ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Saturday, April 17, 2010 | 6:08 PM | 0 Comments

    HP Ciptakan Layar Fleksibel Tenaga Surya untuk Tempur

    TEMPO Interaktif, New York - Sebagian besar konsumen menyukai gadget dengan cara terus mendapatkan produk yang tipis dan ringan. Tapi tentara-tentara yang menggunakan gadget di tengah-tengah medan pertempuran menuntut yang lebih untuk menyesuaikan dengan situasi yang ekstrim.

    Itu sebabnya Hewlett-Packard mengatakan sedang mengerjakan prototipe dari layar komputer bertenaga surya yang ringan dan dapat dipasang di sekitar pergelangan tangan seorang prajurit.

    Dengan layar fleksibel, tebal hanya sekitar 200 mikron (1 mikron= seperseribu milimeter) dapat menampilkan data seperti peta atau arah. Komputer ini akan dilengkapi dengan sel surya.

    "Para prajurit di infanteri membawa baterai dan gadget dalam jumlah besar yang dapat berat sampai 70 pound," kata Carl Taussig, Direktur HP Bidang Informasi Laboratorium yang bekerja pada proyek ini. "Kita bisa membuatnya untuk mereka agar lebih mudah."

    Taussig mengatakan prototipe pertama akan ditawarkan kepada pihak militer awal tahun depan. "Akan menampilkan teknologi layar menggunakan tinta. Tapi akan diproduksi menggunakan proses roll to roll, mirip dengan cara tinta yang dicetak di atas kertas," jelasnya.

    Menampilkan layar yang fleksibel, seperti kertas -hampir seluruhnya terbuat dari plastik. Pihak Angkatan Darat telah mendanai penelitian di Arizona State University untuk tampilan yang fleksibel pada layar sehingga dapat digulung dan dimasukkan ke dalam ransel tentara.

    Fleksibilitas bukan hanya keuntungan bagi pengguna. Teknologi ini juga memiliki potensi untuk menyederhanakan proses pembuatan layar.

    HP, dan perusahaan lain, seperti Ntera, berusaha untuk menciptakan proses manufaktur yang memungkinkan pembuatan film transistor tipis dan halus pada bahan fleksibel seperti plastik.

    Idenya adalah membuat layar yang dapat diproduksi terus menerus, seperti surat kabar yang diterbitkan oleh percetakan, bukannya produksi bertumpuk seperti pembuatan layar secara tradisional, yang lebih mirip seperti memotong kue.

    Pembuatan melalui teknologi roll-to-roll akan menghasilkan layar yang tidak hanya bisa menekuk, tetapi juga biaya yang relatif lebih murah untuk diproduksi.

    Sel tenaga surya yang diintegrasikan ke dalam sepotong kain akan terhubung ke pergelangan tangan secara fleksibel.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> HP Ciptakan Layar Fleksibel Tenaga Surya untuk Tempur

    Kapal Peneliti AS akan ke Maluku


    AMBON--MI: Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad berjani akan memfasilitasi kapal peneliti Amerika Serikat (AS) ke Maluku untuk melakukan penelitian terhadap kondisi laut dan aneka sumber daya hayati laut di sejumlah perairan di daerah ini.

    "Saya akan mengarahkan kapal peneliti AS, Okeanos Explorer, dijadwalkan berangkat dari negara Paman Sam pada Juni 2010 ke Maluku," katanya seusai meluncurkan Sail Banda di Ambon, Jumat (16/4) malam.

    Ditegaskan kapal Okeanos Explorer membawa misi National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), guna meneliti sejauh mana kondisi laut Indonesia dan permasalahannya. "Jadi bertepatan dengan Sail Banda yang penyelenggaraannya dijadwalkan pada 12 Juni hingga 17 Agustus 2010 missi NOAA akan didorong ke perairan Maluku guna mengungkapkan aneka kekayaan sumber daya hayati daerah ini," tegasnya.

    NOAA melalui kapal penelitian itu dioperasikan memberikan informasi kepada masyarakat dengan menggunakan pemahaman yang komprehensif terhadap peranan laut, pantai, dan atmosfer ekosistem dunia. Selain itu mendapatkan hasil observasi (dari satelit ke radar) guna memberikan data kualitas dan informasi perairan di Indonesia.

    "Rencana kehadiran kapal penelitian itu, bisa dimanfaatkan dengan baik oleh bangsa Indonesia, karena sejauh ini jarang mendapatkan perhatian teknologi terhadap perairan di Indonesia," kata Fadel dan menambahkan, kapal peneliti dari NOAA ada sebanyak 20 armada.

    Dia memastikan kehadiran kapal tersebut juga untuk mendukung program pemerintah yang akan mencanangkan Maluku sebagai lumbung ikan nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dijadwalkan pada 3 Agustus 2010. "Perairan Maluku berdasarkan hasil penelitian dan riset memiliki potensi ikan pelagis dan demers yang sangat tinggi. Sumberdaya ikan mencapai 1,64 juta ton per tahun dan bari dimanfaatkan 300-an ribu ton per tahun," ujar Fadel.

    Dia optimistis bila potensi ikan itu dimanfaatkan 500 ribu hingga 700 ribu ton per tahun, maka dipastikan memberikan kontribusi sgtrategis bagi percepatan pembangunan di Maluku. "Strategisnya lagi bila potensi ikan ini didukung pengembangan rumput laut yang telah ditetapkan Pemprov Maluku sebagai komoditas unggulan karena prospek pasar luar negeri terjamin maka kesejahteraan Maluku di masa depan akan optimal," kata Fadel.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> Kapal Peneliti AS akan ke Maluku

    Friday, April 16, 2010 | 11:04 PM | 0 Comments

    AS dan Indonesia Awali Latihan COPE WEST 10


    PANGKALAN AU HICKAM, HAWAII – Tiga pesawat Hercules C-130 milik AU AS dan sekitar 77 personel dari 374th Airlift Wing Lanud Yokota, Jepang, serta satu C-130 dari TNI-AU dijadwalkan turut serta dalam latihan Cope West 10 di Lanud Halim Perdanakusumah, Indonesia, mulai 19 hingga 23 April. Meskipun Indonesia menjadi tuan rumah Cope West 09 tahun lalu, latihan ini baru yang ke-dua kalinya diadakan bersama antara Indonesia dan AS sejak 1997 dan ini menunjukkan kerjasama militer yang makin meningkat antara kedua negara.

    Cope West merupakan latihan pengangkutan udara taktis bilateral yang melibatkan angkatan udara AS dan Indonesia. Latihan ini dirancang untuk meningkatkan interoperabilitas antara kedua angkatan udara dan memungkinkan pertukaran teknik yang berkaitan dengan operasi pengangkutan, pendaratan dan penerjunan dari pesawat-pesawat Amerika Serikat dan Indonesia. Cope West juga mendukung stabilitas regional melalui kerjasama dan kesatuan tujuan.

    Cope West meningkatkan kombinasi antara kesiapan dan interoperabilitas, memperkuat komitmen AS untuk wilayah Pasifik, dan menunjukkan kemampuan AS untuk melakukan operasi pengangkutan udara taktis dalam lingkungan bilateral.

    Sumber: USEMBASSY
    Readmore --> AS dan Indonesia Awali Latihan COPE WEST 10

    Kopassus Tunggu Hasil Upaya Normalisasi dengan AS

    JAKARTA--MI: Komando Pasukan Khusus (Kopassus) masih menunggu hasil upaya normalisasi hubungan dengan Amerika Serikat. Jika berhasil latihan bersama antara dengan US Army Special Forces bisa terwujud kembali.

    Hal ini disampaikan Danjen Kopassus Mayjen Lodewijk F Paulus di Jakarta, Jumat (16/4). "Kita masih menunggu masalah normalisasi. Saya pernah sampaikan tanggal 15 bulan lalu bahwa normalisasi sedang berjalan. Kita tunggu. Saya pikir ini ada di pihak Amerika sikapnya, tetapi yang saya pantau berjalan bagus," kata Lodewijk.

    Ia menegaskan embargo hanya pada pelatihan bersama antara pasukan khusus kedua negara. Tidak ada embargo untuk pembelian alutsista.

    Embargo pelatihan tersebut menjadi sanksi bagi Indonesia dari Amerika Serikat karena dianggap telah melakukan pelanggaran HAM berat di Timor Timur. Wartawan AS Alan Nairn menjadi salah satu saksi yang memberatkan dalam sidang kongres AS pada tahun 90-an.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> Kopassus Tunggu Hasil Upaya Normalisasi dengan AS

    Pelajaran HAM Masuk Kurikulum Kopassus

    JAKARTA--MI: Reformasi kultural di tubuh Kopassus terus berjalan. Salah satu yang menjadi perhatian adalah penekanan pada pemahaman HAM bagi prajurit.

    Hal ini disampaikan oleh Danjen Kopassus Mayjen Lodewijk F Paulus kepada wartawan dalam peringatan HUT Kopassus ke-58 di Jakarta, Jumat (16/4). "Kami sebagai prajurit Kopassus dari reformasi doktrin kita adalah memasukkan seluruh kurikulum Kopassus materi hukum HAM (hak asasi manusia) dan humaniter. Termasuk kerja sama dengan LSM, ICRC, bagaimana untuk pelatihan HAM," ujarnya.

    Ia sempat menyatakan ketidakpuasannya atas penilaian sebagian elemen terhadap Kopassus masa kini. Menurutnya, penilaian tidak adil diberikan karena menilai Kopassus dari kacamata masa lalu.

    Pemasukan materi HAM dalam pembelajaran setiap prajurit Kopassus adalah bagian solusi masalah tersebut. Ia meyakinkan jika seluruh prajurit memahami aturan tersebut. "Saya yakini tidak ada satu pun prajurit Kopassus yang tidak memahami HAM dan pada gilirannya harus menghormati HAM," tukasnya.

