ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Friday, February 22, 2013 | 7:31 PM | 2 Comments

    Dua SU-30 MK2 Sudah Tiba Di Makassar

    Makassar - Dua pesawat tempur Sukhoi tipe SU-30 MK 2 tiba di Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin TNI Angkatan Udara, Jumat (22/2/13) malam ini.

    Dua dari enam pesawat pesanan pemerintah Republik Indonesia buatan Rusia ini, mendarat mulus yang diangkut dengan pesawat Antonov AN-124-100 Flight Number VDA 613 yang dibawa pilot Gorbunov Vladimir beserta 17 kru pesawat.

    Pesawat angkut AN-124-100 tersebut berangkat dari Bandara Dzemgi, Rusia, Rabu (20/2/13) pukul 00.30 UTC. Dengan rute penerbangan bandara Dzemgi Rusia lalu ke Bandara Ninoy Aq Manila hingga tiba ke Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, Mandai, Kabupaten Maros.

    Kepala Penerangan Lanud TNI AU Sultan Hasanuddin, Mayor Mulyadi, mengatakan, kedatangan dua pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK 2 ini menambah kekuatan Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin sebagai home base pesawat tempur SU-27 SKM dan SU-30 MK 2 buatan KNAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association) Rusia.

    Sebelumnya, sudah ada 10 unit pesawat tempur Sukhoi SU-27 SKM dan SU-30 MK 2 yang datang secara bertahap pada tahun 2003 lalu di Lanud Iswahyudi, Madiun. Selanjutnya di Lanud Sultan Hasanuddin pada 2009 dan 2010.

    Jika enam pesawat pesanan tahun 2013 ini datang semuanya, maka TNI AU memiliki total 16 Sukhoi.

    Sumber : Makassar Tribune
    Readmore --> Dua SU-30 MK2 Sudah Tiba Di Makassar

    Pengerahan Pasukan TNI Di Papua Tunggu Perintah Dari Presiden

    Jakarta - TNI menunggu perintah dari Panglima Tertinggi yang juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam penanganan kondisi keamanan di Papua.

    "Prinsipnya, personel TNI selalu siaga sepanjang 24 jam. Jadi, kami menunggu perintah dari Panglima Tertinggi yang akan rapat dengan petinggi TNI membahas kondisi Papua, siang ini," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Laksda TNI Iskandar Sitompul di Jakarta, Jumat (22/2).

    Iskandar mengatakan itu saat ditanyai mengenai kemungkinan pengerahan pasukan tambahan untuk mengamankan Papua. Yang pasti, lanjut dia, TNI belum ada mengambil langkah penambahan personel ke Papua. "Personel Kodam XVII Cenderawasih sebenarnya cukup banyak. Tetapi, kami tunggu hasil rapat khusus nanti," kata Iskandar.

    Pada Kamis (21/2), delapan personel TNI tewas akibat penembakan yang terjadi di dua tempat terpisah. Di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, penembakan menewaskan satu orang dan membuat seorang prajurit terluka. Sedangkan di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, penembakan oleh orang tidak dikenal telah menewaskan tujuh personel TNI.

    Lalu, pada Jumat (22/2), penembakan kembali terjadi terhadap Helikopter Super Puma milik TNI saat berada di lapangan terbang Distrik Sinak. Kejadian itu membuat jari tangan kru teknik helikopter terluka dan kaca helikopter pecah. Padahal, helikopter itu hendak mengevakuasi tujuh jasad prajurit TNI-AD yang menjadi korban penembakan pada Kamis (21/2) ke Mulia.

    Sumber : MetroTVNews
    Readmore --> Pengerahan Pasukan TNI Di Papua Tunggu Perintah Dari Presiden

    Jupiter Aerobatic Team TNI AU Akan Tampil Di Malaysia

    Jakarta - Tim aerobatik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara bernama "Jupiter Aerobatic Team" akan tampil di "Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition 2013", Malaysia, 26-30 Maret 2013.

    "Kegiatan itu merupakan ajang pameran kedirgantaraan dan produk alat utama sistem senjata (alutsista) kedirgantaraan," kata Koordinator "Jupiter Aerobatic Team" (JAT) Letnan Kolonel (Letkol) Pnb Dedy "Leopard" Susanto di Yogyakarta, Kamis.

