ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Saturday, March 13, 2010 | 4:10 PM | 0 Comments

    Russia against developing military ties with Pakistan


    Russia is not developing military cooperation with Pakistan, Prime Minister Vladimir Putin said Friday.
    "I would like to stress that Russia is not maintaining military cooperation with Pakistan as it takes into account the concerns of [our] Indian partners," Putin said after a meeting with Indian Prime Minister Manmohan Singh.
    In the 1990s, Pakistan was the chief purchaser of T-80UD tanks produced by Ukraine.
    India and Pakistan resumed talks on normalizing bilateral relations for the first time in many years in 2008, but the peace hopes were shattered when a coordinated terrorist attack hit the Indian city of Mumbai in November 2008, claiming at least 166 lives and wounding more than 300 people.
    India then blamed the Pakistani-based Lashkar-e-Taiba movement for the assault and said it wanted to see a "visible response" from Islamabad.
    New Delhi has a long history of military ties with Moscow. The current cooperation program comprises about 200 joint projects, including the transfer of technology for the licensed assembly of T-90 tanks in India, the production of BrahMos missiles and the purchase of Smerch MLRS by India.
    Earlier on Friday, Russia and India signed a $1.5-billion contract on the supplies of 29 more MiG-29K Fulcrum-D carrier-based fighter jets to New Delhi.
    The two countries signed a contract stipulating the supply of 12 single-seat MiG-29Ks and four two-seat MiG-29KUBs to India in January 2004. The contract is part of a $1.5 billion deal to deliver the Admiral Gorshkov aircraft carrier, currently being retrofitted in Russia for the Indian navy.

    Sumber: RIA
    Readmore --> Russia against developing military ties with Pakistan

    Russia signs $1.5-bln fighter jet contract with India


    Russia and India have signed a $1.5-billion contract on the supplies of 29 more MiG-29K carrier-based fighter jets to New Delhi, the head of the Russian Aircraft Corporation MiG said on Friday.
    "An agreement on supplying an additional set of MiG-29K fighter jets has been signed, the start of supplies is scheduled for 2012," Mikhail Pogosyan said.
    The deal was signed during Prime Minister Vladimir Putin's visit to New Delhi.
    Pogosyan said Russia should fulfill the previous contract on supplies of single-seat MiG-29K fighters to India by 2010.
    Russia and India signed a contract stipulating the supply of 12 single-seat MiG-29Ks and four two-seat MiG-29KUBs to India in January 2004. The contract is part of a $1.5 billion deal to deliver the Admiral Gorshkov aircraft carrier, currently being retrofitted in Russia for the Indian navy.
    India's first MiG-29Ks and MiG-29KUBs officially entered service earlier this year.
    Analysts believe that India will remain the main purchaser of Russian-made combat aircraft for the next 15 years under existing and future contracts, as the country desperately needs to upgrade its fighter fleet, which includes Su-30MKI and MiG-29 fighters, but mainly consists of obsolete Soviet MiG-21 models.

    Sumber: RIA
    Readmore --> Russia signs $1.5-bln fighter jet contract with India

    Obama Diminta Hargai Pola Pengamanan di Indonesia


    TEMPO Interaktif, Surakarta - Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Hidayat Nur Wahid meminta Presiden Amerika Serikat Barack Obama menghargai pola pengamanan di Indonesia. "Beri kepercayaan Indonesia soal pengamanan sesuai pola-pola yang ada," kata Hidayat di Surakarta siang ini.

    Dia berharap Presiden Obama tidak mengulangi perilaku pendahulunya, Presiden George Bush, saat berkunjung ke Indonesia. di era Presiden Megawati dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Indonesia disebut Hidayat sempat kehilangan kedaulatan di beberapa wilayah selama beberapa saat.

    Sebab, seluruh prosedur keamanan ditangani Amerika, termasuk protokoler. "Bahkan metal detector yang digunakan milik Amerika," ujarnya. Dia meminta Presiden Obama mempercayakan prosedur pengamanan kepada Indonesia.

    "Kunjungan kenegaraan pemimpin negara lain juga menggunakan pengamanan Indonesia," kata Hidayat. sejauh ini apa yang dilakukan dan dipersiapkan pasukan keamanan Amerika jelang kedatangan Obama , menurut politisi PKS itu masih dianggap wajar.

    Jika dirasa sedikit lebih ketat, mantan ketua MPR itu menilai wajar mengingat baru saja terjadi penyergapan teroris di Indonesia. "Yang penting, biarkan Indonesia yang mengendalikan organisasi pengamanan. Itu lebih bijak," ujarnya.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Obama Diminta Hargai Pola Pengamanan di Indonesia

    TNI Siap Hadapi Terorisme di Selat Malaka

    Pasukan Marinir melakukan latihan antiteroris di kapal Tanker, di perairan Tanjung Priok, Jakart

    TEMPO Interaktif, Jakarta - TNI Angkatan Laut telah siap mengatasi aksi terorisme di Selat Malaka. Hari ini TNI dan Polri melakukan latihan terpadu simulasi pembajakan kapal oleh teroris. Dalam simulasi pembajakan ini, Pasukan Katak yang dikirim oleh TNI berhasil melumpuhkan teroris dalam waktu satu setengah jam.

    Menurut Komandan Satuan Pasukan Katak Armada RI Kawasan Barat, Kolonel Laut Andi Kriswanto latihan gabungan ini rutin dilaksanakan setiap tahun. Selalu saja ada penanganan yang berbeda dalam pemberantasan terorisme. "Yang jelas skalanya berbeda," ujar Andi, di lokasi latihan di perairan Tanjungpriok, hari ini. .

    Menurut Andi, TNI AL memiilki tiga satuan khusus antiteror yaitu Komando Pasukan Katak DI BAWAH Armabar, Batalion Taiphib dan Detasemen Jalamangkara. Ketiga satuan ini telah dibekali berbagai kemampuan untuk mengatasi aksi teroris yang ekstrem.

    Selama ini, lanjut Andi, TNI AL sering menangani aksi pembajakan di Selat Malaka. Setelah mendapat informasi mengenai kemungkinan aksi terorisme di Selat Malaka, TNI AL menyiapkan diri. "Kita sudah siapkan pasukan di spot-spot tertentu," ujarnya. Latihan terpadu hari ini adalah bukti kesiapan TNI AL dalam mengatasi aksi terorisme.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> TNI Siap Hadapi Terorisme di Selat Malaka

    Rusia Bangun 16 Reaktor Nuklir di India

    New Delhi - Rusia dan India menandatangani kerjasama pembangunan reaktor nuklir. Rusia akan membangun 16 reaktor nuklir di India sebagai bagian kerjasama energi dan pertahanan.

    Dilansir dari AFP, Jumat (12/3/2010), penandatanganan kerjasama tersebut dilakukan langsung oleh Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri India Manmohan Singh.

    Antisipasi jangka panjang kerjasama nuklir tersebut datang dari Putin. Dia mengatakan, kerjasama nuklir salah satu aspek penting dalam kemitraan dua negara yang memiliki hubungan dagan kuat.

    "Kesepakatan mennunjukkan pembangunan 16 reaktor nuklir di 3 lokasi," jelas Deputi PM Rusia, Sergei Ivanov, yang ikut mendampingin Putin.

    Rusia akan membangun 6 reaktor pada tahun 2017. Rusia juga telah membangun 2 reaktor di selatan India, negara bagian Tamil Nadu.

    Rusia bersaing dengan Perancis dan AS untuk membangung pembangkit listrik tenaga nuklir di negara dengan perekenomian terbesar ketiga di Asia ini. India sedang meningkatkan pasokan energinya untuk mempertahankan pertumbuhan ekonominya.

    Sumber: DETIK NEWS
    Readmore --> Rusia Bangun 16 Reaktor Nuklir di India

    TNI-Polri Gelar Simulasi Antiteror di BEI, Tj Priok & Hotel Borobudur

    Jakarta - Tim gabungan TNI-Polri menggelar simulasi antiteror di Bursa Efek Indonesia (BEI), kawasan Tanjung Priok dan Hotel Borobudur Jakarta. Latihan dilakukan serempak sambil disaksikan langsung oleh Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso dan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD).

    Berseragam lengkap, dua petinggi TNI-Polri tersebut menyaksikan simulasi antiteror lewat siaran langsung dari layar monitor di halaman parkir hotel Borobudur, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu (13/2/2010).

    Lokasi pertama di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, menggunakan skenario ancaman teroris di perairan. Sebuah kapal tanker akan dibajak oleh para teroris. Namun, aksi ini tercium oleh anggota TNI dan Polri sampai akhirnya ditumpas.

    Setelah itu, teror juga muncul di BEI dengan skenario peledakan bom sebagai aksi balas dendam atas matinya gembong teroris Noordin M Top, dr Azahari, dan Dulmatin.

    Ancaman teror juga berlangsung di Hotel Borobudur dengan skenario penyanderaan. Ada 16 tamu hotel yang disandera, salah satunya adalah tamu negara asing. Para teroris menuntut teman-temannya untuk dibebaskan terkait rekan mereka yang saat ini sedang diproses di pengadilan.

    Negosiasi kemudian dilakukan tapi mengalami jalan buntu. Sehingga, TNI dan Polri terpaksa menerjukan tim antiteror bersama satu buah helikopter dan satu panser diturunkan untuk menerobos lobi hotel.

    Proses simulasi saat ini masih berlangsung. Rencananya, latihan antiteror juga akan digelar di Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 16.00 WIB.

    Sumber: DETIK KOM
    Readmore --> TNI-Polri Gelar Simulasi Antiteror di BEI, Tj Priok & Hotel Borobudur

    Friday, March 12, 2010 | 6:31 PM | 0 Comments

    Pakistan Tes Rudal di Laut Arab


    TEMPO Interaktif, Islamabad - Angkatan Laut Pakistan berhasil melakukan serangkaian pengujian senjata dengan menembakkan rudal dan torpedo Jumat (12/3) dalam apa yang mereka sebut mengirimkan pesan pada kekuatan jahat, yang tampaknya merujuk pada saingan lamanya, India.

    Sementara dua tetangganya yang juga memiliki senjata nuklir tampaknya telah mengambil langkah-langkah menuju dimulainya kembali perundingan damai.
    Uji senjata dilakukan di Laut Arab dan menggunakan berbagai pesawat terbang, kapal selam, dan kapal. Tapi tidak dijelaskan apakah rudal tersebut disertai hulu ledak nuklir.