    Evaluasi pasukan, sambung dia, terus dilakukan. Kesimpulan didapatkan bahwa ketiga kemampuan utama yang dimiliki Kopassus, yakni penanggulangan teror, sandhi yudha, dan parakomando, dinilai cukup baik namun akan terus ditingkatkan sesuai perkembangan zaman. Termasuk, soal peralatan yang semestinya dimiliki oleh pasukan khusus.

    "Kami terutama untuk penanggulangan antiteror. Kami coba. Sebenarnya kami tidak terlalu ketinggalan tapi kami ada latihan bersama. Enggak lucu kalau misalnya kami gunakan A, mereka gunakan B yang lebih bagus. Kami coba menuju ke sana," tandasnya menjawab upaya peningkatan kemampuan Kopassus.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> Pelajaran HAM Masuk Kurikulum Kopassus

    Russia to build submarine-detecting satellite


    Russia could build a satellite for the detection and tracking of submarines from space, a defense industry spokesman said on Thursday.

    Vladimir Boldyrev, of the Kosmonit science and technology center, said the group had developed a space satellite module that could carry out remote sensing of the sea and "detect submerged submarines."

    "Hopefully, it will be tested in space as early as 2011," he said, adding that work on the module started over a decade ago.

    He offered no indication as to when the new satellite would enter service with the Russian Armed Forces.

    Boldyrev added that the dual-use module would be used for both defense and civilian purposes, in particular, providing meteorological data.

    From: RIA
    Readmore --> Russia to build submarine-detecting satellite

    Kasau: Air Power Menjadi Penting


    Negara Kesatuan Republik Indonesia berada dalam sebuah negara kepulauan terbesar di dunia mempunyai posisi yang strategis ditinjau dari berbagai aspek kehidupan, maka Air Power menjadi penting dan harus dikelola dengan baik bersama aspek-aspek kehidupan lainnya.

    Pernyataan tersebut disampaikan Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat yang dibacakan Wakil Kasau Marsdya TNI Sukirno pada Seminar Air Power bertema "Upaya Membangun Angkatan Udara yang Profesional" di Executif Club Persada Halim Perdanakusuma, Kamis (15/4).

    "Menyadari eksistensi ruang udara dan dirgantara nasional sebagai wilayah kedaulatan dan sekaligus wilayah kelangsungan hidup bangsa, maka segenap komponen pertahanan negara, khususnya yang berkecimpung dengan matra udara harus merasa terpanggil untuk senantiasa memadukan upaya mewujudkan suatu postur National Air Power yang handal," ungkapnya.

    Menurutnya, membangun kekuatan National Air Power yang diinginkan tentunya tidak bisa dalam waktu singkat, namun tidak bisa juga menunggu sampai musuh datang menyerang bahkan mengeksplorasi potensi yang ada di wilayah dirgantara nasional.

    Sumber: JURNAL
    Readmore --> Kasau: Air Power Menjadi Penting

    Peneliti: Ini Resep Mengalahkan Al Qaidah

    Anggota Perusahaan Fire Support 1, Royal Welsh mengambil gambar retina warga Afganistan pada operasi "Moshtarak" dekat Marjah, di provinsi Helmand Afghanistan, Minggu (14/2). AP Photo/Departemen Pertahanan, SSGT Mark Jones

    TEMPO Interaktif, London - Cara untuk mengalahkan al Qaidah dan menghentikan kelompok Islam dalam rekruitmen anggotanya untuk menjadi alat kekerasan adalah dengan menghapus citra "keren” mereka. Berdasarkan penelitian internasional, mengolok-olok teroris juga menjadi kesalahan fatal untuk membungkam aksi mereka.



    Penelitian selama dua tahun oleh Demos, sebuah lembaga think-tank Inggris, menyimpulkan bahwa gagasan tentang "jihad keren" lebih penting dalam merayu anak-anak muda Muslim untuk kekerasan daripada ustad radikal, kebijakan luar negeri pemerintah Barat, atau latar belakang sosial mereka.

    Demos melaporkan bahwa mereka yang tertarik dengan terorisme lebih memiliki kesamaan dengan kelompok-kelompok subversif, seperti geng jalanan dan hooligan sepak bola dibandingkan dengan Muslim yang berpandangan radikal tapi menolak kekerasan.

    "Kaum muda tertarik untuk berbuat radikal dan pemberontakan terhadap otoritas," kata Jamie Bartlett, salah satu penulis laporan itu. “Untuk sebagian besar pemuda Muslim radikal, ini sebagai bentuk protes, argumen dan belajar. Namun untuk minoritas, al Qaeda mungkin tampak sebagai 'geng yang keren' untuk bergabung, meskipun sebenarnya para anggotanya tidak tahu dan tidak kompeten."

    Penelitian, yang difokuskan di Kanada tetapi juga menyinggung Inggris, Denmark, Prancis dan Belanda, melibatkan dengan memeriksa 58 profil dari kampung yang dituduh membesarkan teroris dari tujuh sel di Kanada dan Eropa. Mereka juga wawancara dengan 20 orang tokoh radikal.

    Tujuan penelitian ini untuk memahami mengapa sebagian umat Islam radikal terlibat dalam kekerasan yang diilhami al Qaeda. Sementara yang lain, yang berbagi pandangan yang sama, ternyata tidak suka dengan kekerasan.

    Dalam penelitian itu disimpulkan, kekerasan radikal cenderung dimiliki oleh orang yang mempunyai pemahaman Islam yang miskin. Kebanyakan dibesarkan di rumah yang kurang religius, cenderung tidak banyak yang belajar di universitas dan kurang terlibat dalam protes politik.

    Apa yang membuat mereka unik adalah kebencian kepada masyarakat dan budaya Barat.

    Para penulis berpendapat bahwa mungkin bagi orang yang membaca teks radikal akan menjadi vokal menentang kebijakan luar negeri Barat, percaya pada hukum Syariah, dan mendukung prinsip Muslim Afghanistan dan Irak melawan pasukan koalisi. Namun, di sisi lain, mereka akan mengecam terorisme yang diilhami al Qaidah.

    Laporan itu mengatakan, pemerintah dan pihak keamanan sebaiknya membuat perbedaan dalam menentukan target orang yang salah karena dibesarkan oleh kebencian. Dalam penelitian itu mengatakan, pemerintah harus mengizinkan pandangan radikal untuk ditayangkan, diperdebatkan dan ditinggalkan.

    Pihak berwenang seharusnya tidak menggunakan slogan "Islam damai." Hal ini tidak akan bepengaruh dan para ustad radikal harus tetap diijinkan (berkotbah), meskipun mereka yang menyertakan kekerasan, atau kebencian agama dan rasial harus tetap ditangani.

    Para penulis menganjurkan menggunakan bahasa satir dan menunjukkan inkompetensi militan, “Untuk menghapus apapun kemewahan yang dimiliki al Qaidah, dan menyarankan menciptakan program US Peace Corps -gaya yang memungkinkan umat Islam untuk melakukan pekerjaan sukarela di negara-negara seperti Afghanistan dan Irak.

    "Trik bagi pemerintah Barat untuk menyambut bentuk-bentuk non-kekerasan radikalisme -memberikan kesempatan bagi Muslim muda untuk terlibat dalam kegiatan "radikal” dengan menjadi relawan luar negeri-- dengan tetap menjaga sikap tidak ada toleransi untuk kekerasan dan terorisme," kata Bartlett.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Peneliti: Ini Resep Mengalahkan Al Qaidah

    Gagal Diluncurkan, Roket India Keluar Orbit


    TEMPO Interaktif, NEW DELHI - Misi India meluncurkan roket GSLV-D3 kandas. Beberapa saat setelah lepas landas, mesin pengendali roket tak berfungsi. Roket pun terbang keluar jalur dan membawa satelit bersamanya. “Dua mesin vernier tak dapat dihidupkan” kata Doktor K Radhakrishnan, Ketua Organisasi Riset Ruang Angkasa India, Kamis (15/4).

    Roket yang diluncurkan di Sriharikota, selatan India ini adalah proyek prestisius negara ini. Proyek yang menelan US $ 73 juta atau sekitar Rp 657,3 triliun ini sangat dinanti-nanti ilmuwan India karena mereka sendiri yang mengembangkan teknologi mesin roket tersebut.

    Seandainya peluncuran berhasil, maka India akan menjadi negara keenam yang mampu membuat roket dengan teknologi mesin cryogenic. Keberhasilan teknologi cryogenic diperkirakan akan dapat menarik investasi korporasi-korporasi telekomunikasi karena dapat membawa satelit ke luar angkasa dengan biaya yang lebih murah.

    “Kami melihat adanya indikasi bahwa mesin cryogenic menyala, tetapi roket sudah sepenuhnya lepas kendali”, kata Radhakrishnan. Pejabat agensi ruang angkasa India menyatakan bahwa misi telah gagal. Agensi akan segera mengadakan evaluasi, sekaligus bersiap untuk mengadakan peluncuran kembali tahun ini.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Gagal Diluncurkan, Roket India Keluar Orbit

    Helikopter Angkatan Laut Korsel Jatuh


    SEOUL, KOMPAS.com - Sebuah helikopter angkatan laut Korea Selatan dilaporkan telah jatuh di lepas pantai barat daya negara itu, pada Jumat (16/4/2010).

    Dalam kecelakaan yang belum diketahui penyebabnya ini, satu penumpang dikabarkan meninggal dan tiga orang dinyatakan hilang.

    "Helikopter Lynx anti-kapal selam menghilang Kamis setelah kehilangan kontak radar dengan pasukan patroli sekitar 14,5 kilometer di lepas pantai," kata Yonhap mengutip para pejabat pertahanan.

    Dua kapal angkatan laut dengan kecepatan tinggi berhasil menemukan tubuh salah satu dari empat penumpang.

    "Namun hingga saat ini, pasukan penyelamat belum menemukan puing-puing helikopter," kata pejabat keamanan.


