ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Friday, September 7, 2012 | 8:03 PM | 0 Comments

    Wamenhan Bertemu Dengan Kuasa Usaha Perancis Untuk Bahas Alutsista

    Jakarta – Hubungan antara Indonesia dan Perancis telah berlangsung secara intensif, ditandai dengan saling mengunjungi antar pejabat kedua negara yang terkait dengan pengawasan dalam memodenisasi alutsista yang diproduksi Perancis. Hal tersebut diungkapkan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, Jumat (7/9) saat menerima kunjungan Kuasa Usaha Perancis untuk Indonesia Mr. Stepahane Baumgart yang didampingi Atase Pertahanan (Athan) Perancis untuk Indonesia, di kantor Kemhan Jakarta.

    Dalam pertemuan tersebut, Wamenhan menjelaskan dalam kunjungannya ke Perancis nanti yang akan berlangsung dalam waktu dekat akan dibicarakan berbagai hal, diantaranya membicarakan kebijakan Indonesia dan target yang ingin dicapai. Selain itu juga direncanakan tim Kemhan akan mengunjungi pabrik di Perancis dan memonitor kerjasama pertahanan dalam hubungannya dengan industri pertahanan. Untuk itu Wamenhan berharap Kedutaan dan Athan dapat memantau perkembangan dan kemajuan kerjasama pertahanan tersebut.

    Diungkapkan Wamenhan dalam perayaan Hari TNI 5 Oktober nanti akan di pertunjukan alutsista produksi Perancis sebagai kontribusi pemerintah Perancis dalam memodernisasi alutsista Indonesia. Untuk itu diharapkan Dubes Perancis bersama-sama dengan rakyat Indonesia dapat melihat produk-produk andalan Perancis pada HUT TNI nanti di Jakarta.

    Turut hadir mendampingi Wamenhan dalam pertemuan singkat tersebut yaitu Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabadan Ranahan) Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip, Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan (Dirjen Renhan) Kemhan Marsda TNI Sunaryo, Kepala Pusat Pengadaan Baranahan Kemhan Marsma TNI Asep Sumaruddin, M.Sc.

    Sumber : DMC
    Readmore --> Wamenhan Bertemu Dengan Kuasa Usaha Perancis Untuk Bahas Alutsista

    Pengamat : Anggaran Pertahanan Idealnya 8 - 10% Dari APBN

    Jakarta - Pengamat militer dari Universitas Muhammadiyah Malang Muhadjir Effendi mengatakan anggaran pertahanan saat ini masih belum ideal, meski sudah ada kenaikan cukup signifikan.

    "Anggaran pertahanan saat ini baru sekitar lima persen dari APBN. Paling tidak untuk mendekati ideal antara 8%-10%, seperti anggaran untuk kesehatan 10%, dan pendidikan 20%," katanya di Malang, sehubungan adanya kenaikan anggaran pertahanan dalam APBN, Jumat (7/9).

    Menurutnya, kebutuhan anggaran pertahanan paling tidak juga harus bisa memenuhi kebutuhan umum minimal, dimana kebutuhan untuk peningkatan kesejahteraan prajurit dan memodernisasi alutsista (alat utama sistem persenjataan) bisa seimbang.

    Ia mengatakan penaikan anggaran pertahanan dari Rp64 triliun menjadi Rp77 triliun pada tahun 2013, ada perkembangan positif dalam skema pembenahan dunia militer di Tanah Air.

    Hanya saja, lanjut dia, kenaikan sebesar itu porsinya harus dibagi secara adil, artinya porsi untuk peningkatan kesejahteraan prajurit dan memodernisasi alutsista harus adil (proporsional).

    Doktor yang mengupas masalah militer itu menyatakan, pengadaan alat persenjataan atau modernisasi alutsista yang sedang digiatkan pemerintah itu akan menjadi sia-sia jika tidak dibarengi dengan tradisi tempur dan itu tidak bisa dibangun dalam kurun waktu 5-10 tahun saja.

    Sebab, lanjutnya, jika tradisi tempur ini tidak segera dibangun, secanggih dan se-modern apapun peralatan alutsista atau persenjataan, nantinya justru akan menjadi barang rongsokan karena prajuritnya tidak terbiasa menggunakannya.

    "Kalau negara kita ingin disegani dan ditakuti negara lain, mau tidak mau modernisasi alutsista dan sistem persenjataan kita juga harus ditingkatkan, di samping tetap memperhatikan kesejahteraan prajurit untuk mendukung kekuatan militer di Tanah Air," tukasnya.

    Sumber : Berita Satu
    Readmore --> Pengamat : Anggaran Pertahanan Idealnya 8 - 10% Dari APBN

    Wamenhan : Ada Beberapa Alasan Irak Membeli Senjata Dari Indonesia

    Jakarta - Negara-negara Timur Tengah dan Afrika mulai melirik senjata-senjata produksi Indonesia. Irak dan Uganda misalnya, sudah diundang ke Indonesia untuk melakukan observasi.

    "Itu hebatnya, karena dunia melihat kita mempunyai background historis yang cukup memberi mereka empati," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam perbincangan dengan VIVAnews di gedung DPR.

    Menurut Sjafrie, alasan mengapa Irak tertarik dengan senjata buatan Indonesia karena Indonesia dinilai banyak memberikan dukungan kepada Irak. Saat ini Irak sedang membangun angkatan bersenjatanya.

    "Banyak peralatan-peralatan militer yang semula dipersiapkan, pada saat perang kondisinya sudah tidak lagi bagus karena sering dipakai," kata Jenderal Bintang Tiga TNI Angkatan Darat ini.

    Dengan kondisi persenjataan yang tidak laik lagi, Irak pun melakukan revitalisasi peralatan. Untuk armada militernya, Irak tertarik pada peralatan yang ringan dan menengah.

    "Apalagi kita mempunyai suatu acuan, contoh, yang dianggap sesuai. Sehingga perdana menteri memutuskan untuk mengirim pejabat tinggi militernya datang ke Indonesia. Saya undang saat hari ulang tahun TNI supaya kami minta observasi ke industri pertahanan, baik yang alutsista maupun nonalutsista," kata Sjafrie.

    Sjafrie mengakui, harga senjata buatan Indonesia cukup bersaing dengan negara produsen lain. Dengan kualitas yang unggul dibanding negara-negara lain. "Itu terbukti pada pertandingan menembak militer Angkatan Darat Asia Pasifik, kita sudah beberapa kali menang," kata Sjafrie.

    Sumber : Vivanews
    Readmore --> Wamenhan : Ada Beberapa Alasan Irak Membeli Senjata Dari Indonesia

    Thursday, September 6, 2012 | 7:58 PM | 0 Comments

    Korsel Rilis KF-X/IF-X C-103

    Seoul (MIK/WDN) - Pada tanggal 6 September, Combined Research & Development Center (CRDC) selaku lembaga pengembangan pesawat tempur Korsel melakukan kaloborasi pesawat tempur KFX secara keseluruhan yang telah dimulai pada bulan Agustus tahun lalu, pada saat melakukan pengembangan alat navigasi sempat terhenti selama 4 bulan menjelang peresmian melakukan koordinasi di CRDC.



    Kerjasama pengembangan pesawat tempur KFX sendiri Korsel bekerjasama dengan Indonesia yang kemudian proyek tersebut diganti dengan KF-X/IFX. CRDC merupakan lembaga yang sudah memiliki pengalaman puluhan tahun dalam pengembangan pesawat. Di CRDC sendiri terdiri dari Agency for Defense Development (ADD), Korea Aerospace Industries (KAI), LIG Nex1, AU Korsel, Defense Acquisition Program Administration (DAPA) yang semuanya berjumlah 130 orang termasuk 100 orang dari Balitbang Indonesia yang dikirim beberapa tahap yaitu sekitar 30 orang yang ahli dibidangnya.



    Pada hari peresmian KF-X/IF-X dibentuk program kerja dan teknologi apa saja yang dibutuhkan untuk menentukan harga KF-X/IF-X, masa produksi, serta batas waktu dalam pengembangan pesawat tersebut.