    Menurut dia, "Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition 2013" yang diselenggarakan di wilayah utara negara Malaysia itu merupakan "event" tahunan yang cukup besar.

    "JAT merupakan tim aerobatik kebanggaan Indonesia. Tim aerobatik sebuah negara merupakan salah satu indikator profesionalisme Angkatan Udara (AU)," kata Komandan Skadron Pendidikan (Skadik) 102 itu.

    Ia mengatakan JAT sudah berkali-kali diundang negara tetangga untuk menampilkan kemampuannya beraerobatik. Hal itu merupakan kebanggaan TNI AU dan masyarakat Indonesia.

    "Hal itu untuk memperkenalkan kepada dunia tentang kemampuan tim aerobatik TNI AU untuk tampil di pentas internasional, sekaligus menunjukkan Bangsa Indonesia juga memiliki putra-putra yang tidak kalah bersaing dalam kancah kedirgantaraan dunia," katanya.

    Menurut dia, untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti "event" di Malaysia tersebut JAT melakukan latihan di Pangkalan Udara (Lanud) Adisutjipto Yogyakarta.

    "JAT melakukan atraksi manuver seperti jupiter roll, loop, xclover leap, mirror, tango to, dan jupiter roll back, hi "G" turn roll slide, dan break off. JAT masing-masing diawaki Frando Marpaung, HS Romas, Marcelinus, HM Kisha, dan IB Adi Brata," katanya.

    Sumber : Analisa Daily
    Readmore --> Jupiter Aerobatic Team TNI AU Akan Tampil Di Malaysia

    Menlu Belanda Sempat Larang Penjualan Tank Leopard Ke Indonesia

    Jakarta - Menteri Luar Negeri Belanda Frans Timmermans ternyata sempat melarang penjualan tank ke Indonesia. Sikapnya itu dikeluarkan sebelum diangkat menjadi Menlu Belanda pada November lalu.

    Seperti diketahui sebelumnya, Pemerintah RI sempat berminat untuk membeli armada Tank Leopard yang dimiliki militer Belanda. Namun rencana pembelian itu ditolak oleh beberapa kalangan di Belanda yang khawatir tank tersebut digunakan untuk aksi pelanggaran HAM.

    Menlu Marty Natalegawa sendiri menyatakan bahwa pemerintah RI kini sudah melupakan masalah tersebut. Dan saat ini, Indonesia berfokus untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara.

    "Jangan sampai kita tersandung oleh masalah di masa lalu, lebih baik kita memikirkan hubungan kedua negara di masa depan," ujar Marty dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (21/2/2013).

    "Saat ini masih banyak orang di Belanda yang mengetahui informasi salah tentang Indonesia. Tugas kita untuk memberi tahu mereka tentang keadaan di Indonesia yang sebenarnya," lanjut Marty.

    Timmerman sendiri datang ke Indonesia untuk membahas kerja sama antara kedua negara di berbagai bidang seperti pembangunan, pertanian, pendidikan, infrastruktur dan pengelolaan air.

    Sumber : OKEZONE
    Readmore --> Menlu Belanda Sempat Larang Penjualan Tank Leopard Ke Indonesia

    PT DI Dapat Kontrak Pengadaan 14 Unit Pesawat

    Bandung - PT Dirgantara Indonesia mendapatkan kontrak pengerjaan 14 unit pesawat per Februari 2013. Diproyeksikan nilai kontrak tersebut bisa memenuhi sekitar 74% dari target kontrak yang ditetapkan pada tahun ini.

    Kepala Komunikasi PT DI, Soni Saleh Ibrahim, merinci keempat belas unit pesawat itu, masing-masing untuk pasar Asia Tenggara sebanyak 8 unit pesawat, dan 6 unit pesawat untuk pasar dalam negeri.

    Adapun untuk pasar Asia Tenggara adalah CN 235 sebanyak 4 unit, pesawat CN 212 sebanyak 2 unit, dan pesawat CN 295 sebanyak 2 unit.

    Sementara untuk pasar dalam negeri adalah pesawat jenis CN 235 sebanyak 3 unit, dan Helikopter Bell sebanyak 3 unit. "Secara total, kontraknya bernilai Rp 2,3 triliun," katanya saat jumpa pers di kantor PT DI, Jl Pajajaran, Rabu (20/2).

