ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Saturday, September 10, 2011 | 9:56 PM | 0 Comments

    Wamenhan : Indonesia Mantapkan Kerjasama Pertahanan Dengan Eropa

    Jakarta - Indonesia akan memantapkan kerja sama pertahanan dengan tiga negara Eropa, yakni Jerman, Prancis, dan Spanyol, kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.

    Selama ini Indonesia telah memiliki kerja sama pertahanan dengan tiga negara itu, meski masih berjalan parsial, katanya kepada ANTARA News di Jakarta, Sabtu.

    Oleh karena itu, Indonesia dan tiga negara tersebut akan mengakselerasi kesepakatan kerja sama pertahanan agar menjadi payung hukum politik bagi keempat negara dalam kerangka kerja sama pertahanan termasuk di dalamnya kerja sama industri pertahanan.

    "Indonesia dan Jerman serta Indonesia dengan Spanyol, rancangan kesepakatan kerja sama pertahanannya sudah pada tahap pematangan untuk menjadi nota kesepahaman yang akan ditandatangani menteri pertahanan masing-masing negara," ujarnya.

    Rancangan kesepakatan kerja sama antara Indonesia dengan Prancis, menurut dia, masih dalam tahap konsep awal dan akan didalami terus.

    Ia mengatakan dengan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU), maka kerja sama antara Indonesia dengan masing-masing negara Eropa itu dapat meningkatkan dan memperluas kerja sama yang sudah berjalan selama ini yang masih parsial.

    Dalam kaitan itulah, Wamenhan akan melakukan kunjungan kerja ke Berlin dan Stuttgard (Jerman), Madrid (Spanyol), kemudian Paris dan Marseille (Prancis) selama sepekan mulai 11 September 2011.

    "Yang jelas, kerja sama yang dijalin tersebut harus didasarkan saling menghormati, menghargai, dan menguntungkan kepentingan nasional," kata Sjafrie.

    Selain memantapkan payung hukum politik kerja sama pertahanan, ia mengemukakan, akan dibahas pula pengembangan kerja sama indsutri pertahanan antara Indonesia dengan tiga negara itu.

    "Kerja sama industri pertahanan yang telah berjalan antara Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan Indonesia dan tiga negara itu akan kami mantapkan pula, agar dapat mendukung kemandirian industri pertahanan nasional sekaligus memacu pertumbuhan ekonomi nasional," demikian Sjafrie Sjamsoeddin.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Wamenhan : Indonesia Mantapkan Kerjasama Pertahanan Dengan Eropa

    Menhan Korsel Kagum Akan Ketangguhan KRI Dewaruci

    Jakarta - KRI Dewaruci, siapa tidak tahu? Pada L'Armada 2003 di Perancis sebagai misal dia menjadi satu-satunya wakil kapal layar tiang tinggi dari Asia dan Afrika yang hadir di perhelatan maritim internasional dengan peserta puluhan koleganya.

    Bukan main-main untuk bisa ke sana dengan jarak tempuh dan waktu hingga 12.000 mil laut dan berbulan-bulan. Dia bukan kapal baru, buatan 1953 dari Hamburg, Jerman. Bung Karno sangat percaya pada peran ampuh KRI Dewaruci sebagai goodwill ambassador Tanah Air.

    Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Kwan-jin, diberitahu beberapa fakta dari segudang fakta tentang kapal perang non kombatan berkelir putih bersih itu. Kim geleng-geleng kepala mengagumi ketangguhan kapal latih taruna TNI-AL, KRI Dewaruci, yang disaksikan dalam bentuk model berskala.

    "Ini kapalnya pakai mesin? Karena kapal ini sudah melakukan beberapa kali muhibah keliling dunia," katanya. Paling tidak sudah 36 misi pelayaran latih dan navigasi astronomi dilakoni KRI Dewaruci.

    Korea Selatan tidak memiliki kapal layar latih militer sekelas KRI Dewaruci. Dia bertanya kepada Direktur Utama PT PAL, Harsusanto, yang mendampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Jumat.

    Pertanyaan itu pun dijawab Harsusanto, "Pakai, kapal ini sudah menggunakan mesin." Mendengar itu. Menhan Korsel Kwan-Jin pun berdecak kagum. KRI memang dilengkapi mesin diesel berdaya cuma ratusan tenaga kuda saja sehingga kecepatan maksimalnya pun cuma 11-12 knot per jam. Jika dipadu layar, bisa mencapai 17 knot per jam.

    "Kalian, Indonesia, pasti sangat bangga memiliki kapal ini," kata Kim.

    Kim memang tidak cuma datang untuk mengagumi KRI Dewaruci. Itu cuma bagian saja dari penandatanganan nota kesepahaman kerja sama pertahanan kedua negara.

    Indonesia memang tengah menjalin kerja sama pertahanan dengan Korea Selatan. Untuk awal, pesawat tempur latih dasar-lanjut, T-50 Eagle, dibeli dari negara itu sekaligus menyisihkan kompetitor Rusia-nya, Yakovlev Yak-130 Mitten.

    Menurut rencana besar pertahanan negara, Indonesia akan merancang dan membangun pesawat tempur sekelas F-16 Fighting Falcon bersama mitra Korea Selatannya itu.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Menhan Korsel Kagum Akan Ketangguhan KRI Dewaruci

    Wamenhan Tinjau Retrofit AMX 13 Oleh Pindad

    Bandung - Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Jum’at (9/9) melakukan kunjungan kerja ke PT. Pindad (Persero) dalam rangka melihat secara langsung kesiapan tindak lanjut dari kontrak retrofit kendaraan tempur Tank AMX-13. Dalam peninjauannya Wamenhan berharap kepada PT. Pindad untuk melihat kontrak retrofit tank ini sebagai bagian dari grand strategi menuju kemandirian industri pertahanan, khususnya kemandirian dalam pembuatan tank.

    “Retrofit tank ini perlu dilihat dari suatu kerangka yang makro sebagai bagian grand strategi dalam rangka menuju kemandirian industri pertahanan, oleh karena itu tidak menutup kemungkinan ini adalah bagian dari pembuatan tank oleh indonesia” ungkap Wamenhan dalam arahannya.

    Turut hadir mendampingi Wamenhan dalam kunjungan tersebut Kabadan Ranahan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, Dirjen Potensi Pertahanan Kemhan Prof. Dr. Pos M Hutabarat, Direktur Teknik Industri Pertahanan Kemhan Brigjen TNI Agus Suyarso. Hadir pula beberapa pejabat tinggi di jajaran TNI Angkatan Darat antara lain Waaslog Kasad, Waasrena Kasad dan Komandan Pussenkav V.

    Dalam peninjauannya, Wamenhan yang juga didampingi sejumlah Tim Asistensi Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) tersebut diterima oleh Direktur Utama PT. Pindad (Persero) Adik Avianto Soedarsono.

    Lebih lanjut Wamenhan menekankan kepada seluruh jajaran PT. Pindad mulai jajaran direksi sampai pada jajaran operasional teknis untuk menangkap kontrak retrofit tank ini sebagai tantangan sekaligus juga tuntutan.

    Menurut Wamenhan, apabila PT. Pindad dapat menjawab tantangan dan tuntutan ini maka akan terjadi suatu trush building yang tinggi. Oleh karena itu, trush building quality dan trush building prosuksi hendaknya menjadi cacatan utama.

    Sementara itu, menanggapi penekanan dan arahan dari Wamenhan, Dirut PT. Pindad mengatakan akan berusaha menggunakan segala sumber daya yang ada untuk melaksanakan dengan sebaik – baiknya dan semaksimal mungkin proyek retrofit tank AMX-13 ini.

    Sumber : DMC
    Readmore --> Wamenhan Tinjau Retrofit AMX 13 Oleh Pindad

    Kemhan : Pengadaan Alutsista Harus Dengan Pertimbangan Potilis Tanpa Syarat Penggunaan

    Jakarta - Indonesia memerlukan tambahan kapal selam untuk memperkuat patroli pengamanan wilayah teritorial laut.

    Kementerian Pertahanan saat ini sedang menyiapkan perencanaan strategi bagi penambahan armada kapal selam itu termasuk di negara mana akan dibuat. "Kami sudah evaluasi teknisnya, menyesuaikan keinginan penggunannya yaitu TNI Angkatan Laut dan dan Kementerian Pertahanan," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Pertama TNI Leonardi usai menghadiri Seminar Pertahanan "Saling Membangun Kerja Sama Industri Pertahanan" di Jakarta, Jumat (9/9).

    Leonardi menambahkan, selain masalah teknis, yang tidak kalah penting adalah mengenai pembiayaan bagi pengadaan kapal selam tadi. Ia juga mengingatkan sisi politis yang bakal ditimbulkan dari pengadaan kapal selam ini. "Embargo harus dijadikan pelajaran. Kemhan sebagai pengambil kebijakan saat pengadaan alutsista harus mengedepankan pengadaan itu dengan pertimbangan politis tanpa syarat penggunaan," katanya.

    Menurutnya, dalam pengadaan kapal selam itu, pengunaannya harus sesuai dengan apa yang diinginkan tanpa ada tekanan politik. "Politik, anggaran, suku cadang jadi pertimbangan. Kemungkinan-kemungkinan negara mana saja untuk mengawali kemungkinan dari negara-negara yang bersangkutan," tegasnya.

    Sedangkan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno ketika menghadiri peletakan batu pertama pembangunan gedung Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah di Surabaya, hari ini menjelaskan, pada tahap pertama pembangunan kekuatan alat utama sistem persenjataan, pihaknya mengajukan pengadaan sebesar US$5 miliar, salah satunya pengadaan tiga kapal selam yang selesai pada 2014 mendatang. "Prioritas pertama kapal selam dan helikopter untuk memperkuat kekuatan kita di laut," katanya. Alutsista laut lainnya yang bakal dibeli selain kapal selam adalah kapal perusak dan helikopter antikapal selam.

