ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Saturday, July 6, 2013 | 10:20 AM | 0 Comments

    Wamenhan : KKIP Berhasil Yakinkan Komisi I Tentang Program KFX/IFX

    Bandung (MID) - Komisi-1 DPR RI didampingi oleh KKIP disertai Tim Asistensi KKIP mengunjungi PTDI di Bandung. Rombongan yang berjumlah sekitar 20 orang tiba di PTDI tepat jam 08.00 menggunakan pesawat CN 295. Sementara anggota Komisi I DPR RI jang berjumlah 11 orang menggunakan kendaraan darat. Para tamu disambut langsung di Hangar CN 235 oleh Dirut PTDI Budi Santoso serta Dan Lanud Husein Sastranegara, Kol Penerbang I.N. Trisantoso. Dalam kunjungan kerja kali ini rombongan Komisi-1 DPR RI meninjau kesiapan dan fasilitas pusat rancang bangun (design center) untuk program pesawat tempur IFX/KFX. Rombongan juga sempat meninjau kemajuan produksi 3 pesawat CN235 MPA untuk TNI AL.

    Kegiatan pokok pagi ini adalah menyampaikan kegiatan yang sudah dicapai dalam program IFX /KFX yang merupakan kerjasama antara Kemenhan RI dengan Kemenhan Republik Korea Selatan. Hal ini merupakan kelanjutan dari Rapat Dengar Pendapat antara Menteri Pertahanan dengan Komisi-1 DPR RI beberapa waktu yang lalu. Dalam paparan dan diskusi yang berlangsung beberapa jam di Gedung Direktorat Teknologi PTDI Delegasi KKIP yang dipimpin oleh Sekretaris merangkap Anggota KKIP, Let Jen (Purn) Sjafrie Sjamsuddien, berhasil meyakinkan para anggota Komisi I DPR RI yang dipimpin TB Hasanudin bahwa PTDI memiliki kemampuan dan sumber daya untuk menjalankan program IFX/KFX. Seperti sudah disampaikan bahwa program pesawat tempur IFX/KFX yang sudah berjalan 18 bulan melibatkan seluruh komponen bangsa, baik dari Balitbang Kemhan, BPPT, PTDI, ITB dan lain-lain.

    Program ini merupakan program jangka panjang yang menuntut kontinuitas pelaksanaannya. Melihat penyelesaian pesawat pada tahun 2020-an maka sangat diperlukan dukungan Pemerintah RI yang berkesinambungan dan konsisten. Hal ini ditegaskan oleh Sjafrie Sjamsuddien yang mengatakan bahwa “Program pesawat tempur IFX/KFX adalah program nasional demi kepentingan bangsa dan Negara. Oleh karena itu kita harus mewujudkannya demi kemandian bangsa ini dalam membangun kekuatan pertahanannya”. Hal senada disampaikan pula oleh Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanudin yang mengatakan bahwa “Siapapun kekuatan politik di masa depan tetap harus mendukung program ini berjalan”.

    Saat ini PTDI sedang mempersiapkan diri memasuki tahap kedua, yaitu Engineering Manufacturing Development pengembangan pesawat tempur IFX/KFX, karena dari 72 teknologi baru yang diterapkan masih 30 item yang harus disiapkan. Sehingga saat program ini dilanjutkan PTDI siap melaksanakannya. Adapun tahap pertama (Technology development) telah berhasil dilaksanakan selama 18 bulan dan berakhir bulan Desember 2012 lalu.

    Perihal PT Dirgantara Indonesia



    Lokasi pabrik pesawat terbang PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) terletak Bandung, Indonesia. Produk utama perusahaan ini adalah pesawat terbang, komponen struktur pesawat terbang, jasa perawatan pesawat terbang dan jasa rekayasa. Pabrik perakitan PTDI memproduksi berbagai jenis pesawat CN235 dengan type certificate untuk penumpang sipil, kargo, pembuat hujan, transportasi militer, patroli maritim dan pengawasan. Selain itu PTDI memproduksi dibawah lisensi pesawat NC212-200, NAS332 Super Puma dan NBell412. PTDI telah memproduksi lebih dari 340 pesawat terbang dan helikopter untuk 49 operator sipil dan militer. PTDI memanufaktur dan memproduksi bagian-bagian, komponen-komponen, tools dan fixtures untuk pesawat Airbus A320/321/330/340/350/380, untuk Eurocopter EC225 dan EC725, untuk pesawat Airbus Military CN235/C212-400/C295. Untuk perawatan pesawat, PTDI melayani jasa pemeliharaan, overhaul, perbaikan, alterasi, kustomisasi dan dukungan logistik untuk CN235 berbagai seri, Bell412, BO-105, NC-212-100/200, NAS332 Super Puma, B737-200/300/400/500, A320, Fokker100 dan Fokker27. Enjinering PTDI melayani jasa rekayasa dan analisa serta flight simulators. PTDI adalah badan usaha milik negara yang didirikan pada tahun 1976.n 1976.