    DAPA sendiri merilis dua jenis yaitu C101 dan C103 yang memiliki kemampuan dan bentuk mirip pesawat tempur F-22 secara keseluruhan.

    KF-x/IF-x C103 memiliki kemampuan siluman seperti yang diperlihatkan pada foto diatas. Tim CDRC telah melakukan beberapa pengujian antara lain pengujian terowangan angin dan Radar Cross Section (RCS). Dalam pengujian tersebut bentuk C103 merupakan model terbaik dalam pengembangan KF-X/IF-X.

    LIG Nex1 Korsel saat ini mengembangkan radar AESA (Active Electronically Scanned Array), Rudal AMRAAM (Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile), JDAM (Joint Direct Attack Munition), dan IWB (Internal Weapon Bay).

    Dalam pengembangan C103 ada 11 bagian pesawat yang tidak memiliki kemampuan siluman yaitu EWB (Eksternal Weapon Bay), untuk pemilihan mesin yaitu F404/F-414 dan EJ200 dimana ketiga mesin tersebut memiliki daya dorong 36000 pound atau lebih cepat diatas F-16.

    Sumber : Korea Defense/MIK
    Readmore --> Korsel Rilis KF-X/IF-X C-103

    Menhan: Negara-negara Tetangga Hormati Kedaulatan NKRI Di Papua

    Jakarta - Menteri Pertahanan Australia, Stephen Smith, menegaskan kembali posisi Australia yang menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia termasuk Papua dan Papua Barat.

    “Kami menyambut baik komitmen Presiden Yudhoyono untuk memperbaiki standar kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Papua dan Papua Barat melalui investasi ekonomi. Kami juga menyambut baik indikasi Presiden Yudhoyono bahwa dugaan itu akan diinvestigasi,” kata Smith dalam jumpa pers di Kementerian Pertahanan, Rabu (5/9), setelah melakukan kesepakatan perjanjian kerjasama pertahanan Indonesia dan Australia.

    Dalam kesempatan itu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan apresiasinya terhadap Australia yang menghormati integritas dan kesatuan teritorial Indonesia, seperti yang tercantum dalam perjanjian bilateral keamanan dan pertahanan Lombok Treaty yang ditandatangani Indonesia dan Australia pada 2006.

    “Negara-negara tetangga kita menghormati kedaulatan kita di Papua dan Papua Barat. Itu adalah kedaulatan kita,” ujar Purnomo.

    Jakarta disebutnya tidak mengirimkan pasukan militer tambahan untuk beroperasi di Papua dan Papua Barat untuk menangani gerakan separatisme.

    “Pasukan yang beroperasi di Papua adalah pasukan lokal. Kalau pun kami mengirimkan pasukan ke sana, mereka adalah pasukan khusus untuk menjaga daerah perbatasan dan itu sesuai dengan peraturan kami,” katanya.

    Untuk penanganan masalah gerakan separatisme, Purnomo menyebut diserahkan kepada polisi. Karena masalah gangguan keamanan dan separatisme adalah masalah kriminal dan penanganannya diatur dalam undang-undang pidana.

    “Situasi di Papua adalah situasi sipil, bukan situasi militer,” katanya.

    Terkait dengan penembakan tokoh gerakan separatisme Papua, Mako Tabuni, yang berdasarkan investigasi media Australia dilakukan pasukan khusus polisi anti terorisme Densus 88, Purnomo mengatakan hal itu tidak ada kaitannya dengan hak asasi manusia karena apa yang dilakukan Mako adalah tindakan kriminal, termasuk sejumlah insiden penembakan yang menewaskan warga sipil dan seorang warga negara Jerman di Papua.

    “Hal itu terjadi di wilayah yurisdiksi Indonesia dengan aturan dan hukum yang berlaku di Indonesia,” kata Purnomo.

    Sumber : Berita Satu
    Readmore --> Menhan: Negara-negara Tetangga Hormati Kedaulatan NKRI Di Papua

    20 Industri Pertahanan Australia Ramaikan Indonesia Defence Expo 2012

    Jakarta - Hubungan bilateral Indonesia Australia diperkuat dengan kesepakatan kerja sama pengembangan industri pertahanan antara kedua negara.

    Dalam MOU yang ditandatangani Menteri Pertahanan Indonesia, Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Pertahanan Australia, Stephen Smith, disepakati kedua negara akan saling menjajaki kerja sama untuk saling memperkuat industri pertahanan di masing-masing negara.

    Pembahasan kerja sama yang berlangsung di Kementerian Pertahanan Indonesia Jakarta, dipimpin oleh Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta dan Menteri urusan Alutsista sekaligus Menteri Dalam Negeri dan Hukum Australia, Jason Clare.

    Menristek Gusti Muhammad Hatta mengatakan dalam diskusi, perwakilan kedua negara saling bertukar pengalaman mengenai perkembangan industri pertahanan masing-masing. Selanjutnya, kedua negara akan mengidentifikasi industri pertahanan yang memiliki potensial kerja sama jangka pendek maupun jangka panjang.

    “Diskusinya bagus sekali, dan kita akan menindaklanjuti pertemuan ini. Ke depan akan ada pertemuan antar industri pertahanan Indonesia dan Australia,” tegas Menristek.

    Ia menambahkan, dalam waktu dekat sebelum penggelaran Indonesia Defence Expo akan ada pertemuan lanjutan untuk membahas lebih detail rencana kerjasama di sektor industri pertahanan.

    Sementara itu, Menteri Urusan Alutsista sekaligus Menteri Dalam Negeri dan Hukum Australia, Jason Clare, mengatakan Australia sangat tertarik untuk menjajaki kerja sama di sektor pertahanan tersebut. Dalam pameran industri pertahanan Indonesia yang akan digelar 7-9 November 2012 nanti, akan ada 20 perusahaan industri pertahanan Australia yang akan ikut berpartisipasi.

    Ini adalah peningkatan pesat dari pameran sebelumnya. “Pada Indo Defence Expo yang digelar 4 tahun lalu, hanya 1 perusahaan industri pertahanan Australia yang ikut. Kami sangat menanti tindak lanjut dari kerjasama ini,” Katanya dalam jumpa pers di Kementerian Pertahanan.

    Kerja sama ini merupakan satu dari 3 MOU kerjasama yang ditanda tangani antara pemerintah Indonesia dan Australia pekan ini. Kemarin kedua delegasi telah menyepakati MOU kerjasama pertahanan dan kerjasama maritim dan SAR.

    Sumber : Republika
    Readmore --> 20 Industri Pertahanan Australia Ramaikan Indonesia Defence Expo 2012

    Wamenhan : TNI AU Akan Punya 10 Hercules Baru

    Jakarta - Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Samsuddin mengatakan, jika semua persyaratannya terpenuhi, Indonesia akan beli enam Hercules dari Australia. Sebelumnya, Australia telah menghibahkan empat pesawat, sehingga akan punya 10 Hercules baru.

    "Kita akan punya total sekitar 30 Hercules guna meng-cover dua touble spot dalam waktu bersamaan, dan tempat berbeda," kata Sjafrie, di Jakarta, Rabu (5/9).

    Menurutnya, TNI AU akan punya dua batalion airborne, sekaligus kalau ada bencana alama bisa digerakkan simultan. "Jadi manfaatnya bisa juga kita gunakan untuk linud, transport udara dan operasi kemanusiaan," jelasnya.

    Ketika disinggung soal protes ICW terkait proses pengadaan alutsista, Sjafrie mengatakan Kementerian Pertahanan dalam proses pengadaan tidak dilakukan secara homogen, tapi melalui supervisi dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan berkonsultasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

    "Kritikan ICW kita anggap kontrol agar kita terus waspada. Tapi selama ini Kemhan lakukan proses pengadaan dapat supervisi dari BPKP dan juga kita konsultasi dengan BPK. Sekarang kalau beli kita pikir transparansi," jelasnya.

    Misalnya pembeliaan Main Battle Tank dari Jerman, lanjutnya, beli MBT itu semua masuk boks akuntabilitas terlebih dahulu. "Jadi saya kira kalau ada pengamat mengatakan itu, itu bagaimana kita tingkatkan ketelitian dan kecermatan dalam proses," terangnya.