    Sumber : JURNAS
    Readmore --> Kemhan : Pengadaan Alutsista Harus Dengan Pertimbangan Potilis Tanpa Syarat Penggunaan

    Menhan Korsel : Indonesia Kekuatan Baru Pertahanan di Asia

    Jakarta - Menteri Pertahanan Korea Selatan Jenderal (Purn) Kim Kwan-jun menilai, Indonesia memiliki potensi besar menjadi negara yang diperhitungkan di bidang pertahanan. "Berdasarkan sumberdaya alam dan sumberdaya manusianya, Indonesia siap jadi kekuatan besar di kawasan Asia," kata Kwan-jun dalam Seminar Pertahanan “Saling Membangun Kerja Sama Industri Pertahanan” di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Jumat (9/9).

    Kim dalam kesempatan itu, menyarankan agar Indonesia memperkuat pertahanan wilayah laut. Hal ini, kata dia, karena secara geografis Indonesia mirip dengan Korea Selatan dan berbatasan dengan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. "Penguatan industri kapal sudah jadi wajar dan sangat tepat," katanya.

    Dia menuturkan, industri kapal Korea sudah menjadi kelas dunia. Selain itu, Korea sudah mampu membangun pesawat tempur dan kapal perang. Kwan-jun mengatakan, negaranya siap berbagi pengalaman dan ilmu membangun industri pertahanan, khususnya kapal perang dan pesawat tempur dengan Indonesia. "Kerja sama ini akan mendukung peningkatan ekonomi Indonesia dan Korsel," kata Kim.

    Kerja sama RI-Korea sudah berlangsung sejak 2004 dengan membangun kapal Landing Platform Dock (LPD). “Sekarang siap mendukung industri kapal di Indonesia,” tambahnya.

    Sumber : JURNAS
    Readmore --> Menhan Korsel : Indonesia Kekuatan Baru Pertahanan di Asia

    Friday, September 9, 2011 | 9:41 PM | 0 Comments

    Dirut Pindad: Pindad Akan Buat Tank Ringan Merujuk Pada K-21 Korsel Dan ACV 300 Turki

    Jakarta – Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan sepakat mengembangkan panser dan tank bersama. Kesepakatan itu tertuang dalam nota kesepahaman antara PT Pindad dengan Busan Ltd terkait rencana kerjasama itu di Jakarta, Jumat (9/9).

    Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, PT Pindad dan Busan akan bersama-sama memproduksi panser Anoa Tarantula. "Indonesia akan membuat 11 unit panser Tarantula dan Korea Selatan 11 unit," katanya.

    Dirut PT Pindad, Adik Avianto Soedarsono, mengatakan Anoa Tarantula teknologinya diserap dari Doosan DST. Panser itu akan dipersenjatai kanon 90 mm buatan Belgia. "Kontrak kerjasama pengadaan kendaraan tempur tersebut sudah dilakukan pada 2009 sebanyak 22 unit. Sebanyak 11 unit "built-up" akan segera tiba dari Doosan DST, sedangkan sisanya 11 unit dikerjakan oleh Pindad," ungkap Adik.

    Tak hanya itu, PT Pindad akan mengembangkan kendaraan tempur tank ringan mulai 2014, untuk memenuhi kebutuhan pertahanan TNI Angkatan Darat. Rencana tersebut merupakan upaya untuk menjawab kebutuhan panser dan tank TNI AD yang saat ini 90 persen diisi oleh produk asing.

    Menurut Adik, tank ringan itu akan merujuk pada model produk mancanegara saat ini, seperti produk K-21 buatan Doosan DST Korea Selatan dan Turki. Tank ringan ini memiliki bobot antara 15 ton-25 ton dengan dua jenis penggerak kendaraan berupa ban atau rantai. Namun ada pula tank ringan lainnya yang memiliki bobot 25 ton lebih.

    Selain panser dan tank, ditandatangani pula pengembangan bersama nota kesepahaman dengan Daewoo International Corporation untuk kerjasama pengembangan kapal cepat rudal (KCR-70). Selain panser dan KCR-70 kedua negara juga telah melakukan pengadaan bersama empat unit kapal "Landing Platform Dock" (LPD), pesawat jet tempur KFX/1FX dan kapal selam.

    Indonesia dan Korsel mengukuhkan kerjasama pertahanan kedua negara ditandai dengan penandatangana nota kesepahaman oleh Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Pos, M Hutabarat, dan Direktur Biro Kebijakan Kekuatan Korsel, Lee Yung Dae.

    Sumber : REPUBLIKA
    Readmore --> Dirut Pindad: Pindad Akan Buat Tank Ringan Merujuk Pada K-21 Korsel Dan ACV 300 Turki

    Indonesia Dan Korsel Sepakat Bentuk Komite Kerja Sama Pertahanan

    Jakarta - Kementerian Pertahanan menandatangani naskah kesepahaman (MoU) terkait pembentukan Komite Kerja Sama Pertahanan Indonesia dan Korea Selatan. Penandatanganan disaksikan Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Pertahanan Korea Selatan General (Ret) Kim Kwan-Jin. Sebelumnya, delegasi dari kedua negara melakukan pembicaraan selama satu setengah jam.

    Menteri Purnomo mengatakan pembicaraan itu membahas kerja sama pertahanan kedua negara, khususnya terkait alat utama sistem persenjataan (alutsista). Termasuk di antaranya kerja sama pengembangan pesawat tempur KF-X, rencana pembelian pesawat latih T-50 Golden Eagle, dan rencana pembelian kapal selam.

    "Kerja sama antara kedua negara sangat penting sekali. Di satu sisi, untuk menuju kemandirian agar bisa belajar dari Korea Selatan," katanya di Jakarta, Jumat, 9 September 2011.

    Purnomo mengatakan kerja sama ini terutama dilakukan untuk membangun kekuatan pertahanan dalam negeri. Kerja sama industri pertahanan mutlak dilakukan karena, menurutnya, tak ada negara yang kuat jika industri pertahanannya tidak kuat.

    Kerja sama dengan Korea Selatan dipilih karena sejarah kerja sama dengan negara ini. Menteri mengatakan Korea Selatan selalu bersedia melakukan transfer teknologi. Ini terjadi saat kerja sama pengembangan kapal landing platform dock (LPD) dengan industri kapal dalam negeri, PT PAL. "Dua kapal dibangun di Korea dan dua di PT PAL," katanya.

    Kerja sama serupa akan segera dilakukan antara Negeri Ginseng itu dengan PT Pindad untuk memproduksi panser Tarantula. Rencananya, Korea Selatan akan memproduksi 11 unit panser dan PT Pindad juga memproduksi 11 unit.

    Menteri Kim mengatakan dengan situasi geografis Indonesia yang sangat luas, wajar jika ada dorongan untuk melaksanakan industri pertahanan dari sisi keamanan. "Menurut saya, keinginan Indonesia tepat. Korea juga keadaannya sama," katanya.

    Sumber : TEMPO
    Readmore --> Indonesia Dan Korsel Sepakat Bentuk Komite Kerja Sama Pertahanan

    Indonesia Dan Korsel Kerjasama Dalam Pembuatan 9 Unit KCR 70 Dan 22 Tarantula

    Jakarta - Kerja sama di bidang industri pertahanan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Korea Selatan terus dikembangkan. Setelah tahun ini dimulai pengembangan pesawat tempur Korea-Indonesia Fighter Xperiment (KIF-X), kedua negara sedang menjajaki kerja sama baru pembuatan kapal selam dan panser.

    Bersamaan dengan kunjungan delegasi Kementerian Pertahanan Korea Selatan ke Indonesia, PT. Pindad menandatangani naskah kesepahaman (MoU) dengan Busan Ltd. terkait rencana kerja sama itu. Pada saat yang sama, PT. Palindo juga menandatangani Memorandum of Understanding dengan Daewoo International Corporation untuk kerja sama pengembangan kapal cepat rudal.

    Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan PT. Pindad dan Busan akan bersama-sama memproduksi panser Tarantula. "Korea Selatan akan membuat 11 unit panser Tarantula dan Korea Selatan 11 unit," katanya pada acara penandatanganan MoU di Kementerian Pertahanan Jakarta, Jumat, 9 September 2011.

    Tim dari Kementerian Pertahanan Korea Selatan berkunjung ke Indonesia selama dua hari terakhir. Rombongan dipimpin oleh Menteri Pertahanan Korea Selatan General (Ret.) Kim Kwan-Jin. Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Pos, M. Hutabarat, mengatakan kunjungan ini untuk membicarakan kerja sama kedua negara dalam pengadaan alutsista.

    "Juga dibicarakan berbagai hal tentang ASEAN, perkembangan ketegangan di Laut Cina Selatan, dan Semenanjung Korea," katanya. Kedua delegasi mengadakan pembicaraan sejak pagi tadi dan masih berlanjut hingga saat ini. Pembicaraan juga sempat dihentikan sejenak untuk penandatanganan MoU tentang Komite Kerja Sama Industri Pertahanan Indonesia-Korea Selatan.

    Perjanjian ini menandai kesepakatan kedua negara untuk mengadakan pembicaraan secara reguler, meliputi pengembangan, produksi, dan pemasaran alat utama sistem persenjataan yang digunakan kedua negara. "Juga pertukaran informasi mengenai pekembangan teknologi di bidang industri pertahanan yang ada sekarang ini," kata Pos.