    Sumber : PT DI
    Readmore --> Wamenhan : KKIP Berhasil Yakinkan Komisi I Tentang Program KFX/IFX

    Kasal Resmikan Pembangunan Submarine Training Center (STC) Di Koarmatim Surabaya

    Surabaya (MID) - Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI DR. Marsetio, M.M. meresmikan dimulainya pembangunan gedung Submarine Training Center (STC) hari ini, Jum’at (5/7).

    Acara peresmian ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Kasal didampingi Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H.,M. Hum di area pembangunan gedung STC kompleks Komando dan Latihan Koarmatim, Ujung, Surabaya serta dihadiri pejabat teras TNI AL dan sesepuh brevet hiu kencana.

    Gedung STC dibangun sebagai fasilitas simulator untuk mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme ABK kapal selam dihadapkan pada pembangunan kekuatan TNI AL sampai dengan tahun 2024 guna mewujudkan TNI AL yang handal, kuat dan disegani.

    Selain itu, STC dapat digunakan untuk pratikum yang relevan bagi ABK kapal selam maupun calon ABK kapal selam tanpa menggunakan jam operasional kapal selam, sehingga kondisi teknis kapal dapat dilaksanakan secara maksimal dan efisien.

    Negara-negara di kawasan regional seperti Malaysia, India dan Australia telah membangun sistem pelatihan awak kapal selam seiring dengan tahap awal pengadaan kapal selamnya. Oleh karena itu, pembangunan STC ini sangat tepat mengingat Indonesia dalam waktu dekat akan melaksanakan pengadaan tiga kapal selam baru.

    Saat jumpa pers usai acara peletakan batu pertama, Kasal menyatakan saat ini Indonesia telah melaksanakan kontrak pembuatan tiga kapal selam dengan Korea Selatan dan direncanakan pada akhir tahun 2016 atau awal 2017 ketiga kapal selam tersebut sudah datang di Indonesia.

    Untuk pembuatan dua kapal selam dilaksanakan di Korea Selatan, sedangkan untuk pembuatan kapal selam ketiga, Indonesia telah merekrut para teknisi dari PT PAL dalam rangka Transfer of Technology (TOT) di Korea Selatan sehingga kapal ketiga dapat dibangun di PT PAL seperti halnya pembangunan kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD) tahun lalu. Sehingga pada tahun 2017 Indonesia memiliki lima kapal selam termasuk dua kapal selam yang sudah ada yaitu KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402.

    Menurut Kasal, dengan pembangunan STC ini TNI AL akan mempunyai personel awak kapal selam yang benar-benar profesional, sehingga apabila ada kapal selam yang sedang beroperasi ataupun sedang perbaikan di pangkalan, para personelnya masih dapat berlatih di STC. Enam fasilitas simulator akan melengkapi STC ini yang pembangunannya dilakukan secara bertahap.

    “Dengan demikian apabila TNI Angkatan Laut sewaktu-waktu menghadirkan kekuatan kapal selamnya dimanapun di wilayah NKRI, para personelnya sudah benar-benar siap dan terlatih”, tegas Kasal.

    Terkait dengan kekuatan kapal selam yang dimiliki TNI AL, Kasal mengatakan bahwa sesuai dengan pembangunan Minimum Essential Force (MEF) TNI AL, untuk mengamankan wilayah NKRI diperlukan minimal 6 kapal selam dan diharapkan hal ini sudah tercapai pada tahun 2024.

    Menurut Kasal, pembangungan MEF ini akan terus di up date setiap tahun sesuai dengan anggaran yang dialokasikan ke TNI.

    Fasilitas gedung Submarine Training Center (STC) yang akan dibangun ini terdiri dari enam macam simulator dan dibangun terintegrasi dalam satu lokasi sehingga proses pelatihan menjadi lebih efektif. Keenam fasilitas tersebut yaitu : pertama, Submarine control simulator (SCS) yaitu simulator pelatihan awak kapal selam yang bertugas di ruang kontrol teknis dan digunakan untuk melatih personel dalam olah gerak teknis dan taktis kapal selam.

