ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Saturday, April 21, 2012 | 8:18 PM | 0 Comments

    Menhan : Kami Sambut Tawaran Kerjasama Pertahanan Dengan Pakistan

    Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Jumat (20/4), menerima kunjungan kehormatan Chairman of Pakistan Ordnance Factories Board Muhammad Ahsan Mahmood di Kantor Kemhan, Jakarta. Kedatangannya kali ini adalah untuk menjajaki kerjasama di bidang industri pertahanan dan pengadaan Alutsista. Chairman of POF mengundang Menhan untuk mengunjungi Pakistan untuk melihat sendiri industri pertahanan di Pakistan untuk melihat kemungkinan kerjasama yang dapat dikembangkan dari kedua negara. Menhan Purnomo Yusgiantoro menyambut baik tawaran kerjasama tersebut dan menunjuk Sekjen Kemhan untuk mengevaluasi kemungkinan pengembangan kerjasama antara kedua negara. Saat menerima Mr Muhammad Ahsan Mahmood yang didampingi Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Mr Sanaullah, Menhan Purnomo Yusgiantoro didampingi Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, Ses Baranahan Laksma TNI Ir Antonius Djoni Gallaran MM, dan Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin. Sumber : DMC
    Readmore --> Menhan : Kami Sambut Tawaran Kerjasama Pertahanan Dengan Pakistan

    Thursday, April 19, 2012 | 4:35 PM | 0 Comments

    Dirut DI : PT DI Akan Mulai Merakit CN-295 Pada Akhir 2013

    Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (Persero) akan merakit pesawat CN295 di Bandung mulai akhir 2013.

    Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Budi Santoso mengatakan perakitan akhir 7 dari 9 pesawat rancangan Airbus Military (AM) CN295 pesanan Kementerian Pertahanan akan dikerjakan di pabrik PTDI.

    Dia menjelaskan perakitan 7 pesawat tersebut akan dimulai setelah lini produksi PTDI di Bandung bisa memenuhi standar produksi yang ditetapkan AM.

    Revitalisasi dan modernisasi sistem produksi pesawat PTDI, jelasnya, direncanakan selesai dalam 18 bulan sejak penandatanganan kerjasama strategis antara PTDI, AM dan Perusahaan Pengelola Aset (Persero) di Bandara Halim Perdanakusuma, hari ini

    “Setelah itu, seluruh pesanan pesawat CN295 di Asia Pasifik tidak lagi diproduksi di Spanyol. Semua diproduksi di Indonesia, begitu juga C-212,” kata Budi.

    Direktur Aerospace PTDI Andi Alisjahbana mengatakan kesepakatan yang ditandatangani hari ini di depan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menandakan tercapainya syarat awal teaming agreement antara PTDI dan AM yang terbentuk Juni tahun lalu.

    “Syaratnya ketika itu, PTDI membantu CN295 terjual. Itu sudah tercapai. Kesepakatan baru ini menandakan seluruh rencana rencana restrukturisasi yang disusun PTDI bersama AM masih berjalan tepat waktu,” katanya.

    Kontrak pembelian 9 unit CN295 oleh Kementerian Pertahanan diumumkan pada awal tahun ini dengan nilai mencapai US$325 juta.

    Menhan menjelaskan pembelian 9 unit pesawat tersebut adalah bagian dari rencana pencapaian kemampuan angkatan bersenjata minimal (minimum essential force) pemerintah sampai 2015.

    Andi memaparkan mulai pertengahan tahun ini AM mulai memberi bantuan tenaga ahli, perangkat peralatan dan permesinan, serta sistem informasi teknologi untuk meningkatkan efisiensi sistem produksi pesawat PT DI.

    Salah satu di antaranya adalah memperpendek waktu produksi PT DI dari 6—9 bulan per unit pesawat menjadi 6 pekan per unit pesawaat.

    “Seluruh investasi restrukturisasi sepenuhnya merupakan investasi PTDI. AM akan memberi bantuan know how,” jelas Andi.

    Direktur Utama PPA Boyke Mukijat mengatakan PTDI mengajukan proposal anggaran senilai Rp2,055 triliun untuk proses restrukturisasi perusahaan termasuk pembangunan lini produksi CN295 yang rencananya beroperasi pada 2013.

    Dia menjelaskan PPA memberi dukungan pendanaan senilai Rp675 miliar sampai seluruh permintaan anggaran pemerintah untuk dana restrukturisasi PTDI disetujui oleh DPR.

    “Juga ada dana pinjaman dari perbankan. Kami juga mengawasi pembelanjaan dan apa kerjasama ini fair,” tambah Boyke.

    Senior Vice President AM Ignacio Alonso mengatakan kerjasama kedua perusahaan akan mencakup aspek industri dan komersial.

    Selain membentuk kerjasama pemasaran dan pusat produksi, jelasnya, kedua perusahaan akan membangun pusat servis yang memberikan pelayanan logistik, pemeliharaan dan pelatihan awak pesawat untuk seluruh produk PTDI dan AM untuk wilayah Asia Tenggara.

    “Hasil kerjasama sejauh ini sangat baik yang memungkinkan kita untuk terus memperluas lingkup visi jangka panjang kerjasama, yang mungkin akan mencakup pesawat A400M,” kata Alonso.

    Hari ini, AM menghadirkan pesawat kargo A400M yang bisa mengangkut muatan seberat 30 ton dengan jarak tempuh maksimal sejauh 8.700 kilometer di Bandara Halimperdanakusuma, Jakarta.

    Purnomo mengatakan pesawat kargo tersebut bisa menjadi alternatif pengganti pesawat Hercules C-130 yang selama ini diandalkan TNI AU.

    AM mengklaim A400M mampu mengangkut beban 2 kali lebih berat dengan jarak tempuh yang setara atau jarak tempuh 2 kali lebih jauh dengan beban yang setara jika dibandingkan dengan C-130.

    Namun, Menhan menegaskan pembelian A400M baru bisa direncanakan dalam anggaran pemerintah setelah 2015.

    Sumber : BISNIS INDONESIA
    Readmore --> Dirut DI : PT DI Akan Mulai Merakit CN-295 Pada Akhir 2013

    Lapan Berkerjasama Dengan ITS Untuk Membangun Roket

    Jakarta - Selama ini, untuk memperkuat bidang pertahanan dan keamanan, Indonesia masih membeli peralatan perang. Salah satunya adalah roket. Untuk itu, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menggandeng sejumlah universitas untuk membuat roket.