    Dia menambahkan, target kontrak yang ditetapkan pihaknya untuk tahun ini sebesar Rp 3,1 triliun. Dengan demikian, progres nilai kontrak yang telah didapatkan oleh PT DI per Februari 2013 mencapai sekitar 74% dari target yang ditetapkan.

    Selain itu, dia juga mengatakan, pihaknya sedang dalam proses menunggu hasil audit dari otoritas perhubungan udara Eropa atau European Aviation Safety Agency (EASA).

    Audit tersebut merupakan salah satu rangkaian proses yang dilakukan agar pihaknya mendapatkan persetujuan untuk bisa melakukan perawatan Air Bus Military.

    Dia mengatakan, rangkaian proses tersebut cukup lama. Menurutnya, sejak akhir tahun kemarin pihaknya telah menjalani proses tersebut.

    "Setelah proses audit ini pun, masih ada lagi beberapa rangkaian proses, seperti sertifikasi orang-orang yang akan melakukan perawatan, kemudian proses kualifikasi tools yang akan kami pakai untuk perawatan itu," ujarnya.

    PT DI menargetkan pendapatan sekitar Rp 200-Rp 250 miliar dari bisnis perawatan pesawat. Mengomentari jenis pesawat yang nantinya akan dirawat oleh PT DI, dia mengatakan, mayoritas pesawat tersebut adalah jenis pesawat Boeing dan Air Bus.

    Soni berkeyakinan pihaknya bisa melewati proses kualifikasi untuk mendapatkan sertifikat perawatan pesawatan. Hal itu didasari oleh besarnya modal untuk mengikuti rangkaian proses, dan keinginan untuk memperbesar porsi bisnis perawatan pesawat dari perusahaan asal Indonesia.

    Terkait dengan besarnya porsi, dia mencontohkan bisnis perawatan pesawat pada tahun 2010 lalu. Menurutnya, bisnis perawatan pesawat pada masa itu senilai Rp 600 juta dolar AS. Dari nilai tersebut, yang terserap oleh perusahaan asal Indonesia, termasuk PT DI, hanya sebesar 20%. Sementara sisanya sebagian besar diserap oleh negara-negara, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Soni juga mengatakan, pihaknya saat ini sedang dalam masa menunggu kontrak pengerjaan pesawat komersil sekelas N 250 berkapasitas 70-80 penumpang. Inisiator pengerjaan pesawat tersebut adalah PT Ragio Aviasi Industri (RAI), dimana BJ Habibie menjabat sebagai ketua dewan komisarisnya.

    "PT Rai sudah mendekalarasikan diri pada 2012 awal, terkait pembuatan pesawat sekelas N 250 tersebut, dan hingga sekarang diskusi dengan PT DI sudah berlangsung. Namun, belum sampai ke masalah kontrak. Rencananya, nanti memang PT DI yang mengerjakan, sementara pemasaran oleh PT RAI," ujarnya.

    Meskipun demikian, dia mengatakan, pihaknya sudah melakukan persiapan terkait masalah perencanaan. "Persiapannya memang harus dari sekarang, meski matrial belum masuk. Dan dalam waktu 3 tahun harus jadi. Kalau lebih dari itu, bisa kemahalan dari orang-orangnya, karena mereka juga kan digaji," katanya.

    Sumber : Pikiran Rakyat
    Readmore --> PT DI Dapat Kontrak Pengadaan 14 Unit Pesawat

    Thursday, February 21, 2013 | 8:45 AM | 1 Comments

    Besok, Dua Pesawat Tempur Sukhoi Tiba Di Lanud Hassanudin

    Maros - Dua pesawat tempur Sukhoi dari Rusia akan tiba di Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin Makassar, Jumat (22/2) besok. Dua pesawat ini merupakan bagian dari enam pesawat tempur Sukhoi yang dibeli Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI tahun ini.

    Selanjutnya empat pesawat sejenis akan tiba secara bertahap di Lanud Sultan Hasanuddin Makassar. Keberadaan dua pesawat tempur Sukhoi ini akan meningkatkan kemampuan pertahanan udara melalui kekuatan alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Saat ini pesawat tempur Sukhoi yang ditempatkan di Lanud Sultan Hasanuddin berjumlah 10 unit.