    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Helikopter Angkatan Laut Korsel Jatuh

    Russian cruiser passes Suez Canal on mission in Indian Ocean


    The Moskva missile cruiser has passed through the Suez Canal and entered the Indian Ocean to join other Russian warships for large-scale naval exercises, a Defense Ministry spokesman said.

    The flagship of the Black Sea Fleet, which has a compliment of naval infantry on board, left the Black Sea port of Sevastopol on April 9.

    "The weapons and technical equipment on the ship are functioning properly and the crew is healthy," the spokesman said.

    The Moskva is a Slava-class missile cruiser designed as a surface strike ship with some anti-aircraft and ASW capability.

    Meanwhile, the Pyotr Veliky nuclear-powered missile cruiser from Russia's Northern Fleet has recently arrived in Syria's Mediterranean port of Tartus ahead of Russian Navy drills in the Indian Ocean.

    Russia announced in 2007 that it was building up its naval presence in the world's oceans. Once one the world's most powerful navies, Russia now has few ships regularly deployed.

    A Russian Pacific Fleet task force, comprising an Udaloy class missile destroyer, Marshal Shaposhnikov, a salvage tug and a tanker, is currently on an anti-piracy mission off the Somali coast.

    From: RIA
    Readmore --> Russian cruiser passes Suez Canal on mission in Indian Ocean

    Russian warship escorts another convoy in Gulf of Aden


    The Russian Udaloy class missile destroyer Marshal Shaposhnikov is escorting four civilian vessels off the coast of Somalia, a Russian Navy spokesman said.

    A Russian Pacific Fleet task force comprising the Marshal Shaposhnikov, the MB-37 salvage tug and the Pechenga tanker arrived in the Gulf of Aden on March 29 to join the anti-piracy mission in the region.

    The destroyer, which has two naval helicopters and a unit of naval infantry on board, has already escorted two commercial convoys comprising a total of 27 ships in pirate-infested waters off the Somali coast.

    Russia joined international anti-piracy efforts in the region in October 2008. The Russian Navy has maintained a near-permanent presence off the Horn of Africa since then, with warships operating on a rotation basis.

    The current task force is the fourth group of warships from the Russian Pacific Fleet engaged in the anti-piracy mission off Somalia, with the previous three task forces led by the Admiral Vinogradov, the Admiral Panteleyev and the Admiral Tributs destroyers. The Northern and Baltic fleets have also sent their warships to the region.

    According to official data, Somali pirates carried out 217 attacks on commercial ships in 2009, hijacking 47 vessels and taking 867 crew members as hostages. They hijacked at least 12 ships since the beginning of 2010.


    From: RIA
    Readmore --> Russian warship escorts another convoy in Gulf of Aden

    Thursday, April 15, 2010 | 9:38 PM | 0 Comments

    Menhan Minta Sebagian Alutsista Dibuat di Indonesia


    Surabaya (ANTARA News) - Staf Ahli Menteri Pertahanan (Menhan) Bidang Industri Teknologi Prof Dr Ir Edi Siradj M. Eng menyatakan bahwa Menhan meminta sebagian alat utama sistem senjata (alutsista) TNI dipesan dari industri pertahanan di Indonesia.

    "Misalnya, pembelian dua kapal selam dari Prancis itu, maka satu kapal dibuat di Prancis dan satu lagi dibuat di Indonesia," katanya setelah berbicara dalam seminar nasional kemaritiman di rektorat ITS Surabaya, Kamis.

    Menurut guru besar thermo mechanical process itu, pesanan yang dibuat di Indonesia itu harus dilakukan orang Indonesia dengan supervisi ahli dari Prancis, sehingga akan terjadi alih teknologi.

    "Saat ini ada tiga negara yang setuju dengan keinginan Indonesia untuk pembuatan alutsista dengan cara seperti itu, yakni Jerman, Korsel, dan Prancis, sehingga nantinya akan ada kemandirian," katanya.

    Oleh karena itu, pemerintah sekarang merumuskan regulasi yang diberlakukan mulai tahun depan. "Ada tujuh regulasi yang lima di antaranya untuk mendorong kemandirian, seperti regulasi industri petahanan dan regulasi pengadaan alutsista," katanya.

    Ia mengatakan alutsista Indonesia saat ini masih 80 persen tergantung kepada luar negeri, sehingga Indonesia hanya sekadar membeli dan menggunakan saja.

    "Tapi dengan cara baru yang kita tawarkan itu akan terjadi alih teknologi, sehingga kalau alutsista yang kita pesan itu mengalami kerusakan, maka kita akan bisa memperbaiki dan tak perlu mendatangkan tenaga asing atau harus dikirim ke negara asalnya," katanya.

    Sementara itu Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Among Margono yang juga pembicara dalam acara itu mengaku ada sejumlah alutsista di Koarmatim yang sudah waktunya tidak dipakai lagi.

    "Kami usulkan ada beberapa kapal LST (landing ship tank) yang sudah tak efisien diganti baru, bahkan tahun ini juga akan kami usulkan tambahan empat kapal korvet Sigma dan empat kapal LPD (landing platform dock)," katanya.

    Orang nomor satu di Koarmatim terhitung sejak 1 Maret 2010 itu menambahkan, usulan penambahan, penghapusan, dan pergantian itu akan dimasukkan dalam perencanaan baru pada kurun 2010-2014.

    Seminar nasional kemaritiman yang dibuka Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD itu juga menampilkan pembicara lain yakni Ir Tjahjono Roesdianto dari PT DKB dan Dr Ir Ade Bagdja MME dari PT Pindad.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Menhan Minta Sebagian Alutsista Dibuat di Indonesia

    KASAU : TIDAK TERJADINYA ACCIDENT DALAM 2010


    DISPENAU (15/4),- Beberapa sasaran pembinaan telah ditetapkan dan harus diketahui serta dijiwai oleh setiap insan Angkatan Udara, sasaran pembinaan jangka pendek adalah tidak terjadinya Accident dalam tahun 2010, sedangkan jangka panjang menjadikan TNI Angkatan Udara sebagai The First Class Air Force.

    Demikian dikatakan Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP., dalam sambutannya pada acara serah terima jabatan Kepala Dinas Keselamatan Terbang dan Kerja Angkatan Udara (Kadislambangjaau) dari Marsma TNI I Wayan Suwitra kepada Kolonel Pnb. MZ. Djamhari, di Mabesau Cilangkap, Rabu (14/4).

    Dikatakan, untuk mewujudkan sasaran tersebut, telah ditetapkan langkah-langkah strategis yang harus dipatuhi oleh setiap pelaku di lapangan yaitu Road Map to zero Accident yang harus dipegang teguh dan dilaksanakan secara konsisten.

    Keselamatan terbang dan kerja merupakan harga mati yang harus senantiasa dipelihara dalam setiap pelaksanaan tugas. Oleh sebab itu, TNI Angkatan Udara harus mampu mewujudkan budaya safety sebagai nafas pengabdiannya. “Kita harus mengasah rasa kepedulian dan kepekaan terhadap hal-hal berkaitan dengan incident maupun accident potencial yang ada di sekeliling lingkungan kita”, tegas Kasau.

    Menurutnya, sebagai front liner pelaksana dibidang keselamatan bagi semua kegiatan operasi dan pendukungnya, maka personel Dislambangja harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan secara komprehensif. Semua upaya dalam bidang keselamatan akan bermuara pada upaya pencegahan terjadinya kecelakaan, baik yang menimpa Alutsista maupun personel sehingga mampu mewujudkan kesiapan operasional yang tinggi.

    Operasional penerbangan, lanjutnya, tidak mungkin akan terlepas dari resiko, tetapi resiko tersebut jika gagal dikelola akan menimbulkan potensi terjadinya incident atau accident yang secara langsung akan mengurangi kesiapan operasi. Adanya incident atau accident berdampak pada berkurangnya kemampuan Alutsista dalam mendukung pelaksanaan tugas. Untuk itu kondisi yang aman dan selamat sangat didambakan sehingga dapat mewujudkan kesiapan operasional TNI AU yang tinggi serta mampu mewujudka “zero accident”, tegas Kasau.

    Sumber: TNI
    Readmore --> KASAU : TIDAK TERJADINYA ACCIDENT DALAM 2010

    TNI AL SIAPKAN SDM HANDAL BIDANG PERENCANAAN ANGGARAN


    KOBANGDIKAL (15/4),- Ditengah kondisi keuangan negara mengalami tekanan, upaya efisiensi dan penghematan anggaran menjadi prioritas utama disetiap instansi dan lembaga Pemerintahan. Untuk itu dibutuhkan sumber daya manusia handal untuk turut membantu membenahi bidang administrasi perencanaan dan anggaran.

    “Tertib administrasi dan anggaran menjadi salah satu hal yang penting dalam program efisiensi dan penghematan anggaran, oleh karena itu perlu SDM handal dibidangnya,” kata Komandan Komando Pendidikan Operasi Laut (Dankodikopsla) Laksma TNI Totok Permanto pada pembukaan Kursus Perwira Perencanaan dan Anggaran (Susparengar) tahun 2010 di gedung Bettel Geus, Pusdiklapa, Kobangdikal, Rabu (14/4).

    Susparengar Angkatan ke-3 yang diikuti 20 orang Perwira Menengah TNI AL ini, lanjut Totok- sapaan akrab jenderal bintang satu ini, akan berlangsung selama 3,5 bulan. Kursus ini bertujuan mendidik para Perwira agar mampu melaksanakan pekerjaan di bidang perencanaan dan anggaran di tingkat Satker, Kotama, dan Staf Mabesal.

    Sementara itu sasarannya, ungkap Laksma TNI Totok yaitu diharapkan para Perwira mampu melaksanakan penyusunan dan pengendalian di bidang perencanaan, program, dan anggaran serta pengumpulan dan pengolahan data berdasarkan prosedur dan aturan yang berlaku.