    Terkait rencana pemekaran Armada Laut, Wamenhan mengatakan tergantung dari strategi pertahanan dan dari postrur. "Kita tidak bisa serta merta kembangkan kekuatan bila tergantung anggaran, nanti gagal. Kita gak boleh kembangkan kekuatan kalau nanti melebihi personel yang kita miliki," katanya.

    Pasalnya, lanjut Wamenhan, anggaran pertahanan sebanyak 42 persen belanja pegawai. "Jadi setinggi-tingginya anggaran kalau untuk belanja pegawai, nanti pembangunan kekuatan jadi turun. Jad kita sebagai regulator dan policy maker, tidak bisa serta merta katakan iya sebelum lakukan kajian-kajian yang komprehensif secara strategis," ujarnya.

    Menurutnya, meski penguatan armada laut selalu berorientasi pada ancaman, namun untuk menanggulangi ancaman itu tidak harus serta merta dengan pemekaran kekuatan.

    "Kita bisa dengan hight mobility, atau dengan kemampuan teknologi persenjataan yang kita miliki. Semakin tinggi teknologi persenjataan, semakin kurang pengawasannya, makin efisien penggunaan anggaran rutin," pungkasnya.

    Sumber : Pikiran Rakyat
    Readmore --> Wamenhan : TNI AU Akan Punya 10 Hercules Baru

    Kemhan Susun 21 Program Pengadaan Alutsista TNI

    Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro menjelaskan, Kemhan telah menyusun 21 kegiatan prioritas pengadaan alutsista bagi TNI. Lima program di antaranya secara pendanaan telah disetujui oleh Komisi I DPR atau tanda bintangnya telah dicabut.

    "Untuk TNI AD pengadaan helikopter angkut, dari TNI AL untuk pengadaan Tank Amfibi BMP-3F. Dari TNI AU untuk pengadaan enam pesawat Sukhoi 30 MK2, pesawat pengganti MK-53, dan pesawat pengganti F-27 beserta dukungannya yaitu pesawat CN-295," ujar Menhan dalam raker dengan Komisi I, Rabu (5/9).

    Lebih lanjut Menhan mengatakan, 16 prioritas dalam pengadaan alutsista yang belum mendapat persetujuan Komisi I DPR RI, masih ada dua kegiatan, dua kegiatan masih berada di Kemenkeu, dan 12 kegiatan lainnya masih dalam proses penyelesaian administrasi.

    "Dua kegiatan yang masih di Komisi I DPR yaitu dari TNI AD untuk pengadaan heli serbu beserta persenjataannya dan amunisinya. Dari TNI AU, untuk pengadaan enam Helikopter Full Combat SAR Mission EC 725. Sementara dua kegiatan yang masih di Kemenkeu adalah pengadaan Rudal Arhanud ME-Armed 155," ujarnya.

    Sementara, kata Menhan, dari 12 kegiatan yang masih proses penyelesaian administrasi itu, dari Mabes TNI untuk pengadaan Rantis 2,5 ton 4X4, kendaraan angkut, dari TNI AD heli serang beserta persenjataan dan amunisinya, ranpur MBT, rudal MLRS. Sedangkan dari TNI AL adalah MLM KRI kelas korvet tahap I, kapal bantu hidro oseanografi, kapal latih pengganti Dewa Ruci, CN 235 MPA, Heli AKA-S antikapal selam dan suku cadangnya, panser Amfibi BTR 80-A, dan Multiple Launch Rocket System (MLRS).

    Sementara itu Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq menambahkan, per 31 Agustus 2012, Komisi I telah menyetujui alokasi anggaran untuk pengadaan kapal selam elektrik tiga unit, yang pengadaannya dari Korsel dan pengadaan enam unit Sukhoi. "Sementara untuk pengadaan MBT Leopard dari Jerman, juga mendukungnya dan dalam proses administrasi soal persetujuannya," tegas Mahfudz.

    Sumber : Jurnal Parlemen
    Readmore --> Kemhan Susun 21 Program Pengadaan Alutsista TNI

    Wednesday, September 5, 2012 | 8:33 AM | 0 Comments

    Indonesia - Australia Buat Pengaturan Kerjasama Pertahanan

    Jakarta - Tiga menteri Australia hari ini bertolak ke Indonesia untuk memantapkan kerjasama bilateral. Salah satunya adalah Menteri Pertahanan Stephen Smith.

    Saat berada di Jakarta, Smith dan Menteri Purnomo Yusgiantoro sebagai tuan rumah akan menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Pertahanan Indonesia-Australia yang pertama. Pembentukan Pertemuan Tahunan tersebut merupakan langkah penting dalam meningkatkan hubungan bilateral kemitraan strategis dan mengikuti Dialog Menteri Luar Negeri dan Pertahanan Australia-Indonesia ("2 +2"), yang diselenggarakan di Canberra Maret lalu.

    Selain membicarakan isu-isu terkini, mereka akan menyepakati suatu perjanjian strategis. Smith juga akan menghadiri simposium industri pertahanan untuk membahas kesempatan kerja sama yang lebih luas antara industri pertahanan Australia dan Indonesia.

    "Menteri Pertahanan Australia dan Indonesia bersama-sama akan menandatangani Indonesia-Australia Defence Cooperation Arrangement (Pengaturan Kerja Sama Pertahanan Indonesia-Australia), yang akan meresmikan dan memperkuat hubungan pertahanan bilateral kedua negara dan menyediakan kerangka untuk prakarsa kiprah masa depan," demikian pernyataan tertulis Smith yang disiarkan Kedutaan Besar Australia di Jakarta.

    Selain Smith, dua menteri Australia juga menyambangi Indonesia pada hari yang sama. Mereka adalah Menteri Infrastruktur dan Transportasi Anthony Albanese dan Menteri Dalam Negeri dan Material Pertahanan Jason Clare.

    Di Jakarta, Albanese akan terlibat pembicaraan dengan para pejabat terkait, yang mencakup berbagai masalah termasuk kerjasama yang sedang berlangsung di bawah Paket Bantuan Keselamatan Transportasi Indonesia (ITSAP). Australia dan Indonesia mempunyai sejarah panjang kerjasama bilateral di bawah Nota Kesepahaman (MOU) resmi tentang kerja sama transportasi.

    Berdasarkan MOU tersebut, Australia telah menyediakan dana yang signifikan untuk Paket Bantuan Keselamatan Transportasi Indonesia (ITSAP). Ini akan menjadi dialog ketiga antara para Menteri Perhubungan dan akan memberikan kesempatan untuk melanjutkan bekerja di bawah ITSAP.

    Sumber : Vivanews
    Readmore --> Indonesia - Australia Buat Pengaturan Kerjasama Pertahanan

    Jubir Kemhan : Arab Saudi Juga Akan Membeli Senjata Buatan Pindad

    Jakarta - Kualitas persenjataan buatan dalam negeri mulai menarik bagi negara-negara lain. Irak sudah hampir pasti memborong senjata dan peralatan militer buatan Indonesia.

    Juru bicara Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Hartind Asrin, menyatakan, tak hanya Irak, beberapa negara lainnya seperti Iran, Uganda, Kongo dan Arab Saudi juga tertarik untuk membeli senjata buatan Indonesia.

    "Mereka tertarik dengan senjata kita karena kualitasnya sudah internasional," ujar Hartind kepada VIVAnews, Senin 3 September 2012.

    Sama dengan Irak, Arab Saudi awalnya akan membeli senjata Senapan Serbu 2 atau SS2 yang diproduksi oleh PT Pindad (Baca kelebihan SS2 di sini). Utusan dari negara calon pembeli sudah mengunjungi langsung PT Pindad.

    "Irak bisa jadi tahun ini realisasinya. Kalau Arab Saudi mudah-mudahan tahun depan. Saat ini sudah ada pembicaraan-pembicaraan," katanya.

    Kualitas senjata buatan Indonesia, lanjut Hartind, juga dibuktikan dengan prestasi Tentara Nasional Indonesia dalam beberapa lomba menembak internasional.