    Kedua negara secara teratur menguji sistem rudal, dan biasanya memberitahukan satu sama lain sebelum peluncuran tersebut sesuai dengan kesepakatan diplomatik.

    Tapi peluncuran pada Jumat ini disertai pernyataan yang tampak menantang tetangganya. Pernyataan seperti itu jarang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, karena kedua negara telah berjuang untuk menjaga proses perdamaian mereka.
    Akhir bulan lalu, India dan Pakistan mengadakan pembicaraan resmi pertama mereka sejak serangan teroris Mumbai pada bulan November 2008 yang disebut dilakukan kelompok militan Lashkar-e-Taiba.

    Tidak jelas apakah pernyataan itu upaya yang disengaja untuk mengganggu hubungan diplomatik, tetapi kata-kata yang sama telah digunakan di masa lalu untuk mengirim peringatan ke New Delhi.

    India dan Pakistan telah berperang sejak mereka memperoleh kemerdekaan dari Britania pada tahun 1947.

    Kedua belah pihak mulai perundingan dimaksudkan untuk memecahkan perbedaan mereka atas wilayah Himalaya Kashmir dan sengketa lain pada tahun 2004.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Pakistan Tes Rudal di Laut Arab

    Lagi, Densus 88 Tangkap 10 Teroris


    TEMPO Interaktif, Jakarta - Detasemen Khusus Antiteror 88 bersama Kepolisian Daerah Nanggroe Aceh Darussalam kembali menangkap 10 pelaku teroris di daerah Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. Dua diantaranya tewas ditembak aparat polisi, sedangkan 8 lainnya masih hidup. "Ini tindak lanjut dari kelompok teroris yang sama," ujar Kepala Kepolisian RI Jenderal Bambang Hendarso Danuri, seusai menunaikan salat di Mabes Polri, Jumat (12/3).

    Kapolri mengatakan, dari penangkapan itu, polisi menyita enam senjata berjenis AKA dan M16. Dalam senjata tersebut, polisi juga mengamankan senjata Glock milik Brigadir Anumerta Boas Woisiri yang waktu itu belum sempat diambil. "Tadi diambil saat kontak senjata di Desa Leupung," ujar Bambang.

    Operasi pencarian teroris di Aceh, termasuk di berbagai daerah di Indonesia, terus dilakukan secara simultan. "Untuk Aceh, operasi melibatkan kekuatan Polda NAD," lanjutnya. Seluruh jajaran mulai dari tingkat kepolisian sektor (Polsek) dikerahkan dengan melibatkan kekuatan dari Densus 88 dan Kor Brimob Polri.

    Baku tembak senjata terjadi antara aparat kepolisian di sekitar Polsek Leupung, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam. Baku tembak itu mengakibatkan dua teroris tewas terkena tembak aparat kepolisian.

    Sampai saat ini, total 8 orang tewas akibat penyergapan teroris di berbagai daerah. Sementara sekitar 30 orang telah ditangkap oleh kepolisian.

    Sementara itu, Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Komisaris Jenderal Ito Sumardi mengatakan, akan terus menunggu hasil laporan dari penyergapan yang dilakukan di berbagai daerah. "Untuk pengembangan kasus pengungkapan terorisme yang dilakukan di wilayah Jakarta serta Aceh," ujarnya.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Lagi, Densus 88 Tangkap 10 Teroris

    US Secret Service Temui Kepala Polda Bali


    TEMPO Interaktif, Denpasar - Sejumlah 15 Personil Advance Tim US Secret Service (USSS) Gedung Putih, Jum’at (12/3), melakukan pertemuan dengan Kepala Kepolisian Daerah Bali Inspektur Jenderal Sutisna dan jajarannya. Pertemuan di ruang Rupatama Polda Bali untuk membicarakan detail pengamanan Presiden Barack Obama saat berada di Bali nanti.

    Pertemuan berlangsung tertutup dan wartawan dilarang mendekati lokasi yang berada di lantai 2 gedung Polda. Padahal pada hari-hari biasa, wartawan dibiarkan leluasa dan untuk berada di lobi ruangan. Usai pertemuan, awak pers juga tidak dapat mewawancarai para anggota tim.
    Sementara itu, Sutisna menyatakan, pertemuan itu hanya untuk mematangkan koordinasi. “Presiden Obama pasti akan menginap hanya hotelnya belum dipastikan,” ujarnya. Masing-masing pihak menjelaskan pola operasinya sehingga diharapkan tidak akan terjadi miskomunikasi.

    Wilayah pengamanan terdiri dari tiga ring dimana pihak USSS akan berada di ring satu, TNI di ring dua dan polisi di ring tiga. Pengamanan pesawat kepresiden di Bandara tetap di bawah komando mereka dibantu petugas bandara dan personil TNI serta Polri. Sementara itu penembak jitu dari USSS dan Polri akan disebar di sejumlah lokasi.

    Rute perjalanan Obama, menurut Kapolda, belum bisa disampaikan karena masih sangat tentatif dan rahasia. Mereka baru akan memberikan kepastian bila sudah ada informasi langsung dari Gedung Putih. “Kalau disebut akan mengunjungi Pura Uluwatu, itu juga belum pasti,” ujarnya. Pengamanan sendiri dilakukan di seluruh pelosok Bali termasuk dengan menseleksi orang-orang luar yang akan masuk ke pulau ini.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> US Secret Service Temui Kepala Polda Bali

    TNI AL Siapkan Kapal Pengganti KRI Dewaruci

    SURABAYA--MI: Markas Besar TNI Angkatan Laut berencana mengadakan kapal latih baru sebagai pengganti Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci yang sekarang umurnya sudah cukup tua.

    Pernyataan itu disampaikan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Agus Suhartono kepada wartawan usai melepas keberangkatan KRI Dewaruci melakukan perjalanan keliling Asia dan Eropa di Dermaga Koarmatim Ujung, Surabaya, Jumat (12/3).

    "Memang kapal latih KRI Dewaruci usianya sudah cukup tua dan kami sudah menyiapkan rencana untuk regenerasi dengan pengadaan kapal latih baru," katanya didampingi Pangarmatim Laksamana Muda TNI Among Margono.

    Menurut KSAL, pengadaan kapal latih calon perwira TNI AL itu sudah masuk agenda Mabes TNI AL dan segera diusulkan kepada pemerintah, termasuk anggaran pembelian yang nilainya sekitar US$50 juta.

    Laksamana Agus Suhartono menginginkan kapal latih tersebut memiliki spesifikasi lebih bagus dan lebih besar dibanding KRI Dewaruci. Misalnya panjang kapal 105 meter, memiliki empat tiang pancang utama dan mampu mengangkut kadet AAL minimal 100 orang.

    "Kami harapkan dalam dua tahun ke depan, pengadaan kapal latih itu sudah bisa direalisasikan. Nantinya, KRI Dewaruci hanya untuk pelayaran di dalam negeri, sementara kapal yang baru akan digunakan kadet AAL melakukan perjalanan ke luar negeri," ujar Agus Suhartono.

    "Kalau sudah ada persetujuan dari pemerintah, kami akan undang negara-negara yang sudah biasa memproduksi kapal layar seperti itu untuk tender pengadaan. Kapal ini sangat khas karena buatan tangan, sehingga tidak banyak negara yang bisa membuatnya," tambah KSAL.

    KRI Dewaruci dibuat pada tahun 1952 oleh H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman dan pertama kali diluncurkan pada 24 Januari 1953. Pada Juli 1953, kapal tersebut dilayarkan dari Jerman ke Indonesia oleh taruna dan kadet AAL untuk menjadi kapal latih calon perwira TNI AL.

    KRI Dewaruci dengan panjang 58,30 meter, lebar lambung 9,50 meter, draft 4,50 meter, dan bobot mati 847 ton itu, telah dilengkapi dengan sistem navigasi canggih dan komputerisasi. Kapal tipe "Barquentin" ini memiliki tiga tiang utama dengan 16 layar. Selain itu, kapal ini dilengkapi mesin berkekuatan 986 PK diesel dengan kecepatan maksimal 10,5 knot.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> TNI AL Siapkan Kapal Pengganti KRI Dewaruci

    DPR Bentuk Tim Pengawasan Pemanfaatan Industri Domestik Alutsista

    BANDUNG--MI: Komisi I DPR akan membentuk tim pengawalan pemanfaatan industri domestik untuk alutsista. Tim ini akan melakukan pengawalan pengadaan alutsista mulai dari kebijakan hingga implementasi.

    Pembentukan tim ini dinilai mendesak, karena integrasi antara industri dengan pengguna, dalam hal ini Kementrian Pertahanan dan TNI, belum maksimal. Seusai melakukan pertemuan dengan PT Dirgantara Indonesia (DI) dan PT Dahana, Ketua Komisi I DPR, Kemal Aziz Stamboel menyatakan hasil kunjungan kerja memperoleh temuan yang cukup mengecewakan dalam hubungan antara industri dan pemakai peralatan pertahanan.

    PT DI, PT Dahana, PT Lembaga Elektronik Negara (LEN), dan PT Pindad merupakan produsen persenjataan pertahanan domestik. Namun TNI dan Kementerian Pertahanan belum maksimal melakukan penggunaan atas produk.

    "Dari kunjungan ini kami menemukan permasalahan di lapangan. Dari pertemuan secara langsung kami bisa mengerucutkan dari kebijakan sampai ke implementasi," ujarnya Jumat (12/3).

    Ia menyatakan akan membentuk tim di setiap segmen. "Format ini lebih kecil dan fokus ke area tertentu. Misalnya kedirgantaraan, senjata pertahanan personil, dan lainnya," tuturnya.