    Kedua, Submarine command and team trainer (SCTT) yaitu sebuah platform yang digunakan sebagai sarana pelatihan tim Pusat Informasi Tempur (PIT) kapal selam dan merupakan sebuah mock-up situasi PIT yang sesungguhnya. Ketiga, Sonar laboratory (SL) yaitu ruang laboratorium yang memiliki fasilitas simulator sonar yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan operator dalam melaksanakan analisa gelombang akustik.

    Keempat, Machinery and propulsion control simulator (MPCS) yaitu fasilitas latihan pengoperasian peralatan utama bagian permesinan dan sistem pendorong bagi awak kapal selam. Kelima, Fire and damage control simulator (FDCS) adalah sarana latihan penanggulangan kedaruratan pada kapal selam yaitu bahaya kebakaran dan kebocoran.

    Terakhir yaitu Submarine escape training tank (SETT) yaitu fasilitas yang digunakan sebagai sarana latihan bagi awak kapal selam untuk melaksanakan penyelamatan diri dalam kondisi darurat.

    Sumber : Jurnas
    Readmore --> Kasal Resmikan Pembangunan Submarine Training Center (STC) Di Koarmatim Surabaya

    Wamenhan : Senegal Minta Fasilitas Kredit Buat Beli CN 295

    Dakar (MID) - Menteri Pertahanan Senegal Augustine Tine memuji kinerja pesawat CN 235 buatan Indonesia dan berminat untuk menambah pesawat angkut militer buatan PT Dirgantara Indonesia tersebut.

    "Kami menggunakan pesawat itu untuk berbagai keperluan dan saya puas dengan kemampuannya," kata Augustine seusai pertemuan dengan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Dakar, Senegal, Kamis (4/7).

    Angkatan Bersenjata Senegal memiliki satu unit pesawat angkut militer CN 235 yang dibeli secara kredit dari penjamin di Belgia. Tingkat penggunaan pesawat tersebut sangat tinggi. "Besok saya akan naik pesawat itu ke daerah. Kadang digunakan untuk ke negara tetangga seperti Mali atau Benin," kata Augustine.

    Sjafrie yang didampingi Dirjen Strategi Pertahanan Sonny Prasetyo dan Direktur Pemasaran PT DI Budiman Saleh menawarkan tambahan pesawat CN 235 dan generasi terbarunya CN 295 yang lebih canggih. "Saya berharap bisa tambah satu yang generasi baru, adakah diberikan fasilitas kreditnya?" tanya Augustine.

    Sjafrie menjawab kemungkinan fasilitas kredit itu bisa diberikan, namun akan tanya dulu kepada Menteri Keuangan. "Soal kredit bukan wewenang saya, tapi Menteri Keuangan," katanya.

    Sjafrie mengundang Augustine datang ke Indonesia untuk melihat sendiri produk industri pertahanan Indonesia. "Saya ingin datang namun saya harus minta izin dulu ke Perdana Menteri," katanya seraya mengatakan Senegal juga membutuhkan peralatan militer seperti senapan dan amunisi.

    Sjafrie mengatakan kunjungan ke Afrika untuk meningkatkan kerja sama militer dan menjajaki peluang kerja sama produk industri pertahanan. Indonesia, katanya, ikut ambil bagian dalam pasukan penjaga perdamaian di Afrika.

    "Terima kasih Senegal sudah menggunakan CN 235, kami tawarkan produk lain seperti senjata dan nonsenjata," kata Sjafrie yang memberikan contoh produk dari mulai helm, rompi, dan makanan prajurit.

    Menhan Senegal setuju memperkuat kerja sama dengan Indonesia. Senegal juga ikut pasukan penjaga perdamaian PBB. Senegal juga sepakat untuk kerja sama melawan terorisme. Sjafrie menyatakan setuju dengan kerja sama membasmi terorisme yang menjadi kejahatan internasional.

    Sumber : MetroTV
    Readmore --> Wamenhan : Senegal Minta Fasilitas Kredit Buat Beli CN 295

    Pindad Pasok 82 Anoa TNI AD Sebesar Rp. 800 Miliar

    Bandung (MID) - PT Pindad (Persero) mendapatkan pesanan 82 unit kendaraan tempur (panser) jenis Anoa dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada tahun ini. Untuk memproduksi panser tersebut, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini membutuhkan dana hingga Rp 800 miliar.