    Seperti diantaranya dalam Lomba Tembak Internasional Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2012. Di ajang ini, TNI Angkatan Darat meraih juara umum dengan mengalahkan negara-negara besar seperti, tuan rumah Australia, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Selandia Baru. Ajang AASAM 2012 juga diikuti oleh negara-negara ASEAN seperti, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, dan Timor-Leste. Jepang menjadi peserta baru pada AASAM kali ini. Lebih dari 300 petembak ikut serta mewakili militer masing-masing negara.

    "Kita sudah mengalahkan anggota-anggota NATO dalam lomba-lomba tembak. Karena kualitas senjata kita juga yang menentukan," katanya.

    Oleh karena itu, dia menyambut baik ketertarikan negara-negara tetangga untuk membeli senjata produksi dalam negeri.

    Sumber : Vivanews
    Readmore --> Jubir Kemhan : Arab Saudi Juga Akan Membeli Senjata Buatan Pindad

    Jubir Kemhan : 5 Oktober, Degelasi Irak Akan Kunjungi Industri Pertahanan Indonesia

    Jakarta - Sejumlah negara mulai melirik senjata buatan Indonesia. Irak sudah hampir dipastikan memborong senjata buatan anak negeri.

    Bukan hanya Irak, beberapa negara juga tertarik mendatangkan senjata buatan Indonesia seperti, Arab Saudi, Iran dan Uganda.

    Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Hartind Asrin, menyatakan, kualitas senjata buatan Indonesia sudah diakui dunia karena bertaraf internasional.

    Tapi ternyata, ada faktor lain yang membuat negara-negara tersebut tertarik mendatangkan senjata buatan Indonesia. "Sesama negara berpenduduk muslim. Karena kedekatan agama itu juga menentukan," ujarnya kepada VIVAnews, Selasa 4 September 2012.

    Pemerintah Indonesia, kata Hartind, memang tengah gencar mempromosikan industri persenjataannya ke beberapa negara tetangga. Promosi dilakukan ke negara-negara di Afrika, Asia bahkan Eropa.

    "Sebenarnya kami membantu pertahanan dalam negeri. Jadi kalau pejabat ke luar negeri, kami perkenalkan produk-produk kami. Begitu juga waktu Wamenhan Sjafrie Syamsuddin ke Irak, dibawa contoh produknya. Terus mereka tertarik," jelasnya.

    Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Sjafrie melakukan kunjungan ke Irak, Uganda, dan Kongo yang didampingi oleh Dirut PT Pindad, Adik Avianto.

    Di Irak, delegasi Indonesia membawa persenjataan buatan Indonesia seperti kendaraan ringan lapis baja, Anoa, serta senapan SS-2. Delegasi militer Irak akan datang pada 5 Oktober 2012 mendatang untuk mengunjungi pabrik senjata Indonesia.

    Sumber : Vivanews
    Readmore --> Jubir Kemhan : 5 Oktober, Degelasi Irak Akan Kunjungi Industri Pertahanan Indonesia

    KSAL : Nahkoda Ragam Class Akan Tiba 2013

    Jakarta - Program pengadaan kapal perang jenis fregat dari Brunei Darussalam diperkirakan mulai terealisasi tahun depan. Rencana pembelian itu sempat ditentang kalangan DPR karena kualitas kapal diragukan.

    Meski demikian, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno memastikan bahwa kondisi kapal perang itu dalam kondisi sempurna.Tiga unit kapal buatan Inggris tersebut akan datang bertahap mulai 2013 hingga 2014. KSAL menilai Indonesia sangat beruntung mendapatkan tiga unit kapal itu. Pasalnya, kapal yang sudah dipersenjatai lengkap itu dibeli dengan harga murah.

    “Hanya mengeluarkan USD380 juta untuk tiga unit.Brunei saja membeli kapal tersebut dengan harga satuan sebesar USD600 juta,” katanya di Jakarta kemarin. Menurut dia,Brunei tak jadi membeli kapal fregat dari Inggris tersebut karena merasa tak cocok secara nonteknis. “Mereka memesan kapal besar, tapi ternyata angkatan lautnya sedikit. Begitu (kapal) mau jadi, mereka bingung,” terangnya.

    Di satu sisi,Indonesia tengah membutuhkan penguatan kapal perang untuk TNI Angkatan Laut. Hal ini dilihat sebagai peluang untuk mendapat tambahan kapal dengan harga murah karena Brunei sendiri tak jadi memakainya. Apalagi, kapal tersebut telah dipersenjatai lengkap. Tak hanya itu, kapal itu juga dibuat dengan spesifikasi yang tinggi.

    “Saya sudah melihatnya, tidak ada kendala teknis. Alat-alatnya justru nomor satu semua karena yang memesan negara kaya,”lanjutnya. Soeparno menyebut, jika Indonesia memesan sendiri kapal jenis yang sama dengan spesifikasi serupa, tidak akan cukup anggarannya. “Kalau pesan sendiri, mana mungkin kita mendapatkan sebanyak itu,”cetus dia.

    Kalangan wakil rakyat di Komisi I DPR sebelumnya mempersoalkan pembelian tiga kapal tempur berjenis Multi Role Light Fregate itu. Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menyatakan ada persoalan teknis yang membuat Brunei tak jadi membelinya. Hasanuddin menilai, ada ketidaksesuaian spesifikasi pesanan dari BAE,perusahaan pembuat kapal tersebut.“Bahkan, ada informasi bahwa spesifikasinya diturunkan sehingga Sultan Brunei tidak mau membayarnya,”tuturnya.

    Akibat membatalkan pembelian secara sepihak, BAE kemudian memerkarakan Brunei ke Arbitrase Internasional pada 2007. Brunei pun terpaksa membeli.Alhasil, kapal tak terpakai dan Brunei mencoba untuk menjualnya kembali. Dalam tahap penawaran, sejumlah negara menolak, termasuk Vietnam. Pada awalnya, Indonesia sempat menolak karena kapal ini memiliki kendala teknis yakni pada stabilitas kapal.

    Pada saat dipakai pada kecepatan tinggi, kapal menjadi miring. Ada informasi juga yang menyatakan bahwa meriamnya tidak bisa tepat sasaran. Karena alasan inilah kemudian pembelian itu dipertanyakan. Protes juga dilayangkan anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Salim Mengga.Menurutnya,mubazir jika TNI AL justru membeli kapal dengan spesifikasi yang diragukan ketangguhannya.

    Sumber : Seputar Indonesia
    Readmore --> KSAL : Nahkoda Ragam Class Akan Tiba 2013

    Tuesday, September 4, 2012 | 1:25 PM | 0 Comments

    Komisi I Dukung Pengadaan Dua Skuadron Pesawat T-50 Dari Korsel

    Jakarta - Komisi I menyambut baik atas tibanya empat unit pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314 buatan pabrikan Embraer dari Brasil.

    "Empat pesawat latih Super Tucano itu merupakan bagian 16 pesawat Super Tucano yang dipesan TNI AU untuk kepentingan pengkaderan bagi pilot tempur. Keseluruhan pesawat latih yang dipesan itu diharapkan pada 2013 secara keseluruhan mesti tiba di Tanah Air," ujar Mahfudz Siddiq di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/9).

    Menurut Mahfudz, DPR berharap kehadiran dua skuadron pesawat latih itu nantinya semakin mewujudkan modernisasi alutsista TNI, mendekati postur alutsista minimum. "Termasuk kehadiran pesawat latih tersebut sebagai upaya modernisasi bagi kapal latih tempur," ujarnya.

    Mahfudz mengatakan, selain mendukung pengadaan dua skuadron pesawat latih Super Tucano, Komisi I juga telah memberikan dukungan bagi pembelian dua skuadron pesawat latih seri T-50 dari Korea Selatan.

    "Diharapkan pesawat latih T-50 dari Korsel itu mulai 2013 juga mulai tiba di Tanah Air. Sehingga hal itu akan semakin memperkokoh skuadron satuan pesawat latih bagi TNI untuk mencetak pilot tempur di masa datang lebih banyak lagi, yang terampil dalam menguasai teknologi pesawat tempur yang canggih di era saat ini dan ke depannya," ujarnya.