    Namun pembentukan tim ini masih menunggu masukan Kementerian Pertahanan dan TNI. Ia ingin tim ini melakukan pengawalan secara menyeluruh dengan mendengarkan aspirasi semua pihak. "Kami ingin melihat perencanaan mereka apakah sudah melibatkan unsur-unsur industri dalam negeri," jelasnya.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> DPR Bentuk Tim Pengawasan Pemanfaatan Industri Domestik Alutsista

    Pesawat Amfibi Bisa Jadi Solusi Strategis


    Pesawat amfibi Beriev BE-200 yang disewa dari Rusia untuk melakukan pemadaman kebakaran lahan di Kalimantan Tengah


    JAKARTA, KOMPAS.com — PT Dirgantara Indonesia ternyata mempunyai kemampuan membuat pesawat amfibi. Sayangnya, kemampuan ini belum dimanfaatkan secara maksimal untuk bangsa ini. Padahal, kalau dimanfaatkan, pesawat amfibi bisa menjadi solusi strategis dan ekonomis bagi Indonesia.
    "Harusnya, pesawat itu bisa menjadi solusi bagi Indonesia, baik karena pertimbangan alam yang memiliki lautan yang luas dan sungai yang banyak, maupun dalam konteks tourisme," ujar anggota Komisi I dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Al Muzzammil Yusuf, yang menghubungi Kompas di Jakarta, Jumat (12/3/2010), setelah kemarin melakukan kunjungan kerja ke PT DI.
    Selain itu, menurut Al Muzzammil Yusuf, keamanan terbang dan kondisi pertahanan dan keamanan wilayah Indonesia yang terpencil juga cocok dengan pesawat amfibi. "Karena ia bisa landing di banyak tempat di wilayah Indonesia tanpa terhambat infrastruktur darat," ujarnya.
    Seharusnya Presiden melalui Menteri Pertahanan, Menteri BUMN, dan Menteri Dalam Negeri bisa mengkaji kebutuhan daerah untuk membuka jalur transportasi melalui sarana pesawat amfibi itu.
    "Dengan cara ini juga akan mengembangkan industri PT DI jika terjadi pemesanan berbagai daerah baik provinsi maupun kabupaten," ujarnya.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Pesawat Amfibi Bisa Jadi Solusi Strategis

    Obama Datang, Perairan Bali Dijaga Tujuh Kapal Perang

    DENPASAR, KOMPAScom — Menjelang kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Bali, Pangkalan TNI AL Benoa, Denpasar, mulai melakukan persiapan pengamanan di wilayah teritorialnya.
    Salah satu bentuk keseriusan pengamanan di wilayah laut ini, Lanal Benoa akan mendatangkan tujuh kapal perang dari Lantamal V Surabaya. "Wilayah perairan Bali masih sangat rawan sebagai pintu masuk para teroris dan berbagai kejahatan lainnya," ujar Brigjend Marinir Halim A Hermanto, Komandan Lantamal V Surabaya, seusai memimpin serah terima jabatan Danlanal Denpasar.
    "Kami akan memperketat pengamanan di pelabuhan-pelabuhan kecil sekitar wilayah Bali," kata Kolonel Laut Pelaut Wayan Suarjaya, Danlanal Benoa, Denpasar, yang baru saja dilantik menggantikan Kolonel Laut Pelaut Ketut Aria Budana.
    Terkait kedatangan Obama, TNI AL sudah mengerahkan ratusan personel untuk mengawal perairan Bali dan didukung tujuh kapal tempur Surabaya. Rencananya, kapal-kapal ini akan berada di Bali seminggu sebelum kedatangan Obama.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Obama Datang, Perairan Bali Dijaga Tujuh Kapal Perang

    Pembelian Kapal Selam Prioritas TNI AL 2011



    KS U-214 sesuai dengan kriteria TNI AL

    TNI Angkatan Laut sangat membutuhkan kapal selam untuk mengamankan wilayah yuridiksi nasional di wilayah laut yang luasnya mencapai 5,9 juta km persegi, terdiri dari 2,7 juta km persegi luas zona ekonomi eksklusif (ZEE), dan 3,2 juta km persegi luas perairan kepulauan dan perairan pedalaman. Keberadaan kapal selam ini juga akan digunakan untuk mengamankan garis pantai Indonesia yang panjangnya mencapai sekitar 81 ribu km persegi.

    "Saat ini, Indonesia hanya memiliki dua kapal selam. Karena itu, TNI AL akan memprioritaskan pembelian kapal selam pada tahun 2011," ungkap Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal), Kolonel Laut (P), Herry Setianegara di Mabes AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (11/3).

    Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan TNI AL sedang memproses pengadaan kapal selam. Perencanaan penambahan kapal selam, menurut KSAL, telah ditetapkan dalam cetak biru (blue print) TNI AL.

    "Penambahan kapal selam tetap mempertimbangkan kondisi keuangan negara. Mengenai jumlah ideal kapal selam bisa dilihat dari berbagai perspektif, misalnya geografis," kata Agus Suhartono.

    Dalam mengadakan kapal selam, kata KSAL, dipertimbangkan kemampuan selam dari kapal selam tersebut. "Kemampuan kapal selam itu bisa menyelam lebih lama, minimal dua minggu. Itu yang paling utama bagi kapal selam. Kalau kapal selam tiap hari harus muncul yah ketahuan. Harus bisa menyelam cukup lama," katanya.

    Direktur Jenderal Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI, Laksamana Muda TNI Gunadi mengatakan anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan dan pemeliharaan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) hingga 15 tahun mendatang sekitar Rp400 triliun. Selain itu, ke depan Kemenhan dan TNI akan memprioritaskan penggunaan alutsista produk dalam negeri. Namun, untuk saat ini beberapa alutsista masih yang berasal dari luar negeri.

    Menurut Gunadi, untuk pengadaan alutsista tahun 2010, masing-masing Angkatan memiliki prioritas. Untuk TNI Angkatan Darat, memprioritaskan pengadaan alutsista seperti helikopter angkut TNI AD, dan peluru kendali. Sedangkan Angkatan Laut di antaranya membutuhkan Perusak Kawat Rudal (PKR), kapal selam, dan tank marinir. Sedangkan untuk Angkatan Udara memprioritaskan pengadaan pesawat latih, pengganti pesawat tempur OV-10, pesawat tempur MK-53, dan hercules.

    Sumber: JURNAL
    Readmore --> Pembelian Kapal Selam Prioritas TNI AL 2011

    PT Dirgantara Indonesia Berkemampuan Buat Pesawat Amphibi


    JAKARTA--MI: Anggota Komisi I DPR Al Muzammil Yusuf menilai PT Dirgantara Indonesia (PT DI) mampu membuat pesawat amphibi.

    "Pesawat amphibi mampu dibuat PT DI," kata Al Muzzamil melalui pesan elektronik seusai kunjungan kerja Komisi I DPR ke PT DI, di Bandung, Kamis (11/3).

    Dia mengatakan pesawat amphibi bisa menjadi solusi bagi negara kepulauan Indonesia karena bisa mendarat di berbagai tempat tanpa hambatan infrastruktur darat. "Pesawat amphibi harusnya menjadi solusi Indonesia, baik karena pertimbangan alam kita, maupun dalam konteks pariwisata, keamanan terbang dan hankam wilayah Indonesia yang terpencil," katanya.

    Melihat keunggulan pesawat amphibi tersebut, anggota DPR dari Fraksi PKS tersebut menyarankan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengembangkan industri PT DI melalui pesawat amphibi tersebut.

    "Harusnya Presiden melalui Menhan, Menristek, Menteri Negara BUMN dan Mendagri bisa menjembatani para kepala daerah untuk bisa memesan dan membuka jalur transportasi melalui sarana pesawat amphibi tersebut," katanya.

    Akan tetapi kondisi neraca finansial perusahaan yang minus menjadi ganjalan serius bagi PT Dirgantara Indonesia untuk melakukan ekspansi yang lebih progresif memproduksi pesawat terbang dan pengerjakan proyek strategis lain di sektor kedirgantaraan.

    "Dari sisi teknologi cukup membanggakan dan sangat bagus. Dengan potensi itu PTDI sebenarnya bisa melangkah lebih maju lagi. Namun sayang neraca finansial yang minus menjadi beban industri strategis itu untuk melakukan ekspansi yang lebih besar," kata anggota Komisi I DPR Enggartiasto Lukito disela-sela kunjungan Komisi I DPR di PTDI.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> PT Dirgantara Indonesia Berkemampuan Buat Pesawat Amphibi

    PT LEN Pertanyakan Pengadaan Alat Komunikasi untuk Alutsista

    BANDUNG--MI: Direktur PT LEN Wahyudin Bagenda mengeluhkan rencana kerjasama pengadaan alat komunikasi untuk pertahanan yang dilakukan oleh Mabes TNI. Kerjasama ini dilakukan dalam program kredit ekspor (KE).

    Saat ini terdapat dua perusahaan asing yang tertarik melakukan kerjasama ini, yakni Thales dari Prancis dan Harris dari Amerika Serikat. Thales menawarkan harga US$60 juta sedangkan Harris menawarkan harga US$62 juta.

    Menurut Wahyudin, Mabes TNI lebih condong memilih Harris. "Dari yang saya lihat ada kecenderungan besar untuk memilih Harris," ujarnya ketika menyambut Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI di Kantor LEN, Bandung, Kamis (11/3).

    Padahal besarnya harga tidak menentukan kualitas. Ia menyatakan kerjasama dengan Thales Prancis lebih menguntungkan. Pihak Thales menjanjikan untuk membangun pabrik di Indonesia jika kerjasama ini dapat dilakukan.

    "Ini sangat penting untuk kemajuan aplikasi teknologi elektronika di Indonesia, baik itu untuk pertahanan ataupun lainnya," tuturnya.

    Saat ini Thales sudah membangun pabrik di 14 negara di dunia. Di negara ASEAN, Thales sudah membangun pabrik di Malaysia. "Kami sudah mempelajari dan kondisi pabrik ini sangat mandiri. Mereka juga menjanjikan 34% dari keuntungan," jelasnya.

    Ia khawatir kerjasama dengan Harris akan menimbulkan masalah. Karena produk yang dijual oleh perusahaan ini buatan Singapura, sedangkan Harris sendiri merupakan perusahaan Amerika Serikat. "Ada ketentuan bahwa alat dan perusahaan harus berasal dari negara yang sama," ungkapnya.

    Alat komunikasi yang ditawarkan memang bersifat khusus. LEN memprioritaskan alat khusus bagi Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC). Sedangkan pasukan wilayah akan menggunakan alat komunikasi biasa.

    "Jika Thales dimenangkan maka akan ada terobosan dalam pengembangan industri alat komunikasi di dalam negeri," tambahnya.