    Kepala Penerangan Lanud TNI AU Sultan Hasanuddin Mayor Muliadi menjelaskan, spesifikasi pesawat Sukhoi yang baru ini hampir sama dengan 10 Sukhoisebelumnya,yang sudah berada di Lanud Sultan Hasanuddin sejak 2010 lalu.“Pesawat ini sama dengan pesawat Sukhoi yang sudah ada saat ini. Tidak ada kelebihan lain,”kata Muliadi. Muliadi menambahkan, dua Sukhoi yang akan tiba memiliki jenis 6006 dan 6007.

    Pesawat buatan Rusia ini akan digunakan untuk memperkuat 10 Sukhoi yang ada sebelumnya. Semua pesawat Sukhoi yang ada Lanud Sultan Hasanuddin, kata Muliadi,bertugas menjaga keamanan negara di seluruh Indonesia. “Mengenai spesifikasi pesawat dengan yang lainnya, saya belum bisa sebutkan secara rinci. Apalagi pesawatnya belum datang,” kata Muliadi.

    Sumber : Makassar Terkini
    Readmore --> Besok, Dua Pesawat Tempur Sukhoi Tiba Di Lanud Hassanudin

    Wednesday, February 20, 2013 | 8:49 AM | 2 Comments

    Kemenhan Percepat Realisasi Modernisasi Alutsista TNI Sampai 2019

    Jakarta - Kementerian Perhatanan menargetkan dapat mempercepat realisasi program modernitasi alat utama sistem persenjataan TNI hingga kekuatan pokok minimun. Target awal program pada 2014 diharapkan dapat dipenuhi pada 2019.

    "Kita tidak perlu menunggu sampai 2024, bisa dipercepat 2019 untuk mencapai kekuatan pertahanan kita sampai kepada minimum essential forces," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di kantor Kementerian Pertahanan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (19/2/2013).

    Salah satunya adalah mempercepat penamahan 10 unit pesawat angkut Hercules tipe C-130A untuk TNI AU. Sebanyak empat unit di antaranya merupakan hibah dari Australia sementara enam sisanya adalah unit yang dibeli dalam kondisi baru.

    "Sekarang sebagian sudah dalam proses produksi. Sebagian lagi sudah datang. Kita harapkan akhir semester pertama 2014 sudah hadir," imbuhnya.

    Selain pesawat angkut militer, TNI AU juga akan mendapatkan tambahan satu lagi squadron pesawat jet tempur Sukhoi dari Rusia dan F-16 dari Amerika Serikat. Sedangkan TNI AL akan diperkuat dengan kapal selam.

    "Totalnya ada 45 alutsista yang besar," jelas menhan dalam keterangan pers hasil evaluasi Isu-Isu Pertahanan 2013 sore ini.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> Kemenhan Percepat Realisasi Modernisasi Alutsista TNI Sampai 2019

    2013, Kemenhan Fokus Penanggulangan Terorisme

    Jakarta - Kementerian Pertahanan menyatakan ada dua isu strategis di bidang pertahanan yang menjadi pekerjaan rumah pada 2013. Yaitu, mengenai pembangunan Indonesia Peace and Security Center (IPSC) serta pelaksanaan counter terrorism exercise (CTx) dengan Asean Defence Ministers' Meeting-plus (ADMM plus) pada September 2013.

    Hal ini disampaikan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai rapat koordinator bidang Politik, hukum dan Keamanan (Polhukam) di Jakarta, Selasa (19/2/2013). Purnomo mengatakan, pelaksanaan IPSC direncanakan selesai pada akhir 2013 atau paling lambat pada semester pertama di tahun 2014.

    "IPSC merupakan kawasan 'seven in one', yang meliputi Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (Peace Keeping Center), Pusat Penanggulangan Terrorisme (Counter Terrorism Traning Ground), Pusat Latihan Penanggulangan Bencana dan Bantuan Kemanusian, Pusat Bahasa, Universitas Pertahanan dan pusat olah raga militer," papar dia.

    Terkait dengan rencana pelaksanaan Couter Terrorisme Exercise (CTx) ADMM plus, yang nantinya akan dikuti oleh 18 negara, terdiri dari anggota ASEAN dan delapan negara sahabat pada September 2013.

