan oleh Angkatan Darat sebagai pengguna dan produsennya membuka kesempatan untuk transfer teknologi.

    Kedua hal ini, tambahnya, tidak ditemukan di tank tempur utama lain dan produsennya yang dijadikan pembanding.

    Selain itu, tank ini juga merupakan jenis tank yang diunggulkan oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan hingga saat ini belum ada tandingannya dari segi kemampuan tempur.

    Puguh mengatakan bahwa tidak ada yang menyangsikan keunggulan Leopard sebagai tank tempur utama.
    “Dalam dominasi maneuver, Leopard jagonya karena bisa berada hingga empat meter di bawah permukaan air. Tentara kalau perang tidak lewat jalan tol semua. Leopard ini bisa lewat di semua permukaan,” ujar Puguh.

    Bila harus melewati medan yang berupa rawa-rawa dan sungai, Puguh mengatakan hal itu sudah diperhitungkan dan dikoordinasikan oleh tim penunjang dalam operasi penggelaran tank, yang mempelajari konfigurasi wilayah yang akan dilaluinya.

    “Perang tidak melibatkan hanya satu angkatan, ada juga amphibi yang digabungkan dengan marinir,” ujar Puguh sambil menambahkan bahwa dalam mendesain strategi pertahanan, kekuatan ketiga angkatan darat, laut, atau udara selalu diintegrasikan.

    “Itulah desain strategi pertahanan di negara kepulauan. Kita punya lima pulau besar dengan karakteristik yang berbeda, jangan dibayangkan tank itu selalu lewat jalan raya, kalau sudah perang tidak seperti itu,” ujar Puguh.

    Namun Puguh mengatakan, dirinya bisa memaklumi keberatan sejumlah pihak yang mengatakan bahwa tank Leopard tidak cocok dengan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dan membayangkan kalau “tank lewat jalan raya semua”.

    Salah satu alasan keberatan yang disuarakan anggota parlemen adalah bahwa kondisi jalan dan infrastruktur di Indonesia tidak cukup kuat untuk menanggung beban tank tempur seberat 62 ton ini.

    “Ada sistem gelar yang akan tentukan posisi tank, akan ada analisis permukaan tanah yang sudah dipertimbangkan, tidak bisa diapriori dan tidak bisa seenaknya, tapi karakteristiknya Leopard atau tank sekelas itu bisa ditempatkan di mana saja,” tambah Puguh, sambil menambahkan bahwa jenis permukaan tanah di Indonesia beragam, dan bahkan tidak sama dalam satu pulau, sehingga dalam rencana penggelaran alat perang darat, karakteristik daratan pulau-pulau di Indonesia tidak dapat semuanya disamakan.

    “Ini yang menjadi tuntutan kecerdasan siapapun yang mendesain strategi pertahanan, kita tidak bisa generalisasi,” ujar Puguh, sambil menambahkan bahwa pemikiran strategi itu tidak hanya jadi tanggung jawab pemikiran Kemhan dan TNI, namun juga menjadi tuntutan bagi bangsa Indonesia, terutama dari segi teknologi, untuk mendesain alat tempurnya demi menuju kemandirian sesuai konfigurasi wilayah negara.

    Puguh juga mengatakan teknologi yang ada saat ini di Indonesia belum mampu memenuhi itu, namun ada celah yang bisa diambil untuk mencapai kemandirian yaitu dengan alih teknologi melalui pembelian alat tempur dari luar negeri seperti Leopard.

    Dengan kesempatan itu, Puguh mengatakan bahwa pada nantinya, PT Pindad sebagai produsen alat tempur yang sudah mampu memproduksi Anoa atau tank angkut personel sedang sesuai standard Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), diharapkan akan bisa memproduksi tank tempur utama seperti Leopard, untuk memenuhi target pencapaian kekuatan pokok minimum hingga setidaknya 70 persen di tahun 2024 yang dibutuhkan TNI untuk menjaga kedaulatan wilayah Indonesia.

    Sumber : Yahoo
    Readmore --> Pengamat : Beberapa Alasan Leopard Cocok Di Indonesia

    Secercah Harapan PT DI Dari Pesawat N-219

    Bandung - PT Dirgantara Indonesia membutuhkan dana Rp 300 Miliar untuk pembuatan dua prototype-pesawat N219nya. PT DI berharap, pesawat dengan kapasitas 20 penumpang ini dapat terbang pada 2014 sesuai dengan amanah Perpres No 28/2008.