    Keberhasilan riset tersebut akan menandakan kemandirian Indonesia dalam menghasilkan roket sendiri. Selama ini, Lapan memang telah bisa menghasilkan roket namun ukurannya masih kecil sehingga belum mencukupi sebagai bagian dari teknologi pertahanan negara.

    Salah satu universitas yang diajak dalam proyek ini adalah tim dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. ''Selama ini kita selalu membeli roket dari negara lain yang kualitasnya pasti lebih rendah daripada roket di negeri asalnya,'' kata salah satu anggota tim ITS, Widyastuti seperti disitat dari ITS online, Kamis (19/4/2012).

    Hal ini tentunya sangat miris. Apalagi ketika mengingat bahwa proyek pembuatan roket di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1960-an, bersamaan dengan India dan Pakistan. ITS memang tidak sendirian dalam proyek ini. Lapan turut menggandeng Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Universitas Indonesia (UI), serta beberapa pihak industri. Di dalam kampus, tim ini akan turut melibatkan mahasiswa dari berbagai jenjang untuk kelancaran riset tersebut.

    ITS memang belum memiliki program studi khusus bidang teknologi penerbangan dan antariksa. Namun, lebih dari Rp1 miliar telah dikucurkan untuk mendanai proyek yang berlangsung antara Lapan dengan universitas dan pihak industri tersebut.

    Selama tiga tahun ke depan, tim dosen-dosen ahli ini akan bekerja sama merakit sebuah roket penuh. Mulai dari nose, body, dan nozzle. Konstruksi tiga bagian tersebut tentunya tidak mudah. Nozzle, atau bagian ujung bawah sekaligus pendorong roket bisa mengalami suhu yang sangat tinggi hingga 3.000 derajat Celsius.

    ''Diperlukan bahan isolator yang tahan panas tinggi agar nozzle tidak meleleh. Karena itu, riset tim ini akan turut mencakup pengujian bahan-bahan yang sanggup menahan panas ekstrim,'' papar Ketua Tim Riset Roket Suasmoro.

    Pengujian-pengujian mengenai berbagai aspek lain juga harus dilaksanakan secara mandiri oleh tim. Hal ini karena teknologi roket sangat jarang disebarluaskan. Masing-masing negara yang memiliki proyek pembuatan roket pasti akan sangat protektif mengenainya.

    Sumber : OKEZONE
    Readmore --> Lapan Berkerjasama Dengan ITS Untuk Membangun Roket

    KRI Dewaruci Berlabuh Di New Orleans

    Surabaya - Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci yang sedang berlayar keliling dunia, tiba di New Orleans, Amerika Serikat, setelah menempuh perjalanan panjang melewati Terusan Panama selama beberapa hari.

    Mengutip siaran pers dari Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur yang diterima ANTARA di Surabaya, Rabu, kapal latih milik TNI Angkatan Laut itu tiba di New Orleans pada Selasa (17/4).

    Kapal latih dengan tiga tiang layar tinggi itu, sebelumnya berangkat dari Manzanillo, Meksiko, dengan melewati Terusan Panama sepanjang 3.159 mil dan selanjutnya menyusuri Sungai Missisippi untuk mencapai lokasi tujuan.

    Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto terpaksa melakukan perjalanan panjang tanpa singgah di Panama sesuai jadwal sebelumnya, karena harus mengejar target tiba di New Orleans pada 17 April.

    Menurut rencana, KRI Dewaruci singgah di kota tersebut hingga 22 April untuk mengikuti dan mengadakan sejumlah kegiatan.

    Kedatangan KRI Dewaruci disambut Konsul Jenderal RI di Houston, Al Busro Basnur, dan Atase Laut untuk AS, Kolonel Laut (KH) Anwar Saadi.

    Sebelum merapat, seluruh prajurit awak KRI Dewaruci melakukan tradisi "Parade Roll" dengan menaiki tiga tiang layar hingga ke puncak tertinggi dan mendapat sambutan meriah dari masyarakat setempat.

    Sementara itu, sebanyak 17 prajurit TNI AL yang sedang mengikuti pelayaran KRI Dewaruci mendapatkan kenaikan pangkat.

    Penyematan pangkat baru kepada 17 prajurit yang terdiri dari empat orang perwira, lima orang bintara dan delapan orang tamtama itu, dilakukan dalam upacara yang dipimpin Komandan KRI Dewaruci Letkol Haris Bima Bayuseto.

    "Kenaikan pangkat ini bukanlah sebuah hadiah dari pimpinan TNI AL, tapi merupakan suatu prestasi kerja yang tinggi selama berkarier, juga dedikasi dan loyalitas serta tanggung jawab dalam melaksanakan tugas," kata Haris seperti dikutip dari siaran pers Dispen Koarmatim.

    Seusai upacara pelantikan, ke-17 prajurit tersebut menjalani tradisi yang biasa dilakukan awak KRI Dewaruci dan TNI AL, yakni disemprot dengan menggunakan air laut.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> KRI Dewaruci Berlabuh Di New Orleans

    PT DI Dan Airbus Military Teken Kontrak Sebesar Rp2,9 Triliun

    Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) akhirnya menandatangani kerja sama dengan Airbus Military. Kontrak kerja sama senilai US$325 juta (sekitar Rp2,98 triliun) itu diharapkan membuat PT DI lebih kompetitif dalam industri pesawat terbang.

    “Bentuk kerja samanya business to business. Pemerintah hanya regulator,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai penandatanganan kontrak kerja sama kedua perusahaan di Halim Perdanakusuma Jakarta, Rabu (18/4).

    Menhan mendukung kerja sama ini karena selama ini kerja sama yang dilakukan dengan Airbus berjalan baik. “Kami puas kerja sama dengan Airbus,” kata Purnomo. Direktur Utama PT DI Budi Santoso menjelaskan, melalui kerja sama dengan Airbus Military ini PT DI akan mendapat fasilitas up-grading assembling dan fasilitas pembuatan komponen pesawat, baik untuk pesawat milik Airbus Military, maupun pesawat lainnya.