    Menanggapi keluhan ini, Ketua Komisi I DPR Kemal Azis Stamboel menyatakan akan segera melakukan koordinasi dengan stakeholder pertahanan negara, yakni Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI. Menurutnya kunjungan kerja DPR sudah sepakat untuk berpihak pada produk dalam negeri dalam pemenuhan alutsista.

    "Kami akan melakukan koordinasi dengan seluruh stakeholder pertahanan, dalam hal ini adalah Mabes TNI," ungkapnya.

    Menurutnya keberpihakan terhadap produk dalam negeri harus dimulai oleh semua pihak. Walaupun keberpihakan ini tidak dapat dipaksakan. "Terus terang tidak dapat dipaksakan karena produk dalam negeri masih belum cukup memadai. Namun keberpihakan harus dimulai dari yang sudah ada," jelasnya.

    Namun secara keseluruhan problem koordinasi antara seluruh pelaku industri pendukung alutsista dalam negeri juga harus melakukan koordinasi. Karena antara satu industri terkadang tidak memiliki orientasi yang sama.

    Misalnya dalam pembuatan panser oleh PT Pindad. Alat komunikasi yang ada di dalam panser tersebut tidak menggunakan produk PT LEN. "Masalah ini harus dipecahkan dengan duduk bersama. Makanya DPR akan mengumpulkan semuanya," tuturnya.

    Selaku pengawas, DPR dapat melakukan intervensi melalui fungsi budgeting. "Kami harus tahu alokasi yang kami berikan untuk apa, itu jelas. Sehingga orientasi pengadaan alutsista dapat diarahkan," tegasnya. (AO/OL-7

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> PT LEN Pertanyakan Pengadaan Alat Komunikasi untuk Alutsista

    Thursday, March 11, 2010 | 9:36 PM | 0 Comments

    Obama Ingin Rangkul Indonesia dalam Aliansi Militer AS

    Jakarta - Selain bernostalgia, kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dinilai memiliki agenda khusus. Salah satunya, Obama ingin merangkul Indonesia sebagai bagian dari aliansi militer Amerika Serikat (AS).

    "Obama membutuhkan Indonesia sebagai mitra militer dalam konteks latihan fasilitas militer dan aliansi militer. AS ingin Indonesia menjadi bagian dari aliansi," kata pengamat LIPI Siswanto dalam diskusi 'Hubungan Bilateral Indonesia-Amerika' di Gedung LIPI, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (11/3/2010).

    Siswanto mengatakan, sebenarnya ini bukan hal yang baru. Pada tahun 1950-an, kesempatan Indonesia untuk masuk dalam aliansi militer AS pernah mampir. Namun kondisi politik dan sosial pada saat itu tidak memungkinkan karena gerakan nonblok dan kepemimpinan Soekarno.

    "Sekarang konteksnya sudah lewat, perang dingin sudah usai. Apakah perlu atau tidak? Sebagai sebuah gagasan, (aliansi militer) perlu disampaikan," katanya.

    Jika 'tawaran' itu mampir lagi, kata Siswanto, Indonesia dapat menaikkan posisi tawar agar hubungan yang terjadi bisa saling menguntungkan. Misalnya dengan memanfaatkan alih teknologi militer.

    Selain kepentingan militer, kedatangan Obama juga dinilai untuk memperbaiki citra AS di mata dunia Islam. Indonesia menjadi panggung Amerika untuk perbaikan citra, meski di OKI, pengaruh Indonesia masih kalah oleh Malaysia atau Mesir.

    "Obama membutuhkan Indonesia untuk memperbaiki citra AS di dunia Islam. Indonesia negara mayoritas muslim terbesar di dunia, meski pengaruh Indonesia di OKI kurang kuat gaung politiknya dibanding Malaysia atau Mesir," katanya.

    Sumber: Detik News
    Readmore --> Obama Ingin Rangkul Indonesia dalam Aliansi Militer AS

    Serangan Roket dari Pesawat Tak Berawak Amerika Tewaskan 16 Militan

    TEMPO Interaktif, Islamabad - Dua roket Amerika menghajar wilayah Pakistan baratlaut. Setidaknya 16 militan dilaporkan tewas, yang ditemukan dari reruntuhan rumah.

    Serangan dua roket oleh pesawat mata-mata tak berawak ini menghantam sebuah gedung dan kendaraan pada Rabu malam di Waziristan Utara, wilayah yang menjadi benteng Taliban dan militan yang terkait dengan Al-Qaeda di dekat perbatasan Pakistan dengan Afganistan.

    Serangan rudal ini datang saat Presiden Afganistan Hamid Karzai berada di Islamabad untuk mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin Pakistan mengatasi militan Islam yang melancarkan pemberontakan berdarah di kedua sisi perbatasan.

    "Korban tewas dalam serangan telah meningkat menjadi 16 setelah empat mayat lagi ditemukan," kata seorang pejabat keamanan senior. "Setidaknya lima dari mereka yang tewas adalah militan asing."

    Pejabat itu tidak mengungkapkan kebangsaan orang yang tewas itu, tetapi istilah "militan asing" ini sering digunakan untuk merujuk kepada peuang yang berhubungan dengan Al-Qaeda.

    Tujuh militan tewas dalam serangan pertama yang menargetkan markas dan kendaraan di dekat desa Madakhel Mizar, sekitar 50 kilometer sebelah barat Miranshah, di kota utama Waziristan Utara.

    Ini adalah serangan mematikan dari roket Amerika sejak 2 Februari, dengan menjatuhkan 18 misil ke tempat persembunyian militan dan kamp pelatihan di Waziristan Utara, menewaskan 31 orang, sebagian besar militan Islam.

    Penembakan semacam ini telah menewaskan lebih dari 800 orang di Pakistan sejak Agustus 2008. Korban melonjak dalam satu tahun terakhir saat Presiden Amerika Barack Obama menempatkan pasukannya di Pakistan di jantung perjuangannya melawan Al-Qaeda dan Taliban.

    Para pejabat di Washington mengatakan serangan itu adalah alat vital untuk membunuh sejumlah target bernilai tinggi termasuk pemimpin Taliban Pakistan Baitullah Mehsud.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Serangan Roket dari Pesawat Tak Berawak Amerika Tewaskan 16 Militan

    Pindad Jajaki Mesin Panser Dari Mercedes

    Bandung (ANTARA News) - PT Pindad menjajaki penggunaan mesin dari pabrikan otomotif Jerman, Mercedes untuk mesin penggerak Panser 6x6 Anoa produksi BUMN strategis tersebut.

    "Pindad akan menjajaki mesin dari Mercedes yang memiliki kapasitas power yang sama dengan mesin yang digunakan saat ini," kata Direktur Utama PT Pindad, Adik Aviantono di Bandung, Kamis.

    Selama ini, panser Anoa produk PT Pindad menggunakan mesin dari pabrikan Renault Perancis. Menurut dia, mesin itu memiliki kapasitas 320 tenaga kuda (PH).

    Panser tersebut, kata dia, bisa menggunakan mesin dari manapun dengan spesifikasi dan kapasitas 320 PH.

    "Produsen mesin dalam negeri belum ada yang sampai 320 PH, sedangkan standard untuk panser adalah sebesar itu. Sehingga kami belum bisa menggunakan mesin produk dalam negeri," kata Adik.

    Ia menyebutkan, mesin produk nasional saat ini baru dapat menghasilan 220 HP sehingga belum memenuhi spesifikasi untuk power kendaraan tempur seperti panser itu.

    Meski masih ada komponen yang harus didatangkan dari luar negeri atau impor, namun penggunaan kandungan lokal panser Anoa produksi Pindad juga terus meningkatkan kandungan lokalnya dengan bersinergis dengan industri lokal.

    Salah satunya plat baja kini sudah menggunakan produk baja PT Krakatau Steel Banten dengan spesifikasi yang standard kendaraan tempur. Sehingga tidak lagi harus mengimpor dari luar negeri.

    "Kandungan lokal panser Anoa saat 6x6 Anoa saat ini sudah mencapai 53 persen, beberapa komponen masih impor seperti powerpack dan gearbox," kata Adik.

    Ia menyebutkan, saat ini Pindad masih menyelesaikan panser pesanan Dephan yang akan diserahkan pada 2010 ini. Selain itu pihaknya juga terus mencari pasar dengan mengikuti tender di luar negeri, salah satunya di Malaysia.

    "Saat ini kami sudah bisa head to head dengan produsen panser lainnya di dunia, meski demikian masih terkendala untuk pengadaan mesinnya yang saat ini masih harus import," kata Adik menambahkan.

    Selain memroduksi panser, PT Pindad memproduksi amunisi kaliber besar dan kecil, senjata genggam, senjata laras panjang SS-1 dan SS-2, senjata sniper serta beberapa alutsista lainnya.

    PT Pindad juga memproduksi komponen prasarana kereta api, perlengkapan kapal laut, sparepart berbagai mesin serta produksi tabung gas elpiji.(S033/A024)

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Pindad Jajaki Mesin Panser Dari Mercedes

    AS Janjikan Bantuan Bangun Pusat Latihan Antiteror di Kyrgyztan

    BISHKEK--MI: Amerika Serikat (AS) akan membantu Kyrgyzstan membangun pusat pelatihan anti-terorisme di negara Asia Tengah tempat Washington mengoperasikan pangkalan udara militer penting itu, demikian diumumkan kedutaan besar AS, Rabu (10/3).

    Langkah tersebut mungkin akan mengusik Rusia yang memiliki pangkalan militer di bekas Uni Soviet itu. Tindakan itu juga terjadi saat kekhawatiran mengenai keamanan meningkat di wilayah yang diapit oleh China, Iran, Afghanistan, dan Rusia itu.

    Kedutaan besar AS di Kyrgyzstan mengatakan, mereka bakal menggelontorkan dana senilai US$5,5 juta untuk membangun pusat latihan itu di Batken, yang berada di wilayah Kyrgyzstan selatan. Padahal di tempat yang sama, pejabat Rusia telah menawarkan membangun fasilitas militer.