    “Kompeten bidang Rengar, terutama mengetahui dan faham sistem akuntansi dan keuangan serta administrasi dan prosedur pengadaan barang dan jasa,” terang orang nomor satu di Kodikopsla ini.

    Menurutnya, pendidikan baik dalam bentuk formal maupun non formal yang diselenggarakan TNI Angkatan Laut, pada hakikatnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pola pembinaan personel secara menyeluruh dengan pembekalan ilmu pengetahuan serta pengembangan sikap dan kepribadian. Melalui pendidikan, diharapkan dapat menghasilkan sosok Prajurit TNI AL yang memiliki bekal ilmu pengetahuan yang memadai, profesional, memiliki etika moral yang baik dan keberanian dalam pengambilan keputusan.

    Dalam organisasi militer, ungkapnya, seorang Perwira senantiasa memegang peranan sentral dan strategi dalam organisasi, karena di pundak para Perwira pola kepemimpinan dan manajerial akan mewarnai dinamika dan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.

    Sebagai seorang “penyusun dan pengendali”, para Perwira harus dapat menggunakan anggaran berdasarkan prinsip efektifitas dan efisiensi sesuai urutan prioritas, untuk meningkatkan kesiapsiagaan operasional dan kesejahteraan Prajurit. Mempedomani pagu anggaran yang dialokasikan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas untuk setiap kegiatan, guna menghindari pergeseran dan penyimpangan anggaran. Semua itu merupakan tindakan agar kita mampu melaksanakan “sense of crisis“, karena anggaran yang diterima dari pemerintah terbatas.

    Sumber: TNI
    Readmore --> TNI AL SIAPKAN SDM HANDAL BIDANG PERENCANAAN ANGGARAN

    Pangarmatim Siapkan Tujuh KRI di Ambalat


    SURABAYA, KOMPAS.com - Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Among Margono menyiapkan tujuh KRI di blok Ambalat yang terletak di Selat Makassar yang berbatasan dengan Sabah (Malaysia). "Koarmatim akan memprioritaskan pengamanan perbatasan di Perairan Ambalat. Kami turunkan tujuh KRI yang tidak akan ditinggalkan dalam sehari pun," katanya setelah berbicara dalam seminar nasional kemaritiman di ITS Surabaya, Kamis (15/4/2010).
    Kami tidak akan meninggalkan Ambalat dalam satu hari pun.

    Menurut Pangarmatim, terhitung sejak 1 Maret 2010, ancaman terhadap perairan Ambalat saat ini memang sudah ada penurunan yang signifikan, namun pihaknya akan tetap berkomitmen untuk menjaga kawasan perbatasan. "Kami tidak akan meninggalkan Ambalat dalam satu hari pun, bahkan kalau personel yang ada di sana mau pulang pun harus sudah ada penggantinya yang datang di sana," kata pengganti Laksda TNI Ignatius Dadiek Surarto itu.

    Ambalat merupakan blok laut dengan luas mencakup 15.235 kilometer persegi yang terletak di Laut Sulawesi atau Selat Makassar dan berada di dekat perpanjangan perbatasan darat antara Sabah (Malaysia) dan Kalimantan Timur (Indonesia).

    Ditanya pulau terluar yang lain di perbatasan wilayah Koarmatim dengan negara lain, Laksda Among Margono mengatakan pulau terluar di wilayahnya adalah Pulau Dana (Kupang, NTT), Pulau Fani (Raja Ampat, Papua), dan Pulau Fanildo (Biak Numfor, Papua) yang berbatasan dengan wilayah Australia. "Tapi, ketiganya tidak menjadi prioritas kami, karena di Biak sudah ada Korps Marinir yang siap memantau keamanan perbatasan di sana," kata mantan Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) itu.

    Tentang perbatasan dengan Timor Leste, lulusan AAL tahun 1978 yang juga pernah menjadi Komandan Lantamal IV Tanjung Pinang itu menyatakan masalah dengan Timor Leste hanya pelintas batas yang sering menyeberang untuk mencari makan. "Jadi, masalah yang menjadi prioritas kami ada di blok Ambalat, karena kami tidak mau kecolongan untuk kedua kalinya setelah kasus Sipadan-Ligitan. Kami tidak akan mau lagi di bawah ke Mahkamah Internasional, tapi lewat jalur diplomasi dan pengamanan," katanya.

    Mengenai masalah umum di wilayah Koarmatim, ia mengatakan pencurian ikan akan tetap dijaga secara rutin karena kerugian negara akibat pencurian ikan mencapai ratusan triliun per tahun.

    Oleh karena itu, katanya, Koarmatim telah menggelar "Operasi Trisila I-2010" yang mengelilingi pulau-pulau yang ada di wilayah timur sejak tiga minggu lalu. "Operasi itu melibatkan dua pesawat udara dan enam KRI. Kalau tahap pertama selesai akan dilanjutkan dengan operasi tahap kedua dan seterusnya," katanya.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Pangarmatim Siapkan Tujuh KRI di Ambalat

    KRI Soeharso Ambil Bagian dalam Latihan SAR


    JAKARTA--MI: KRI dr Soeharso-990 Kamis (15/4) pagi bergerak menuju ke 'lokasi penyelamatan' yang menjadi pusat latihan 'Search and Resque' (SAR) setelah bermalam di perairan Laut Jawa sekitar 15 mil utara Pulau Madura.

    Kapal yang berfungsi sebagai rumah sakit itu meninggalkan posisi lego jangkar, Kamis pagi sekitar pukul 06.30 WIB, kemudian dalam selang beberapa saat tampak pesawat Cassa NC-212 terbang memutar.

    Setelah menemukan beberapa titik lokasi yang diskenariokan sebagai lokasi penemuan korban kapal tenggelam, Cassa melapor kepada komandan Satgas SAR yang berada di KRI Soeharso.

    Komandan Satgas menindaklanjuti dengan memerintahkan Helikopter BO-105 yang berada di landasan heli (helipad) KRI Soeharso untuk menjalankan tugas Heli Cast dengan membawa tiga personel Pasukan Katak TNI Angkatan Laut (AL).

    KRI Soeharso yang dikomandani Letkol Laut Heri Bertus Yudho Warsono berada di perairan Laut Jawa sejak Rabu (14/4) malam sekitar pukul 20.00 WIB.

    Kapal tersebut membawa 128 personel TNI-AL dan 133 anggota Satgas SAR itu menuju empat titik penyelamatan, yakni di koordinat 06.45 derajat LS-112.47 derajat BT, 06.50 derajat LS-112.47 derajat BT, 06.50 derajat LS-112.58 derajat BT, dan 06.45 derajat LS-112.58 derajat BT.

    Kapal yang juga mengangkut enam dokter spesialis korban tenggelam dan luka bakar itu dilengkapi berbagai alat penyelamatan dan kesehatan.

    Saat latihan berlangsung, cuaca di Laut Jawa tampak cerah dengan ketinggian gelombang antara 0,2 hingga 0,5 meter.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> KRI Soeharso Ambil Bagian dalam Latihan SAR

    TNI Siagakan Lima SSK Antisipasi Kasus Priok

    JAKARTA--MI: TNI menyiagakan pasukan sebanyak lima SSK untuk mengantisipasi ekses kasus Tanjung Priok. Terhadap kerusuhan Tanjung Priok, TNI memandang bahwa kejadian masih dalam level tertib sipil.

    "Dalam kondisi tertib sipil, yang bertanggung jawab keamanan adalah kepolisian dan TNI hanya membantu. Kemarin, TNI juga menggelar dan menyiapkan 5 SSK. Digelar di daerah-daerah obyek vital dan beberapa tempat untuk mengantisipasi apabila memang kerusuhan meluas," ujar Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso kepada wartawan seusai menghadiri HUT Dharma Pertiwi di Jakarta, Kamis (15/4).

    TNI menegaskan bahwa pihaknya terus mewaspadai kerawanan di daerah obyek vital. Kodam Jaya ditugaskan untuk membantu pengamanan termasuk pada hari ini. Koordinasi terus dilakukan antara PangdamJaya dan Kapolda Metro Jaya untuk bertukar informasi dan saling membantu. Panglima menyatakan tak ada penambahan pasukan untuk pengamanan obyek vital.

    "Tentunya mendeteksi, kodim terus menerus mendeteksi perkembangan dan membantu memberikan penjelasan pada masyarakat untuk tidak meluasnya peristiwa itu," sahutnya.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> TNI Siagakan Lima SSK Antisipasi Kasus Priok

    "Berpapasan dengan Kapal TNI, Kapal AS Harus Hormat"

    TEMPO Interaktif, Surabaya - Panglima Komando Armada Timur TNI Angkatan Laut Laksda TNI Among Margono, mengatakan sebagai negara yang menguasai dua pertiga wilayah Asia Tenggara, peralatan TNI Angkatan Laut sangat tertinggal jauh dari beberapa negara tetangga.

    Saking tuanya, “Bahkan ada kapal perang LST buatan Amerika tahun 1942 yang masih beroperasi. Kalau ada kapal AS berpapasan dengan kapal ini, mereka harus menghormat karena kalah senior,” kata Among dalam sebuah seminar bertajuk “Kajian Pertahanan dan Pengembangan Teknologi Tempur Angkatan Laut” yang digelar di Institut Teknologi Sepuluh November, Kamis (15/4).

    Menurut dia, teknologi peralatan TNI AL saat ini masih didominasi teknologi era tahun 1980-an. Karena uzur peralatan yang dimiliki Angkatan Laut TNI AL, kata Among, TNI seringkali kewalahan dan kehabisan anggaran untuk melakukan perawatan. "Untuk mempertahankan supaya tidak tenggelam saja sudah mahal," ujarnya.