    “Kami harapkan PT DI lebih kompetitif di bidang komponen pesawat aerocraft,” kata Budi. Dengan kerja sama ini pelaksanaan final assembling dilakukan di Bandung dengan mengembangkan metode yang digunakan PT DI selama ini. PT DI membutuhkan waktu 6-9 bulan untuk final assembling pesawat. Sedangkan Airbus bisa melakukannya hanya dalam waktu enam minggu.

    “Ini penghematan luar biasa baik dari SDM, maupun keuangan. Karena modalnya cepat klembali. Improvement ini kami harap dapat menjadikan PT DI lebih kompetitif,” kata Budi. Saat ini tim kerja sama kedua perusahaan tengah mempersiapkan Pusat Pengiriman CN295 di Bandung untuk pesawat CN295 yang telah dibeli oleh Kementerian Pertahanan Indonesia.

    Sumber : JURNAS
    Readmore --> PT DI Dan Airbus Military Teken Kontrak Sebesar Rp2,9 Triliun

    Wednesday, April 18, 2012 | 4:17 PM | 0 Comments

    Menhan : Kami Akan Mengkaji Dulu Pesawat Angkut A-400M Setelah 2015

    Jakarta – Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro dengan didampingi Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, Rabu (18/4) menyaksikan penandatangan peresmian dari kesepakatan kerjasama strategis jangka panjang yang ditandatangani antara PT. Dirgantara Indonesia (DI) bersama dengan Airbus Military, di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta.

    Penandatanganan kesepakatan kerjasama ini dilakukan oleh Direktur Utama PT. DI Budi Santoso, Chief Operating Officer Airbus Military, Alberto Gutierrez, Senior Vice President Commercial Asia Pasific Australia, Ignacio Alonso dan Direktur Utama PT. PPA Boyke W Mukijat.

    Peresmian ini akan memulai rencana revitalisasi dan penyempurnaan yang akan berlangsung selama 18 bulan kedepan, sebagai tahap pertama dari kesepakatan kerjasama jangka panjang ini. Selain itu kesepakatan kerjasama ini akan memaparkan secara lengkap rencana revitalisasi PT. DI dengan Proyek kerjasama dan pengembangan bisnis yang spesifik. Dengan diresmikannya kesepakatan kerjasama ini juga, segala visi, strategi dan sumber daya sekarang sudah siap untuk bergerak dari tahap pemulihan ke tahap pengembangan bisnis untuk PT. DI.

    Bersamaan dengan persemian kerjasama tersebut, Airbus Military juga memperkenalkan produk generasi terbaru dari pesawat angkut udara jenis A 400 M yang langsung didatangkan dari Kota Madrid, Spanyol.

    Kedatangan Airbus Military A400M ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan ke berbagai Negara di Asia. Pesawat Airbus Military A400M adalah pesawat angkut militer terbaru yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan angkatan bersenjata abad ke-21.

    Berkat teknologinya yang maju, pesawat ini dapat terbang lebih tinggi, cepat, dan jauh dengan tetap mempertahankan kemampuan bermanuver yang tinggi, kecepatan rendah, serta menggunakan landasan pendek, lunak, dan kasar. Pesawat ini menggabungkan kemampuan menjalankan misi taktis dan strategis serta dapat digunakan sebagai pesawat pengisi bahan bakar.

    Pesawat ini juga memiliki ruang kargo yang khusus dirancang untuk mengangkut peralatan besar yang dibutuhkan oleh misi militer dan bantuan kemanusiaan, pesawat ini dapat membawa kargo dengan cepat dan langsung menuju ke tempat yang paling dibutuhkan.

    Berkaitan dengan adanya pesawat terbaru Airbus Military A400 M Menhan mengatakan Indonesia akan mempelajari dan mendalami tentang keunggulan dari spesifikasi pesawat A400 M, namun tidak dalam perencanaan modernisasi alutsista hingga tahun 2015.

    “Satu pesawat yang akan dibeli itu harus diteliti dulu, kemampuannya dengan spesifikasi tekhnisnya dan operasional SDM dari kita semua. Untuk sementara ini kami sebagai pemerintah memang ada rencana untuk pembelian pesawat Airbus hingga tahun 2015 adalah pesawat CN 295,” Jelas Menhan.

    Hadir dalam peresmian kerjasama dua perusahaan dirgantara tersebut, Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Imam Sufaat, Sekjen Kemhan, Marsdya TNI Eris Herryanto, serta pejabat di lingkungan Kemhan dan TNI dan perwakilan PT. DI dan Airbus Military.

    Sumber : DMC
    Readmore --> Menhan : Kami Akan Mengkaji Dulu Pesawat Angkut A-400M Setelah 2015

    Untuk Pertama Kalinya A400M Mendarat Di Indonesia

    Bandung - Pesawat Airbus A400M, produk terbaru dari Airbus Military, melandas untuk pertama kalinya di Indonesia, Selasa (18/4/2012). PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan Airbus Military meresmikan Kesepakatan Kerjasama strategis jangka panjang yang disaksikan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

    Peresmian ini akan memulai rencana tahap pertama revitalisasi dan penyempurnaan yang akan berlangsung selama 18 bulan ke depan.

    A400M mampu mengangkut beragam muatan militer dan operasional yang tidak dapat ditransportasikan dengan C-130. Bagasi kargo yang fleksibel dapat mengangkut kargo yang bervariasi untuk cepat merespon kebutuhan bantuan kemanusiaan.

    A400 M bisa memuat kontainer sepanjang 20 kaki atau mengangkut 116 pasukan berpakaian lengkap.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Untuk Pertama Kalinya A400M Mendarat Di Indonesia

    Jubir Kemhan : Indonesia Akan Segera Membeli BMP-3F Baru

    Jakarta - Indonesia dipastikan membeli kendaraan tempur infanteri (infantry fighting vehicle) BMP-3F dari Rusia. Kini, proses negosiasi tengah berlangsung.

    "Bisa dipastikan kita membelinya," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Hartind Asrin, saat berbincang dengan VIVAnews.com, Selasa 17 April 2012 malam.

    Menurut dia, tim dari Kemenham dan TNI AD saat ini masih mempelajari kontrak pembelian tank ringan Rusia itu. Namun, Hartind tak mau menyebut berapa anggaran yang disiapkan untuk pembelian kendaraan angkut militer ini.