    Soal kerja sama pembuatan kapal, Sekretaris Dirjen Potensi Pertahanan Marsekal Pertama Leonardi mengatakan Palindo dan Daewoo akan membuat Kapal Cepat Rudal 9 KCR 70. Rencana kerja sama akan dibicarakan lebih lanjut, terutama mengenai apakah yang diproduksi hanya kapal saja atau termasuk sistem persenjataan.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Indonesia Dan Korsel Kerjasama Dalam Pembuatan 9 Unit KCR 70 Dan 22 Tarantula

    KSAL : 3 Unit Kapal Selam, PKR, Dan Helikopter Anti Kapal Selam Akan Rampung 2014

    Jakarta - TNI AL terus membangun kekuatan dengan memesan alat utama sistem persenjataan (alutsista). Hal ini terkait dengan rencana pemerintah yang sudah menganggarkan kebutuhan alutsista tahap pertama sebesar US$ 5 miliar.

    TNI AL berharap pada tahap pertama pembangunan kekuatan alutsista dapat tercapai kekuatan minimum. "Sudah direncanakan apa yang kita tuju pada 2014 akan tercapai pada kekuatan pokok minimum," kata Laksamana TNI Soeparno kepada wartawan usai peletakan batu pertama pembangunan Gedung FK Universitas Hang Tuah Surabaya di RSAL, Jumat (9/9/2011).

    Meski sangat membutuhkan alutsista, Soeparno enggan disebut tidak ada alutsista yang mendesak untuk segera dibeli. Dia mengaku,semuanya dilakukan secara pararel dengan pengadaan yang sesuai dengan kebutuhan TNI AL.

    Meski begitu, Soeparno mengaku saat ini sudah mempunyai prioritas alusista yang harus segera dipesan untuk memperkuat kekuatan TNI AL. "Prioritas pertama kapal selam dan helikopter yang untuk memperkuat kekuatan kita," ungkapnya.

    Selain itu dia juga mengaku, pada tahun 2014 pihaknya sudah mempunyai beberapa alutsista yang sudah jadi, diantaranya kapal selam serta kapal tempur perusak dan helikopter anti kapal selam.

    "Kapal selam ada 3 unit nanti dipastikan sudah jadi tapi sekarang masih dalam tahap pemesanan dan dibuat karena tidak beli jadi," terangnya.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> KSAL : 3 Unit Kapal Selam, PKR, Dan Helikopter Anti Kapal Selam Akan Rampung 2014

    PT PAL Menargerkan Menjual Produk Rp 2,5 Triliun pada 2015

    Jakarta - PT PAL Indonesia (Persero) menargetkan tingkat penjualan sebesar Rp 2,5 triliun, meningkat lima kali lipat dari penjualan tahun 2010 sebesar Rp 442 miliar. Hal tersebut diharapkan dapat tercapai dengan fokus pada peningkatan bisnis produk minyak dan gas sebesar 50 persen dan menjadi bagian dari sistem terintegrasi dalam memenuhi kebutuhan pokok matra laut alat utama sistem persenjataan (alutsista).

    Demikian isi dokumen Rencana Bisnis PT PAL Indonesia (Persero) 2011-2015 yang diterima Kompas di Jakarta, Jumat (9/9/2011).

    Dokumen itu disampaikan kepada Komisi XI DPR dalam rangka permohonan penyertaan modal negara (PMN). Untuk mendukung program tersebut, PT PAL membutuhkan 5.200 pegawai di divisi kapal niaga pada tahun 2015, 1.449 orang di divisi rekayasa umum, lalu 140 orang di divisi kapal perang.

    Pada tahun 2015, PT PAL ditargetkan memiliki keunggulan bersaing dan sudah mencapai posisi tumbuh. Penjualan sebesar Rp 2,5 triliun itu diharapkan akan terpenuhi dengan membidik lini alutsista TNI Angkatan Laut.

    Pada tahun 2010-2019, TNI AL membutuhkan alutsista senilai Rp 78 triliun dan peningkatan kemampuan KRI sebesar Rp 5 triliun. Kebutuhan TNI AL yang akan ditawarkan PT PAL, antara lain, dua kapal selam, 12 kapal angkut tank (AT), empat kapal bantu cair minyak (BCM), 68 tank amfibi BMP-3F, dan 25 proyek peningkatan kemampuan KRI. Selain itu, PT PAL juga akan berupaya memenuhi kebutuhan kapal yang meningkat akibat penerapan asas Cabotage (kewajiban menggunakan kapal berbendera Indonesia di wilayah perairan domestik).

    Kebutuhan itu adalah penambahan general cargo 800 unit, 80 kontainer, 30 bulk, 500 barge, 500 tug boat, 132 tanker, 50 penumpang, dan 50 kapal ro-ro. Dengan demikian, ada 2.142 kapal yang menjadi potensi pasarnya atau meningkat 44,3 persen di atas jumlah kapal yang ada saat ini, yakni 4.828 unit.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> PT PAL Menargerkan Menjual Produk Rp 2,5 Triliun pada 2015

    Menhan : Indonesia Dan Korsel Masing - Masing Membuat 5 Unit Prototipe KFX / IFX

    Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro, menerima kunjungan kehormatan Menhan Korea Selatan HE General Kim Kwan-Jin di kantor Kementerian Pertahanan, Jumat (9/9). Kunjungan Menhan Korea Selatan tersebut untuk membahas kerjasama pertahanan kedua negara, khususnya alutsista.

    Salah satu alutsista yang menjadi pembahasan kedua Menhan tersebut pesawat tempur yang merupakan joint production antara Indonesia dengan Korea Selatan. "Pesawat tempur yang dimaksud adalah jenis KF-X/IF-X sejumlah 10 buah, yang lima dibuat di dalam negeri, sisanya di Korea," ujar Purnomo.

    Dalam kesempatan itu dilakukan penyerahan replika pesawat CN 235 dari Menhan RI kepada Menhan Korea Selatan, begitu juga sebaliknya diserahkan replika pesawat tempur T-50. Purnomo menilai, kemandirian industri pertahanan bisa menjadi titik tolak bagi kekuatan pertahanan Indonesia.

    Menhan Korea Selatan Kim Kwan-Jin menyatakan, sangat senang bisa menjalin kerjasama dengan Indonesia. Selain bisa berbagi pengetahuan dan teknologi terbaru, juga membantu terbentuknya pertahanan negara Indonesia agar berdaya saing dengan negara lain. "Kerjasama dengan Indonesia harus terus dilakukan, khususnya bidang pesawat tempur," katanya.

    Sumber : Yahoo
    Readmore --> Menhan : Indonesia Dan Korsel Masing - Masing Membuat 5 Unit Prototipe KFX / IFX

    Akhirnya, Indonesia Dan Korsel Teken MoU Pembuatan Kapal Selam

    Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan sepakat mengukuhkan kerja sama pertahanan kedua negara.

    Pengukuhan kerja sama pertahanan kedua negara itu tertuang dalam nota kesepahaman yang ditandatangani Dirjen Potensi Pertahanan Pos Hutabarat dan Direktur Biro Kebijakan Kekuatan Korsel Lee Yong Dae di Jakarta, Jumat.

    Penandatanganan nota kesepahaman itu disaksikan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Kwan-jin.

    "Selain industri pertahanan yang selama ini sudah berjalan maka dengan nota kesepahaman itu kerja sama yang ada dapat ditingkatkan dan diperluas seperti pendidikan, dan pertukaran perwira," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Hartind Asrin.

    Terkait kerja sama industri pertahanan, kedua negara sepakat untuk diadakan produksi bersama disertai alih teknologi seperti dalam pembuatan kapal jenis "Landing Platform Dock" (LPD) dan kapal selam antara PT PAL dan perusahaan kapal Daewoo Shipbuilding.

    Kedua negara juga telah menjajaki kerja sama industri dirgantara seperti pembuatan pesawat tempur KFX/IF-X.

    Tak hanya itu, kedua negara juga menjajaki pembelian pesawat jet tempur latih T-50 oleh Indonesia yang disertai pengadaan CN-235 oleh Korsel.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Akhirnya, Indonesia Dan Korsel Teken MoU Pembuatan Kapal Selam

    Menhan Korsel Bawa Sembilan Kontraktor Pertahanan Korea Dalam Kunjungan Di Indonesia

    Jakarta - Pemerintah Indonesia menggaet perusahaan pembuat perangkat perang Korea Selatan untuk memperbarui sistem pertahanan negara. Salah satu yang akan dibeli adalah pesawat jet latih T-50 dan kapal selam.

    Menurut laman Asian Defence News April lalu, Indonesia memilih bekerjasama dengan Korean Aerospace Industries dalam penyediaan pesawat berbobot kosong 4.600 kilogram tersebut. Pesawat yang pertama kali dikembangkan tahun 90an ini adalah kebanggan Korsel dalam kelas pesawat supersonic latih dan tempur. Pesawat ini pertama kali terbang tahun 2002 dan mulai bertugas di angkatan udara Korsel pada 2005.

    Pesawat latih T-50 ini kemudian dikembangkan menjadi pesawat lainnya untuk tujuan akrobatik dan serang, di antaranya adalah T-50B, TA-50 dan FA-50. Terdapat banyak kesamaan antara pesawat ini dengan pesawat F-16 Fighting Falcon buatan Lockheed Martin Amerika Serikat. T-50 dapat mencapai ketinggian 14.600 meter dan berkecepatan maksimal Mach 1,4-1,5. Pesawat ini didesain memiliki daya terbang selama 8000 jam.

    Indonesia berencana membeli sebanyak 16 pesawat T-50 dari Korsel. Harganya akan ditentukan kemudian dalam negosiai. Menurut laman aircraftcompare.com, harga satuan pesawat ini mencapai US$21 juta atau sekitar Rp179,9 miliar. Menurut media di Korsel, pemerintah Korsel akan membeli pesawat CN-235 buatan Indonesia jika pemerintahan SBY jadi memborong T-50.

    Pembicaraan masalah ini akan dilakukan dalam kunjungan Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Kwan-jin, ke Indonesia hari ini, Jumat, 9 September 2011. Dalam kunjungannya, Kim akan didampingi oleh para eksekutif dari sembilan kontraktor pertahanan Korea, termasuk Daewoo Shipbuilding and Marine, perusahaan pembuat kapal selam ternama Negeri Ginseng.