    "Pesanan 82 unit panser Anoa itu berasal dari permintaan dalam negeri, khususnya TNI pada 2013," ungkap Direktur Utama Pindad, Adik Avianto Sudarsono saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Jumat (5/7/2013).

    Dia menjelaskan, panser Anoa yang dipesan oleh TNI tidak berbeda jauh dengan oleh permintaan negara lain. Namun pesanan mobil tempur tetap disesuaikan dengan strategi pertempuran yang diterapkan oleh TNI.

    "Tapi kalau panser yang dijual untuk negara lain, harus izin dulu dengan Kementerian Pertahanan Indonesia. Karena kami kan tidak tahu apa kepentingan mereka beli panser produk Indonesia, khawatir itu musuh atau justru mau menyerang negara ini," papar Adik.

    Dia mengaku, satu mobil tempur (panser) jenis Anoa dibanderol dengan harga sekitar Rp 8 miliar kepada TNI. Adik menghitung, total kebutuhan dana yang mesti disiapkan perseroan untuk mengerjakan puluhan unit panser hingga Rp 800 miliar.

    "Pesanan ini kan proyek bertahap, tapi kami sudah mulai bekerja lembur mengerjakan produksi panser. Total kontrak dengan TNI untuk produksi 82 unit panser sekitar Rp 600 miliar-Rp 800 miliar dan kami sudah dapatkan komitmen dari tiga bank BUMN (BRI, Mandiri dan BNI)," tukasnya.

    Dalam setahun, Adik mengatakan, pabrik manufaktur milik perseroan yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat tersebut memiliki kapasitas produksi 60 unit-80 unit panser.

    Sumber : Liputan 6
    Readmore --> Pindad Pasok 82 Anoa TNI AD Sebesar Rp. 800 Miliar

    Nipress : 2025, Kami Supplai Baterai Untuk 18 Kapal Selam TNI AL

    Bogor (MID) - PT Nipress Tbk, produsen merek aki NS juga sedang mengembangkan baterai untuk kendaraan militer. "Visi kami berubah sejak 2008. Kami tak ingin hanya disebut pemroduksi aki mobil dan sepeda motor, tetapi all about batteries. Selain baterai lithium untuk mobil listrik, kami juga sedang mengembangkan baterai untuk kendaraan militer,” Richard Tandiono, Direktur Operasional, beberapa hari lalu.

    Tank dan Kapal Selam

    Saat ini, Nipress sudah menjadi penyedia baterai motive battery (baterai yang menggerakkan alat) selain untuk kendaraan sehari-hari. Di samping golf car, Richard menyebut pihaknya sudah berkolaborasi dengan TNI AL untuk mengembangkan baterai kapal selam. Produksinya sudah berjalan dan rencananya pada 2025 sudah selesai memroduksi 18 baterai masing-masing seberat 240 ton untuk 18 kapal selam.

    Kerjasama juga dijalin dengan TNI AD dan AU dengan penyediaan baterai khusus untuk tank, kendaraan amfibi, dan pesawat terbang. "Kami juga dipercaya memroduksi baterai untuk menggerakkan torpedo yang akan kami realisasikan di 2016. Sedangkan baterai untuk helikopter dan pesawat di 2015,” tegas Richard.

    Selain itu, perusahaan juga mengembangkan stationary battery (baterai untuk penyimpanan energi), misalnya cadangan energi untuk emergency lighting gedung, BTS berbagai provider, atau untuk mem-back up energi di data centre yang tak boleh sekali pun berkedip. Nipress juga sudah siap dengan penyediaan baterai untuk energi terbarukan seperti peranti penyimpan energi matahari atau pun angin.

    Di industri otomotif sendiri (mobil dan sepeda motor), aki NS sudah berhasil meraih pangsa pasar 20 persen.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Nipress : 2025, Kami Supplai Baterai Untuk 18 Kapal Selam TNI AL

    Tuesday, July 2, 2013 | 7:51 PM | 5 Comments

    Kemhan : Butuh 1.5 Triliun Untuk Membangun Galangan Kapal Selam

    Jakarta (MID) - Kementerian Pertahanan menyatakan sedikitnya dibutuhkan 150 Juta Dollar Amerika atau Rp1,5 triliun untuk membangun fasilitas galangan kapal selam ketiga, yang rencananya akan dibangun di PT PAL, Surabaya.