    Hartind juga mengaku belum tahu berapa unit BMP-3F yang akan dibeli Indonesia dari perusahaan Rosoboronexport, Rusia tersebut. Jumlah BMP-3F yang akan dibeli baru diketahui setelah tahapan preaudit selesai. "Ini masih preaudit, lalu teken kontrak, baru diketahui berapa unit yang kita beli," katanya. "Preaudit kira-kira dua minggu lagi selesai."

    Hartind menambahkan, pemilihan BMP-3F ini sesuai dengan spesifikasi yang diajukan oleh TNI AD sebagai calon pengguna tank ringan ini. "Berdasar penilaian user, kendaraan ini dinilai bagus," ujar dia.

    Sebelumnya, laman Ria Novosti melaporkan Indonesia segera menandatangani kontrak pembelian BMP-3F dengan eksportir peralatan militer Rusia, Rosoboronexport. Indonesia dikabarkan akan membeli 37 BMP-3F dengan nilai US$100 juta.

    Wakil Kepala Rosoboronexport, Viktor Komardin, berharap penandatanganan kontrak jual beli ini akan berlangsung akhir bulan ini. Hingga saat ini, menurut laman Ria Novosti, Rusia telah mengirim setidaknya 17 BMP-3F ke Indonesia.

    BMP-3F dipersenjatai meriam 100 mm, senapan mesin 7.62 mm, serta peluru kendali anti-tank; sehingga bisa digunakan untuk pertarungan langsung. BMP-3 memiliki berbobot kurang lebih 18,7 ton, panjang sekitar 7,2 meter, lebar 3,3 meter dan tinggi 2,45 meter, kapasitas awak 3 orang serta 7 personel pasukan bersenjata lengkap.

    BMP-3F memiliki lapisan pelindung lebih tebal dari pengangkut personel lapis baja. Kendaraan ini juga sudah dipakai untuk menggantikan peran tank ringan.

    Dari segi bobot, BMP-3F merupakan kendaraan tempur kavaleri terberat yang yang dimiliki Korps Marinir saat ini. Bila dibanding tank-tank ringan milik TNI-AD, BMP-3F dinilai jauh lebih unggul dengan adopsi kanon 100 mm.

    Sumber : VIVANEWS
    Readmore --> Jubir Kemhan : Indonesia Akan Segera Membeli BMP-3F Baru

    KSAU : Ketersediaan Penerbang Tak Sebanding dengan Pesawat

    Jakarta - Semua mata orang-orang di taxi wayLanud Halim Perdanakusuma tertuju pada enam pesawat yang sedang akrobat di udara.KT- 1B,nama pesawat itu, diterbangkan sedemikian rupa,melayang di ketinggian lalu tiba-tiba meliuk menukik laksana elang yang akan menyambar mangsa.

    Mulut berdecak,kepala bergeleng,dan tangan bertepuk–– pertanda para penonton tak kuasa menahan rasa kagumnya.Rasa bangga dalam dada mereka terpancar keluar dari sikap dan tatap matanya.Apalagi ketika mereka dikirimi pesan cinta berupa simbol hati yang diukir memakai kepulan asap dari buritan pesawat.

    Lantang suara pemandu acara menyebut-nyebut nama para penerbang KT-1B,beradu dengan deru mesin pesawat yang terus melaju,melanjutkan setiap adegan menakjubkan di Hari Ulang Tahun TNI Angkatan Udara,Senin (9/4). Dari corong pengeras suara disampaikan,mereka yang ada dibalik kemudi terbang KT-1B adalah para instruktur penerbang di skuadron pendidikan terbang di Pangkalan Udara Adisutjipto, Yogyakarta.Di Kota Gudeg ini pula pesawat-pesawat itu bermarkas.

    KT-1B merupakan pesawat latih untuk calon penerbang tempur TNI Angkatan Udara. Mengendalikan pesawat tempur berkemampuan perang udara dan udara ke darat ini sudah barang tentu lebih rumit dan sulit.Karena itu,sangat selektif untuk menentukan kualifikasi prajurit yang boleh menerbangkannya.Setiap penerbang pesawat tempur seperti Sukhoi dan F-16 harus melalui berbagai tahapan pendidikan terbang sebelum benar-benar menerbangkan si burung besi ini.

    Selama ini Wing Pendidikan Terbang Lanud Adisutjipto tiap tahun ratarata hanya meluluskan sekitar 30 penerbang pemula dari AAU.Minimnya penerbang tempur yang lahir setiap tahun menjadi pekerjaan rumah bagi TNI Angkatan Udara hingga sekarang.

    Hingga 2014 ada sekitar 50 pesawat tempur yang tiba dan bergabung untuk memperkuat armada dirgantara Indonesia. “Jumlah penerbang kita kurang.Paling tidak,kita harus menyiapkan 1,5 dari jumlah pesawat atau sekitar 75 penerbang,”kata Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat yang juga menyaksikan atraksi KT-1B.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> KSAU : Ketersediaan Penerbang Tak Sebanding dengan Pesawat

    Tuesday, April 17, 2012 | 8:30 PM | 0 Comments

    Pesawat Tempur Lanud Iswahjudi Lakukan Latihan Tembak Sasaran

    Malang - Tiga pesawat tempur dari Lanud Iswahjudi, Jawa Timur, melakukan latihan menembak sasaran. Di atas ketinggian 4.000-4.500 kaki dengan kemiringan 10-30 derajat, memborbardir daerah Pulung Ponorogo, yang menjadi lokasi sasaran latihan tembak Air Weapon Range (AWR).

    Kapentak Lanud Iswahjudi Mayor Sus Sutrisno dalam siaran pers yang diterima Jurnal Nasional, Selasa (17/4) menyebutkan, latihan penembakan tersebut merupakan ajang uji kemampuan bagi para penerbang tempur dalam ketepatan menembak atau menghancurkan sasaran sekaligus untuk meningkatkan kemampuan tempur yang andal dan profesional.

    Sutrisno menyebutkan, tiga pesawat tempur yang melaksanakan latihan penembakan adalah pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Skuadron Udara 3, pesawat tempur F-5 Tiger dari Skuadron Udara 14 dan pesawat tempur Hawk MK-53 dari Skuadron Udara 15. "Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para penerbang dalam menghancurkan daerah sasaran penembakan, dengan menggunakan jenis bom latih asap BDU 33 dan roket FFAR 2.75 inci,” ujarnya.