    Perusahaan Daewoo menguasai pasar kapal selam di Korsel sampai awal tahun 1999. Sejak tahun 1991, perusahaan ini telah membuat sembilan kapal selam diesel seberat 1.200 ton, bekerja sama dengan perusahaan kapal selam Jerman Howaldtswerke-Deutsche Werft. Indonesia rencananya akan membeli kapal selam dari perusahaan ini dengan kontrak senilai US$1 miliar atau sekitar Rp8,5 triliun.

    Pemerintah Korsel telah menunjuk perusahaan ini untuk membuat kapal selam tipe 214 seberat 1.800 ton dilengkapi dengan rudal serta sistem sensor canggih yang diperkirakan selesai pada 2018. Harga satuan kapal selam ini sekitar 110 miliar won atau sekitar Rp879 miliar.

    Sumber : VIVANews
    Readmore --> Menhan Korsel Bawa Sembilan Kontraktor Pertahanan Korea Dalam Kunjungan Di Indonesia

    Kadispenau : 24 F-16 Akan Datang Dalam Waktu Dekat Sebelum T-50 Dan Super Tucano

    Jakarta - Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertana Azman Yunus menjelaskan pihak TNI-AU dalam waktu dekat akan menambah armada pesawat tempur.

    "Yang paling dekat adalah 30 F-16 dari Amerika" Ujarnya ketika dihubungi Media Indonesia, Kamis (8/9). Azman Yunus menjelaskan, ke-30 F-16 tersebut hanya akan datang 24 buah, sedangkan yang 6 sisanya adalah berupa suku cadang.

    Kadispenau juga mengatakan bahwa selain pesawat F-16 yang akan datang berikutnya adalah pesawat T-50 dan pesawat Super Tucano."Super Tucano tersebut akan datang pada bulan Maret dan siap digunakan di bulan April," ujarnya.

    Kadispenau juga menambahkan bahwa dengan datangnya pesawat-pesawat tambahan tersebut, pangkalan TNI AU yang ada akan lebih ditingkatkan lagi.

    Sumber : MEDIA INDONESIA
    Readmore --> Kadispenau : 24 F-16 Akan Datang Dalam Waktu Dekat Sebelum T-50 Dan Super Tucano

    Komisi I DPR : Rencana Penambahan F-16 Dari AS Belum Dilaporkan Ke DPR

    Jakarta - Rencana penambahan pesawat tempur untuk TNI-AU berupa 30 pesawat F-16 dari Amerika Serikat ternyata tidak sampai ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

    Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq di Jakarta, Kamis (8/9) membenarkan jika pihak DPR telah mendengar rencana tersebut, akan tetapi ia juga mengaku sampai saat ini belum ada dokumen resmi tertulis mengenai rencana tersebut yang disampaikan kepada DPR.

    "Jadi seharusnya bisa dibahas secara dialogis dengan DPR mengenai rencana tersebut," ujarnya.

    Rencana pembelian pesawat tempur F-16 diungkapkan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertana Azman Yunus. Selain 30 pesawat F-16, TNI-AU juga mendatangkan pesawat T-50 dan pesawat Super Tucano.

    Sumber : Media Indonesia
    Readmore --> Komisi I DPR : Rencana Penambahan F-16 Dari AS Belum Dilaporkan Ke DPR

    Menhan : Anggaran Alusista Difokuskan Untuk Menjaga Perbatasan

    Jakarta - Pemerintah Indonesia menyediakan dana US$5 miliar atau sekitar Rp60 triliun untuk pengadaan Alat Utama Sistem Persenjataan atau Alutsista terutama untuk meningkatkan keamanan di wilayah perbatasan.

    Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan hal itu setelah pembahasan soal pengadaan Alat Utama Sistem Persenjataan dalam rapat kabinet di Jakarta, Kamis (8/9).

    Purnomo mengatakan pemerintah menyediakan anggaran sebesar itu untuk pengadaan alat pertahanan sampai tahun 2014.

    Purnomo mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk membeli alat persenjataan yang dibutuhkan oleh angkatan laut, udara dan darat, serta Mabes TNI, terutama untuk meningkatkan sistem pertahanan wilayah perbatasan.

    Namun pengamat militer Andy Wijayanto dari Universitas Indonesia mengatakan anggaran sebesar US$5 miliar itu sebenarnya masih kurang.

    "Anggaran sebesar itu belum cukup, angka ideal US$12 miliar hampir tiga kali lipat, sesuai dengan rencana yang dibuat tahun 2007-2008 oleh menteri pertahanan (saat itu) yang diproyeksikan sampai tahun 2024," kata Andy kepada BBC Indonesia.

    Sementara itu Purnomo mengatakan dari dana yang dianggarkan itu akan dibeli sejumlah peralatan termasuk kapal cepat rudal.

    "Untuk laut misalnya kapal selam dan kemudian kapal cepat rudal," kata Purnomo menjelaskan tentang alat utama yang akan dibeli.

    "Indonesia timur misalnya, laut dan ombaknya cukup besar, dan tantangan alamnya besar, jadi perlu kapal besar di sana," tambahnya.

    "Untuk angkatan darat akan diperbanyak pembelian helikopter."

    Purnomo menambahkan Alutsista itu akan dipasok dari produsen dalam maupun luar negeri.
    Prioritas perbatasan

    Walaupun pembelian alutsista ini difokuskan untuk wilayah perbatasan, Andy Wijayanto mengatakan keadaannya cukup mencemaskan karena kurang sumber daya.

    "Relatif mencemaskan, hampir kosong, karena kekurangan jumlah pasukan yang bisa digelar di sana. Di darat di Kalimatan, Papua dan Timor barat, ketiga wilayah perbatasan itu sama persis kondisinya dengan pasukan pada tahun 1980an," kata Andy.

    "Untuk laut hanya ada kapal terbaru sigma dari Belanda yang ditempatkan di Sulawesi karena masalah Ambalat, sementara di wilayah lain hanya digunakan kapal yang dulu kita miliki di masa pak Harto," tambahnya.

    Andy mengatakan Indonesia tidak dapat mengimbangi peningkatan persenjataan yang dilakukan Malaysia.

    Ia juga mengatakan prioritas yang perlu dilakukan adalah wilayah terluar, termasuk 12 pulau, agar kejadian Sipadan dan Ligitan (yang diklaim Malaysia) tidak terulang.

    "Wilayah-wilauah inilah yang perlu pengawalan militer yang memadai," kata Andy.

    Sumber : BBC Indonesia
    Readmore --> Menhan : Anggaran Alusista Difokuskan Untuk Menjaga Perbatasan

    Thursday, September 8, 2011 | 10:19 PM | 0 Comments

    PT DI Tekan Pemecatan 1000 Pegawai

    Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (Persero) menghadapi tingginya jumlah pegawai yang tidak terkait langsung dengan bisnis utama, yakni produsen pesawat terbang, sehingga membutuhkan pemangkasan pegawai untuk menekan ongkos sekitar Rp 263 miliar. Meski demikian, direksi PT DI menghindari pemecatan sekitar 1.000 pegawai karena lebih memilih penghentian alami yang lebih murah biayanya.

    Direktur Utama PT DI Budi Santoso mengungkapkan hal tersebut di Jakarta, Kamis (8/9/2011), dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR tentang Penyertaan Modal Negara.

    Menurut Budi, jumlah karyawan PT DI saat ini mencapai 4.337 orang. Jumlah ini akan berkurang secara alami karena sekitar 1.403 orang akan pensiun hingga tahun 2015 menjadi 3.236 orang.

    Dari total 4.337 pegawai itu, sebanyak 1.753 orang bekerja di bagian produksi, 1.362 orang di bagian perakitan, 138 bekerja di bagian komersial, 453 orang di bagian sumber daya, dan 631 orang di bagian manajerial.

    Jumlah itu akan berkurang menjadi 999 orang di bagian perakitan, 1.583 orang di bagian produksi, 74 orang di bagian komersial, 128 orang di bagian sumber daya, dan 451 orang di bagian manajerial.

    "Demografi sumber daya manusia kami tidak proporsional. Sebab, karyawan yang indirect (tidak langsung ke bisnis utama) sangat besar dibandingkan dengan industri pesawat lain. Oleh karena itu, kami akan menambah yang direct worker. Ada dua opsi, memangkas indirect worker atau menurunkannya secara alami. Kami pilih penurunan alami melalui pensiun," ujar Budi.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> PT DI Tekan Pemecatan 1000 Pegawai

    PT DI Minta PMN Rp 2,055 Triliun Untuk Tahun 2012

    Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) meminta tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 2,055 triliun pada 2012. Dana PMN 2012 itu antara lain dibutuhkan untuk investasi senilai Rp 707 miliar.

    Sementara itu PMN yang diminta pada tahun 2011 ini, senilai Rp 1,579 triliun, pun belum jelas pencairannya.

    Direktur Utama PT DI, Budi Santoso, mengungkapkan hal itu di Jakarta, Kamis (8/9/2011) dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI tentang PMN.

    Menurut Budi, PMN yang dimintakan pada tahun 2012 itu dibagi atas dua termin pencairan. Pertama, dialokasikan dalam APBN 2012 senilai Rp 1 triliun. Kedua, dianggarkan dalam APBN Perubahan (APBN-P) 2012 senilai Rp 1,055 triliun.

    "Kami memang mendapatkan PMN senilai Rp 1,579 triliun dari PPA (PT Perusahaan Pengelola Aset), namun tidak sedikitpun yang diberikan dalam bentuk uang tunai," ujarnya.

    Bahan paparan yang disampaikan Budi dalam RDP tersebut menunjukkan bahwa dana PMN tahun 2012 itu akan digunakan untuk tiga keperluan. Pertama, membayar pengembalian pinjaman dana Rp 675 miliar. Kedua, menambah modal kerja Rp 673 miliar. Ketiga, kebutuhan investasi Rp 707 miliar.