    Meski tidak merinci jumlah peralatan yang sudah tua, namun sebagian besar KRI yang dimiliki TNI AL memakai teknologi tahun 1980 hingga 1990. Peralatan uzur ini, kata dia, juga bisa dijumpai pada pesawat udara yang dimiliki TNI AL. Untuk pesawat, kata dia, teknologi yang dipakai sebagian memakai buatan tahun 1970 hingga tahun 1990. Sedangkan peralatan yang lebih tua ada pada kendaraan tempur marinir yang sebagian besar masih buatan tahun 1960 hingga tahun 1970.

    Padahal, kata dia, di Australia sebagian besar peralatannya sudah memakai produk buatan 1990 hingga 2007. Bahkan Australia saat ini berencana melakukan pengadaan kapal perang jenis Air Warfare Destroyer kelas Hobart dengan sistem tempur terbaru.

    Begitu pula di Singapura. Negara ini, kata dia, saat ini telah memiliki empat kapal selam siluman. Selain itu, Singapura juga memiliki kapal tempur terbaru yang dilengkapi dengan stealth technology yang mampu menghadapi ancaman multidimensi dari udara, permukaan laut dan bawah laut.

    Namun, kata Among, TNI AL bisa memaklumi ketinggalan teknologi yang dipakainya itu. Sebab, anggaran untuk pembelian peralatan itu masih minim. Dimana dari alokasi yang ada, 60 persen diantaranya masih digunakan untuk gaji personelnya. Sedangkan 40 persen anggaran untuk peralatan. “Idealnya dibalik, 60 persen untuk peralatan dan gaji personel 40 persen,” ujarnya.

    Saat ini, kata Among, TNI AL telah merencanakan untuk segera memiliki kekuatan pokok minimum peralatan itu. Syarat memiliki kekuatan minimum, menurut Among, jika TNI AL telah memiliki 151 KRI, 54 pesawat udara, 310 kendaraan tempur, tiga batalyon tempur mariner, satu yonif siaga kota, dan satu yonif tambahan.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> "Berpapasan dengan Kapal TNI, Kapal AS Harus Hormat"

    Wednesday, April 14, 2010 | 11:59 PM | 0 Comments

    Russian nuclear cruiser makes port call in Syria

    Russia's nuclear-powered missile cruiser Pyotr Veliky has arrived in Syria's Mediterranean port of Tartus ahead of Russian Navy drills in the Indian Ocean.

    A large Syrian naval delegation accompanied by Russia's ambassador to Syria, Sergei Kirpichenko, visited the Russian warship on Wednesday.

    "The Pyotr Veliky's visit to the Syrian port of Tartus is a symbolic event. It is a continuation of our historic ties with Syria that serves as a guarantee of our future cooperation not only in the naval sphere but also in other areas," Kirpichenko said.

    "I am certain that we will witness new and significant progress in our bilateral cooperation in the near future," he added.

    Pyotr Veliky, the flagship of Russia's Northern Fleet, left the fleet's headquarters in Severomorsk on March 31 to join the warships of other Russian fleets, including the Moskva missile cruiser, in the Indian Ocean for large-scale naval exercises.

    A naval maintenance site near the port of Tartus is the only Russian foothold in the Mediterranean.

    About 50 naval personnel and three berthing floats are currently deployed at the Tartus site, which can accommodate up to a dozen warships.

    According to the Russian Navy, the naval base in Syria significantly boosts Russia's operational capability in the region because the warships based there are capable of reaching the Red Sea through the Suez Canal and the Atlantic through the Strait of Gibraltar in a matter of days.

    In September 2008, Russia was reported to be in talks with Syria about turning Tartus into a permanent base for Russian warships in the Middle East.

    From: RIA
    Readmore --> Russian nuclear cruiser makes port call in Syria

    U.S. warship arrives in Georgia for joint training


    A U.S. frigate has arrived in Georgia's territorial waters to take part in joint Theater Security Cooperation (TSC) exercises with the Georgian Coast Guard, a Georgian official said on Wednesday.
    USS John L. Hall, an Oliver Perry class guided missile frigate, docked on Wednesday in the port of Poti, some 50 km (31 miles) from the border with the former Georgian republic of Abkhazia.
    The frigate will visit Batumi, another Georgian port on the Black Sea coast, on April 16 and leave Georgia's territorial waters on April 19.
    During the visit, John L. Hall's crew will conduct multiple training sessions with the Georgian Coast Guard including first aid, damage control, search and rescue (SAR), rescue and assistance (R&A), and visit, board, search and seizure (VBSS) tactics.
    Georgia, which is actively seeking NATO membership, signed in January last year a strategic partnership treaty with the United States, which has long provided economic and military support for Tbilisi, including training for its troops. The John L. Hall took part in similar exercises with the Georgian Coast Guard in March.
    President Mikheil Saakashvili pledged to build new and stronger armed forces after Georgia's military conflict with Russia in August 2008. He has expressed hope that Washington will provide stronger support to Tbilisi in developing its military.
    Some Georgian politicians have urged the U.S. and NATO to send their warships to Georgian territorial waters in the Black Sea to stave off the potential threat of a Russian sea blockade of the Georgian ports in case of a military conflict.
    Russia maintains several patrol boats in the area to help Abkhazia guard its maritime border in the Black Sea.
    Under mutual assistance treaties signed in November 2008 following Russia's recognition of Abkhazia and the other former Georgian republic of South Ossetia as independent states, Moscow pledged to help both republics protect their borders, and the signatories granted each other the right to set up military bases in their respective territories.

    From: RIA
    Readmore --> U.S. warship arrives in Georgia for joint training

    Warga Jepang Tolak Pangkalan AS

    Tokyo (ANTARA News) - Kepala daerah tiga kota di satu pulau Jepang dilaporkan memberitahukan kepada pangkalan militer Amerika Serikat, Rabu, bahwa mereka akan menulis surat kepada Presiden Barack Obama untuk mengatakan penolakan mereka terhadap rencana pemerintah.

    Pusat sengketa adalah sekitar keputusan pemerintah mereka meninjau perjanjian 2006, untuk memindahkan Pangkalan Udara Korps Marinir di Funtenma, Okinawa, dari daerah pemukiman ke wilayah pantai yang lebih sepi, di pulau itu.

    Media melaporkan bahwa pemerintah Jepang berencana memindahkan pangkalan tersebut ke Tokunoshima, satu pulau di prefektur Kagoshima, di utara Okinawa.

    Pemerintah tidak mengkonfirmasikan laporan-laporan itu, namun penduduk Takunoshima telah menyuarakan penentangan terhadap rencana tersebut, dengan sekitar 4.000 orang melakukan unjukrasa memprotes rencana itu bulan lalu.

    Ketiga wali kota di Tokunoshima, yang jika penduduknya dijumlahkan mencapai sekitar 27.000, kini sedang menyusun surat untuk dikirimkan kepada Presiden AS, Barack Obama, kata salah seorang dari tiga wali kota, Akira Okubo, kepada AFP.

    Rancangan surat itu mengatakan: "Kami, semua penduduk pulau, memprotes terhadap relokasi pangkalan udara ke Tokunoshima.

    "Pulau kami adalah subtropika dan masih kaya dengan lingkungan alam. Kami tetap cinta untuk tinggal di Tokunoshima yang indah ini, sebagaimana sekarang, dan untuk generasi mendatang," tulis para wali kota.

    Pulau tersebut adalah bagian dari kepulauan Amami, yang dipandang berposisi strategis penting sebagai tempat terdekat ke Korea Utara dan Selat Taiwan - keduanya berpotensi rawan yang memerlukan penyebaran militer AS.

    Ketiga wali kota juga sedang mempersiapkan aksi protes lain, yakni unjukrasa pada Ahad, yang menurut mereka akan melibatkan sekitar 10.000 penduduk.

    "Kami juga akan mengirimkan foto-foto demonstrasi itu kepada Presiden Obama," kata Okubo.

    Perdana Menteri Jepang, Yukio Hatoyama, telah berjuang selama beberapa bulan untuk mendapatkan cara pemecahan yang akan memuaskan rakyat pulau Okinawa, bagian dari prefektur Jepang paling selatan, dan tuntutan-tuntutan keamanan AS, sekutu pentingnya.

    Hatoyama Selasa mengatakan di Washington, bahwa dia telah berjanji pada Obama, akan memecahkan sengketa pangkalan itu pada akhir Mei, meskipun pada kenyataannya rakyat Okinawa sejak lama marah dengan kehadiran banyak militer AS.

    Media Jepang berspekulasi bahwa Hatoyama mungkin akan mengundurkan diri jika dia gagal bisa memecahkan sengketa itu, sebelum batas-waktu yang dia tetapkan habis.

    Pemerintah Obama meminta dengan tegas berdasarkan rencana relokasi 2006, namun juga telah berjanji akan mempertimbangkan suatu usulan tandingan.

    Namun demikian, beberapa penjabat AS secara pribadi menyuarakan kejengkelan pada apa yang mereka pandang sebagai ketidaktegasan pemerintah Jepang.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Warga Jepang Tolak Pangkalan AS

    Pemerintah Rencanakan Pembangunan Tenaga Listrik Arus Laut

    Tanjungpinang (ANTARA News) - Staf Ahli Kementerian Bidang Tata Ruang dan Kemaritiman Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Sondi Amar, mengatakan, pemerintah sedang mengkaji untuk membangun pembangkit listrik tenaga arus laut.

    "Saat ini sedang dikaji pembangunan tenaga listrik memanfaatkan arus laut untuk menambah sumber energi listrik di Indonesia, terutama di wilayah kepulauan," kata Sondi Amar usai menghadiri musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) Kepulauan Riau (Kepri) di Tanjungpinang, Rabu.

    Dia mengatakan, di Kepri sangat cocok dikembangkan tenaga listrik dari arus laut tersebut karena memiliki arus laut yang cukup kuat menggerakkan baling-baling untuk memutar turbin yang mengasilkan tenaga listrik.

    "Dalam kajian yang sedang dilakukan saat ini, pembuatan pembangkit listrik tenaga arus laut tersebut ternyata jauh lebih murah dari pembangkit listrik yang ada saat ini seperti tenaga uap, gas, bahan bakar minyak," ujarnya.