    "Galangan kapal selam akan dibangun di Surabaya melalui PT PAL sesuai yang direncanakan. Pembangunan tahap awal membutuhkan 150 juta dollar (sekitar 1,5 triliun rupiah)," kata Juru Bicara Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), Kementerian Pertahanan, Silmi Karim, di Jakarta, Selasa.

    Pemerintah membutuhkan fasilitas galangan yang memadai sebagai konsekuensi dari pemesanan tiga kapal selam ke Korea Selatan. Pasalnya, kapal ketiga akan dibangun di Indonesia setelah dua kapal selam pertama dibangun di Korea Selatan melalui skema alih teknologi.

    Menurut dia agar pembangunan galangan tak membutuhkan biaya banyak, KKIP berencana memanfaatkan perlengkapan yang ada di sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).Indonesia, kata dia, sedikitnya membutuhkan sebanyak 12 kapal selam untuk menjaga wilayah perairan.

    Kapal selam pertama hasil kerja sama dengan Korea Selatan ditargetkan selesai pada 2014. Tak berapa lama kapal kedua juga akan diselesaikan di galangan kapal Korea Selatan.

    "Sedangkan pembuatan kapal selam ketiga rencananya dilakukan di Indonesia pada awal 2015. Kami menargetkan pada 2018 kapal selam buatan Indonesia sudah selesai," kata Silmi.



    Saat ini, Kemhan berusaha mengirimkan sebanyak 200 teknisi ke Korea Selatan untuk menyelesaikan pembangunan kapal selam pertama. "Baru disetujui sebanyak 190 teknisi. Teknisi tersebut antara lain dari TNI Angkatan Laut sebagai pengguna, Kementerian Riset dan Teknologi, dan industri-industri terkait dalam pembangunan kapal," kata Simli.

    Sumber : Republika
    Readmore --> Kemhan : Butuh 1.5 Triliun Untuk Membangun Galangan Kapal Selam

    Kemhan Optimis Lanjutkan Proyek Kapal Selam dengan Korsel

    Jakarta (MID) - Komitmen pemerintah untuk mewujudkan hubungan kerja sama dengan Korea Selatan di bidang industri pertahanan semakin menguat. Menurut rencana, kedua negara Asia ini bakal segera merealisasikan pembangunan kapal selam bersama untuk Indonesia di tahun depan.

    Juru Bicara Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), Silmy Karim menuturkan, pemerintah telah melakukan berbagai persiapan demi merealisasikan proyek alat utama sistem persenjataan (alutsista) ini. Di antaranya dengan menyediakan fasilitas untuk keperluan produksi kapal selam di PT PAL Indonesia, Surabaya. "Untuk tahap awal persiapan infrastruktur tersebut, pemerintah telah menggelontorkan dana sebesar 150 juta dolar AS," ujar Silmy di Jakarta, Selasa (2/7).

    Di samping itu, lanjut dia, sejumlah tenaga ahli Indonesia juga diberangkatkan ke Korea untuk dibekali dengan pelatihan dan transfer of technology (ToT). Semua langkah ini dilakukan sebagai bagaian dari upaya modernisasi alutsista TNI, khususnya Angkatan Laut. Sebelumnya, sempat berkembang pandangan yang menilai kerja sama alutsista ini bakal merugikan kepentingan nasional Indonesia. Ini lantaran tenaga-tenaga ahli yang dikirim pemerintah ke negeri ginseng hanya sebatas learning by seeing (belajar dengan cara mengamati), bukan learning by doing (belajar dengan cara mempraktikkan).

    Namun, Silmy membantah hal tersebut. Ia menjamin pemerintah Korea tidak akan setengah hati dalam mentransfer teknologi kapal selamnya kepada Indonesia. Kalau pun ada perbedaan metodologi dalam klausul kontrak kerja sama ini, menurutnya itu masih wajar-wajar saja. Apalagi, kata dia, hubungan Indonesia dan Korea Selatan selama ini sudah terjalin baik.

    "Sejauh ini, hubungan kedua negara tidak hanya pada ruang lingkup kecil industri pertahanan. Tapi lebih dari itu, Indonesia dan Korea punya hubungan yang lebih erat dalam kerja sama yang lebih besar," kata Silmy.