    Dengan tambahan modal tersebut, PT DI diharapkan mampu mendukung pemenuhan kebutuhan Alat Utama Sistem Persenjataan Nasional. Selain itu, mengembangkan produk dan pemasaran CN235 melalui aliansi strategis.

    Tahun 2012, PT DI pun berniat bekerja sama dengan perusahaan pesawat terkemuka. Itu antara lain dilakukan untuk mengembangkan pesawat N219 yang dibiayai lembaga pemerintah.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> PT DI Minta PMN Rp 2,055 Triliun Untuk Tahun 2012

    Sepanjang 2011, PT PAL Tangani Proyek Tiga Unit Kapal Cepat Rudal

    Jakarta - Sepanjang 2011, PT PAL Indonesia menangani sedikitnya 15 proyek pembuatan kapal dengan nilai sekira Rp600 miliar, tiga di antaranya merupakan kapal cepat rudal. Tiap unit kapal rudal tersebut bernilai Rp125 miliar, di luar kelengkapan senjata.

    "Proyek-proyek kapal kecil diharapkan selesai awal 2012 mendatang. Sementara, pengerjaan kapal rudal butuh waktu sekira dua tahun," ujar Dirut PT PAL Indonesia Harsusanto, usai mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI, Kamis (8/9/2011).

    Selain kapal, PT PAL juga baru saja menyelesaikan proyek pembangunan platform lepas pantai bagi PT Santos di utara Pasuruan. "Kami berhasil membangunnya dalam dua bulan, lebih cepat dari waktu pembangunan rata-rata yang empat bulan," klaimnya.

    Tiap unit anjungan lepas pantai ini bernilai sekira Rp130 miliar. Ke depannya, PT PAL juga akan membidik perusahaan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lainnya.

    Dalam RDP hari ini, Komisi XI meminta penjelasan PT PAL tentang pemanfaatan penyertaan modal negara (PMN) yang disepakati Komisi VI awal Juli lalu. "Dari Rp930 miliar yang kami dapatkan, Rp340 miliar dialokasikan untuk investasi, sementara sisanya untuk modal kerja," imbuhnya.

    Sumber : OKEZONE
    Readmore --> Sepanjang 2011, PT PAL Tangani Proyek Tiga Unit Kapal Cepat Rudal

    Panglima TNI : TNI Prioritaskan Pengadaan PKR, Kapal Selam Dan Pesawat Tempur

    Jakarta - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan TNI memprioritaskan pembelian Perusak Kawal Rudal (PKR), kapal selam, F-16, dan Sukhoi untuk pengadaan alat-alat utama sistem persenjataan (Alutsista) tahun ini dan tahun depan.

    Demi dikemukakan Agus Suhartono usai Sidang Kabinet Terbatas bidang Polhukam di kantor Presiden Jakarta, Kamis (8/9/2011). "Ini sudah dibicarakan namun belum diputuskan. Kita masih menunggu (anggarannya)," kata Panglima.

    Berapa jumlah anggaran yang disiapkan, Panglima tidak menyebut karena masih menunggu alokasi anggaran yang dan kemampuan APBN. "Berapa yang bisa disediakan Menkeu (Menteri Keuangan)," ujar Agus Suhartono.

    Dia menambahkan TNI pada prinsipnya memaparkan kebutusan Alutsista namun semua tergantung pada kemampuan negara dalam hal ini APBN. "Anggaran untuK TNI, pemeliharaan dan pengadaan Alutsista hampir 2/3 dari total anggaran. Dan 1/3 untuk gaji pegawai/TNI ," ujarnya.

    Sumber : TRIBUN
    Readmore --> Panglima TNI : TNI Prioritaskan Pengadaan PKR, Kapal Selam Dan Pesawat Tempur

    Menkeu : Pemerintah Kaji Tambah Rp 50 Triliun Untuk Beli Alutsista

    Jakarta - Pemerintah sudah merencanakan anggaran Rp 100 triliun untuk kebutuhan pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) periode 2010-2014. Saat ini sedang dikaji penambahan Rp 50 triliun.

    Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan saat ditemui di kantor Presiden, Jakarta, Kamis (8/9/2011).

    "Yang kita ada itu di tahun 2010-2014 itu Rp 100 triliun dan itu sedang dikaji untuk menambah sebesar Rp 50 triliun. Tapi itu masih kajian," tegas Agus.

    Dikatakan Agus, kajiannya anggaran Rp 50 triliun ini untuk kebutuhan pembelian alat persenjataan selama 4 tahun di 2011-2014.

    Dalam kesempatan tersebut, Agus menyatakan pemerintah ingin agar pengadaan alutsista ini sesuai dengan jadwal sehingga anggaran yang disediakan bisa diserap habis.

    "Karena yang selama ini jadi tantangan kita adalah proses pengadaan yang memerlukan waktu terlalu lama yang akhirnya melewati tahun anggaran gitu. Inikan perlu koordinasi yang baik," jelasnya.

    Agus mengimbau agar instansi terkait melakukan perencanaan yang baik dalam pengadaan alutsista ini sehingga pengadaan persenjataan berat seperti kapal selam bisa dilakukan dengan cepat sesuai tahun anggaran yang berlaku.

    Kementerian Pertahanan mendapat kenaikan anggaran sebesar Rp 16,9 triliun atau 35,7% menjadi Rp 64,4 triliun dalam RAPBN 2012. Kementerian ini mendapat alokasi anggaran terbesar dibanding kementerian/lembaga lainnya.

    Kepala Badan Perencana Pembangunan Nasional (PPN) sekaligus Menteri PPN Armida Alisjahbana mengungkapkan bahwa alokasi tersebut sebagian besar untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).

    Sumber : DETIK
    Readmore --> Menkeu : Pemerintah Kaji Tambah Rp 50 Triliun Untuk Beli Alutsista

    Presiden : Penggunaan Anggaran Pertahanan Harus Lebih Transparan

    Jakarta - Penggunaan anggaran pertahanan terutama untuk modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) tahun 2011 harus lebih transparan dan akuntabel. Keputusan pembelian alutsista diprioritaskan dari industri pertahanan dalam negeri dan jangan lagi berdasarkan pertimbangan kedekatan dengan perusahaan rekanan penyedia. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan itu dalam pidato pengantarnya membuka Rapat Terbatas Bidang Politik dan Keamanan di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/9).

    Anggaran Kementerian Pertahanan dalam RAPBN 2012 sebesar Rp 64,4 triliun mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yaitu Rp 45,2 triliun. Kurang lebih 25-27 persen di antaranya akan digunakan untuk modernisasi alutsista. Presiden menambahkan bahwa hal itu adalah anggaran alutsista terbesar yang pernah dianggarkan selama masa pemerintahannya. Oleh karena itu, ia tidak ingin proses pengadaan alutsista yang tidak transapran dan akuntabel seperti terjadi sebelumnya, terulang kembali. "Saya sudah berikan koreksi untuk dibenahi, antara lain mengenai proses dan mekaisme pengadaan alustsista yang kurang lengkap, juga ada masalah transparansi dan akuntabilitas. Tiap rupiah harus dapat dipertanggungjawabkan," ujarnya.

    Ia menekankan tidak ingin mendengar ada kasus korupsi atau penyimpangan dalam projek pengadaan alutsista ini. Oleh karena itu, ia juga telah memerintahkan Kepala UKP4 Kuntoro Mangkusubroto untuk mengecek proses pengadaan alutsista yang selama ini ditengarai berlangsung tidak baik dan birokratis dari mulai proses perencanaan, pengadaan, hingga evaluasi. Selain melalui UKP4, presiden juga menyebut tim internal yang dibentuk Kemhan dan dipimpin Wamenhan Sjafrie Syamsudin bertugas menyelidiki proses pengadaan yang dinilainya lambat itu.

    Sumber : Pikiran Rakyat
    Readmore --> Presiden : Penggunaan Anggaran Pertahanan Harus Lebih Transparan

    UKP4 Ditugaskan Untuk Mengawasi Pengadaan Alutista

    Jakarta - SBY pun menginstruksikan belanja alusista TNI/Polri diupayakan jangan bersumber dari pinjaman, apalagi pinjaman luar negeri. Tujuannya agar kemandirian bangsa menjaga pertahanan benar-benar berasal dari dalam negeri.

    Selain itu SBY meminta seluruh Alat Utama Sistem Pertahanan (alusista) yang dibutuhkan, diprioritaskan dibeli dari produksi dalam negeri. Hal ini penting untuk mendorong industri bidang pertahanan keamanan yang juga telah dimiliki Indonesia seperti PT Pindad dan lainnya.

    ‘’Kalau memang belum ada dibuat oleh industri kita, usahakan ada satu kerjasama produksi bersama. Kalau belum ada sama sekali, baru diadakan kerangka kerjasama jangka panjang,’’ kata SBY di Istana Negara, Jakarta, Kamis (8/9).

    Untuk mengawasi pengadaan alutsista secara tepat sasaran, Presiden SBY menugasi Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) untuk ikut melakukan pengawasan. Sementara di Kemenhan, laporan harus diberikan oleh Wamenhan secara khusus untuk pengendalian hari per harinya.

    ‘’Jadi proses dapat berjalan dengan baik. Karena selama ini banyak proses yang bikin lamban sehingga kita kehilangan momentum. Jangan sampai terjadi lagi,’’ kata SBY.

    Sumber : JPNN
    Readmore --> UKP4 Ditugaskan Untuk Mengawasi Pengadaan Alutista

    Presiden : Peremajaan Alutsista TNI-Polri Tuntas 2015

    Jakarta - Pemerintah merencanakan pembaruan terhadap alat utama sistem persenjataan atau alutsista bagi TNI dan Polri. Salah satunya soal pembelian senjata. Untuk anggaran pembelian senjata meningkat sebelumnya.