    Menurut dia, tidak saja murah, emisinya juga nol (zero) dan untuk produksi tidak menggunakan bahan baku, hanya menggunakan baling-baling dibawah laut yang akan diputar oleh arus laut.

    "Listrik yang dihasilkan tenaga arus laut biaya produksinya sangat murah dan terlebih lagi ramah lingkungan," ujarnya.

    Dia mengkhawatirkan karena saat ini ada pihak-pihak yang mendengungkan tenaga listrik arus laut tersebut mahal, padahal menurut dia tenaga listrik arus laut ternyata jauh lebih murah.

    "Jangan-jangan ini ada mafia minyak atau batu bara yang ingin menolak rencana pembangunan listrik tenaga arus laut tersebut," ujarnya seraya bercanda.

    Sementara menurut dia, saat ini masih mengikuti apa yang dicanangkan oleh Presiden SBY memenuhi kebutuhan listrik 10.000 MW.

    "Paling tidak nantinya bisa dimanfaatkan oleh provinsi kepulauan dengan memanfaatkan potensi laut yang ada. Biaya sangat murah kenapa tidak bisa dilakukan," ujarnya.

    Dari kajian kebijakan dari Bappenas, menurut dia, sudah dilakukan, namun masih ada langkah-langkah yang harus dilakukan diantaranya meyakinkan seluruh instansi yang terlibat bahwa ini memang ekonomis.

    "Kami berharap tahun depan sudah mulai dicanangkan pembangunan tenaga listrik arus laut tersebut," harapnya.

    Sementara, Wakil Gubernur Kepri, HM Sani, sangat mendukung apa yang dicanangkan oleh Bappenas untuk membangun sumber listrik arus laut tersebut.

    "Kami mendukung pembangunan itu agar krisis listrik di Kepri bisa diatasi, namun tentu harus melalui kajian-kajian yang mendalam oleh pihak-pihak yang berkompeten agar dapat terlaksana dengan cepat dan baik," ujarnya.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Pemerintah Rencanakan Pembangunan Tenaga Listrik Arus Laut

    Sarkozy Confident Brazil Will Buy Rafales


    WASHINGTON - French President Nicolas Sarkozy expressed confidence April 13 that Brazil would choose French-made Rafale fighter jets for its air force in a hotly contested bidding process.

    "I am confident. Things are progressing," Sarkozy said when asked about the contract after meeting Brazilian President Luiz Inacio Lula da Silva on the sidelines of a nuclear security summit in Washington.

    Brasilia has stated its preference to purchase 36 French-made, semi-stealth Rafale jets, but a firm deal has not been announced.

    Lula is expected to announce his choice in mid-May, having pushed back a decision from April.

    "If it's a decision taken by the president and the government, it's inevitably a political decision," Sarkozy said.

    But, he said, "it's not just a political criterion. The Rafale is an excellent plane. ... President Lula and I really have a great bond. I know what he's thinking. There are no surprises on this issue."

    The Rafale, made by Dassault, is seen as the front-runner in a tender also contested by Sweden's Gripen NG by Saab and by the F/A-18 Super Hornet by Boeing.

    The deal is estimated to be worth between $4 billion and $7 billion, depending on details of armaments, maintenance and peripheral industrial involvement. Brazil could also end up buying up to another 100 fighter jets from the supplier over the long term.

    Brazil has made technology transfer the main priority in the tender, so it can produce fighter aircraft itself and boost its aviation industry. Lula previously said the Rafale deal would be more advantageous in that respect for Brazil.

    From: DN
    Readmore --> Sarkozy Confident Brazil Will Buy Rafales

    New air defense systems to take part in Moscow's VE-Day parade

    Russia's new short-range gun and missile air defense systems will take part in a Victory Day parade on Red Square in Moscow on May 9, a Defense Ministry spokesman said on Wednesday.

    This year's parade in Moscow to mark the 65th anniversary of Soviet victory in WWII will involve more than 10,000 personnel, 160 military vehicles and 127 aircraft.

    "Eight new Pantsir-S1 air defense systems, designed to provide point defense for civilian and military installations and to protect theater and strategic air defense complexes, such as S-300 and S-400, will participate for the first time in a military parade on the country's main square this year," Lt. Col. Vladimir Drik said.

    The Pantsir system was unveiled at the MAKS air show near Moscow in 1995 and has been thoroughly modified since then. It is expected to replace the obsolete Tunguska air defense system in the Russian army.

    The first 10 Pantsir-S1 (SA-22 Greyhound) air defense systems entered service with the Russian Air Force on March 18, 2010.

    The system carries up to 12 guided surface-to-air missiles with an operational range of 20 kilometers (12 miles). It also has two dual 30-mm automatic cannons that can engage targets up to 4 km away.

    The combination of missiles and cannons allows the system to effectively engage aerial targets at various ranges and altitudes.

    From: RIA
    Readmore --> New air defense systems to take part in Moscow's VE-Day parade

    Situasi Keamanan Nasional makin Menghangat

    JAKARTA--MI: Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI Darpito Pudyastungkoro mengatakan, situasi keamanan akan makin menghangat seiring situasi perkembangan politik dan ekonomi nasional.

    "Tidak menutup kemungkinan situasi politik dan ekonomi ke depan makin menghangat seiring dengan kecenderungan yang ada saat ini," kata Darpito pada apel komandan satuan jajaran Kodam Jaya di Jakarta, Rabu (14/4).

    Darpito mengatakan, secara umum kondisi keamanan Ibu Kota dan sekitarnya kondusif dan dinamis. Namun, aksi-aksi unjukrasa tetap terjadi dengan intensitas tinggi seiring dengan perkembangan situasi politik dan ekonomi nasional.

    "Bahkan tidak menutup kemungkinan ke depan situasinya akan semakin memanas karena poros utama yang krusial seperti melemahnya daya beli masyarakat, sempitnya lapangan pekerjaan belum tertangani dengan baik," ujarnya.

    Apalagi, kata dia, dalam beberapa waktu ke depan pemerintah berniat untuk menaikkan harga jual gas, listrik dan tarif tol yang berimbas langsung pada masyarakat.

    Karena itu, prajurit Kodam Jaya bersama komponen masyarakat lain harus dapat mengatasi permasalahan tersebut secara bijak dan tenang.

    "Saya juga meminta seluruh jajaran, terutama aparat kewilayahan, dan intelijen agar segera mengantisipasinya sehingga dapat memberikan penjelasan yang benar, agar masyarakat dan komponen bangsa mendapat penjelasan yang benar dan tidak mudah terprovokasi pihak-pihak yang memanfaatkan situasi tidak menguntungkan ini," tutur Pangdam Jaya.

    Apel komandan satuan Kodam Jaya diikuti oleh 450 personel dan pada acara itu dibahas berbagai perkembangan aktual selain taktik tempur.

    Sumber: Media Indonesia
    Readmore --> Situasi Keamanan Nasional makin Menghangat

    Kemenhan Butuh Tambahan Anggaran Perawatan Rp5 Triliun

    JAKARTA--MI: Kementerian Pertahanan yang membawahi TNI menyatakan kebutuhan anggaran pertahanan untuk perawatan dan pemeliharaan alutsista lebih dari Rp5 triliun yang sudah dialokasikan dalam APBN 2010. Kementerian berharap anggaran meningkat minimal seratus persen dari nilai yang ada.

    Hal ini disampaikan oleh Wakil Menhan Letjen Sjafrie Sjamsuddin kepada wartawan di Jakarta, Rabu (14/3). "Pada anggaran tahun 2010, untuk kebutuhan pemeliharaan dan perawatan untuk kesiapan operasi teralokasi Rp5 triliun. Kami butuh seperti itu lagi. Pemeliharaan itu tidak bisa turun dari standard," kata Sjafrie.

    Ia juga mengajukan penambahan anggaran untuk pengadaan peralatan khusus bagi kesatuan. Itu berbeda dari pengadaan material khusus yang diperuntukan satuan khusus. Ia berharap anggaran yang diajukan bisa disetujui dewan pada rapat tanggal 15 April 2010 mendatang. "Kita butuh anggaran yang urgen untuk mendukung operasionalnya yang belum dimasukan di dalam alokasi 2010. Dari Rp42 triliun, Rp21 triliunnya adalah untuk gaji. Sisanya untuk belanja barang rutin. Sementara, untuk pemeliharaan hanya Rp5 triliun. Kita butuh lebih dari itu," sambungnya.

    Ia menambahkan bahwa selain kebutuhan pemeliharaan, pemerintah juga sedang mengusahakan pengadaan tunjangan bagi prajurit yang bertugas di perbatasan. Ia mengkalkulasi bahwa anggaran tunjangan perbatasan mencapai Rp152 miliar untuk 9.940 personel. Perhitungannnya mengikuti Peraturan Menteri Keuangan Nomor S-15/MK.02/2010. "Kita butuh Rp152 miliar untuk 9.940 personel yang bertugas di garis perbatasan. Itu untuk tunjangan perbatasan di luar anggaran yang sudah ditetapkan. Beda dengan yang remunerasi," jelasnya.

    Peraturan Menkeu soal tunjangan perbatasan membagi tiga kriteria prajurit yang bertugas di perbatasan. Pertama, prajurit TNI dan PNS yang bertugas dan tinggal di wilayah pulau-pulau kecil terluar tanpa penduduk ditingkatkan sebesar 150 persen dari gaji pokok. Kedua, prajurit TNI dan PNS yang bertugas dan tinggal di wilayah pulau-pulau kecil terluar berpenduduk ditingkatkan sebesar 100 persen dari gaji pokok dan 75 persen bagi prajurit TNI dan PNS yang bertugas dan tinggal di wilayah perbatasan. Ketiga, prajurit TNI dan PNS yang bertugas di wilayah udara dan laut perbatasan dam pulau-pulau kecil terluar sebesar 50 persen dari gaji pokok.