    Menurutnya, sebagai pengawal kedaulatan NKRI di udara, latihan ini sangat penting dilakukan oleh para penerbang tempur. “Sedangkan sasaran yang hendak dicapai dalam latihan ini adalah agar kemampuan para pengawal dirgantara nasional tersebut senantiasa terus meningkat hingga mencapai kemampuan andal dan profesional. Sehingga pada gilirannya nanti mereka selalu siap dalam setiap pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya," jelas Sutrisno.

    Sumber : JURNAS
    Readmore --> Pesawat Tempur Lanud Iswahjudi Lakukan Latihan Tembak Sasaran

    Penerbal Melakukan Penjajakan Helikopter Anti Kapal Selam

    Bandung - Komandan Pusat Penerbang TNI Angkatan Laut (Penerbal) Laksamana Pertama TNI Sugianto menyatakan masih terus menjajaki jenis helikopter anti kapal selam (Seasprite) yang akan memperkuat jajaran TNI dalam melakukan pengawasan perairan Indonesia.

    "Masih terus melakukan penjajakan jenis helikopter anti kapal selam itu. Tahun ini diintensifkan, selain penjajakan juga mencoba sendiri keunggulannya," kata Sugianto disela uji coba Heli NBell-412EP di PT Dirgantara Indonesia Bandung, Selasa.

    Menurut Sugianto, saat ini dibutuhkan satu skadron heli anti kapal selam. Minimal dalam waktu dekat ini ada setengahnya atau enam unit sudah mencukupi kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan pengawasan perairan di Indonesia.

    Namun tidak disebutkan dari negara mana helikopter mutakhir yang bisa mendeteksi kehadiran kapal selam dan bahkan menghancurkan di tengah lautan.

    "Kita cek dulu, coba dulu keunggulannya, jangan sampai spesifikasinya tidak cocok dengan yang kita butuhkan," katanya.

    Menurut Sugianto, pesawat-pesawat itu akan ditempatkan di KRI-KRI yang memiliki halipad. Kehadiran helikopter di KRI adalah merupakan kepanjangan mata dan telinga dari kapal TNI AL. Laut Indonesia yang luas tidak memungkinkan untuk dijangkau oleh KRI mengingat kekuatannya yang terbatas.

    Helikopter anti kapal selam memiliki spesifikasi untuk manuver yang handal di lautan. Selain memiliki kemampuan terbang dengan kecepatan tinggi, juga harus mampu bermanuver saat menurunkan perangkat sonar pendeteksi kapal selam.

    "Heli itu dilengkapi dengan alat pendeteksi kapal selam yang diturunkan ke laut, selanjutnya hasilnya dideteksi di pesawat untuk selanjutnya memastikan kehadiran kapal selam. Kemampuan manuvernya saat menurunkan alat pendeteksi sangat diprioritaskan," katanya.

    Sementara itu dalam waktu dekat ini, TNI AL akan mendapat tambahan tiga pesawat heli NBell 412EP produksi PT Dirgantara Indonesia. Satu diantaranya sudah rampung, sedangkan dua lainnya dalam tahap penyelesaian.

    "Ditargetkan pada HUT TNI AL pertengahan 2012 ini, NBell terbaru kami dipamerkan di sana," kata Sugianto.

    Pesawat NBell 412EP memiliki keunggulan dibandingkan NBell pendahulunya, karena dilengkapi dengan Auto Pilot yang memungkinkan pesawat dikendalikan secara otomatis dan mengurangi beban pilot dalam mengoperasikannya.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Penerbal Melakukan Penjajakan Helikopter Anti Kapal Selam

    Rusia Dan Indonesia Menandatangai Pengadaan BMP 3F Sebesar $ 100 Juta Dollar

    Kuala Lumpur - Rusia akan segera melakukan kontrak dengan Indonesia dalam pengadaan 37 kendaraan tempur infantri sebesar $ 100 juta dollar melalui agen pengeksport persenjataan Rusia Rosoborontexport, pada hari selasa.

    wakil deputi Rosoborontexport Viktor Komardin mengatakan kesepakatan dalam pengadaan BMP-3F diharapkan akan selesai pada akhir bulan ini.

    Sampai saat ini, Rusia telah mengirim 17 BMP-3F kepada Indonesia.

    Sumber : RIA/MIK/WDN
    Readmore --> Rusia Dan Indonesia Menandatangai Pengadaan BMP 3F Sebesar $ 100 Juta Dollar

    TNI AL Akan Memiliki Lima CN-235 Buatan PT DI

    Bandung - PT Dirgantara Indonesia (DI) akan menyelesaikan lima pesawat CN 235 pesanan TNI Angkatan Laut (AL) sepanjang tahun 2012.

    Humas PTDI, Rohendi Triatna menyebutkan, kontrak PTDI dengan TNI AL sudah dimulai sejak 2009 akhir. "Rencananya akhir tahun ini selesai dikerjakan," kata Rohendi, di Bandung, Selasa (17/4/2012).

    Dijelaskannya, TNI AL awalnya memesan tiga pesawat, namun bertambah menjadi lima pesawat CN 235. Kelima pesawat itu pun tengah dalam pengerjaan.

    Menurutnya, selama ini, TNI AL belum memiliki CN 235 dan hanya menggunakan pesawat C212 sebanyak tiga unit buatan PT DI.

    "Yang sudah memiliki CN 235 baru TNI AU, angkatan lain belum," katanya.

    Spesifikasi CN 235 yang dibuat untuk TNI AL tetap sama dengan pendahulunya. Misalnya, pesawat CN235 110 KCG pesanan Badan Penjaga Pantai Korea Selatan atau Korea Coast Guard (KCG). Meski demikian, menurutnya pesawat tersebut memiliki masing-masing keunggulan.

    "CN 235 memiliki kelebihan dalam mengarungi wilayah kelautan. Indonesia memiliki wilayah laut yang luas. Diharapkan, kontrol TNI AL dengan adanya CN235 bisa lebih maksimal," tandasnya.

    Sumber : OKEZONE
    Readmore --> TNI AL Akan Memiliki Lima CN-235 Buatan PT DI

    Danpuspenerbal Terbangkan Sendiri Helikopter Pesanannya Dari PT DI

    Bandung - Komandan Pusat Penerbangan TNI AL, Laksamana Pertama TNI Sugianto, menerbangkan sendiri helikopter tipe Bell 412EP dari tempat perakitannya di PT Dirgantara Indonesia. Hal itu menjadi bagian dari uji coba helikopter pesanan TNI AL kepada PT DI.