    "Alhamdulilah kita dapat mengalokasikan anggaran yang lebih besar, dibandingkan lima tahun pertama saya memimpin pemerintahan di negeri ini," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis 8 September 2011.

    Menurut SBY, saat ini sudah ada urgensi yang tinggi untuk melakukan modernisasi dan pembangunan kekuatan. Mengingat, sejumlah alutsista dari sisi generasi sistem persenjataan pada saatnya diremajakan dan dimodernisasi.

    Target pemerintah, kata SBY, pada tahun 2014 atau 2015 pembangunan kekuatan atau modernisasi TNI dan Polri sudah bisa tercapai. Selanjutnya SBY meminta dalam pengadaan Alusista itu dilakukan pembenahan termasuk mekanisme pengadaannya.

    "Ada masalah transparansi dan akuntabilitas," kata SBY. Terlebih lagi anggaran di Kementerian Pertahanan paling tinggi, utamanya untuk pengadaan alusista. SBY meminta, setiap dana yang dipakai bisa dipertanggungjawabkan.

    "Pastikan pengadaan alutsista yang mahal ratusan milliar bahkan triliunan kalau menyangkut kapal selam, pesawat tempur dan alutsista sejenis, tepat sasarannya," kata dia.

    Pengadaan senjata itu kata SBY, untuk kepentingan pertahanan negara dan pertahanan internal. SBY menekankan, pembelian senjata itu tidak menggunakan pinjaman luar negeri. "Wajib hukum membeli alusista itu sudah bisa dibuat industri dalam negeri kita," kata SBY.

    Sumber : VIVANews
    Readmore --> Presiden : Peremajaan Alutsista TNI-Polri Tuntas 2015

    Presiden Meminta TNI-POLRI Untuk Prioritaskan Alutsista Dalam Negeri

    Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta TNI dan Polri mengutamakan pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dari produk dalam negeri ketimbang harus impor.

    "Wajib hukumnya saudara-saudara di TNI Angkatan Darat, Laut dan Udara dan Kepolisian untuk membeli Alutsista itu manakala sudah bisa dibuat industrinya dalam negeri kita. Sekali lagi jangan karena pertimbangan yang lain kita justru tidak membeli atau mengadakan yang nyata-nyata sudah bisa kita bikin sendiri. Agar industri kita juga bisa berkembang, ada lapangan pekerjaan," kata SBY dalam pengantar Sidang Kabinet Terbatas bidang Polhukan di kantor Presiden Jakarta, Kamis (8/9/2011).

    Presiden mengatakan, jika ada Alutsista yang belum mampu di buat oleh PAL dan Pindah maka diusahakan dibuat kerjasama misalnya joint investment atau join production dengan industru serupa di negara lain.

    Rapat siang ini membahas khusus mengenai Pengadaan Alutsista. Hadir antara lain Wakil Presiden Boediono dan menteri bidang Polhukam seperti Menko Polhukam Djoko Suyanto, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo, dan beberapa menteri lainnya.

    Sumber : TRIBUN NEWS
    Readmore --> Presiden Meminta TNI-POLRI Untuk Prioritaskan Alutsista Dalam Negeri

    Kemenhan Klaim Serap Anggaran Belanja Tertinggi

    Jakarta - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mengklaim sebagai salah satu kementerian dengan daya serap anggaran belanja negara tertinggi. Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhan, Brigjen Hartind Asrin, mengatakan institusinya mendapatkan pencapaian tertinggi dalam realisasi belanja modal tahun 2011.

    Hal tersebut dapat dilihat dari hasil laporan Kementerian Keuangan tentang perkembangan realisasi belanja modal Kementerian Negara/Lembaga 2010-2011. Sampai 31 Agustus 2011, kata Hartind, realisasi belanja modal Kemenhan mencapai 38,2 persen dari total pagu belanja modal pada tahun ini sebesar Rp 14,720 triliun.

    Laporan tersebut disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat Sidang Kabinet, Selasa (6/9), di Istana Negara, Jakarta. "Pencapaian Kemenhan tersebut menempati urutan atas disamping Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum," ujar Hartind dalam siaran pers yang diterima Republika.

    Pencapaian realisasi belanja modal hingga 38,2 persen tersebut menjadi salah satu indikator kinerja bagus Kemenhan. Indikator tersebut disebutnya menjadi acuan bagi Kemenhan untuk lebih mempercepat penyerapan belanja modal.

    Caranya, Kemenhan terus menggenjot realisasi belanja modal dalam empat bulan terakhir di tahun ini untuk mendorong kegiatan ekonomi. Selain itu, lanjut Hartind, berbagai upaya dilakukan institusinya dengan melakukan optimalisasi kinerja agar anggaran terserap secara tepat sasaran dan waktu.

    "Kemenhan juga berupaya melakukan efektifitas dalam proses pengadaan dengan membentuk HLC (High Level Committee), yang melakukan koordinasi dengan Kemenkeu, Bappenas dan para Irjen," katanya. Tujuannya agar penyerapan anggaran bisa dilakukan secara transparan.

    Sumber : REPUBLIKA
    Readmore --> Kemenhan Klaim Serap Anggaran Belanja Tertinggi

    Wednesday, September 7, 2011 | 3:32 PM | 0 Comments

    KSAL Berharap MEF TNI AL Akan Terealisasi Pada Tahun 2014

    Surabaya - Percepatan pembangunan postur kekuatan pokok minimum TNI-Al sudah mendesak diwujudkan. Bukan apa-apa, luas wilayah laut Indonesia minta ampun luasnya, sampai 5 juta kilometer persegi; sehingga target 2014 untuk mencapai hal itu ditetapkan.

    Kepala Staf TNI-AL, Laksamana TNI Suparno, menyatakan, "Pembangunan kekuatan pokok minimum sudah menjadi program TNI AL dan kami harapkan sudah bisa dicapai pada 2014." Dia menyatakan hal itu seusai serah terima dua pejabat teras TNI-AL.

    Banyak yang harus disiapkan dan dibeli dalam daftar panjang keperluan arsenal minimum TNI-AL itu. Di antaraya sejumlah kapal selam memperkuat dua kapal selam kelas Cakra tipe 209/1300 buatan galangan kapal Howaldts Werke, Kiel, Jerman.

    Kapal-kapal kelas Parchim eks Jerman Timur hasil pengadaan pada dasawarsa '90-an juga termasuk dalam daftar yang harus diremajakan. Masih ada lagi calon pengganti KRI Dewaruci, kapal layar tiang tinggi tipe Barkentin buatan galangan kapal Stulcken and Sohns, Hamburg, 58 tahun lalu.

    Kapal layar ini adalah kapal latih bagi kadet-kadet TNI-AL sejak 1954 dan telah melahirkan ribuan perwira pertama TNI-AL.

    Menurut Suparno, keterbatasan anggaran yang didapat dari pemerintah, membuat TNI-AL kesulitan memenuhi kebutuhan sistem kesenjataan secara optimal untuk mendukung tugas-tugas operasional.

    "Dengan anggaran yang terbatas, kami harus pandai-pandai menyiasati kondisi itu. Meskipun umurnya sudah tua, tetap digunakan dan ditingkatkan," katanya.

    Untuk 2012, pemerintah menetapkan alokasi anggaran sebanyak Rp67 triliun untuk kepentingan pertahanan negara. Jumlah itu masih dibagi lima, yaitu untuk Kementerian Pertahanan, Markas Besar TNI, TNI-AL, TNI-AU, dan TNI-AD. Beberapa tahun lalu, jumlah dana dari APBN itu cuma berkisar Rp41 triliun saja.

    Kendati dengan kekuatan pokok minimum, Suparno menegaskan, TNI-AL tetap bersikap profesional dan siap mengemban tugas mengamankan wilayah kedaulatan Indonesia.

    "Dengan letak geografis Indonesia yang sangat strategis dan dikelilingi wilayah perairan, TNI-AL memang dituntut memiliki kekuatan yang handal dan tangguh," ujarnya.

    Sementara itu, jabatan Pangarmatim diserahterimakan dari Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto kepada Laksamana Muda TNI Ade Supandi yang sebelumnya menjabat Gubernur Akademi Angkatan Laut (AAL).

    Sedangkan posisi Gubernur AAL yang ditinggalkan Laksda TNI Ade Supandi, dipegang Laksamana Pertama TNI Agus Purwoto yang sebelumnya Wakil Asisten Operasional Panglima TNI.

    Upacara itu dihadiri sejumlah pejabat sipil dan militer, di antaranya Gubernur Jatim Soekarwo, Gubernur Jateng Bibit Waluyo, Pangdam Brawijaya Mayjen TNI Gatot Nurmantyo, Kapolda Jatim Irjen Pol Hadiatmoko, dan mantan KSAL Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> KSAL Berharap MEF TNI AL Akan Terealisasi Pada Tahun 2014

    TNI Dan Pemprov Kaltim Kerjasama Perluasan Tiga Bandara Perintis

    Samarinda - TNI Kodam VI/Mulawarman dan Pemprov Kaltim melakukan kerjasama untuk membangun perbatasan, khususnya perluasan atau perpanjangan tiga bandara perintis yang berada di Nunukan, Malinau dan Kutai Barat (Kubar).

    Run away (landasan pacu) dari tiga bandara itu kini hanya sepanjang 800 meter, perluasannya direncanakan mencapai minimal 1.600 meter, sehingga bisa didarati pesawat jenis Hercules.

    Asisten II Setprov Kaltim M Sa'bani mengatakan, sengaja bekerjasama dengan pihak TNI karena selain berkaitan dengan pengamanan perbatasan dimana pesawat-pesawat TNI yang nantinya mendarat tiga bandara itu, juga adanya program Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD).