    Sumber: Media Indonesia
    Readmore --> Kemenhan Butuh Tambahan Anggaran Perawatan Rp5 Triliun

    Asia Tenggara dan Indonesia Sejak Lama Bebas Nuklir

    JAKARTA--MI: Wakil Presiden Boediono menyatakan kawasan Asia Tenggara sudah lama menyatakan diri kawasan bebas senjata nuklir. Begitupun dengan Indonesia sebagai satu negara di kawasan tersebut.

    Hal itu jauh lebih dahulu daripada keinginan Amerika yang sekarang ingin menciptakan dunia yang bebas senjata nuklir.

    "Sebagai sebuah negara, Indonesia juga tak pernah mempunyai aspirasi atau keinginan untuk memiliki senjata nuklir. Tapi, Indonesia tentu juga ingin bisa memanfaatkan secara maksimal teknologi nuklir untuk keperluan damai demi kesejahteraan rakyatnya," kata Boediono makan siang dengan Wapres AS Joe Biden dengan 12 negara non blok dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Keamanan Nuklir di Washington DC, Senin (12/4) seperti dikutip di situs www.wapresri.go.id.

    Dalam kesempatan itu ia menegaskan bahwa Indonesia menyambut baik semua upaya pencegahan jatuhnya bahan-bahan material nuklir ke tangan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

    "Sikap Amerika sekarang juga sudah semakin dekat dengan pandangan Gerakan Non Blok (GNB). Artinya kita juga sudah semakin dekat ke arah sebuah kesepakatan dan kerjasama yang konkret," kata Boediono.

    Ia menyatakan, Indonesia tentu menyambut baik kerjasama dengan negara-negara maju yang sudah menguasai teknologi nuklir untuk keperluan ini.

    Dalam hal memberantas terorisme, komitmen Indonesia sudah sangat jelas. Kami termasuk negara yang berada di garis paling depan dalam perang melawan terorisme. Maka, tentu kami mendukung semua upaya untuk mencegah jatuhnya material nuklir ke tangan pihak-pihak non-negara yang bisa menyalahgunakannya secara tidak bertanggung jawab.

    Namun, sebelum sampai pada kesepakatan yang konkret mengenai Insiatif Global untuk Memberantas Terorisme Nuklir, kita terlebih dahulu harus mengambil beberapa langkah praktis. Negara-negara maju harus membantu negara yang mempunyai tujuan jelas ingin memanfaatkan nuklir untuk keperluan damai. Amerika dan negara-negara maju lain juga harus membantu Indonesia dan negara-negara lain yang memiliki visi serupa untuk meningkatkan kemampuan mengawasi material nuklir di dalam perbatasannya masing-masing.

    "Jika Indonesia memiliki kemampuan ini, tentu pengawasan material nuklir akan lebih mudah dan ini adalah langkah konkret yang bisa menuju pada kesepakatan global untuk mencegah jatuhnya nuklir ke tangan kelompok teroris atau aktor-aktor non-negara yang membahayakan keamanan global," katanya.

    Dalam pernyataannya Wapres AS John Biden mengatakan bahwa dalam hal senjata nuklir sikap AS sekarang sudah sejalan dengan GNB.

    "Satu saja ada tambahan senjata nuklir, dan ada satu saja lagi negara yang memiliki senjata nuklir, itu adalah kesalahan besar."

    Biden juga menegaskan bahwa risiko yang sangat besar ada pada bahan-bahan material nuklir yang berada di tangan swasta, seperti industri yang berada di luar kendali Pemerintah.

    "Kita tak pernah bisa menghitung dengan tepat atau memberi label pada semua material itu. Maka kita harus menemukan cara agar tidak ada satu pun material yang bocor ke tangan yang tidak berhak," kata Biden.

    Indonesia adalah peserta penting dalam jamuan ini karena Indonesia adalah Ketua Kelompok Kerja Pelucutan Senjata Nuklir di GNB. Selama ini GNB selalu kritis mendorong upaya pelucutan senajata nuklir (disarmamanet) maupun upaya-upaya pencegahan penyebarannya (non-proliferation). Kita ketahui bersama, sikap GNB adalah mewujudkan pelucutan senjata nuklir secara total (a world without nuclear weapons).

    Kewajiban melakukan pelucutan senjata nuklir ini terkandung dalam Traktat NPT, yang bersandar pada tiga pilar yang seimbang. Yakni: nuclear disarmament (pelucutan), nonproliferation of nuclear weapons (penghentian penyebaran senjata nuklir), dan peaceful uses of nuclear energy (Pemakaian nuklir untuk maksud-maksud damai).

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> Asia Tenggara dan Indonesia Sejak Lama Bebas Nuklir

    Russia plans to upgrade Black Sea Fleet with new warships


    Russia's Black Sea Fleet will receive up to four frigates and four diesel-electric submarines in the next five years, a Navy source told RIA Novosti on Tuesday.

    The Russian official said that the new warships were needed to replace vessels which have been in service for over 30 years and may soon not be fit for sea missions.

    "The need to revamp the operational strength of the Black Sea Fleet is dictated by the decommissioning of various outdated vessels," the source said.

    Earlier reports indicated that the Black Sea Fleet is set to decommission its Ochakov destroyer and a diesel submarine built in 1982. Next on the "scrap" list are the Kerch destroyer and several large support ships.

    The first new vessels that are likely to join the fleet in the near future are the Admiral Gorshkov frigate and the Lada class Sevastopol diesel submarine, which are still under construction.

    Russia needs to maintain a strong combat-capable fleet in the Black Sea and the Mediterranean not only to protect its interests in the region but also to contribute to international efforts in fighting sea piracy and drug-trafficking.

    Warships from the Black Sea Fleet regularly participate in the Blackseafor naval drills, the Black Sea Harmony and the Operation Active Endeavor counterterrorist operations.

    "The new ships will ensure the fleet's active participation in these operations and in other missions planned by the Russian Navy,' the source said.

    He added that the planned overhaul did not violate the 1997 agreements with Ukraine on the presence of the Black Sea Fleet in the Crimea.

    "Our plans are absolutely transparent and they will be discussed at meetings of a Russian-Ukrainian subcommittee on the Black Sea Fleet."

    From: RIA
    Readmore --> Russia plans to upgrade Black Sea Fleet with new warships

    Tuesday, April 13, 2010 | 11:43 PM | 0 Comments

    Bulava missile designer blames industry for test failures

    Yury Solomonov, the designer of the troubled Bulava ballistic missile, said that the poor state of the Russian defense industry was the main cause of the weapon's failed test launches.

    Solomonov resigned from his post as general director of the Moscow Institute of Thermal Technology (MITT) in July 2009 after a series of unsuccessful Bulava tests, but retained his post as general designer of the missile.

    "I can say in earnest that none of the design solutions have been changed as a result of the tests. The problems occur in the links of the design-technology-production chain," Solomonov said in an interview with the Izvestia newspaper published on Tuesday.

    "Sometimes [the problem] is poor-quality materials, sometimes it is the lack of necessary equipment to exclude the 'human' factor in production, sometimes it is inefficient quality control," he said.

    The designer complained that the Russian industry is unable to provide Bulava manufacturers with at least 50 of the necessary components for production of the weapon. This forces designers to search for alternative solutions, seriously complicating the testing process.

    The Bulava (SS-NX-30) is a three-stage liquid and solid propellant submarine-launched ballistic missile (SLBM). It carries up to ten MIRV warheads and has a range of over 8,000 kilometers (5,000 miles).

    The missile has been specifically designed for Russia's new Borey class nuclear submarines.

    Only five of 12 Bulava test launches from the Dmitry Donskoy sub have been officially reported as successful. The future development of Bulava has been questioned by some lawmakers and defense industry officials who suggest that the Russian Navy should keep using the more reliable Sineva SLBM.

    The RSM-54 Sineva (SS-N-23 Skiff) is a liquid-propellant SLBM designed for Delta IV class submarines that can carry up to 16 missiles each.

    Solomonov questioned the viability of these statements saying the two missiles were incomparable both in terms of technology and performance characteristics.

    A special investigation commission is expected to announce on May 30 the official results of a probe into the Bulava failures.

    The Russian military has insisted that there is no alternative to the Bulava and pledged to continue testing the missile until it is ready to be deployed with the Navy. At least four new test launches of the missile have been planned for the end of June.

    Solomonov vowed in the interview to continue work on the Bulava until it shows stable performance and is ready to join Russia's nuclear triad.

    From: RIA
    Readmore --> Bulava missile designer blames industry for test failures

    Russia delays launch of new nuclear submarine


    Russia will not float out a new nuclear-powered multipurpose attack submarine as planned on May 7 due to technical reasons, a source in the shipbuilding industry said on Tuesday.

    Construction of the Severodvinsk, the first Project 885 Yasen (Graney) class submarine, began in 1993 at the Sevmash shipyard in the northern Russian city of Severodvinsk but has since been dogged by financial setbacks. Russia planned to float out the submarine on May 7 to mark the 65th anniversary of the victory over Nazi Germany in May 1945.

    "The launch of the new Severodvinsk submarine has been delayed for technical reasons," the source said, adding that the sub would be floated out and pass sea trials later this year.

    Graney class nuclear submarines are designed to launch a variety of long-range cruise missiles (up to 3,100 miles or 5,000 km) with nuclear warheads, and effectively engage submarines, surface warships and land-based targets.

    The submarine's armament includes 24 cruise missiles, including the 3M51 Alfa SLCM, the SS-NX-26 Oniks SLCM or the SS-N-21 Granat/Sampson SLCM. It is also equipped with eight torpedo launchers, as well as mines and anti-ship missiles such as SS-N-16 Stallion.

    The Severodvinsk is expected to enter service with the Russian Navy by late 2010 - early 2011.