    Uji coba penerbangan dilakukan di kompleks PT DI, Selasa (17/4/2012). Sekitar pukul 10.00, Sugianto menerbangkan sendiri helikopter didampingi instruktur dari Bell serta pejabat PT DI yakni Vice President Bisnis dan Pemerintahan, Irzal Rinaldi, dan Direktur Aircraft Integration, Budiman Saleh.

    Dimulai dengan terbang rendah berjarak kurang dari sepuluh meter dari permukaan tanah, helikopter melaju sejauh 200 meter hingga tiba ke landasan pacu Bandara Husein Sastranegara. Tidak lama kemudian helikopter naik ke atas dan menuju Bandara Halim Perdanakusuma.

    Sesampai di sana, helikopter dijadwalkan untuk berputar kembali ke arah Bandung dan mendarat di tempat semula.

    Humas PT DI, Rakhendi Priatna, menjelaskan bahwa pihaknya tengah merampungkan tiga unit pesanan helikopter dari TNI AL. Satu unit sudah dikirimkan.

    "Dua unit sisanya bakal dirampungkan dalam waktu dekat ini," kata Rakhendi.Hingga berita diturunkan, helikopter tersebut belum kembali ke PT DI.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Danpuspenerbal Terbangkan Sendiri Helikopter Pesanannya Dari PT DI

    Kemhan : Mengoptimalkan Kekuatan Pertahanan Indonesia

    Jakarta - Sampai saat ini, pembangunan pertahanan masional baru menghasilkan postur pertahanan negara dengan kekuatan terbatas dan relatif tertinggal dari negara-negara tetangga. Keterbatasan dukungan anggaran untuk pembangunan pertahanan nasional, menjadi salah satu kendala dalam pencapaian pembangunan postur pertahanan pada tingkat minimum essential force (MEF).

    MEF adalah suatu standar kekuatan pokok dan minimum TNI yang mutlak disiapkan sebagai prasyarat utama serta mendasar bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi TNI secara efektif. Ini dalam rangka menghadapi ancaman aktual untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
    Hibah 24 F-16

    Karena itu, hibah pesawat F-16 dari Amerika Serikat (AS) merupakan bagian dari upaya mengoptimalkan kekuatan pertahanan udara RI. Sejauh ini, proses kedatangan 24 unit pesawat tempur itu tak mengalami kendala. Yakni, sesuai jadwal, akan dilakukan secara bertahap, yang dimulai pada pertengahan 2014. Pesawat hibah itu akan memperkuat skuadron pesawat tempur Indonesia, terutama Skuadron Fighting F-16. Sehingga, nanti TNI akan memiliki dua skuadron pesawat F-16.

    Saat ini, RI sudah memiliki 10 unit F-16. Maka, kedatangan 24 unit pesawat tempur itu akan menggenapi jumlah pesawat tempur Indonesia menjadi 34 unit. Satu skuadron terdiri atas 16 pesawat tempur, jadi nanti ada dua skuadron F-16.

    Ke-24 unit F-16 yang akan didatangkan itu, kini sedang menjalani proses pemutakhiran (upgrade) di AS. Pesawat-pesawat itu di-upgrade dari Blok 25 menjadi Blok 52 di pabrik yang lebih modern. Bagian yang di-upgrade meliputi persenjataan, avionic, air frame, dan mesin. Perlu dicatat, sejauh ini, Foreign Military Sales (FMS) antara AS dan Indonesia berjalan lancar.

    Saat perwakilan Kementerian Pertahanan (Kemhan) meninjau pemutakhiran F-16 yang akan dihibahkan itu di AS, banyak hal yang menggembirakan. Antara lain, ke-24 pesawat itu di-upgrade di pabrik yang lebih modern. Bagi AS, hal ini menjadi atensi khusus dalam meningkatkan hubungan bidang pertahanan kedua negara. Ada juga proses transfer of technology.

    Kemudian, AS menambah jaminan jam terbang 2.200, yakni dari 8.600 menjadi 10.800 jam terbang. Pemerintah RI mendapatkan 28 engine generasi teranyar yang baru menempuh 1.000 jam terbang. Dari 28 engine itu, 24 terpasang, dan 4 dijadikan cadangan.

    Selanjutnya, dari 30 pesawat yang dihidupkan, hanya 24 yang di-upgrade. Sisanya, 6 pesawat dijadikan komponen (sparepart). Dari ke-24 pesawat F-16, terdiri-dari 19 pesawat F-16 seri C (hanya satu pilot), dan 5 seri D untuk pelatihan (training).

    Untuk diketahui, jauh sebelumnya, Komisi I DPR telah menyetujui hibah pesawat F-16 dari AS dengan skema pembayaran FMS. Persetujuan itu diberikan setelah DPR menggelar rapat dengan Menteri Pertahanan, Panglima TNI, dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara. Dengan demikian, rencana memperkuat pertahanan udara Indonesia akan segera terwujud.

    Alutsista Dalam Negeri

    Untuk memenuhi MEF hingga 2024, Kementerian Pertahanan kembali menandatangani nota kesepahaman (MoU) pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan infrastruktur dengan sejumlah industri pertahanan dalam negeri senilai Rp 1,3 triliun. Penandatanganan MoU itu dilakukan dengan sejumlah BUMN/BUM Swasta Industri Pertahanan, yakni PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia (DI), PT Palindo Marine, dilakukan di Kantor Kemhan, Jakarta, 6 Maret lalu.

    Kemhan-TNI melakukan MoU dengan sejumlah industri pertahanan dalam negeri dalam pengadaan alusista, seperti amunisi kecil hingga besar. Untuk pengadaan helikopter angkut dilakukan kerja sama dengan PT DI senilai 65 juta dolar AS. Kemudian, dilakukan pula kerja sama untuk pengadaan kapal cepat rudal 40 meter (KCR-40), Rocket FFAR dan lainnya. Total anggaran untuk alutsista tersebut mencapai Rp1,3 triliun.

    Kerja sama dengan industri dalam negeri ini, dalam rangka membangun kekuatan TNI dan pemenuhan MEF. Selain itu, Kemhan sudah bekerja sama dengan Korea Selatan untuk pengadaan pesawat tempur jenis KF-X/IF-X. Pesawat ini lebih tinggi dari F-16 dan Sukhoi.