    "Jadi intinya kerjasama ini, adalah untuk percepatan pembangunan perbatasan. Dan karena TNI adalah bagian terbesar perannya dalam perbatasan, sehingga Pemprov berkepentingan untuk bekerjasama. Tahap yang kita akan seriusi dari perluasan tiga bandara perintis itu, selanjutnya akan secara bertahap kita laksanakan," ujarnya.

    Sumber : TRIBUN
    Readmore --> TNI Dan Pemprov Kaltim Kerjasama Perluasan Tiga Bandara Perintis

    English News : F-35 Defeated In Air Combat Simulation

    September 7 - F-16.net has learned from an unnamed source, that earlier this year a presentation was given by an industry air combat threat assessment expert to defense officials of a NATO country which showed that the F-35 Joint Strike Fighter (JSF) would not survive air combat against threats it is likely to see in its alleged service lifetime.

    Part of the presentation showed a computer simulation which calculated that the F-35 would be consistently defeated by the Russian-made SU-35 fighter aircraft. The defeat calculated by the scenario also showed the loss of the F-35's supporting airborne-early warning and air-to-air refueling aircraft.

    The technology in the SU-35 will also see its way into growth upgrades of other SU-fighter variants used by countries like Indonesia, India, Malaysia and Vietnam. Chinese variants of these aircraft should also see similar growth capability in the coming years.

    The Russian-made T-50, PAK-FA low-observable fighter now in development is expected to be much more lethal than the SU-35 in air-to-air combat against the U.S. made F-35. The SU-35 and T-50 made appearances this year at the Russian aerospace industry air show known as MAKS2011. Both aircraft will include sensors and networking which can minimise the effects of the limited low-observable qualities of the F-35. They will also have higher performance and carry more air-to-air weapons than an F-35.

    The F-35 defeat briefing runs counter to the claims by the Lockheed Martin corporation that the F-35 will be a go-it-alone aircraft in high threat situations (brief to Israel, 2007) or that it will be “8 times” more effective than “legacy” aircraft in air-to-air combat.

    In 2009, then U.S. Secretary of Defense Mr. Gates was successful in halting additional production of the F-22 which is the only aircraft that can take on emerging threats. His reasoning was that the F-35—built in numbers—would be sufficient to fill any strategic gaps in air power deterrence for the U.S. and its allies.

    There was never any robust strategic study performed by the U.S. Department of Defense to verify Gates theory.

    Since Gates endorsement of the troubled F-35 program, it has continued with its history of cost blow-outs and delay and is unlikely to see a large number built.

    If Gates is wrong, he will have helped put the the air power deterrent capability of the U.S. and its allies at significant risk in the coming years. According to the assumptions of the joint operational requirement of the F-35 signed off on in 2000, the F-35 was not supposed to take on high-end threats. The requirement assumed that there would be hundreds of combat-ready F-22s. With the F-22 program ending, the maximum number of combat-ready F-22s will be somewhere between 120 and 140.

    Independent air combat analysts from Air Power Australia have also stated that the F-35 is not capable of facing high end threats; that what will be delivered (if it ever arrives) will be obsolete; and that the F-35 is not affordable or sustainable.

    A recent briefing by Australian Defence officials, while showing support for the F-35 program, admitted that it will cost more to operate than the F-18 Hornet. A separate U.S. Navy study also agreed. This is counter to the claim by Lockheed Martin, that the F-35 will be cheaper to operate than existing aircraft it is planned to replace.

    In 2012, Australian Defence will decide to put down money for its first order of F-35s or to go ahead with a “plan-B” that could include purchase of 24 more F-18 Super Hornets made by Boeing. The Super Hornet is also unable to take on high-end threats in the Pacific Rim region in the coming years.

    Source : F-16.Net
    Readmore --> English News : F-35 Defeated In Air Combat Simulation

    Anggota Komisi I DPR RI Tolak Pembelian UAV Dari Israel

    Jakarta - Anggota Komisi I DPR Effendy Choirie menolak pengadaan pesawat tanpa awak buatan Israel terkait belanja alutsista dalam RAPBN 2012. Penyebabnya, selama ini Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

    "Meski pesawat tanpa awak buatan Israel canggih sekalipun, saya kira kita masih bisa membeli pesawat tanpa awak buatan negara lain. Kalau perlu malah kita tidak perlu membeli dari asing, tapi membuat sendiri dengan mengandalkan produksi dalam negeri," ujar Effendy Choirie di Gedung Nusantara II Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (6/9).

    Politisi yang akrab disapa Gus Choi itu menjelaskan, selama ini diam-diam TNI telah memiliki sekitar satu skuadron pesawat tanpa awak buatan Israel yang ditempatkan di Pontianak, Kalimantan Barat. Sebagian anggota DPR, khususnya anggota Komisi I sendiri tidak mengetahui pembelian pesawat tanpa awak dari Israel, yang pengadaannya disebutkan lewat negara ketiga, atau tidak langsung dengan Israel.

    "Ini juga saya tahunya belum lama jika dalam negeri telah memiliki pesawat tanpa awak buatan Israel. Makanya saya kemungkinan akan menolak jika ada permintaan penambahan pesawat sejenis jika buatan Israel," ujarnya.

    Gus Choi menambahkan, pada tahun 2012 Kementerian Pertahanan mengajukan pengadaan pesawat tanpa awak sebanyak satu skuadron."Komisi I DPR pada prinsipnya tidak keberatan penambahan pesawat tanpa awak untuk kegiatan pengintaian, patroli, dan sebagainya jika hal itu dipandang efektif dan efisien. Sehingga jumlah pesawat tanpa awak itu perlu ditambah lagi," tegasnya.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> Anggota Komisi I DPR RI Tolak Pembelian UAV Dari Israel

    Panglima TNI : Alutsista TNI AL Sejajar Dengan Negara Maju

    Jakarta - Indonesia merupakan negara Asia yang pertama kali dan satu-satunya yang mengirimkan kapal perang dalam misi perdamaian dunia di Lebanon. Hal ini dapat menjadi bukti kemampuan militer Indonesia yang patut diperhitungkan. “Memiliki makna strategis sebagai negara yang dapat disejajarkan profesionalisme kekuatan militernya dengan negara-negara anggota satgas Maritime Task Force (MTF) UNIFIL lainnya yang hampir seluruhnya adalah negara-negara maju dengan kekuatan militer profesional,” kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono saat melepas Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Iskandar Muda-367 di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) di Tanjung Priok Jakarta Utara, Selasa (6/9).

    Karena itu, Panglima meminta pada para prajurit untuk melaksanakan tugas ini secara optimal sesuai tugas pokok yang diemban. “Melakukan tugas maritime interdiction operation (MIO) di perairan Lebanon sesuai sektor yang diberikan yaitu di sektor 1. Tugasnya mencegah penyelundupan senjata dan barang-barang lainnya itu tugas utama,” kata Panglima. Disamping itu, kata Panglima, para prajurit juga harus melaksanakan pelatihan kepada Angkatan Laut Lebanon sehingga mereka bisa mampu melakukan penanganan pengamanan di wilayah teritorial mereka.

    Pengiriman Satgas MTF melalui KRI Sultan Iskandar Muda-367 ini merupakan Satgas Maritim ketiga oleh TNI ke Lebanon. Sebelumnya diberangkatkan KRI Frans Kaisepo-368 dan KRI Diponegoro-365.

    Persyaratan minimal kapal perang yang akan bergabung dalam MTF UNIFIL di antaranya harus mampu mengoperasikan heli, melaksanakan SAR, RAS (pengisian BBM di laut), memiliki fasilitas kesehatan kelas I, dan memiliki combat management system secara realtime.

    Selain itu, kapal juga harus mampu melaksanakan self protection, mampu mengidentifikasi kawan/lawan, dilengkapi berbagai persenjataan serta mampu memberikan bantuan kepada Angkatan Laut Lebanon. Semua syarat itu telah dimiliki oleh KRI Sultan Iskandar Muda-367.

    Sumber : Jurnas
    Readmore --> Panglima TNI : Alutsista TNI AL Sejajar Dengan Negara Maju

    Turki dan Indonesia Segera Sepakati Kontrak Jual Beli Alutsista Senilai 400 Juta Dollar

    Ankara - Turki dan Indonesia telah menandatangani perjanjian pengandaan Pertahanan sebesar $ 400 Juta, Kata pejabat industri pertahanan pada hari selasa.

    Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia, dan Turki memiliki hubungan politik yang semakin baik, dan hubungan kerjasama industri antara kedua negara terus meningkat. Kedua negara telah memutuskan untuk meningkatkan kerjasama pertahanan, ketika Presiden Abdullah Gul mengunjungi Indonesia pada bulan april yang disambut oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ketika kedua negara tersebut menandatangani kerjasama industri pertahanan.

    Kemudian, perusahaan-perusahaan besar dalam industri pertahanan dari kedua negara bertemu untuk terus mengembangkan potensi kerjasama pertahanan. Mereka telah memutuskan untuk kerjasama dalam pengembangan teknologi elektronik dalam militer, roket dan kendaraan lapis baja.

    Selain itu Aselsan yang merupakan perusahaan elektronik dibidang pertahanan Turki dan Industri pertahanan Indonesia telah setuju untuk memproduksi produk Aselsan antara lain radio untuk militer dan peralatan nirkabel lainnya untuk TNI. Roketsan yang merupakan perusahaan pembuatan roket Turki juga sepakat untuk memproduksi berbagai roket jarak pendek bagi Indonesia.

    Sementara itu, perusahaan swasta pembuat kedaraan yaitu FNSS sepakat untuk mengembangkan sebuah kendaraan taktis 6x6 bagi Indonesia. FNSS telah membuat kendaraan lapis baja Pars 6x6 dan 8x8. Berdasarkan perjanjian dengan Indonesia, FNSS akan memodifikasi 6x6 Pars dan kemudian kedua belah pihak akan memproduksi bersama kendaraan lapis baja tersebut.