    Sumber : Republika
    Readmore --> Kemhan Optimis Lanjutkan Proyek Kapal Selam dengan Korsel

    PT Pindad Targetkan Penjualan Senilai 2 Triliun

    Jakarta (MID) - PT Pindad menargetkan penjualan di akhir 2013 sebesar Rp 2 triliun. Direktur Utama Pindad Adik A Soedarsono mengungkapkan, nilai ini meningkat signifikan dari penjualan tahun sebelumnya. "Tahun lalu penjualan Pindad sekitar Rp 1,3-1,5 triliun," kata Adik di Jakarta, Senin (1/7).

    Di semester pertama, ujarnya, penjualan Pindad belum meningkat tajam. Karena perseroan baru menandatangani kontrak penjualan di semester pertama sehingga realisasi penjualan belum dapat dihitung. Sekitar 80 penjualan berasal dari kontrak dengan TNI dan Kementerian Pertahanan.

    Ditambah lagi, perubahan anggaran negara 2013 yang dikabarkan mengurangi porsi untuk pertahanan. Padahal anggaran 2012 perseroan sangat optimistis. Adik mengatakan hal ini akan berpengaruh pada penjualan perseroan. "Ada rencana pengurangan, tapi itu belum terealisasi ke dalam kontrak," ujar Adik.

    Tahun ini perseroan akan mendatangkan beberapa mesin pembuat amunisi dari Eropa. Mesin-mesin tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi perseroan sekaligus menambah variasi amunisi yang diproduksi. Mesin tersebut didatangkan dari Jerman dan Belgia. Untuk mendatangkan mesin ini, Pindad mengalokasikan dana dalam belanja modal yang totalnya Rp 360 miliar.

    Sekitar Rp 50 miliar telah digelontorkan untuk uang muka mendatangkan mesin amunisi tersebut. Dana belanja modal sendiri sebesar Rp 300 miliar berasal dari penyertaan modal negara (PMN). Sisanya dari kas internal.

    Selain ke pertahanan, perseroan juga menjual produk komersial, seperti mesin industri dan kendaraan dan kereta api. Saat ini perseroan tengah meningkatkan produksi kendaraan pertambangan. Perseroan ingin membuat mesin berkualitas Eropa namun seharga produk Cina. Akan tetapi produk komersial ini hanya berkontribusi 20 persen terhadap total penjualan perseroan.

    Terkait dengan ekspansi ke luar negeri, Pindad mengaku telah melakukan hal tersebut sejak 20 tahun yang lalu. Secara volume, Pindad merupakan pemain terbesar di Asia Tenggara. Meski pun secara kualitas perseroan masih kalah.

    Ke depan, Pindad tengah menjajaki tender senjata di Prancis. Pindad ditawarkan untuk membuat senjata bagi negara di Eropa Barat tersebut. Untuk dapat masuk ke Prancis, Pindad bekerja sama dengan sebuah perusahaan konsultan Belgia yang memberi masukan soal kualitas senjata standar Prancis.

    "Kami ditawarkan masuk ke Prancis yang memiliki sistem kualitas tinggi. Jadi kami bekerja sama dengan konsultan Belgia untuk cek kualitas," kata Adik. Tender tersebut baru akan mulai tahun depan.

    Sumber : Republika
    Readmore --> PT Pindad Targetkan Penjualan Senilai 2 Triliun

    Sunday, June 30, 2013 | 7:53 AM | 4 Comments

    Menhan : TNI AD Ajukan 6 Triliun Untuk Pengadaan Helikopter Apache

    Semarang (MID) - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Mabes TNI AD telah mengajukan tambahan anggaran khusus senilai Rp6 triliun untuk pembelian sejumlah helikopter serang Apache dari Amerika Serikat beserta persenjataannya.

    ”Pemerintah Amerika Serikat sudah menyetujui pembelian helikopter Apache. Sekarang sedang proses negosiasi harga,” ungkap di Semarang, Sabtu (29/6/2013).

    Sebab harga satu unit helikopter Apache sangat mahal yakni senilai US$40 juta atau sekitar Rp388 miliar. ”Saat ini tim khusus dari Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI AD, sedang melobi pemerintah Amerika Serikat mengenai harga helikopter Apache,” imbuhnya.

    Keberadaan skadron Apache itu, kata Menhan, untuk melengkapi kekuatan militer Indonesia dalam menjaga kedaulatan negara.

    ”Selain TNI AD, TNI Angkatan Laut juga menyiapkan helikopter antikapal selam dan membuat armada Perusak Kawal Rudal (PKR),” ujarnya.

    Sumber : Solopost
    Readmore --> Menhan : TNI AD Ajukan 6 Triliun Untuk Pengadaan Helikopter Apache

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.