    Mahfudz mengatakan, dipilihnya pembelian pesawat latih T-50 dari Korsel itu, sebagai bagian dari upaya produksi pesawat tempur bersama bagi kedua negara, yaitu KFX. "Penggunaan pesawat latih T-50 menggunakan sistem dan teknologi yang telah mendekati dari teknologi yang digunakan pesawat tempur KFX, generasi lebih muda dari pesawat jenis F-16 dari AS," tegasnya.

    Seperti diketahui, empat unit pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314 tiba di Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang, Jawa Timur, Minggu (2/9) siang. Pada 17 September 2012, keempat pesawat itu akan diserahkan secara resmi ke negara atau ke pihak TNI AU.

    Sumber : Jurnal Parlemen
    Readmore --> Komisi I Dukung Pengadaan Dua Skuadron Pesawat T-50 Dari Korsel

    Dirut Pindad : Irak Akan Berpaling Kepada Indonesia Dalam Kerjasama Industri Militer

    Jakarta - Senjata produksi Indonesia sesungguhnya sudah diakui dunia. Banyak negara yang membeli termasuk Irak, negeri 1001 malam yang masih bergolak sepeninggal Sadam Hussein. Proses penjajakan jual beli senjata dengan negeri itu sudah dimulai semenjak masa pendudukan Amerika berakhir pada 2003 lalu. Sesudah melewati proses yang panjang, Irak akhirnya memutuskan siap memborong senjata produksi Indonesia.

    Kisah penjajakan jual beli senjata dengan Irak itu dituturkan Direktur Utama PT Pindad, Adik Afianto kepada VIVAnews.com. Komunikasi dengan pemerintah Irak, katanya, sudah berlangsung lama. "Komunikasi saat itu baru sebatas penjajakan tentang kerjasama berbagai hal," katanya. Adik menjadi Ketua Tim Koordinator Kerjasama Industri Pertahanan ini dengan Irak.

    Puncak dari negosiasi itu adalah ketika Perdana Menteri Irak berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu. Dia datang untuk memastikan penjajakan kerjasama itu. Sesudah itu negosiasi kemudian dilakukan di level teknis.

    Adik dan timnya baru pulang dari Irak empat hari sebelum Lebaran kemarin. "Alhamdulilah Irak serius dan tidak hanya dengan Pindad, melainkan dengan seluruh industri militer di Indonesia," kata Adik.

    Irak memang berencana membeli alutsista dalam jumlah besar dari sejumlah industri strategis di Indonesia. Tidak hanya Pindad, tapi PT PAL Indonesia (Persero), PT Dirgantara Indonesia, serta beberapa sentra industri kemiliteran lain.

    Berapa jumlah senjata yang akan diborong? Adik belum bisa mempublikasikannya. Tapi jenis senjata yang akan dibeli sudah ada dalam daftar. Adik sendiri yakin Irak akan berpaling ke Indonesia dalam hal kerjasama industri militer.

    Sumber : Vivanews
    Readmore --> Dirut Pindad : Irak Akan Berpaling Kepada Indonesia Dalam Kerjasama Industri Militer

    Mengenal Si Ringan Super Tucano Dari Brasil

    Jakarta - TNI Angkatan Udara baru saja kedatangan empat pesawat tempur ringan, Super Tucano. TNI AU membeli 16 unit pesawat yang mempunyai kelebihan untuk menyasar target tersebut dari Brasil seharga Rp2,7 triliun.

    Nama Super Tucano melejit sejak Operasi Phoenix Angkatan Udara Kolombia pada 2008. Pesawat Super Tucano negara tersebut berhasil menewaskan pimpinan pemberontak FARC, Raul Reyes, dalam suatu serangan lintas perbatasan ke Venezuela.

    Pesawat ini memang digunakan di sejumlah negara Amerika Latin. Sebut saja Republik Dominika, Kolombia, Ekuador, dan Chile. Selain Indonesia, Brasil pun mengekspor pesawat ini ke Angola, Burkina Faso, dan Mauritania.

    Dilengkapi mesin tunggal turboprop, Super Tucano memiliki kemampuan mengenai target dengan sempurna.

    Dua senapan mesin dipasangkan pabrikan Embraer, Brasil, pada sayap serta 5 hardpoint di sayap dan fuselage untuk mengangkut rudal, roket atau bom seberat 1,5 ton. Pesawat ini pun didesain untuk melakukan serangan anti-gerilya, pengintaian, dan patroli.

    Pesawat tempur turboprop memiliki fungsi yang berbeda dengan pesawat jet seperti F 16 atau Sukhoi SU 30. Pesawat turboprop mampu terbang rendah dalam waktu yang lama, sehingga cocok untuk anti-gerilya. Biaya operasi tidak tinggi, perawatan murah, dan bisa mendarat di landasan pacu sederhana.

    Namun, pesawat ini memiliki daya angkut senjata yang terbatas. Super Tucano juga tidak memiliki radar warning receiver, sehingga tidak bisa mendeteksi rudal anti-pesawat yang dipandu radar. Kecepatan terbang yang rendah, juga mengurangi efektivitas pemakaian flare (jika dipasang) terhadap misil.

    Sementara itu, pesawat jet tidak bisa terbang lama, berbiaya mahal, dan tidak bisa melakukan pengintaian. Namun, kelebihannya, mampu membawa amunisi lebih banyak, bisa cepat menyergap lawan, dan lebih sulit ditembak.

    Menurut Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal Muda Jhoni Sitompul, Super Tucano memang melengkapi pesawat-pesawat dengan kecepatan tinggi seperti pesawat jet. Dia menambahkan, 16 pesawat yang diimpor tersebut akan menggantikan pesawat OV-10 Bronco Skuadron Udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang.

    Pesawat jet lebih ditujukan untuk perang terbuka dan posisi pesawat turboprop hanya sebagai “air support”. Sementara itu, untuk perang irreguler atau gerilya, pesawat turboprop sangat diandalkan untuk menghancukan soft target dengan bekerja sama dengan pasukan darat.

    Sumber : Vivanews
    Readmore --> Mengenal Si Ringan Super Tucano Dari Brasil

    KSAD : TNI AD Akan Menambah Alutsista Pada 5 Oktober

    Palembang - Anggaran latihan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) pada 2012 mengalami kenaikan 157 persen dibandingkan tahun 2011. Karenanya, TNI AD akan menambah jumlah peralatan utama sistem pertahanan (Alutsita).

    Hal itu dikatakan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo saat berkunjungan ke Sumatera Selatan untuk melihat Latihan Tempur Antar-Cabang TNI AD di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Kodiklat TNI AD Ogan Komering Ulu, Senin (3/9).

    Pramono menyebut, TNI AD pada 5 Oktober 2012 akan menambah jumlah peralatan tempur berupa roket, meriam, dan tank.

    Ia mengatakan, dengan penambahan peralatan, maka TNI AD mulai tahun ini akan menghidupkan kembali dua Bataliyon Tank, dua Bataliyon Roket, dan dua Bataliyon Meriam di seluruh Artileri Medan (Armed).

    Sementara, Komandan Brigip 92 Kostrad Letnan Kolonel Infanteri Suparlan secara terpisah menjelaskan, latihan tempur tersebut perencanaannya sudah dilakukan sejak dua hari lalu untuk memaksimalkan seluruh persenjataan yang dimiliki TNI AD.

    Mengenai senjata berat dimiliki selama latihan tempur itu, ia mengatakan telah meluncurkan 140 hingga 200 unit roket, 200 unit meriam, 16 unit tank scorpion, kendaraan tempur anoa dan 3.000 personil untuk memukul mundur musuh.

    Sumber : Metrotv News
    Readmore --> KSAD : TNI AD Akan Menambah Alutsista Pada 5 Oktober

    Menhan : Penjualan Alutsista Ke Luar Negeri Harus Lewat Kemenhan

    Jakarta - Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro menyatakan bahwa penjualan alat utama sistem pertahanan (alutsista) buatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke luar negeri hanya dijual melalui satu pintu, yakni Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Kebijakan itu dimaksudkan untuk meminimalisir penyimpangan terhadap penggunaan alutsista setelah dibeli oleh pihak asing.