    "Latihan bersama ini dimaksudkan untuk menghadapi tantangan kejahatan terorisme yang semakin kompleks maka dalam kerangka ADMM plus melibatkan 10 negara ASEAN dan 8 negara besar sebagai mitra wicara, sepakat mengadakan latihan bersama pada 2013 di Indonesia," katanya.

    Kesepakatan tersebut akan digelar pada 19-20 September 2013 di Makassar melalui sidang pada Asean Defence Ministers' Meeting-plus (ADMM plus) The Experts Working Group on Counter Terrorism atau EWG on CT yang diketuai bersama Indonesia dan Amerika.

    Dari hasil tersebut sebagai bentuk kesepakatan forum akan pentingnya peningkatan kerja sama di antara negara ADMM -Plus untuk memberantas terorisme.

    Sumber : INILAH
    Readmore --> 2013, Kemenhan Fokus Penanggulangan Terorisme

    PT DI Siapkan CN-295 Untuk Dipamerkan Langkawi Airshow Malaysia

    Jakarta - Pesawat militer CN-295 produksi PT Dirgantara Indonesia (Persero) siap dipamerkan pada acara Langkawi Airshow, di Malaysia tanggal 26-28 Maret 2013. Pesawat generasi terbaru dari CN 235 tersebut merupakan produk hasil kerjasama dengan Airbus Military, Spanyol.

    Dirut PT DI Budi Santoso menuturkan pihaknya akan membawa dan memamerkan produk unggulan terbaru ini di acara pameran produk-produk kedirgantaraan sipil dan militer di Malaysia tersebut.

    "Yang akan dipamerkan CN 295, dulu kita pamerkan CN 235. Ini punya angkutan udara (TNI AU)," tutur Budi kepada detikFinance, Selasa (19/2/2013).

    Pesawat yang dibandrol dengan harga 25 juta euro ini atau sekitar Rp 325 miliar, nantinya untuk pangsa pasar Asia akan diproduksi dan dipasarkan oleh PT DI di Bandung sementara untuk pasar di luar Asia akan diproduksi oleh Airbus Military.

    Budi menuturkan, Malaysia juga berniat membeli CN 295 setelah sebelumnya memiliki 8 unit CN 235 yakni 6 unit CN 235-220M Military Transport dan 2 unit CN 235-220M VIP. "Kalau jual per unit 25 juta euro," tambahnya

    Selain memiliki produk baru hasil kerja sama dengan Airbus Military, PT DI juga memiliki 6 produk pesawat yakni NC 212-200, C212-400, CN 235-220M, CN235-200MPA Helikopter Bell 412 EP dan Helikopter Super Puma. Untuk dua tahun ke depan, PT DI siap meluncurkan pesawat baling-baling berpenumpang 19 orang yakni, N 219 asli rancangan putra-putri Indonesia.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> PT DI Siapkan CN-295 Untuk Dipamerkan Langkawi Airshow Malaysia

    Tuesday, February 19, 2013 | 11:33 AM | 6 Comments

    Pengamat : Pengadaan Black Hawk Lebih Rasional

    Jakarta - TNI Angkatan Darat berencana membeli 44 helikopter, terdiri dari 24 unit Bell 412 dan 20 unit Black Hawk.

    Pengadaan itu merupakan bagian dari pengorganisasian alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AD. Demikian disampaikan KSAD Jendral Pramono Eddy Wibowo dalam Kompas edisi 12 Februari lalu.

    Dengan kata lain, pembelian helicopter itu merupakan bagian dari rencana pembangunan postur TNI AD. Formula pembangunan postur militer seharusnya mengalir dari proses penghadapan (wargaming) antara ancaman nyata maupun potensi yang dihadapi dan filosofi pertahanan dan politik luar negeri yang dianut. Dari sana dibangun konsepsi sistem pertahanan atau doktrin, yang secara hierarkis berupa doktrin dasar, induk, dan pelaksanaan. Kemudian, berdasarkan doktrin ini dibuat konsep pokok pengorganisasian militer.

    Di sisi lain, dari inventarisasi jenis ancaman yang mungkin dihadapi, didapatkan jenis-jenis operasi yang mungkin dilaksanakan, selanjutnya, dari penghadapan antara konsep pengorganisasian dan jenis operasi militer yang mungkin dilaksanakan itulah diperoleh postur yang diinginkan. Postur militer terdiri dari aspek kekuatan, kemampuan, dan penggelaran. Hemat saya, kurang tepat jika postur TNI dibangun untuk tujuan perimbangan kekuatan karena akan menimbulkan persaingan senjata yang tak sehat dan membahayakan stabilitas keamanan di kawasan.