    Menurut Direktur Teknik dan Pengembangan PT Di Dita Ardonni Jafri, kedua pesawat prototype ini akan digunakan untuk tes terbang dan tes statis di daratan. Pada tahap Preliminary Design, tes yang belum dilakukan hanya power on wind tunnel test. "Setelah itu kita akan mulai detail design dan memproduksi 2 prototype,"jelas Donni saat dihubungi Jurnal Nasional di Jaklarta, Minggu (12/2).

    Donni menuturkan, wind tunnel test PT DI dibantu oleh Badan Pengembangan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) termasuk dari segi pendanaannya. Sedangkan pembiayaan dalam produksi 2 prototype yang akan dilakukan, PT DI berharap mendapat bantuan dari Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub)."Untuk prototype minimum Rp Miliar,"ujarnya.

    Pesawat N219 adalah pesawat bermesin ganda yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan penerbangan perintis untuk menghubungkan wilayah-wilayah terpencil. Pesawat ini dinilai cocok dengan kondisi Indonesia yang memiliki banyak bandara kecil karena mampu mendarat dan lepas landas dalam area terbatas yaitu 600 meter dengan stabilitas tinggi.


    30 Unit Pesawat N219 Buatan PT DI Telah Dipesan Maskapai NBA

    Pesawat N219 yang tengah dikembangkan PT Dirgantara Indonesia telah dipesan PT Nusantara Buana Air (NBA) sebanyak 30 unit. Untuk pengerjaan 30 unit pesawat ini, PT DI telah mendapatkan investor dari Belanda. "Investor ini mau membiayai pembelian 30 unit oleh NBA. Perusahaan dari Belanda, namanya RTCOM,"kata Direktur Teknik dan Pengembangan PT DI, Dita Ardonni Jafri, dalam perbincangan dengan Jurnal Nasional, Minggu (12/2).

    Menurutnya, pada 15 Februari mendatang PT DI akan menandatangani perjanjian untuk pengadaan pesawat tersebut. "Kami akan tandatangani Letter of Intent (LOI) dan Memorandum of understanding (MoU) dengan NBA dan beberapa investor luar negeri pada acara Singapore Air Show,"ujarnya.

    Pesawat N219 dirancang dengan tangki bahan bakar yang lebih besar dikelasnya. Hal ini untuk mengantisipasi tak adanya fasilitas pengisian bahan bakar di bandara terpencil. N219 memiliki daya jelajah hingga 650 Nm (1,200 km) dengan kecepatan maksimum 213 Kts (395 km/jam).

    PTDI Pilih Fokus Pesawat 20 Kursi

    Industri pesawat terbang nasional PT Dirgantara Indonesia (PTDI) memilih fokus pada pengembangan pesawat 20 penumpang daripada pesawat jet VVIP yang akan dilakukan pengadaannya oleh pemerintah sebagai pesawat kepresidenan. Apalagi, pengembangan pesawat 20 penumpang ini merupakan amanat Presiden yang tertuang dalam Perpres No 28/2008.

    Direktur Teknik dan Pengembangan PTDI Dita Ardonni Jafri menyatakan, pesaing dalam industri pesawat tipe ini terlalu banyak. Selain Eropa, Amerika, Brazil, dan China, kemungkinan Jepang akan turut ambil bagian dalam persaingan ini. "Kami cukup mengembangkan pesawat 20 penumpang saja," kata Donni saat dihubungi di Jakarta, Minggu (12/2).

    Menurut dia, dominasi Barat di pasar pesawat jet sulit ditandingi. Dia memperkirakan hanya China yang akan bisa melawan dominasi tersebut. Dengan kondisi seperti ini, PTDI membutuhkan biaya sangat besar untuk merebut pasar. "Dan tak akan bisa dibebankan ke perusahaan mana pun," ujarnya.

    PTDI pernah mengembangkan pesawat jet N-2130 yang ditetapkan sebagai proyek nasional oleh Presiden Soeharto kala itu. Namun pada 1997 saat badai krisis moneter menerpa Indonesia, pengembangan pesawat ini terpaksa dihentikan. Pesawat N-2130 adalah pesawat jet komuter berkapasitas 80-130 penumpang rancangan asli PTDI yang waktu itu masih bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).

    PT DI tidak ingin hal ini terjadi kembali. Karenanya, kata Donni, PT DI tidak bermimpi bisa mengembangkan pesawat jet dalam waktu dekat ini.

    "Untuk industri penerbangan arahan Presiden yang sudah jelas di Perpres 28/2008 saja sampai saat ini kami belum sanggup melaksanakannya, mau mimpi bikin jet lagi,"tandasnya.

    Sumber : JURNAS
    Readmore --> Secercah Harapan PT DI Dari Pesawat N-219

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.