    "Alutsista produk BUMN dijual ke luar negeri melalui satu pintu yakni Kemenham. Mekanisme itu diberlakukan guna meminimalisir kasus penjualan senjata produk BUMN tahun lalu yang tidak sesuai dengan negara tujuan," kata Purnomo Yusgiantoro, usai rapat kerja dengan Komisi I DPR di komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (3/9).

    Menurutnya, penjualan senjata produksi BUMN seperti Panser Anoa, pesawat patroli militer buatan PT Dirgantara Indonesia (Persero), akan dilakukan secara government to government atau G to G. "Negara mana yang minat dengan produksi Alutsista kita itu, jenisnya apa dan tingkat kebutuhannya. Kita tidak ingin alutsista produksi dalam negeri disalahgunakan,” tegas Purnomo.

    Diungkapkannya, negara-negara di Timur Tengah memiliki ketertarikan tinggi terhadap alutsista produksi Indonesia. Menurutnya, hal tersebut menjadi potensi besar untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai pasar terbuka bagi produk alutsista RI.

    Sementara, Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq mengaku bisa memahami kebijakan pemerintah untuk menjual alutsista ke luar negeri melalui Kemenhan. Namun DPR berharap agar ke depan hal ini mesti disempurnakan dengan cara membuat semacam perusahaan konsorsium atau holding company dengan tugas khusus memasarkan alutsista buatan Indonesia.

    Mahfudz menambahkan, kebijakan itu juga agar selaras dengan RUU Industri Pertahanan (Inhan) yang kini tengah dibahas di DPR. "DPR berharap UU Inhan itu nantinya juga mengatur mekanisme penjualan Alutsista dalam negeri. Lembaga mana yang melaksanakannya. Saat ini yang berkembang akan dilakukan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), di mana di dalamnya juga ada Kemenhan dan Menneg BUMN," imbuhnya.

    Sumber : JPNN
    Readmore --> Menhan : Penjualan Alutsista Ke Luar Negeri Harus Lewat Kemenhan

    Hillary: Hibah F-16 Sangat Penting Untuk Menjaga Keamanan Indonesia

    Jakarta - Indonesia akan mendapatkan tambahan pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat. Menteri luar negeri AS, Hillary Clinton menilai hibah tersebut sebagai bentuk dukungan konkret AS terhadap keamanan Indonesia.

    "Kami mendukung keamanan Indonesia dan kami percaya Indonesia memiliki hak untuk meningkatkan keamanannya," kata Hillary.

    Hal tersebut disampaikan Hillary dalam Press Konferensi acara kunjungan kerjasama Amerika-Indonesia di Gedung Pancasila Kementeriaan Luar Negeri, Jalan Pejambon, Jakarta, Senin (3/9/2012).

    Hillary menambahkan, Amerika dan Indonesia bekerjasama dalam bidang keamanan. Amerika percaya Indonesia bisa melangkah maju untuk melindungi warganya.

    "Kami bekerjasama dari berbagai isu seperti terorisme," ujarnya.

    Seperti diketui, Indonesia akan mendapatkan tambahan pesawat tempur F-16 dari Amerika nanti. Dengan begitu jumlah pesawat temput miilik Indonesia akan bertambah tiga kali lipat dari jumlah sekarang.

    Menteri Pertahanan Purnomo Yusgianto tidak bisa menjelaskan berapa total F-16 yang akan diterima dari pemerintah Amerika Serikat. "Sesuai kode etik militer, kita tidak boleh menyebut berapa jumlah pesawat tempur kita," kata Purnomo.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> Hillary: Hibah F-16 Sangat Penting Untuk Menjaga Keamanan Indonesia

    Connie : KRI Klewang-625 Perlu Ditambah Untuk Memperkuat Pertahanan

    Jakarta - Penambahan sejumlah alat utama sistem senjata (alutsista) kapal kawal cepat rudal (KCR) Klewang-625 belum berdampak signifikan bagi perimbangan kekuatan pertahanan Indonesia di kawasan.

    Indonesia dinilai perlu untuk menambah armada laut baru guna memperkuat pertahanan di wilayah perairan. Pengamat militer dari Universitas Indonesia Connie Rahakundini Bakrie mengatakan, kemampuan TNI masih jauh untuk mampu menjaga kedaulatan dan kekayaan bangsa Indonesia. Anggaran yang ada sekarang belum sanggup membangun kekuatan TNI hingga mampu menjaga seluruh wilayah garis pantai.

    “Jepang yang luas wilayah lautnya segitu saja, anggaran USD10 miliar belum cukup. Jadi memang banyak sekali pekerjaan rumah kita,” ujar dia di Jakarta kemarin. Menyangkut kekuatan angkatan laut ini, Connie membandingkan dengan India yang sekarang menduduki peringkat kelima sebagai negara dengan angkatan laut terkuat di dunia.

    “Padahal,luas laut Indonesia itu delapan kali luas laut India.Artinya secara matematis, (kekuatan) kita harus delapan kali dari India,”jelasnya. Jangan dibandingkan dengan Amerika Serikat yang sekarang ini pangkalan-pangkalan militernya mulai mengepung Indonesia. Menurut dia, AS mampu menggerakkan enam carrier (kapal induk) dan 60 kapal korvet.

    Tiap carrier mampu mengangkut 6.000 personel dan 2.800 airmen (penerbang). “Itu bisa bergerak dengan cepat. Jadi kalau bicara keseimbangan kawasan, seharusnya kita bisa meng-counter itu semua,”sebut Connie. Alumni APCSS (Asia Pacific Center for Security Studies) Honolulu, Hawaii ini meneruskan, Indonesia perlu untuk menambah dua armada baru. Sekarang ini armada yang dimiliki TNI AngkatanLautbaru dua, yakni armada kawasan barat (armabar) dengan markasnya di Jakarta dan armada kawasan timur (armatim) di Surabaya.

    “ Perlu membuat armada Pasifik dan Indian Ocean, karena konstelasi politik sekarang memanas,”tuturnya. Sementara itu, pemerintah telah merencanakan untuk merombak armada lautnya dengan menambah satu lagi armada sehingga nantinya terdapat tiga armada.Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengungkapkan, nantinya akan ada armada laut wilayah tengah.

    Sekarang ini baru ada wilayah barat dan timur. Proses untuk merealisasikan rencana tersebut sudah mulai berjalan. Pembangunan armada baru ini tidak akan menambah gemuk jumlah prajurit, karena personel yang ditugaskan hanya pemindahan dari tempat tugasnya yang lama.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> Connie : KRI Klewang-625 Perlu Ditambah Untuk Memperkuat Pertahanan

    Monday, September 3, 2012 | 7:51 AM | 0 Comments

    Dirut Pindad : Timor Leste Pesan Panser dari Pindad

    Jakarta - Timor Leste akan memesan panser atau tank dari PT Pindad Persero pada tahun ini. "Saat ini masih proses negosiasi, tinggal penyelesaiannya," kata Direktur Utama Pindad Adik Avianto, Sabtu, 1 September 2012.

    Ia akan berangkat ke Timor Leste pada 12 September 2012 mendatang bersama tim perusahaan untuk menandatangani surat perjanjian dengan delegasi Timor Lester. Menurut Adik, Kementerian Pertahanan dan Kementerian Keuangan telah setuju dengan rencana ekspor panser.

    Setelah penandatanganan, proses selanjutnya adalah membicarakan perjanjian pembayaran. Nantinya negara tersebut membayar secara kredit ke Bank Mandiri. Mengenai nilai pembelian, Adik belum bisa menjelaskan. Sebab, "Timor Leste belum memastikan jenis panser yang dipesan. Jadi tergantung kebutuhan," ujar Adik. Begitu juga dengan jumlah yang akan dipesan.

    Harga panser dengan jenis 4 x 4 atau yang biasa digunakan pada medan ringan, seperti perkotaan, harga per unitnya Rp 4 miliar. Namun harga akan naik jika ditambah dengan aksesori seperti senjata atau kamera pengintai. Sedangkan panser bagi medan berat, atau jenis 6 x 6, harga per unitnya Rp 8 miliar.