    Dalam pernyataan resmi, Kedutaan Besar AS menekankan fasilitas itu akan dirampungkan atas permintaan Kyrgyzstan. "AS tidak pernah dan tak akan berusaha untuk memperoleh pangkalan di Kyrgyzstan selatan," katanya. "Pusat pelatihan antiterorisme ini merupakan bagian dari kerja sama keamanan AS-Kyrgyzstan yang lebih luas," demikian pernyataan terulis itu.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> AS Janjikan Bantuan Bangun Pusat Latihan Antiteror di Kyrgyztan

    Panglima TNI dan Kapolri Hadir di Latgab di Monas

    JAKARTA, KOMPAS.com - Latihan gabungan penanggulangan aksi teror antara Polri dan TNI dibuka di lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Kamis (11/3/2010). Latihan ini diikuti seluruh matra, termasuk Kostrad, Brimob, Kopassus, Debravo Paskha TNI AU, Denjaka TNI AL, dan lainnya.

    Pantauan Kompas.com, telah hadir di lapangan Monas, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Kepala Polri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Kabareskrim Komjen Ito Sumardi, Kapolda Metro Jaya Irjen Wahyono, dan pucuk pimpinan masing-masing matra.

    Pada pembukaan latihan kali ini, Polri dan TNI turut membawa peralatan tempur mereka, seperti helikopter, tank, dan lainnya.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Panglima TNI dan Kapolri Hadir di Latgab di Monas

    Wednesday, March 10, 2010 | 6:54 PM | 0 Comments

    Cegah Teroris di Perairan, TNI AL-India Patroli Bersama

    TEMPO Interaktif, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut dan Angkatan Laut India menggelar patroli bersama di Selat Malaka yang merupakan wilayah perbatasan perairan laut Indonesia dan India. Patroli bernama India-Indonesia Coordinate Patrol (Indido Corpet) ini dilakukan dalam waktu satu bulan sejak Jumat (5/3) pekan lalu. Lingkup patroli sekitar Kepulauan Andaman-Nicobar, India dan Pulau Weh, Indonesia.

    Menurut Kepala Bagian Biro Humas Kementerian Pertahanan Kolonel I Wayan Midhio, patroli itu merupakan tindak lanjut dari informasi yang diberikan Angkatan Laut Singapura tentang kemungkinan kegiatan teroris di Selat Malaka. “Untuk patroli dengan India, kami menurunkan dua kapal patroli,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (10/3).

    Selain itu, TNI AL pun masih melakukan patroli bersama dengan Thailand, Singapura, dan Malaysia dalam operasi Malacca Straits Sea Patrol, operasi Alur Pari, dan Operasi Taring Pari. Ketiga operasi ini menggunakan kapal patroli dari Armada Barat, yang bersandar di pangkalan Belawan, Sabang, dan didukung dari Kalimantan. “Jumlah kapal yang dikerahkan tergantung pimpinan pangkalan dan bekerjasama dengan negara tetangga.”

    Selain Selat Malaka, Angkatan Laut juga mengintesifkan patroli di Selat Sunda dalam operasi Rakapa Jaya, Selat Makssar, perairan Papua, Maluku hingga Filipina. “Beberapa teroris di darat memang sudah ditangkap, seperti Aceh dan Jakarta, tapi di laut belum ada penangkapan,” kata Wayan.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Cegah Teroris di Perairan, TNI AL-India Patroli Bersama

    Pasukan Elite TNI/Polri Gelar Latgab Antiteror di Jakarta

    JAKARTA, KOMPAS.com — Pasukan elite dari tiap kesatuan di tubuh TNI dan Polri akan menggelar latihan bersama penanggulangan terorisme di Jakarta mulai Kamis (11/3/2010) besok hingga Senin (15/3/2010).

    Penjelasan ini disampaikan oleh Juru Bicara TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen yang dihubungi Kompas.com, Rabu (10/3/2010) sore. "Tanggal 11 akan dibuka di Monas oleh Panglima TNI dan Kapolri, dilanjutkan dengan geladi lapangan," kata Sagom.

    Adapun, pasukan yang bakal terlibat terdiri dari Satuan 81 Penanggulangan Teror Komando Pasukan Khusus (Gultor Kopassus) TNI Angkatan Darat, Detasemen Jala Mangkara (Den Jaka) TNI Angkatan Laut, Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut, Detasemen Bravo TNI Angkatan Udara, dan Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian RI. "Intinya latihan ini akan melibatkan seluruh pasukan yang mempunyai kemampuan penanggulangan teror di Polri dan TNI," jawabnya singkat.

    Sementara mengenai lokasi latihan antiteror tersebut, diperoleh informasi bahwa Gultor dan Brimob akan berlatih lapangan di Gedung BEJ Jakarta, Kopassus di Hotel Borobudur, Denbravo Paskhas di Bandara Soekarno-Hatta, dan Denjaka belum dipastikan tempatnya.

    Namun, Sagom pun belum bisa memberikan konfirmasi mengenai informasi itu. Ia mengatakan, lokasi latihan akan ditentukan lebih jauh setelah pembukaan acara. Ia hanya menyebutkan lokasi latihan ada di Jakarta dan sekitarnya. "Tanggal 11 kan dibuka, tanggal 12 di ruangan, baru tanggal 13 latihan di lapangan. Di mana-mananya kita tentukan setelah latihan di ruangan," jawabnya.

    Ia mengatakan, acara ini akan ditutup pada tanggal 15 Maret 2010. "Rencananya akan ditutup di Halim," ujar Sagom.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Pasukan Elite TNI/Polri Gelar Latgab Antiteror di Jakarta

    Duta Besar Timor Leste Ingin Tingkatkan Kerjasama Militer

    Jakarta, Pelita - Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Timor Leste untuk Indonesia Manuel de Araujo Serrano, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (9/3).
    Kunjungan Dubes LBPP Timor Leste untuk Indonesia disambut dengan Jajar Kehormatan di Plaza Mabes TNI, Jakarta Timur. Kunjungan ini merupakan perkenalan Manuel Serrano selaku Duta Besar ke-tiga Republik Demokratis Timor Leste (RDTL) untuk Indonesia yang dijabat sejak April 2009 dan bertujuan untuk meningkatkan hubungan kerjasama militer melalui latihan dan pendidikan yang akan direalisasikan setelah adanya perjanjian pertahanan dan disahkannya perjanjian antara kedua negara tersebut.
    Selain itu, juga sebagai bukti pentingnya kerjasama militer dan pertahanan antara dua negara. Pemerintah RDTL akan mengangkat seorang Atase Pertahanan yang akan berkedudukan di Jakarta.
    Kadispenum Puspen TNI Kolonel Lek Ir Prakoso kepada Pelita, tadi malam menjelaskan putra Timor Leste yang lahir pada 17 Juni 1972 di Timor Leste, pernah mengenyam pendidikan di salah satu universitas di Jawa Timur Jurusan Teknik Sipil.
    Sebelum menjadi Duta Besar RDTL untuk Indonesia karir yang pernah dijabat adalah General Manager Tunas Foundation Jakarta tahun 1997, Anggota Pusat Penerangan Departemen Penerangan Jakarta tahun 1998, Presiden Yayasan Xanana Gusmao tahun 2002, Menteri Luar Negeri dan Kerjasama RDTL tahun 2006 dan Konsulat Jenderal Timor Leste tahun 2008.
    Turut hadir mendampingi Panglima TNI antara lain Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Rasyid Qurnuen Aquary, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Suprapto, SIP; dan Kapuspen TNI Marsda TNI Sagom Tamboen, SIP.

    Sumber: PELITA
    Readmore --> Duta Besar Timor Leste Ingin Tingkatkan Kerjasama Militer

    RI Masih Minati F-16 dan Hercules dari AS


    F-16 type C/D

    Jakarta- Pemerintah RI masih meminati pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dan pesawat angkut berat Hercules dari Amerika Serikat. Dirjen Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan RI, Laksamana Muda TNI Gunadi ketika dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (9/3) mengatakan, kedua pesawat itu telah lama digunakan Indonesia dan efektif untuk mengemban berbagai misi baik misi militer (F-16 dan Hercules) maupun misi kemanusiaan (Hercules).
    Dengan dicabutnya embargo militer AS kepada Indonesia pada 2005, maka Indonesia mudah untuk mendapatkan suku cadang bagi kedua jenis pesawat itu melalui fasilitas FMS (Foriegn Military Sale), sehingga tingkat kesiapannya dapat kita pelihara terus, namun anggaran tidak selalu tersedia. Itu saja kendalanya, tutur Gunadi.
    F-16 Fighting Falcon merupakan jenis jet tempur multifungsi yang dikembangkan oleh General Dynamics, perusahaan bidang pertahanan AS, dan telah digunakan di hampir 25 negara termasuk Indonesia.

    Sumber: PELITA
    Readmore --> RI Masih Minati F-16 dan Hercules dari AS

    Pengadaan Kapal Korvet Diproses Pekan Depan

    JAKARTA--MI: Kementerian Pertahanan memperkirakan proses pengadaan korvet jenis perusak kawal rudal (PKR) akan masuk proses di Kemenhan pada minggu depan. Tiga negara sudah mendaftar untuk pembuatan kapal yang memiliki panjang 105 meter tersebut.

    "Sudah ada tiga calon yang sudah mendaftar di TNI AL yang sedang diproses. Ada Belanda, selain itu Italia dan Rusia, yang sanggup kerjasama membuat korvet itu di PT PAL," kata Dirjen Sarana Pertahanan Kemenhan Laksda Gunadi di Jakarta, Selasa (9/3).

    KSAL Laksamana Agus Suhartono sebelumnya mengatakan bahwa produksi PKR diharapkan bisa dilakukan pada tahun ini. Pembuatan PKR akan dilaksanakan secara kerjasama dengan negara lain sebagai bagian dari alih teknologi. Pemerintah sudah mengalokasikan sejumlah 700 juta dolar untuk pembuatan satu buah PKR.

    Gunadi menegaskan tidak mungkin seluruh alutsista diproduksi di dalam negeri. Kendala teknologi menjadi salah satu hambatan bagi BUMNIS untuk memproduksi alutsista berteknologi canggih. Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah akan semaksimal mungkin mendayagunakan kemampuan dalam negeri.