    Tak hanya itu, Komite Kebijakan Industri Perta-hanan (KKIP) yang diketuai Menhan juga akan membeli kapal selam, kapal PKR, tank, rudal, roket dan lainnya. Adapun sasaran kinerja KKIP tahun 2012 ini adalah melakukan program kerja, yakni penyiapan regulasi industri pertahanan (penyelesaian RUU Industri Pertahanan dan Keamanan), penetapan kebijakan nasional dalam rangka stabilisasi dan optimalisasi industri pertahanan, penetapan program dan menindaklanjuti penyiapan produk masa depan.

    Untuk penetapan kebijakan nasional meliputi, kebijakan peningkatan kemampuan industri pertahanan, menjamin keberhasilan program transfer of technology (ToT), kebijakan sinergitas dan intensitas kegiatan penelitian, dan kebijakan penyiapan SDM terampil untuk industri pertahanan melalui pendidikan formal.

    Sejak dibentuk tahun 2010, KKIP telah menghasilkan beberapa kebijakan, yakni masterplan revitalisasi industri pertahanan, grand strategy KKIP, kriteria industri pertahanan, kebijakan dasar pengadaan alusista dan almatsus Polri untuk pemberdayaan industri pertahanan dan verifikasi kemampuan industri pertahanan dan revitalisasi manajemen BUMN Industri Pertahanan. Hal ini dalam rangka modernisasi alutsista TNI dan almatsus Polri serta te-realisasinya program revitalisasi industri pertahanan.

    Sumber : Suara Karya
    Readmore --> Kemhan : Mengoptimalkan Kekuatan Pertahanan Indonesia

    Malaysia Memesan 32 Panser Rimau Buatan PT Pindad

    Kuala Lumpur - Malaysia akan memesan 32 buah panser Anoa dari PT Pindad. Oleh Malaysia, Anoa itu diberi nama Rimau yang berarti harimau dalam bahasa Melayu dan kesepakatan dengan pihak negara tetangga tersebut sudah pada tahap akhir.

    "Malaysia mau gunakan panser 6 x 6 dan kini kami menantikan closing deal", kata Direktur Utama PT Pindad, Adik A Soedarsono, di sela-sela pameran Defence Services Asia (DSA) 2012 di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin.

    Menurut dia, saat ini pihaknya juga sedang melakukan penjajakan dengan sejumlah negara di Timur Tengah, Eropa termasuk dengan sesama anggota Asean seperti Brunei Darussalam.

    Bahkan, lanjut dia, pada saat ini ada rencana Sultan Brunei yang hadir dalam pameran DSA 2012 itu akan mengunjungi panser Rimau yang juga dihadirkan dilokasi pameran tersebut.

    Ketertarikan Malaysia terhadap panser buatan pindad tersebut sudah disampaikan oleh Panglima Angkatan Tentera Diraja Malaysia, Jenderal Tan Sri Datu Sri Zulkifli Mohammad Zein, saat berkunjung ke Indonesia tahun lalu.

    Hal itu disampaikan Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, usai pertemuan Zein dengan Presiden Susilo Yudhoyono di kantor Presiden, Selasa (5/7). "Tadi disinggung soal panser 6x6, malaysia yang berkeinginan untuk membeli, akan terus dilanjutkan," ujar Suhartono.

    Sementara itu, semenjak 9 April 2010, sebanyak 13 buah Anoa telah digunakan untuk mengawal misi perdamaian PBB di Lebanon bersama Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL. Panser ANOA 6x6 maupun 4x4 biasa digunakan untuk pengawalan kegiatan-kegiatan penting negara.

    Pada 15 November 2011 ANOA varian 6x6 yang menggunakan persenjataan senapan mesin berat 7.62 mm digunakan sebagai kendaraan tempur untuk patroli dan penjagaan ring pada acara KTT ASEAN di Nusa Dua, Bali.

    Panser jenis ini juga dipakai oleh Paspampres untuk pengawalan kunjungan-kunjungan presiden. Selain kegiatan resmi, ANOA juga dipakai untuk pengamanan car-free day di Bundaran HI.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Malaysia Memesan 32 Panser Rimau Buatan PT Pindad

    Pemerintah Akan Melakukan Pengadaan 54 Pesawat Untuk TNI AL

    Surabaya - Pemerintah berencana membeli 54 pesawat untuk menambah kekuatan Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal).Pesawat tersebut terdiri atas jenis sayap tetap (fixed wing) dan sayap berputar/helikopter (rotary wing).

    Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengungkapkan, anggaran untuk pembelian 54 pesawat tersebut sudah masuk dalam minimum essential force (MEF) tahap pertama sehingga dapat segera direalisasi. ”Penambahan pesawat ini dalam rangka penguatan alutsista (alat utama sistem senjata). Karena itu, penguatan nanti tidak hanya di Angkatan Laut saja,tetapi juga Angkatan Darat dan Angkatan Udara,” ujar Armida saat kunjungan kerja di Puspenerbal Juanda, Surabaya,kemarin.

    Dia menjelaskan,kebijakan penambahan pesawat dilakukan karena banyak fasilitas operasional, khususnya pesawat milik Puspenerbal yang sudah tua dan tidak layak pakai. Pertimbangan lain karena didasarkan pada kebutuhan.”Indonesia adalah negara kepulauan. Karena itu, kekuatan alutsista harus dipertimbangkan. Tidak hanya kapal-kapal laut saja,tetapi juga kombinasi pesawat udara,”tuturnya.

    Armida mengaku belum bisa mengakomodasi semua kebutuhan pesawat yang diinginkan Puspenerbal, terutama untuk pesawat latih dan amfibi.Kendati demikian, dia mempersilakan TNI AL untuk mengajukan ke pemerintah. ”Itu adalah urusan internal TNI AL,silakan dibahas dan diajukan ke Mabes TNI AL untuk selanjutnya dibahas diputuskan Kementerian Pertahanan,” tegasnya.

    Komandan Puspenerbal Juanda Laksamana Pertama TNI Sugianto menuturkan, saat ini jumlah pesawat yang dimiliki Puspenerbal jauh dari kebutuhan. Selain karena banyaknya pesawat yang sudah rusak karena usia,jumlah alutsista tersebut juga ketinggalan jauh dari alutsista negara-negara di Asia Tenggara. Sugianto menyebut, dari total 62 pesawat yang ada, hanya 40 yang normal,sedangkan sisanya mengalami kerusakan.