    Tepat guna

    Berdasarkan paradigm diatas, Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008 yang masih berlaku sampai saat ini menempatkan ancaman militer berupa pemberontakan senjata, terorisme, pelanggaran wilayah, sabotase, dan konflik komunal sebagai ancaman yang paling mungkin dihadapi. Bahkan, kini, dalam iklim kebebasan nyaris tanpa batas yang dihembuskan liberalism, konflik komunal dengan berbagai macam latar disertai tindakan kekerasan tampaknya kian meluas dan meningkat sehingga dinilai dapat membahayakan keselamatan dan keutuhan bangsa. Selain itu, negeri ini secara kodrati memiliki potensi bencana alam yang luar biasa besarnya. Potensi ini pun kian bertambah besar karena kita abai terhadap masalah lingkungan.

    Tanpa mengabaikan kemungkinan (kecil) operasi militer konvensional , maka jenis operasi militer yang paling mungkin dilaksanakan TNI adalah operasi lawan gerilya , penangulangan terror, operasi inteligen, dam territorial. Selain melaksanakan tugas pembantuan kepada Polri dalam upaya pencegahan, meredamkan, atau mengatasi berbagai macam konflik, yang kerap dilakukan adalah tindakan pertolongan darurat, mitigasi, dan rehabilitasi atas bencana alam.

    Dalam melakukan operasi militer serta semua kegiatan di atas, TNI dituntut memiliki kemampuan mobilitas tinggi sehingga deployment pasukan dalat dilakukan dalam waktu singkat dan masif. Dalam kontek ini, rencan pengadaan kedua jenis helikopter tadi dinilai sangat tepat, terlebih bila dihadapkan pada konfigurasi wilayah Nusantara dengan segenap karakteristiknya. Jumlah 44 unit atau hampir 3 skuadron besar sangat mungkin untuk di bawah kendali operasikan atau dalam status earmarked bagi beberapa kodam yang memiliki daerah panas dalam wilayahnya sehingga setiap ancaman militer yang dihadapi dapat diantisipasi dan diselasaikan ketika masih embrional.

    Helikopter Bell 412 buatan Bell Helicopter Textron ini sudah lama diproduksi PT DI Bandung sehingga TNI, khususnya Pusat Penebangan TNI AD, sudah terbiasa dengan helicopter jenis ini. Populasinya pun sangat besar, variasi militernya digunakan oleh lebih dari 40 negara sehingga tak sulit mendapakan suku cadangnya di pasar internasional. Adapun Black Hawk, helicopter serbaguna buatan Sikosrsky Aircraft yang dioperasikan sejak 1978, merupakan helikopter canggih yang kini melegenda.

    Sama halnya Bell 412, populasinya kini sedang mendunia. Negara tetangga yang sudah mengoperasikan adalah Australia, Singapura, Malaysia, Brunei, Thailand , dan Filipina. Karena daya angkut dan kemampuan mobilitasnya tinggi, Black Hawk milik AS, Australia dan Singapura sangat berjasa menangani tsunami di Aceh dan Nias pada 2006. Demikian pula jika dihadapkan pada potensi ancaman yang dapat muncul tiba-tiba, kedua jenis helikopter itu sangat efektif memindahkan pasukan secara airlift dan pendorongan logistic.

    Dilihat dari kacamata perawatan pasca-penjualan dan kemungkinan alih teknologi, pembelian kedua jenis helikopter itu sangat menguntungkan. Ii disebabkan selain PT DI sudah memproduksi Bell 412, pada masa lalu TNI AU juga pernah mengoperasikan Sikorsky S 58T Twin Pack yang merupakan generasi terdahulu Black Hawk. Selain itu, kita sudah memiliki cukup pengalaman dalam pengoperasikan dan perawatannya, juga sudah terbuka jalan bagi proses alih teknologi kedua jenis helikopter tersebut.