    Sumber : TEMPO
    Readmore --> Dirut Pindad : Timor Leste Pesan Panser dari Pindad

    Sunday, September 2, 2012 | 8:11 AM | 0 Comments

    William Souza : Kami Akan Melatih 24 Pilot TNI AU Dan Alih Teknologi

    Jakarta - Wakil Kepala Staf TNI AU Marsekal Madya Dede Rusamsi mengatakan, TNI AU telah mempersiapkan jumlah penerbang yang cukup, untuk mengawaki satu skuadron pesawat tempur taktis Super Tucano EMB 314 yang akan dimiliki TNI AU.

    Hal ini dikatakannya saat upacara penyambutan kedatangan empat pesawat Super Tucano di Lanud Halim Perdanakusuma pada hari Sabtu (1/9).

    Pesawat tiba di Indonesia, setelah menjalani penerbangan selama dua minggu dari lokasi pabriknya Empresa Braziliera de Aeronautica (Embraer), di San Jose dos Campos, Brazil.

    Empat pesawat ini merupakan pengiriman pertama, dari total 16 unit pesawat yang dipesan oleh TNI AU, untuk menggantikan pesawat OV 10 Bronco di Skuadron 21 Lanud Abdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur.

    “Sebagian dari penerbangnya adalah mantan penerbang Bronco, namun kami juga melatih penerbang-penerbang baru,” ujar Dede.

    TNI AU telah mengirim empat personilnya untuk berlatih, sebagai penerbang pesawat tempur taktis ini dan dari pelatihan itu, mereka juga sudah memenuhi kualifikasi sebagai pelatih.

    Dengan kekuatan satu skuadron yang terdiri dari 16 pesawat, TNI AU harus menyiapkan 24 pilot untuk awak pesawat jenis ini.

    Salah satu penerbang Embraer yang ikut menerbangkan pesawat ini, Kapten William Souza mengatakan, dari delapan penerbang Embraer yang turut dalam pengiriman pesawat ini, tiga di antaranya akan tinggal di Malang hingga akhir tahun.

    “Kami akan melatih pilot-pilot angkatan udara Indonesia,” ujar William.

    Dede juga mengatakan bahwa TNI AU akan memastikan adanya alih teknologi, dalam pemeliharaan terkait pembelian pesawat ini.

    Komponen alih teknologi merupakan salah satu ketetapan, dalam setiap kontrak pengadaan alat utama sistem pertahanan militer Indonesia, dari produsen luar negeri, dalam rangka membangun kemandirian industri pertahanan Indonesia.

    “Sudah ada personil yang dilatih sehingga nanti perawatan pesawat bisa dilakukan sendiri,” ujar Dede.

    Empat pesawat ini singgah satu hari di Jakarta setelah sebelumnya singgah di Lanud Suwondo, Medan, Sumatra Utara.

    Mereka akan meneruskan perjalanan pada hari Minggu, menuju tujuan akhirnya yaitu Lanud Abdurrahman Saleh di Malang, yang akan menjadi pangkalan pesawat-pesawat Super Tucano ini.

    Sumber : Berita Satu
    Readmore --> William Souza : Kami Akan Melatih 24 Pilot TNI AU Dan Alih Teknologi

    Komisi I : Indonesia Harus Memperbanyak Kapal Perang Jenis Trimaran

    Jakarta - Kapal berlunas tiga, KRI Klewang-625, yang baru saja diluncurkan digadang- gadang bakal menjadi salah satu kapal permukaan andalan TNI Angkatan Laut (AL). Untuk membangun kapal generasi modern tersebut membutuhkan dana sebesar Rp114 miliar.

    Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati menuturkan, pembuatan satu unit kapal berjenis X3K trimaran class ini menghabiskan dana sekitar Rp114 miliar.“Dana diambilkan dari anggaran belanja modal devisa tahun anggaran 2009,” paparnya di Jakarta kemarin. Jika dibandingkan dengan kapal dengan jenis kawal cepat rudal (KCR) lainnya produksi dalam negeri seperti KRI Celurit-641,harga ini jelas jauh lebih mahal.

    Pembuatan KRI Celurit-641 oleh galangan kapal PT Palindo Marine, Batam, menghabiskan dana sekitar Rp75 miliar.Namun, kapal itu hanya memiliki satu lambung. Untung mengatakan, KRI Klewang-625 layak untuk menjadi kebanggaan rakyat Indonesia karena merupakan kapal modern yang diproduksi oleh industri pertahanan di dalam negeri. “KRI Klewang-625 layak dibanggakan sebagai salah satu alutsista (alat utama sistem senjata) andalan,” ungkapnya.

    Dia menerangkan, kapal yang digagas oleh TNI AL bekerja sama dengan PT Lundin IndustryInvest, Banyuwangi,melalui program riset dan pengembangan sejak 2007 ini diproyeksikan menjadi kekuatan pemukul TNI AL yang andal dan menakutkan dilautan. Pasalnya,kapal ini diklaim memiliki kemampuan menginduksi panas dan antiradar (stealth).

    Momentum peluncuran kapal perang KCR pertama X3K trimaran class ini diharapkan bisa menjadi titik awal pembangunan kapal sejenis yang akan mampu meningkatkan kemampuan TNI AL sehingga menjadi salah satu kekuatan yang disegani di kawasan regional.Selain itu,diharapkan dapat meningkatkan kemampuan industri militer dalam negeri agar mendapatkan pengakuan internasional. KRI Klewang-625 berbahan dasar komposit serat karbon yang ringan, tapi 20 kali lebih kuat dari baja.

    Keberhasilan pembangunan kapal perang canggih ini merupakan yang pertama oleh putra-putri Indonesia di galangan kapal dalam negeri PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi. Menurut Direktur PT Lundin John Lundin dalam siaran persnya,Dispenal Amerika Serikat pernah membuat kapal sejenis dengan panjang 120 meter, tetapi dari bahan alumunium atau baja.“Komposit serat karbon juga telah digunakan untuk pembuatan pesawat Airbus Boeing-777 dan mobil Formula-1. Ketahanannya 20 kali lebih kuat dibandingkan baja,”kata John Lundin.

    Sementara itu, anggota Komisi I DPR Su-saningtyas Kertopati menyambut baik kelahiran KRI Klewang-625 lantaran kapal produksi dalam negeri ini memiliki kemampuan yang andal.“Saya rasa kita harus memerbanyak alutsista seperti itu,”ujarnya. Susaningtyas menambahkan, dengan ke-mampuan antiradar yang dimiliki KRI Klewang, ini akan menjadi kekuatan tersendiri dalam menjaga wilayah laut Indonesia.

    “Keperluan ALKI (alur laut kepulauan Indonesia) kita akan lebih terlindungi dari ancaman bila memiliki kapal antiradar,”ujarnya. Sebelumnya, pengamat militer dari UI Andi Widjajanto menyatakan, kapal jenis ini juga cocok dengan kondisi perairan Indonesia karena memiliki stabilitas yang lebih baik dibandingkan kapal-kapal lain yang berlambung satu.

    Sumber : Seputar Indonesia
    Readmore --> Komisi I : Indonesia Harus Memperbanyak Kapal Perang Jenis Trimaran

    Waksau : Super Tucano Yang Kita Beli Sudah Full Specification

    Jakarta - Satu per satu alat utama sistem senjata (alutsista) modern masuk menjadi bagian kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI).Sehari setelah peluncuran kapal cepat rudal (KCR) KRI Klewang-625,kemarin giliran TNI Angkatan Udara (AU) menerima 4 pesawat tempur taktis Super Tucano EMB- 314.

    Jumlah ini merupakan sebagian dari 16 pesawat yang dipesan Indonesia. Pesawat buatan pabrikan Embraer Brasil itu tiba di Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusumah, Jakarta,kemarin, setelah menempuh perjalanan berantai dari Brasil.Kedatangan 4 pesawat yang diawaki 8 pilot itu, yakni Capt Carlos Alberto (team leader)/ Capt Almir Suman,Capt CarlosMoreira/CaptMarco Antonio, Capt Airon/Capt Eduardo Torres,Capt Willian Souza/Capt Carlos Eduardo,disambut langsung Wakil Kepala Staf TNI AU (Wakil KSAU) Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi.