    Di luar itu,kebutuhan pesawat yang mendesak dipenuhi adalah pesawat latih, amfibi, dan pesawat anti-kapal selam (AKS). ”Dengan kondisi saat ini, alutsista kita jauh tertinggal dari negeri tetangga seperti Malaysia, Singapura, Australia. Nah,ini yang harus diatasi,” ujarnya.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> Pemerintah Akan Melakukan Pengadaan 54 Pesawat Untuk TNI AL

    Dandepohar Buka Pendidikan Pelatihan Teknisi Rudal QW-3

    Jakarta - Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) hari demi hari terus berkembang sesuai tuntutan jaman. Terkait hal tersebut guna meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang profesional dan berkualitas, Komandan Depohar 60 Kolonel Tek Ir. Sugeng Arianto, membuka Pendidikan Binterampil Teknisi Rudal QW-3 Angkatan II di Depohar 60, Senin (16/4).

    Komandan Depohar 60 dalam sambutannya mengatakan bahwa pendidikan Binterampil Teknisi Rudal QW-3 merupakan salah satu aspek pembinaan dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia khususnya bidang persenjataan, sekaligus merupakan upaya nyata, guna mengatasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat.

    “Oleh karena itu upaya peningkatan kemampuan dan profesionalitas termasuk kaderisasi selalu diprogramkan secara terus menerus baik langkah maupun tindakan diantaranya melalui penyelenggaraan pendidikan Binterampil Teknisi Rudal QW-3,” kata Dandepohar 60 seperti dilansir Kapentak Lanud Iswahyudi Mayor Sus Sutrisno yang diterima Jurnal Nasional.

    Pendidikan Binterampil Teknisi Rudal QW-3 Angkatan II direncanakan berlangsung selama enam minggu dan diikuti sebanyak 10 siswa yang berasal dari Dari Depohar 60, Makhorpaskhas Bandung, Batalyon 463 Paskhas Lanud Iswahjudi,dan Batalyon 467 Paskhas Halim Perdanakusuma, Jakarta.

    Sumber : JURNAS
    Readmore --> Dandepohar Buka Pendidikan Pelatihan Teknisi Rudal QW-3

    Monday, April 16, 2012 | 5:50 PM | 0 Comments

    Bakorkamla Akan Luncurkan Kapal Patroli Buatan Palindo

    Batam - Jika tidak ada aral melintang, Rabu (25/4/2012) mendatang, Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) Republik Indonesia akan meresmikan pengoperasian sebuah kapal patroli pertama yang berukuran 48 meter.

    Kabag Persidangan, Humas dan Protokol (PHP) Bakorkamla Kolonel (KH) Edi Fernandi mengatakan bahwa pengoperasian kapal yang ditujukan untuk mendukung pengamanan di perairan Indonesia tersebut akan diresmikan langsung Ketua Bakorkamla RI, Menko Polhukam Djoko Suyanto, di galangan kapal PT Palindo Marine Batam.

    Peluncuran kapal itu juga akan dihadiri pejabat 12 stakeholder Bakorkamla dan pemerinatah daerah setempat.

    Sebelumnya Kepala Pelaksana Harian Bakorkamla Laksamana Madya Y Didik Heru Purnomo, pada melihat dari dekat proses pengerjaan kapal tersebut. Kapal senilai Rp 60 miliar yang mulai dikerjakan sejak November 2011 menggunakan mesin berkecepatan 22 knot per jam dan mampu mengantisipasi cuaca yang terbilang ekstrim di laut.

    "Dengan kecepatan tersebut, kapal ini mampu bergerak hingga batas 200 mil laut (sekitar 370 kilometer) dari lepas pantai sehingga efektif untuk pengamanan laut di perairan Indonesia," terang Didik.

    ”Kalau ukuran 48 meter jauh lebih berani dan aman menghadapi cuaca,” pungkasnya. Kapal ini bermesin penggerak 3 buah masing-masing bertenaga 1400 HP, berbadan bawah kapal baja dan berbadan atas kapal aluminium dan direncanakan diawaki 35 anak buah kapal (ABK).

    Sumber : Tribun`
    Readmore --> Bakorkamla Akan Luncurkan Kapal Patroli Buatan Palindo

    Komisi I : Pengadaan UAV Kemungkinan Bakal Disetujui Oleh DPR

    Jakarta - Indonesia bakal memiliki empat pesawat pengintai tanpa awak yang memanfaatkan teknologi buatan Israel.Rencana pemerintah melalui Kementerian Pertahanan untuk mendatangkan empat pesawata tanpa awak tampaknya akan diamini Komisi I DPR RI.

    Meski belum mendapat tanggapan secara resmi dari DPR, namun Anggota Komisi I Salim Mengga mengatakan bahwa rencana pembelian ini bakal disetujui."Pesawat tanpa awak ini adalah hasil teknologi Israel. Rencana itu tampaknya akan disetujui," sebut Salim, akhir pekan kemarin di Jakarta.

    Rencana kontrak untuk pembelian empat pesawat tanpa awak tersebut, senilai US$16 juta. pesawat akan datang 18 bulan setelah kontrak diteken.Dijelaskan bahwa pesawat itu mampu terbang sampai 200 kilometer. Dengan sedikit modifikasi maka daya jelajahnya diprediksi dapat mencapai 400 kilometer.

    Selain itu, pesawat yang diproduksi oleh Kital Philippine Corporation (KPC) ini bisa dioperasikan secara manual dengan daya jelajah terbang selama 20 jam.Melengkapi persenjataan nasional, lanjut anggota DPR Dapil Sulbar itu, Komisi I juga akan melakukan kunjungan kerja ke beberapa negara di eropa.

    Tujuan kunjungan, salah satunya terkait dengan permintaan persetujuan Menteri Pertahanan dalam membeli tank Leopard yang diajukan ke komisi I.Sejumlah anggota komisi akan melihat langsung pabrik persenjataan di Jerman. "Sebelum reses, saya diutus ke Jerman melihat pabrik persenjataan secara langsung, juga pabrik leopard," terangnya.

    Sumber : Fajar Online
    Readmore --> Komisi I : Pengadaan UAV Kemungkinan Bakal Disetujui Oleh DPR

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.