    Perlu didukung

    Rencana pengadaan 44 unit helikopter itu perlu didukung penuh pemerintah dan DPR, bahkan seharusnya ditempatkan pada skala prioritas tertinggi karena jauh lebih rasional dan realistis ketimbangkan Tank Leopard. Namun, hendaknya jangan ditinggalkan masalah prinsip dalam setiap pembangunan kekuatan militer. Pertama, pengembangan kekuatan tanpa disertai peningkatan kemampuan dan kesejahteraan yang memadai adalah bom waktu yang sangat berbahaya. Kedua, harus sesuai dengan realitas kemampuan ekonomi nasioanl. Apabila tidak, alutsista yang dibeli dengan cepat akan jadi besi tua karena tidak mampu membeli suku cadang. Ketiga, harus konsisten pada skala priorita yang ditentukan.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Pengamat : Pengadaan Black Hawk Lebih Rasional

    Sunday, February 17, 2013 | 8:37 AM | 3 Comments

    21 Februari, Indonesia Akan Kedatangan Su-30MK2 Dari Rusia

    Moskow - Direktur Jendral Perusahaan “Rosoboronexport” Anatoly Isaikin menyatakan, "Kerja sama Indonesia-Rusia dibidang teknik militer berkembang sudah lama dan terus meningkat," kepada koresponden GATRAnews di Moskow, Svet Zakharov, saat jumpa pers di Kementerian Luar Negeri Rusia.

    Isaikin menyatakan Indonesia-Rusia telah menandatangani kontrak untuk pasokan enam buah pesawat tempur jenis Sukhoi yaitu SU-30MK2. Pesawat tempur itu akan didatangkan ke Indonesia pada waktunya sesuai dengan kontrak. demikian pernyataan pers yang diterima Sabtu (16/2). Menurut informasi yang diperoleh oleh Gatranews dari Atase partahanan Indonesia di Moskow, Kolonel Andi Kustoro dua buah pesawat tempur Sukhoi akan diberangkatkan tanggal 21 Pebruari mendatang, dari pabrik pembuatannya ke Makasar dengan pesawat raksasa Antonov. "Di sana kemudian pesawat Sukhoinya akan dirakit," tutur Andi.

    Lebih lanjut, Isaikin menyebutkan tak hanya Sukhoi, Indonesia-Rusia juga mengadakan kerja sama pasokan persenjataan lainnya. "Dengan Indonesia. seperti dengan negeri-negeri lainnya, kerjasama kita berkembang aktif dewasa ini pada dua jurusan: yaitu layanan setelah penjualan dan transfer teknologi tertentu," kata Isaikin.

    Indonesia, lanjut Isaikin, sebagai kebayakan negeri yang ekonominya maju terus, sudah sewajarnya berkepentingan untuk mengembangkan industri sendiri, termasuk industri militer. "Maka saah satu syarat kerja sama kita adalah terjadinya transfer teknologi dibidang teknik militer. Dalam mempertimbangkan kontrak dan usulan dari pihak Indonesia kami pasti memperhitungkan dan mencantumkan dalam kontrak itu pekerjaan bersama dengan perusahaan-perusaaan industri militer Indonesia," tutur Isaikin.

    Salah satu program kerja sama yang sekarang sedang digalakkan adalah program ”Rosoboronexort”. "Program ini mengirimkan delegasi-delegasi Rusia ke sejumlah perusahaan industri militer yang leading. Program ini juga termasuk di dalamnya produksi teknik, reparasi teknik angkatan udara, darat dan laut. Saya beranggapan, tegas Anatoly Isaikin, bahwa kerjasama teknik militer kami dengan Indonesia, berada pada tingkat yang sangat baik dan ada prospeknya kerjasama dengan perusahaan kompleks industri militernya adalah cerah.

    Selama 2012 lalu, lanjut Isaikin, lewat program ”Rosoboronexport” Rusia telah bekerjasama dengan 60 negeri dan memasok produksi tujuan militer senilai US$ 12,9 milyar, yang melebihi tahun 2011 sebesar 20%. Bagian terbesarnya adalah teknik dirgantara. Sebanyak 43% pasokan militer berada di negara-negara kawasan Asia Pasifik, wilayah Timur (23%), Afrika Utara (23%) dan Amerika Latin (18%).

    Sumber : Gatra
    Readmore --> 21 Februari, Indonesia Akan Kedatangan Su-30MK2 Dari Rusia

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.