    "Kita buat semaksimal mungkin diproduksi di dalam negeri, tapi tidak mungkin diadakan seluruhnya di dalam negeri. Misalnya, kita membuat pesawat tempur yang canggih dan hanya diperlukan dua skuadron, ga mungkin sendiri, pasti kerja sama dengan negara lain. Tapi, kita pastikan industri dalam negeri kebagian perkerjaannya atau kita sebut ToT," tandasnya.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> Pengadaan Kapal Korvet Diproses Pekan Depan

    Anggaran Alutsista TNI Rp400 Triliun

    Direktur Jenderal Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI, Laksamana Muda TNI Gunadi mengatakan anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan dan pemeliharaan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsita) hingga 15 tahun mendatang sekitar Rp 400 triliun. Selain itu, ke depan Kemenhan dan TNI akan memprioritaskan penggunaan alutsista produk dalam negeri. Namun, untuk saat ini beberapa alutsista masih yang berasal dari luar negeri.

    "Untuk ke depan Kemenhan akan memaksimalkan penggunaan Alutsista produk dalam negeri," kata Laksamana Muda TNI Gunadi usai Rapat Koordinasi Kemenhan dengan BUMNIS di Kantor Kemenhan, Jakarta, Selasa (9/3).

    Menurut Gunadi, rapat koordinasi yang dihadiri seluruh BUMN Industri Pertahanan dan perwakilan dari Kementerian Keuangan, Bappenas, Kementerian Riset dan Teknologi, Kemeneg BUMN, Kementerian Perindustrian, unsur perguruan tinggi dan dan TNI itu dimaksudkan untuk mensinkronkan rencana kegiatan dalam rangka revitalisasi industri pertahanan.

    Gunadi menjelaskan Kemenhan menetapkan tahun 2010 sebagai babak baru dari program pembuatan alutsista dari dalam negeri. Untuk saat ini, menurut Gunadi, Alutsista yang bisa diproduksi dari dalam negeri, antara lain, amunisi, payung, helm, senjata perseorangan dan senjata kelompok, kapal cepat, panser.
    Dia mengatakan masing-masing Angkatan pada tahun 2010 memiliki program prioritas pengadaan alutsita. Untuk TNI Angkatan Darat, katanya, memprioritaskan pengadaan alutsista seperti helikopter angkut TNI AD, rudal, dan peluri kendali. Sedangkan Angkatan Laut diantaranya membutuhkan Perusak Kawat Rudal (PKR), kapal selam, dan tank marinir. "Untuk kapal selam sedang diproses, dan tank marinir mulai didatangkan dari Rusia," katanya.

    Sementara itu, Angkatan Udara akan memprioritaskan pengadaan pesawat latih, pengganti pesawat tempur OV-10, pesawat tempur MK-53, dan hercules. Gunadi menyebutkan alutsista yang masih tergantung dari produk dari luar negeri antara lain, pesawat tempur, helikopter serbu, kapal selam, korpet, senjata berat, kanon, tank, sebagian peluri kendali, dan peluri kaliber besar.

    Ketika ditanya negara mana yang menjadi tujuan pengadaan alutsista, menurut dia, di antaranya berasal dari Amerika Serikat, Rusia, Jerman, Belanda, Prancis, Belgia, Polandia, China, dan Korea. Mengenai sumber pembiayaan pengadaan alutsista, menurut Gunadi, berasal dari anggaran rutin masing-masing Angkatan, anggaran pinjaman dalam negeri, dan kredit ekspor. Terkait penggunaan anggaran pengadaan alusista tersebut, Kemenhan tetap memperhatikan aspek pengadaan alutsista secara multiyears.

    Sumber: JURNAL
    Readmore --> Anggaran Alutsista TNI Rp400 Triliun

    Intelijen Singapura: Teroris Akan Bajak Kapal Tanker

    JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan Brigjen I Wayan Midhio membenarkan instruksi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro beberapa waktu lalu ke Markas Besar TNI agar meningkatkan patroli pengamanan Selat Malaka. Pengamanan dilakukan berkoordinasi dengan dua negara pesisir lain, Malaysia dan Singapura, terkait peringatan dari pihak intelijen Angkatan Laut Singapura soal kemungkinan peningkatan aktivitas teroris, terutama di kawasan Aceh.

    Pernyataan itu disampaikan Wayan, Selasa (9/3/2010), seusai jumpa pers pertemuan Forum Penentu Kebijakan, Pengguna, dan Produsen Bidang Alutsista di Kementerian Pertahanan. Sebagai salah satu bagian dari littoral state yang bertanggung jawab atas pengamanan kawasan Selat Malaka, Indonesia selama ini memang saling bertukar informasi intelijen dengan kedua negara lain.

    Wayan mengaku belum berani memastikan kemungkinan adanya keterkaitan erat antara keberadaan para teroris di Aceh dan kemungkinan serangan teroris di kawasan Selat Malaka. Walau demikian, dia membenarkan bahwa hal seperti itu bisa saja terjadi.

    “Biasanya sebelum menjalankan aksi teror yang lebih besar, para teroris itu akan terlebih dulu mengumpulkan dana untuk membiayai aksi mereka. Boleh jadi, caranya dengan membajak atau merompak dan lain sebagainya. Nanti mungkin saja ketika dana telah terkumpul, mereka lalu melakukan kegiatan teror yang jauh lebih menghebohkan,” ujar Wayan.

    Lebih lanjut, Wayan memaparkan bahwa informasi intelijen dari pihak Singapura adalah soal akan adanya teroris yang berencana membajak kapal tanker pengangkut minyak di kawasan Selat Malaka. Modus serupa terjadi di perairan Somalia, Afrika. Meskipun demikian, informasi intelijen dari Singapura itu menurutnya tidak menyebutkan secara rinci mengenai kelompok teroris mana yang bermain di Aceh.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Intelijen Singapura: Teroris Akan Bajak Kapal Tanker

    Tuesday, March 9, 2010 | 1:44 PM | 0 Comments

    Korut Bentuk Unit Rudal Jarak Sedang

    Seoul (ANTARA News) - Korea Utara telah membentuk divisi independen militer untuk menyebarkan dan mengoperasikan rudal-rudal balistik jarak sedangnya, menurut satu laporan Selasa.

    Sumber pemerintah Korea Selatan dikutip oleh kantor berita Korea Selatan, Yonhap, mengatakan gerakan itu mengindikasikan keputusan Korea Utara untuk terus mengembangkan rudal balistik jarak menengahnya (IRBM).

    Dengan jarak lebih dari 3.000 kilometer, rudal ini berkemampuan menghantam pangkalan-pangkalan militer Amerika Serikat di Jepang dan Guam, sebagaimana dikutip dari AFP.

    Korea Utara telah mengabaikan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang memerintahkan pihaknya menghentikan program kerja rudal balistiknya.

    "Kami percaya bahwa operasi dari satuan yang terpisah ini mengindikasikan niat Korea Utara untuk memproduksi IRBM baru," kata sumber tersebut.

    "Rudal-rudal ini bisa menjangkau pangkalan militer AS di Jepang dan juga di Guam."

    Buku putih kementerian pertahanan Korea Selatan 2008 membenarkan, bahwa Korea Utara baru-baru ini menyebarkan rudal-rudal jarak menengahnya setelah mereka kembangkan sejak akhir tahun 1990-an. Namun laporkan itu tidak memberikan rincian.

    "Kami menduga bahwa ini adalah hal yang biasa saja bagi Korea Utara untuk memiliki unit berkaitan dengan sistem bersenjataannya. Namun kami tidak bisa membenarkan, apakah divisi seperti itu telah dibentuk," kata juru bicara kementerian, Won Tae-Jae, dalam suatu pertemuan.

    Korea Utara telah mengembangkan satu rudal yang dinamakan Musudan-1 dengan kemampuan jangkauan 3.000 kilometer, sebagai tambahan rudal antar-benua Taepodong, kata para pakar.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Korut Bentuk Unit Rudal Jarak Sedang

    Korut Siap Dialog, Siap Perang dengan AS

    SEOUL--MI: Korea Utara menyatakan pihaknya akan memperkuat kemampuan penangkis nuklirnya untuk menjawab ancaman militer Amerika Serikat, dan mempersiapkan untuk dialog dan perang dengan Washington.

    Komentar juru bicara Kementerian Luar Negeri ini muncul, Selasa (9/3), setelah AS dan Korea Selatan meluncurkan latihan militer besar, Senin, yang digambarkan oleh Korea Utara sebagai gladi resik untuk penyerangan.

    Negara komunis itu mengatakan, pihaknya telah memerintahkan pasukan militernya untuk siaga penuh dan mengumumkan kesiapannya untuk "meledakkan" fasilitas-fasilitas Korea Selatan.

    AS dan Korea Selatan mengatakan, latihan militer tahunan bersandi Pemecahan Penting/Anak Elang, yang melibatkan 18.000 tentara Amerika dan 20.000 prajurit Korea Selatan itu, adalah untuk pertahanan.

    Korea Utara seperti biasanya menanggapi marah latihan-latihan perang di selatan perbatasan itu, namun mereka bisa melewatinya tanpa adanya insiden besar.

    Latihan perang tahun ini bersamaan dengan upaya-upaya diplomatik untuk membawa Korea Utara kembali ke meja perundingan perlucutan senjata nuklir enam negara.

    Korea Utara keluar dari forum itu April tahun lalu, sebulan sebelum pihaknya melakukan uji coba senjata atomnya yang kedua.

    Sebagai prasyarat untuk kembali ke meja perundingan, Korea Utara meminta komitmen AS untuk membuka perundingan-perundingan mengenai perjanjian perdamaian, untuk menggantikan gencatan senjata yang mengakhiri
    Perang Korea 1950-1953.

    Juru bicara kementerian itu, dikutip oleh kantor berita resmi Pyongyang (KCNA), menyebut latihan militer itu sebagai 'latihan perang nuklir yang dimaksudkan sebagai serangan pendahuluan' terhadap Korea Utara.

    Latihan itu membuktikan kebenaran usulan untuk membuat perjanjian perdamaian, kata juru bicara itu menambahkan.

    "DPRK (Korea Utara) siap sepenuhnya untuk berdialog dan perang. Korea Utara akan terus meningkatkan kemampuan pencegahan serangan nuklirnya sepanjang ancaman militer AS dan provokasi-provokasi masih saja terus berlangsung," katanya.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> Korut Siap Dialog, Siap Perang dengan AS

    Densus 88 Baku Tembak, Satu Teroris Tewas

    JAKARTA--MI: Warga Pamulang, Tangerang, Banten, Selasa (9/3), dikejutkan dengan suara tembakan yang berasal dari sebuah ruko Multiplus Business Center di Jl Prabu Siliwangi sekitar 11.15 WIB.