    Pada Januari 2013 akan datang kembali 4 unit Super Tucano.Pesawat ini akan terus berdatangan ke Indonesia hingga mencapai 16 unit atau satu skuadron,” kata Wakil Kepala Staf TNI AU Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi seusai menyambut kedatangan pesawat Super Tucano. Dia menjelaskan, Super Tucano akan ditempatkan di Skuadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.

    Kehadiran pesawat ini akan menggantikan peran OV-10 Bronco yang dinyatakan grounded atau tidak lagi dioperasikan oleh Mabes TNI AU. Rencananya,Minggu, pesawat langsung diterbangkan ke Malang. Pengamat militer dari Universitas Indonesia Connie Rahakundini Bakrie menuturkan, kedatangan Super Tucano akan mengisi kekosongan pesawat jenis tempur taktis di jajaran TNI AU setelah dipensiunkannya pesawat tempur taktis OVF/ Bronco.

    “Ini akan membuat deployment lebih cepat karena pesawat mumpuni,”ujarnya. Perempuan lulusan APCSS (Asia Pacific Center for Security Studies) Honolulu,Hawai, itu mengungkapkan, persiapan untuk counter insurgency (antigerilya) mutlak harus ada karena demokrasi yang berkembang di Indonesia memungkinkan munculnya ancamanancaman seperti pemberontakan.

    Menurut Connie, upaya untuk memisahkan dan membentuk negara sendiri termasuk kategori tindakan terorisme. Di luar negeri,hal seperti ini pun ditindak oleh negara yang bersangkutan. “Kita jangan melihat ini akan melanggar HAM.Meskipun warga negara sendiri, kalau dia ingin memecahkan diri dari NKRI, yaharus ditindak,”sebutnya. Istri mantan Pangkostrad Letjen (Pur) Djaja Suparman itu menilai Super Tucano bukan pesawat sembarangan karena memiliki kemampuan yang canggih dan multifungsi.

    Selain untuk antigerilya, bisa untuk close air support (dukungan udara dekat),reconnaissance (pengintaian), serta training pilot.“Kecepatannya 590 km/ jam. Setara dengan pesawatpesawat sekarang, khususnya masalah avionik dan kemampuan membawa senjata-senjata pintar. Jadi, jangan mau attackke dalam saja,tapi kalau ada dari luar pun kita siap dan mumpuni,”terangnya.

    Meski demikian, lanjut dia, secara umum kehadiran Super Tucano belum cukup untuk membangun perimbangan kekuatan Indonesia dengan negara-negara lain di kawasan. “Kalau bisa tambah lagi,jangan cuma Super Tucano,”imbuhnya. Pesawat Super Tucano TNI AU ini memiliki dasar loreng abu-abu dengan tambahan lukisan moncong hiu berwarna merah sesuai dengan tradisi Skuadron Udara 21 sejak pesawat P-51 Mustang.

    Super Tucano ditenagai oleh mesin turboprop asal Kanada Prat & Whitney PT6A-68A berdaya 16.00 tenaga kuda. Mesin ini telah dilengkapi dengan sistem pemantau dan kontrol otomatis. Harga pesawat ini mencapai USD143 juta untuk tiap satu paket yang terdiri atas 8 unit. Harga tersebut sepadan dengan kapabilitasnya.

    Menurut Dede, Super Tucano memiliki kemampuan serang antigerilya (counter insurgency), pengendali udara depan (forward air control), dukungan udara dekat (close air support), penyekatan (interdiction), dan pertahanan udara. Pesawat ini juga bisa sebagai pesawat latih dan pengawasan udara (air surveillance). Pesawat bermesin tunggal turboprop berdaya 1.600 tenaga kuda ini berasal dari Kanada Prat & Whitney PT6A-68A.

    Mesin ini telah dilengkapi dengan sistem pemantau dan kontrol otomatis. Adapun sistem persenjataan yang dicantelkan juga terbilang sangat lengkap. Persenjataannya antara lain rudal AGM-65 panduan inframerah, rudal udara ke udara AIM-9 Sidewinder, Python,dan Piranha. ‘’Pesawat dilengkapi juga dengan alat penjejak malam hari AN/AAQ-22 Safire. Pesawat yang kita beli ini full specification,”kata Dede.

    Rencananya, Super Tucano ini akan dioperasikan untuk mengawal perbatasan, melawan terorisme, mengawasi alur laut kepulauan, mengawasi penyelundupan, dan mendukung operasi pasukan darat dan laut, operasi pertahanan udara secara terbatas, serta dukungan pengintaian. “Dengan kemampuan kecepatan yang dimiliki, (pesawat ini) mampu mendukung operasi pertahanan udara terhadap pesawat black flight berukuran kecil dan berkecepatan rendah seperti helikopter, pesawat propeller, dan pesawat tanpa awak,”jelas dia.

    Walau cukup canggih, pesawat ini berpenampilan menyerupai pesawat zaman dulu. Setidaknya itu dari pengecatan di bagian moncong dengan lukisan hiu warna merah atau biasa dikenal dengan cocor merah.“ Ini kita sesuaikan dengan tradisi pesawat-pesawat yang pernah ada di Skuadron Udara yang dijadikan home base Super Tucano, seperti pesawat P-51 Mustang. Warna dasar loreng abu-abu kita pilih sesuai penelitian cocok untuk kamuflase di wilayah Indonesia,” ujarnya.

    14 Hari Melintasi 12 Negara di 4 Benua

    Dari pantauan Seputar Indonesia(SINDO) di lapangan, pendaratan Super Tucano di Lanud Halim Perdanakusumah Jakarta berlangsung mulus. Sebelum mendarat, keempat unit pesawat tempur taktis tersebut terlihat terbang berjajar dalam jarak berdekatan. Satu per satu lantas berbalik arah ke sisi kiri untuk mengambil posisi mendarat di landasan. Setelah satu per satu pesawat mendarat, keempatnya melaju pelan menuju tempat parkir pesawat dibimbing sebuah mobil.

    Jajaran petinggi TNI AU yang dipimpin wakil KSAU sudah menunggu sedari tadi kedatangan pesawat tersebut. Kedatangan pesawat tersebut dari Brasil bukanlah perkara mudah.Butuh waktu yang panjang untuk pesawat yang moncongnya berlukiskan hiu berwarna merah itu sampai di Jakarta.Pesawat yang dipiloti penerbang dari Embraer tersebut harus berhenti hingga 14 kali di 12 negara di empat benua.

    Total jam terbang dari Brasil ke Malang sekitar 54 jam 35 menit. Menurut pilot Embraer, Capt William Souza, pesawat diberangkatkan dari pabriknya di Gaveao Peixoto San Jose dos Campos Brasil pada 20 Agustus 2012.Di Brasil pesawat berhenti dua kali,di Recife dan Fernando de Noronha Island. “Kemudian terbang ke Sal Island di Cape Verde.Perjalanan dari Brasil ke Cape Verde enam jam 15 menit,”terangnya usai mendarat.

    Dari Cape Verde, penerbangan dilanjutkan menuju Gran Canaria Island di Spanyol, lalu terbang lagi ke Nador di Maroko. Dari Maroko, rombongan yang tiap pesawat diisi dua orang itu terbang ke Palermo (Italia) dan diteruskan ke Athena (Yunani). “Kemudian ke Luxor (Mesir), diteruskan ke Doha (Qatar), terbang lagi ke Muscat (Oman),” bebernya. Dari negara Timur Tengah, Super Tucano masuk wilayah Asia, yakni India.

    Di negeri Mahatma Gandhi itu Super Tucano berhenti dua kali, masing-masing di Ahmedabad dan Kolkota. Penerbangan dilanjutkan ke Rayong,Thailand. “Baru kemudian masuk ke Indonesia di Medan dan hari ini (Sabtu, 1/9) tiba di Jakarta. Besok (Minggu, 2/9) ke Malang,” kata William.

    Dalam kondisi normal, pesawat yang dilengkapi dua senapan mesin itu hanya sanggup terbang 3,5 jam karena daya tampung bahan bakar internal sebanyak 648 liter. “Kita pasang tiga drop tank sehingga bisa terbang selama kurang lebih tujuh jam,”tutur William Souza.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> Waksau : Super Tucano Yang Kita Beli Sudah Full Specification

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.