    Last year, work started on the second sub in the series, the Kazan, which will feature more advanced equipment and weaponry.

    Russia's Navy commander, Adm. Vladimir Vysotsky, has called the construction of new-generation nuclear-powered ballistic missile and attack submarines a top priority for the Russian Navy.

    From: RIA
    Readmore --> Russia delays launch of new nuclear submarine

    Tiga Tewas dalam Kecelakaan Pesawat AL

    Liputan6.com, Washington: Tiga anggota awak pesawat Angkatan Laut Amerika Serikat tewas seketika dalam kecelakaan pesawat di utara Georgia pada Senin (12/4). Demikian dikatakan seorang pejabat Angkatan Laut AS.

    Juru bicara Stasiun Udara Angkatan Laut Pensacola, Harry White mengatakan pesawat milik Pelatihan Air Wing 6 mengalami kecelakaan saat melakukan misi rutin di wilayah tersebut. Tidak ada korban luka-luka ketika pesawat jatuh ke daratan. Hingga detik ini, penyelidikan penyebab kecelakaan masih berlangsung, tambah White.

    Sumber: LIPUTAN6
    Readmore --> Tiga Tewas dalam Kecelakaan Pesawat AL

    Indonesia Enggan Beli Peralatan Militer USA

    Liputan6.com, Jakarta: Berkaca dari pengalaman embargo militer Amerika Serikat tahun 1990an, membuat militer Indonesia enggan mengambil tawaran Washington dalam merevitalisasi peralatan tempurnya. Demikian dikatakan pengamat politik Asia Tenggara, Profesor Dr. Sheldon W. Simon.

    Dalam diskusi di Kedubes AS, Senin (12/4) Professor Simon mengatakan militer Indonesia sempat kelabakan menangani perawatan serta peningkatan kualitas peralatan tempur buatan AS saat diembargo. Sehingga banyak kendaraan tempur yang harus dikandangkan karena tidak layak beroperasi. Embargo dirasakan sebagai bentuk kesewenangan AS dan oleh sebab itu, TNI akan membeli teknologi diluar Washington guna menghindari kasus embargo berulang kembali.

    Indonesia akan membeli peralatan tempur dari negara lain seperti Russia atau Perancis walaupun teknologi yang ditawarkan masih dibawah AS. Seperti, pembelian pesawat tempur Sukhoi 27SK dan Sukhoi 30MK dari Rusia serta Panser VAB dari Perancis.

    Selain itu, dalam sesi tanya jawab guru besar universitas Arizona juga menolak adanya tudingan sejumlah pihak mengenai rencana pembuatan pangkalan militer AS di Indonesia. Profesor Simon mengatakan pembuatan pangkalan merupakan hal yang amat sulit direalisasikan dan diperkirakan akan mengundang perdebatan publik seperti halnya ketika angkatan laut AS memberikan bantuan bagi korban Tsunami Aceh 2004 silam.

    Sumber: LIPUTAN6
    Readmore --> Indonesia Enggan Beli Peralatan Militer USA

    TNI AD Latihan Perang Kota di Bireuen

    SATU regu anggota pasukan khusus Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) Batalyon Infanteri 113/Jaya Sakti dan Kodim 0111/Bireuen, menggempur markas persembunyian musuh di pusat Kota Bireuen, Aceh, Senin (12/4). TNI berhasil memukul kekuatan musuh dengan menggunakan taktik perang kota.

    Latihan taktik tempur kota itu dilaksanakan di lapangan Yonif 113/Jaya Sakti di selatan Kota Bireuen. Selain masing-masing personel dilengkapi senjata SS 1, pasukan khusus TNI-AD dari satuan infanteri berkekuatan 28 personel, juga dilengkapi dengan senjata lawan tank (SLT) LRAC 89-F1 buatan Perancis, mortir sedang serta senjata mesin sedang (SMS).

    Komandan Yonif (Danyon) 113/Jaya Sakti, Letkol (Inf) Trenggono didampingi Dandim 0111/Bireuen Letkol (Inf) R Suharto mengatakan latihan taktik tempur digelar secara berkelanjutan. Kegiatan ini merupakan latihan dasar guna menguasai taktik perang kota. Seluruh personel TNI-AD dibekali dengan pemantapan latihan tanda-tanda visual dalam patroli, teknik melintasi bangunan, serta tenik penyerangan pemukiman dan kota. "Taktik tempur kota ini juga secara terus-menerus disosialisasikan kepada seluruh prajurit sehingga mereka diharapkan mampu menguasai seluruh teknik tempur dasar," kata Trenggono.

    Sumber: JURNAL
    Readmore --> TNI AD Latihan Perang Kota di Bireuen

    Kemhan Jamin tak Ada Mafia Pengadaan Alutsista


    JAKARTA--Kementerian Pertahanan (Kemhan) menjamin tak ada mafia dalam pengadaan alat utama sistem senjata TNI. "Sangat kecil kemungkinannya. Karena Irjen pun terlibat dalam Tim Evaluasi Pengadaan (TEP), untuk pengawasannya, " kata Irjen Kemhan Erris Heriyanto kepada ANTARA di Jakarta, Senin.

    Ia menjelaskan, setiap proses pengadaan alat utama sistem senjata telah diatur dalam Keputusan Menteri (Kepmen) No 7 untuk pengadaan melalui Kredit Ekspor (KE) dan No 6 bagi pengadaan dari dalam negeri.
    "Prosesnya berjenjang mulai dari Mabes angkatan, Mabes TNI dan kemhan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki. Sangat sulit jika ada pejabat TNI atau kemhan yang membawa rekanan ikut dalam pengadaan alat utama sistem senjata," tutur Erris.

    Ia menambahkan, "Sangat sulit, kalau pun ada yang membawa rekanan tidak ada jaminan dia bakal lulus dengan mudah. Sangat selektif,". Pada kesempatan terpisah Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengingatkan jajarannya untuk memegang prinsip kehati-hatian dan profesional dalam pengelolaan keuangan dan aset TNI.

    "Semua harus mengacu peraturan perundang-undangan yang berlaku, dilakukan secara akuntabel dan transparan, didukung tertib administrasi yang baik," katanya. Tak hanya itu, perlu dilakukan pula pengawasan internal yang efektif di setiap jajaran agar tidak terjadi pelanggaran dan penyelewengan, demikian Panglima TNI Djoko.

    Sumber: REPUBLIKA
    Readmore --> Kemhan Jamin tak Ada Mafia Pengadaan Alutsista

    Monday, April 12, 2010 | 10:33 PM | 0 Comments

    Russian firm joins world's Top 20 arms producers


    Russia's Almaz-Antei company has moved to 18th place on the global list of Top 100 defense firms compiled by a respected Swedish think tank.

    According to the SIPRI Yearbook 2010, released by the Stockholm International Peace Research Institute, Almaz-Antei sold $4.3 billion-worth of weaponry in 2008.

    Almaz-Antei is one of Russia's largest air defense manufacturers, specializing in production of small, medium and long-range air defense systems, including the S-300 Favorit and S-400 Triumf systems.

    The S-400 Triumf (SA-21 Growler) is designed to intercept and effectively engage airborne targets including stealth aircraft, and cruise and ballistic missiles at ranges of up to 3,500 kilometers (2,200 miles) and speeds of up to 4.8 kilometers (3 miles) a second.

    Almaz Antei has recently announced that it is currently developing six new types of air defense/missile defense systems, including the fifth-generation S-500 air defense complex, which is expected to enter production in 2012.

    The SIPRI Yearbook includes reports detailing research into international security, armaments and disarmament, major armed conflicts and multilateral peacekeeping operations, and is highly valued and respected by military experts worldwide.

    From: RIA
    Readmore --> Russian firm joins world's Top 20 arms producers

    AL Indonesia-AS Sepakat Tingkatkan Kerjasama

    Jakarta (ANTARA News) - TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) sepakat untuk meningkatkan kerja sama keamanan maritim di kawasan Asia Pasifik.

    Hal itu terungkap dalam pertemuan tertutup Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Agus Suhartono dengan mitranya Panglima Armada ketujuh Angkatan Laut AS Laksamana Madya John M. Bird, di Jakarta, Senin.

    "Selain kunjungan kehormatan, dalam pertemuan itu juga disinggung komitmen kedua pihak untuk meningkatkan kerja sama maritim di kawasan," kata juru bicara TNI Angkatan Laut Kolonel Laut Herry Setianegara ketika dikonfirmasi ANTARA.

    Ia menambahkan, selain untuk meningkatkan kerja sama, kunjungan tersebut dimaksudkan untuk mempererat hubungan antara angkatan laut kedua negara yang selama ini telah terjalin.

    Dari markasnya di Yokosuka, Jepang, Armada Ketujuh rutin berlayar menjaga kepentingan AS yang mencapai 52 juta mil persegi membentang dari "International Date Line" hingga Pantai Timur Afrika serta dari Kuril Island di sebelah utara hingga Antartika di belahan selatan.

    Komandan Armada Ketujuh memiliki tiga kewenangan utama yakni sebagai komandan Gabungan Gugus Tugas penanganan bencana alam maupun operasi militer.

    Kedua, sebagai komandan operasi angkatan laut di wilayah kekuasaannya yang merupakan tugas sehari-hari Komando Armada Ketujuh. Selain itu, Komandan Armada Ketujuh juga berwenang sebagai komandan pertahanan.

    Dalam setiap pertemuan dengan para koleganya di negara yang kunjungi Komandan Armada Ketujuh kerap menekankan pentingnya kerja sama antara AS dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia.

    Terkait itu, Armada Ketujuh AS rutin melakukan latihan bersama dengan militer dari sejumlah negara Asia Pasifik, seperti CARAT (Cooperation Afloat Readiness and Training) dengan TNI AL, "Bilateral SEA readiness and training exercise" dengan Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam dan Indonesia.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> AL Indonesia-AS Sepakat Tingkatkan Kerjasama

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.