    Menurut seorang saksi mata, kejadian yang berlangsung selama 15 menit itu bertempat di lantai dua ruko Multiplus. Baku tembak terjadi antara Densus 88 dan beberapa orang. Dikabarkan, sebanyak satu orang tewas dan kini telah dievakuasi. Dua orang lainnya ditangkap.

    Ruko yang berdekatan dengan sebuah danau itu berlokasi di kawasan padat penduduk. Sebanyak 15 anggota polisi dari Densus 88 terlihat berada di lokasi tersebut untuk berjaga-jaga.

    Dengan mengenakan rompi dan helm baja serta senjata laras panjang, para anggota Densus menghalau kerumunan warga yang mendekati lokasi itu. Namun hingga kini belum ada keterangan apa pun dari pihak kepolisian, apakah isiden itu terkait dengan terorisme atau narkoba.

    Ramainya warga yang berkerumun menyebabkan jalan macet dan menghambat masuknya ambulans.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> Densus 88 Baku Tembak, Satu Teroris Tewas

    Wakadiv Humas Polri Bungkam Soal Intimidasi Wartawan

    JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen (Pol) Sulistyo Ishak tak mau berkomentar mengenai aksi intimidatif yang dilakukan aparat Provost kepada sejumlah pewarta foto dan wartawan di Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok, Selasa (9/3/2010) siang.

    "Saya lagi rapat," ucap Sulistyo singkat saat dihubungi melalui telepon selulernya. Sementara itu, hingga saat ini telepon seluler milik Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Edward Aritonang tidak aktif.

    Para pewarta foto dan wartawan menjadi saksi mata dari kecelakaan yang menimpa seorang prajurit yang terjatuh dari helikopter dalam latihan gabungan antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) tersebut.

    Seperti diberitakan sebelumnya, seorang petugas polisi meluncur bebas hingga terbentur ke tanah ketika turun dengan menggunakan tali dari helikopter. Tak lama, sebuah ambulans langsung mengevakuasi tubuh si prajurit yang hingga kini belum diketahui identitas dan kondisinya. Sebab, semua pihak bungkam.

    Sebelumnya, saat melihat kecelakaan itu, beberapa fotografer langsung mendekat dan mengambil gambar. Setelah petugas yang terjatuh itu dievakuasi ke dalam ambulans, beberapa polisi langsung membentak-bentak fotografer yang berada di lokasi.

    Seorang Provost membentak fotografer dan meminta agar foto insiden itu dihapus dari kamera. Fotografer hanya terdiam. Petugas langsung menggiring beberapa fotografer ke suatu ruangan di salah satu gedung. Di temapat itu, petugas meminta semua fotografer memperlihatkan gambar yang terekam di dalam kamera dan meminta dihapus.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Wakadiv Humas Polri Bungkam Soal Intimidasi Wartawan

    Naas, Satu Prajurit Jatuh dari Helikopter

    JAKARTA, KOMPAS.com — Kecelakaan terjadi saat latihan gabungan antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok, Selasa (9/3/2010). Seorang petugas polisi jatuh ketika terjun dari helikopter.

    Saat insiden terjadi, TNI dan Polri mengadakan latihan gabungan untuk antisipasi aksi terorisme di Indonesia. Simulasi pertama, ditampilkan adanya penyerangan Hotel Borobudur oleh kelompok terorisme. Simulasi itu berjalan lancar. Insiden terjadi pada simulasi kedua dengan adegan penyerangan Gedung Bursa Efek Jakarta.

    Saat itu tim melakukan penyerangan ke lokasi. Tim mengirimkan personel dengan menggunakan helikopter. Ketika akan turun dari ketinggian dengan menggunakan tali, seorang petugas meluncur bebas hingga jatuh ke tanah.

    Prajurit naas itu kemudian langsung dievakuasi ke dalam ambulans. Tidak diketahui bagaimana kondisi petugas itu. Ketika dikonfirmasi, tidak ada satu pun petugas di lapangan yang bersedia berkomentar.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Naas, Satu Prajurit Jatuh dari Helikopter

    Monday, March 8, 2010 | 6:00 PM | 0 Comments

    Polisi Periksa Dua Anggota Konsorsium Uji Roket Pindad

    TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepolisian Resor Lumajang siang ini (8/3) memeriksa dua anggota konsorsium uji coba roket buatan PT Pindad. Keduanya, adalah Wargita, Legal and Public Relation Manager PT Land Industries Persero Electronic for Industry and Infrastructure dan Darman Maparanga, Direktur Teknologi dan Produksi PT Land Industries Persero Electronic for Industry and Infrastructure.

    Pemeriksaan tersebut berkaitan dengan uji coba roket pada Rabu (27/1) lalu di Lapangan Tembak TNI AU Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur yang nyasar ke rumah warga hingga melukai dua orang diantaranya.

    Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Lumajang Ajun Komisaris Kusmindar mengatakan pihaknya masih menghimpun data dan keterangan dari para saksi. "Saya belum bisa memberikan komentar,” kata Kusmindar kepada TEMPO siang ini.

    Menurut Kusmindar, pihaknya berupaya untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya terkait penyebab insiden tersebut. Pihak konsorsium sempat mengirimkan surat permintaan penundaan berkaitan dengan surat panggilan polisi pekan lalu.

    Seperti diberitakan, uji coba peluncuran roket buatan PT Pindad pada Rabu (27/1) ke rumah warga dan melukai pasangan suami istri, Muhammad, 55 tahun dan Tiamah, 45 tahun, serta nyasar ke tambak udang milik warga di Desa Meleman Kecamatan Yosowilangun yang jaraknya lebih dari 15 kilometer dari lokasi peluncuran.

    Konsorsium antara lain PT Pindad, Kementerian Riset dan Teknologi serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) menanggung seluruh biaya perawatan dan pengobatan hingga sembuh. Korban juga diberi santunan Rp 300 ribu sebulan selama tiga tahun. Kedua korban sempat menjalani perawatan selama 24 hari di RSUD dr Haryoto Lumajang.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Polisi Periksa Dua Anggota Konsorsium Uji Roket Pindad

    AS-Korsel Gelar Latihan Gabungan Militer

    SEOUL, KOMPAS.com - Puluhan ribu tentara AS dan Korea Selatan, Senin (8/3/2010) menggelar latihan gabungan militer tahunan meski ada ancaman dari Korea Utara, yang menyatakan kegiatan itu satu persiapan bagi perang nuklir.

    Komando militer tertinggi Korea Utara mengumumkan pihaknya menempatkan 1,2 juta personil angkatan bersenjata dalam siaga untuk menanggapi awal dari apa yang disebutnya manuver-manuver uji coba perang nuklir.

    "Pelatihan Key Resolve/Foal Eagle 10 hari itu melibatkan 18.000 tentara AS, termasuk 10.000 yang tidak berpangkalan di Korea, dan 20.000 tentara Korea Selatan," kata juru bicara Komando Pasukan Gabungan AS-Korsel.

    Jumlah itu lebih kecil dibanding jumlah personil yang terlibat dalam latihan gabungan tahun lalu. Tidak terlihat kapal induk AS, tapi menurut juru bicara pengurangan jumlah personil dalam pelatihan itu hanya untuk alasan-alasan operasional.

    Korsel dan AS, yang menggelar 28.500 tentara di negara itu, mengatakan pelatihan itu semata-mata untuk pertahanan.

    Korut biasanya menuduh kegiatan itu sebagai awal bagi invasi dan mengancam akan melakukan tindakan balasan, walaupun pelatihan perang itu biasanya berlangsung tanpa insiden penting.

    Militer negara komunis itu, mengancam akan melakukan kekuatan fisik tanpa ampun untuk menanggapi setiap serangan dan mengatakan pihaknya tidak terikat lagi dengan perjanjian gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea tahun 1950-1953.

    Militer Korut berikrar akan menghentikan usaha-usaha perlucutan senjata nuklirnya dan memperkuat persenjataan atomnya.

    Korut sedang mendapat tekanan untuk kembali ke meja perundingan enam negara yang negara itu tinggalkan April tahun lalu, sebulan sebelum melancarkan uji coba nuklir kedua.

    Senin komando tertinggi militer, yang dipimpin Kim Jong Il mengatakan, pasukan telah disiagakan untuk melumpuhkan setiap serangan dan meledakkan benteng para agresor, jika diperintahkan.

    Komando itu juga menyerukan agar pasukan reguler dan cadangan melakukan latihan bela negara seandainya penyerang memasuki wilayah udara, darat dan laut Korut, yang tak bisa diganggu walaupun 0,001 milimeter sekalipun.

    Para pejabat Korsel mengatakan tidak ada gerakan militer yang luar biasa dilaporkan di Korut dan lintas perbatasan berjalan seperti biasa.

    Dalam pelatihan tahun lalu Korut tiga kali memutuskan akses ke kawasan industri yang ditangani bersama di Kaesong persis utara perbatasan itu.

    Sekitar 20 aktivis melakukan unjuk rasa di pangkalan militer AS yang digunakan sebagai pos komando pelatihan di Seongnam, pinggiran selatan Seoul.

    "Hentikan pelatihan yang bertujuan menyerang Korea Utara" teriak mereka.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> AS-Korsel Gelar Latihan Gabungan Militer

    Tiga Pesawat F-16 Akan Kawal Obama

    DENPASAR, KOMPAS.com — Meski belum mendapat kepastian jadi tidaknya kedatangan Presiden AS Barack Obama ke Bali, sejumlah persiapan kini mulai dilakukan untuk menyambut kedatangan orang nomor satu Negeri Paman Sam tersebut.

    Pengamanan ekstraketat akan dilakukan dengan menyiagakan 3 pesawat tempur F-16 milik TNI AU di Bandara Ngurah Rai mulai tanggal 18 Maret mendatang. "Pesawat F-16 datang ke Bali sebagai upaya kesiapsiagaan menyambut kedatangan Obama," ujar Heru Legowo, General Manager PT Angkasa Pura I, saat ditemui di kantornya.

    Namun, Heru Legowo memastikan kedatangan pesawat tempur F-16 ini tidak akan memengaruhi jadwal penerbangan di Bandara Ngurah Rai. "Kami akan bekerja keras untuk mengatur lalu lintas pesawat karena F-16 manuvernya luar biasa," tambah Heru Legowo.

    Pihak Bandara Ngurah Rai kini terus melakukan koordinasi dengan Pangkalan TNI AU Ngurah Rai untuk mempersiapkan segala fasilitas menyambut kedatangan Barack Obama ke Bali yang diperkirakan antara tanggal 20 Maret dan 25 Maret.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Tiga Pesawat F-16 Akan Kawal Obama

    Polri Yakin Tangani Teroris Aceh Tanpa TNI

    JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri menegaskan, Polri yakin dapat memberantas kelompok teroris di Aceh tanpa turut campur Tentara Nasional Indonesia (TNI), meskipun tiga orang polisi telah tewas saat penggerebekan.

    "Tidak. Tidak ada. Karena ini sepenuhnya akan ditangani kepolisian. Karena ini penegakan hukum," ucap Kapolri di Jakarta, Senin ( 8/3/2010 ), ketika ditanya apakah akan melibatkan TNI dalam penanganan di Aceh.

    Kapolri menjelaskan, pihaknya telah mengirimkan personil tambahan sebanyak satu satuan setingkat kompi ke Aceh untuk membantu personil di sana. Pihaknya masih memburu puluhan anggota teroris lain yang identitasnya telah diketahui. "Namanya sudah ada semua. Itu dalam pengejaran kita," ucapnya.

    Kapolri membantah ketika ditanya apakah benar saat penggerebekan di pengunungan di Lamkabeu, Aceh Besar, petugas tidak mengenakan rompi dan helm anti peluru seperti yang diberitakan. "Tidak. Tidak," tegas Kapolri. Petugas kekurangan logistik peluru? "Semua sudah mencukupi. Tapi kembali ke masalah medan," tambahnya.

    Seperti diberitakan, tiga anggota tewas saat penggerebekan di pengunungan di Lamkabeu. Menurut Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Edward Aritonang, petugas di lapangan kurang menguasai medan. Selain itu, kelompok teroris dilengkapi persenjataan yang cukup bagus serta berada di ketinggian.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Polri Yakin Tangani Teroris Aceh Tanpa TNI

    Komisi I DPR Datangi Perbatasan RI-Timor Leste


    KUPANG, KOMPAS.com - Komisi I DPR yang beranggotakan 15 orang akan berkunjung ke wilayah perbatasan Indonesia dan Timor Leste di sekitar Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk melihat kondisi keamanan di perbatasan kedua negara.

    Pelaksana tugas Sekda NTT Fransiskus Salem di Kupang, Senin (8/3/2010) mengatakan Tim Komisi I DPR yang dipimpin Tubagus Hasanuddin dari F-PDI Perjuangan itu akan berkunjung ke perbatasan RI-Timor Leste mulai 9-10 Maret 2010.

    Tubagus Hasanudin adalah purnawirawan TNI-AD berpangkat mayor jenderal TNI yang pernah menjadi sekretaris militer kepresidenan atau sekmil pada masa pemerintahan presiden Megawati Soekarnoputri. "Tim beranggotakan sekitar 15 orang itu akan tiba di Kupang, siang ini dan langsung mengadakan pertemuan dengan unsur Muspida Tingkat I NTT," katanya.

    Pemerintahan Gubernur NTT Frans Lebu Raya akan menyampaikan pandangan-pandangan tentang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di wilayah perbatasan, Kodam IX/Udayana dalam kaitan dengan masalah pengamanan darat di wilayah perbatasan kedua negara.

    Komandan Pangkalan Utama TNI-AL (Lantamal) VII/Kupang akan menyampaikan kepada Komisi I DPR tentang peranan Lantamal dalam pengamanan wilayah laut di perbatasan kedua negara, serta Komandan Lanud El Tari Kupang soal sistem pertahanan udara.

    Pengamanan wilayah perairan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Timor Leste maupun Australia kurang begitu maksimal karena keterbatasan armada yang dimiliki Lantamal VII/Kupang dalam melakukan patroli di wilayah perairan tapal batas. Akibatnya, banyak nelayan Indonesia yang menjadi korban penangkapan patroli AL Australia meski usaha pencarian ikan dan biota laut lainnya masih dalam wilayah penangkapan Indonesia.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Komisi I DPR Datangi Perbatasan RI-Timor Leste

    Kritik Militer, Blogger 'Kalah' di Pengadilan

    KAIRO - Seorang blogger yang menghadapi pengadilan militer karena tulisannya yang mengkritik angkatan bersenjata Mesir, akhirnya dibebaskan tanpa jaminan oleh pengadilan. Namun kebebasan tersebut dengan syarat, sang blogger harus meminta maaf dan segera menghapus postingannya di blog.

    Adalah Ahmed Moustafa, 20 tahun, seorang mahasiswa teknik, telah didakwa oleh pengadilan militer dengan tuduhan telah menyebarkan informasi palsu dan menodai citra militer. Ia ditahan di Kafr el-Sheikh, sebuah kota di utara Kairo, Mesir.

    "Pengadilan menangkapnya tanpa alasan, tapi membebaskannya dengan syarat. Klien kami masih bisa menerimanya, walaupun harus kecewa," kata pengacara Moustofa, Hamdi Al-Assiuty, kepada Reuters dan dinukil okezone, Senin (8/3/2010).

    Ditambahkan oleh Hamdi, kliennya telah meminta maaf terhadap postingan di blognya. Menurutnya Moustofa tidak bermaksud melakukan pencemaran nama baik dan merugikan pemerintah, karena postingan yang dia publikasikan, merupakan email bergulir yang dia posting.

    Beberapa kelompok dan aliansi jurnalis di negeri Piramida tersebut memang sering mengkritik pemerintah, karena memberikan perlakuan yang tak menyenangkan kepada blogger yang mengkritik pemerintah melalui artikel di blognya.

    Tak hanya itu, kritikan kelompok tersebut juga menyoroti Undang-Undang Darurat, yang dianggap peraturan mengekang. Pasalnya melalui undang-undang tersebut pemerintah dapat menangkap dan mengadili seseorang yang dianggap melawan pemerintah.

    Sumber: OKEZONE
    Readmore --> Kritik Militer, Blogger 'Kalah' di Pengadilan

    Sunday, March 7, 2010 | 5:17 PM | 0 Comments

    Iran Luncurkan Rudal Jelajah Baru

    TEMPO Interaktif, Teheran - Menteri Pertahanan Iran telah mengumumkan sebuah lini produksi baru rudal jarak jauh yang sangat akurat dan mampu menghindari radar.

    Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan kepada televisi pemerintah hari Minggu bahwa rudal bernama Nashr 1 (Kemenangan) akan mampu menghancurkan target hingga ukuran 100 ton.

    Rudal itu diluncurkan dari permukaan, tetapi nantinya akan diubah untuk ditembakkan dari helikopter dan kapal selam, katanya.

    Iran sering membuat pengumuman tentang kemajuan baru dalam teknologi militer yang tidak dapat diverifikasi secara independen.

    Iran memulai program swasembada militer pada tahun 1992, di mana ia menghasilkan berbagai macam senjata, termasuk tank, rudal jarak menengah, jet tempur dan torpedo.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Iran Luncurkan Rudal Jelajah Baru

    Teroris Aceh juga Mengincar Kapal yang Melintas di Selat Malaka

    Jakarta - Kelompok teroris di Aceh Besar diduga terlibat sejumlah aktifitas teror dan peledakan bom di beberapa wilayah Indonesia. Selain cara-cara teror itu, kelompok ini juga menyasar kapal-kapal di perairan Selat Malaka sebagai target pembajakan mereka.

    "Bagi mereka Selat Malaka salah satu target. Mereka berencana juga melakukan teroris maritim dengan membajak kapal-kapal niaga," demikian pengamat terorisme Al Chaidar dalam perbincangan telepon dengan detikcom, Minggu (7/3/2010).

    Terkait pemilihan Aceh Besar sebagai markas mereka, menurutnya hal ini didasari pertimbangan lokasi tersebut strategis sebagai tempat pelatihan dan terletak di ujung barat sehingga memudahkan akses ke perairan menuju Thailand selatan dan Malaysia.

    "Dari situ mereka memperoleh pasokan senjata," katanya.

    Kelompok teroris di Aceh ini diduga memiliki hubungan dengan jaringan gembong teror Noordin M Top. Mereka juga memiliki kekuatan persenjataan yang cukup besar.

    Sumber: DETIK.COM
    Readmore --> Teroris Aceh juga Mengincar Kapal yang Melintas di Selat Malaka

    AS Berencana Kembali Melatih Prajurit Kopassus


    WASHINGTON - Rencana kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama ke Indonesia 20 Maret mendatang tidak sekadar bernostalgia mengenang masa kecilnya saat berada di Jakarta.

    Salah satu agenda penting dalam kunjungan Obama adalah memperkuat hubungan militer antara AS dengan Indonesia. Pemerintah Obama berencana kembali memberi pelatihan terhadap prajurit muda Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang dibekukan sejak 1997.

    Pelatihan Kopassus dihentikan karena pasukan elit itu diduga berbagai macam pelanggaran hak asasi manusia selama era orde baru termasuk di antaranaya penganiayaan, penghilangan dan pembunuhan.

    Namun, seiring dengan mencuatnya gerakan terorisme global pasca-serangan 11 September, kepentingan AS kian besar untuk memperkuat hubungan dengan Indonesia. Terutama, dalam memerangi kelompok-kelompok ekstrim dan juga membendung pengaruh China di tingkat regional.

    Rencana ini mengundang kekhawatiran dan kecaman dari aktivis HAM. Misalnya East Timor and Indonesia Action Network (ETAN). Organisasi berbasis di New York itu menganggap tindakan Obama adalah keliru.

    Kepada harian The Christian Science Monitor, Sabtu (6/3/2010), Koordinator Nasional ETAN di New York John Miller mengatakan, "saya tidak tahu seberapa muda prajurit-prajurit (yang akan dilatih) tersebut karena dokumen pelanggaran terakhir adalah tahun lalu."

    Beberapa perwira Kopassus juga dilaporkan sudah berada di Washington baru-baru ini guna melobi tentang pelatihan tersebut yang kemungkinan akan diumumkan Obama selama kunjungannya 20 hingga 22 Maret nanti.

    Sumber: OKEZONE
    Readmore --> AS Berencana Kembali Melatih Prajurit Kopassus

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.