    Kesepakatan dengan Aselsan diharapkan akan ditandatangi sebelum akhir tahun ini, kata sumber industri pertahanan terkait kepada Daily News Hurriyet. Penawaran Roketsan dan FNSS diharapkan selesai pada tahun 2012. Perjanjian dengan Aselsan diharapkan akan melebihi kontrak senilai $ 100 juta dollar, dan kedua transaksi lain diharap senilai $150 juta dollar.

    Secara terpisah, tim perusahaan dari Jerman dan Turki dan agen pengadaan pertahanan Turki akan menawarkan dua kapal selam U-209 ke TNI AL, Mereka akan bersaing dengan Korsel yaitu Daewoo Shipbuilding dan Marine.

    Sumber : Hurriyet Daily News/WDN/MIK
    Readmore --> Turki dan Indonesia Segera Sepakati Kontrak Jual Beli Alutsista Senilai 400 Juta Dollar

    Tuesday, September 6, 2011 | 2:32 PM | 0 Comments

    Sekitar 25 Pilot TNI AU Dan RAAF Akan Melakukan Latgab Di Bali

    Pesawat Tempur F-18 RAAF Di Lanud Ngurah Rai Bali (Foto: Kaskus)

    Kuta - Sebanyak 25 pilot dari TNI Angkatan Udara dan Royal Australian Air Force melakukan latihan bersama keahlian tempur pesawat di kawasan Bali.

    “Pilot yang terlibat dalam latihan tersebut sebanyak 25 orang, terdiri dari 13 pilot dari TNI AU dan 12 orang dariRoyal Australian Air Force (RAAF),” kata Komandan Pangkalan Udara Ngurah Rai Letnan Kolonel Penerbang Sumarto, sebelum latihan dimulai di Kuta, Bali, Senin [05/09].

    Dia mengatakan, dalam latihan tersebut TNI AU mengerahkan enam pesawat F-16 sedangkan pihak RAAF mengerahkan sebanyak delapan pesawat F-18.

    Puluhan pilot dari kedua negara tersebut, tambah dia, akan berlatih selama empat hari di kawasan udara Pulau Dewata, tepatnya di zona terbang sebelah selatan dan barat Bandar Udara Ngurah Rai.

    Nantinya, tambah dia, para pilot akan terbang di kawasan zona terbang itu dalam ketinggian sampai 50.000 kaki.

    “Latihan tersebut akan dimulai Selasa (6/9) dan akan berakhir sampai Jumat (9/9) mendatang. Latihan ini dinamakan Elang Ausindo,” ujarnya menjelaskan.

    Menurut dia, enam pesawat tempur yang dikerahkan TNI AU dalam latihan tersebut dalam kondisi yang baik dan siap tempur.

    Sumarto menjelaskan, latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan para pilot pewasat tempur dari kedua negara.

    Selain itu, ucap dia, tentunya untuk lebih memperat hubungan militer antara angkatan udara dari kedua negara yang bertetanggaan tersebut.

    Sumarto mengatakan, bentuk kerja sama militer antara Indonesia dengan negeri Kangguru itu sudah terjalin sejak 30 tahun lalu. Sementara menjelang latihan itu digelar, pesawat-pesawat dari kedua angkatan udara itu sudah tiba di Baseops Lanud Ngurah Rai.

    Sumber : BERITA SORE
    Readmore --> Sekitar 25 Pilot TNI AU Dan RAAF Akan Melakukan Latgab Di Bali

    Menhan Korsel Akan Kunjungi Indonesia Untuk Membahas Kerjasama Pertahanan

    Jakarta - Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Hartind Asrin membenarkan kabar yang menyatakan Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Kwang Jin akan berkunjung ke Indonesia.

    "Rencananya sih, hari kamis (8/9)," ungkapnya, Senin (5/9). Hartind menjelaskan kunjungan Menhan Korea Selatan tersebut akan membahas kerja sama pertahanan dengan Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro. "Salah satunya adalah alutsista," tambahnya.

    Hartind menambahkan alutsista yang dimaksud salah satunya adalah pesawat tempur yang meruoakan joint product antara Indonesia dan Korea Selatan.

    "Pesawat tersebut adalah generasi 4,5 yang sekelas dengan F-18," terangnya. Hartind menjelaskan saat ini Indonesia telah mengirimkan tim yang berjumlah 37 orang yang terdiri atas PT DI, TNI-AU, dan Kemenhan untuk menindaklanjuti kerja sama alutsista tersebut dengan pihak Korea Selatan.

    "Dalam 18 bulan ke depan 5 pesawat akan selesai," pungkasnya.

    Sumber : Media Indonesia
    Readmore --> Menhan Korsel Akan Kunjungi Indonesia Untuk Membahas Kerjasama Pertahanan

    TNI AL Akan Melakukan Latgab Kapal Selam Bersama AS, Singpura Dan Korsel

    Jakarta - Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan, pihaknya tengah merintis latihan bersama kapal selam dalam latihan bersama dengan tiga negara yakni Amerika Serikat, Singapura dan Korea Selatan.

    "Kami sedang merintis, bahkan dengan AS kita harapkan sudah bisa dimulai pada 2012," katanya, Senin. Kasal mengemukakan, tahapan kerja sama latihan kapal selam diawali dengan pertukaran awak kapal selam TNI Angkatan Laut dengan awak kapal angkatan laut tiga negara itu.

    "Selanjutnya awak kapal selam TNI Angkatan Laut akan diperkenalkan dengan kapal selam dari angkatan laut tiga negara itu, begitu pun sebaliknya," ujar Soeparno. Tahapan selanjutnya, tambah dia, latihan bersama kapal selam antara TNI Angkatan Laut dengan angkatan laut AS, Singapura dan Korsel dalam bingkai latihan bersama bilateral yang rutin dilakukan TNI Angkatan Laut dengan angkatan laut tiga negara itu.

    "Latihan bersama kapal selam itu, tidak melulu kapal selam dengan kapal selam. Bisa saja kapal selam dengan kapal atas permukaan sesuai skenario latihan yang telah disepakati. Jadi banyak ragam dan pola latihan yang akan dilakukan disesuaikan dengan pola ancaman keamanan maritim nasional, regional maupun internasional," tutur Soeparno.

    Tentang ancaman terhadap kedaulatan RI utamanya wilayah perairan dengan kehadiran kapal selam tiga negara itu dalam rangka latihan bersama, Kasal mengatakan,"semua hal tentu sudah diperhitungkan sangat matang,".

    Soeparno menambahkan,"banyak kapal selam negara tertentu yang melintas di sekitar wilayah perairan Indonesia selama ini. Indonesia merupakan negara kepulauan dan berada di persimpangan dua samudra besar. Jadi semua kemungkinan sudah dipertimbangan dengan matang,".

    Sumber : REPUBLIKA
    Readmore --> TNI AL Akan Melakukan Latgab Kapal Selam Bersama AS, Singpura Dan Korsel

    Monday, September 5, 2011 | 6:14 PM | 0 Comments

    10 Perusahaan Ikuti Tender Pengadaan Kapal Pengganti KRI Dewa Ruci

    Jakarta - Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Soeparno, mengatakan, saat ini tercatat 10 perusahaan kapal mancanegara ikut tender pengadaan kapal layar tiang tinggi menggantikan KRI Dewaruci. "Sepuluh perusahaan itu dari tiga negara, antara lain Belanda," katanya ketika ditemui di ruang kerjanya di Jakarta, Senin (5/9).

    Ia menegaskan kapal latih KRI Dewaruci sudah saatnya diganti mengingat usianya yang sudah mencapai setengah abad lebih. KRI Dewaruci dibuat pada 1952 oleh HC Stulchen dan Sohn Hamburg, Jerman dan pertama kali diluncurkan pada 24 Januari 1953.

    Pada Juli 1953, kapal tersebut dilayarkan dari Jerman ke Indonesia oleh taruna dan kadet AAL untuk menjadi kapal latih calon perwira TNI AL. Kapal dengan panjang 58,30 meter, lebar lambung 9,50 meter, draft 4,50 meter, dan bobot mati 847 ton itu, telah dilengkapi dengan sistem navigasi canggih dan komputerisasi.

    Kapal tipe "Barquentin" ini memiliki tiga tiang utama dengan 16 layar. Selain itu, kapal tersebut dilengkapi mesin berkekuatan 986 PK diesel dengan kecepatan maksimal 10,5 knot.

    "Jadi, untuk proses pengadaan seperti tender sudah dimulai sejak sekarang sehingga diharapkan pada 2014 sudah jadi," kata Soeparno. Ia menambahkan, kapal baru pengganti Dewaruci tetap merupakan kapal layar tiang tinggi namun lebih besar dan canggih.

    Kasal mengatakan seluruh proses pengadaan pengganti KRI Dewaruci telah dikoordinasikan dengan Mabes TNI dan Kementerian Pertahanan. "Semua proses berjalan baik sesuai prosedur," katanya.

    KRI Dewaruci baru tiba dari muhibah singkatnya ke sebagian Asia di Dermaga Ujung, Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya. Sejak 5 Juli 2011, KRI Dewaruci menempuh pelayaran dari Surabaya-Filipina-China-Thailand-Batam, dan kembali ke Surabaya pada 26 Agustus 2011.

    "Pada 2012, Dewaruci masih akan mengemban misi penggemblengan bagi para kadet TNI Angkatan Laut sekaligus membawa misi diplomasi selama sepuluh bulan ke Amerika," kata Kasal Soeparno.

    Sumber : REPUBLIKA
    Readmore --> 10 Perusahaan Ikuti Tender Pengadaan Kapal Pengganti KRI Dewa Ruci

    BAE System Ciptakan Jubah Kamuflase Untuk Kendaraan Tempur

    Jakarta - Jubah ajaib yang bisa membuat orang bisa menghilang dalam Film Harry Potter menjadi inspirasi para ilmuwan militer. Para ahli teknologi militer kini telah mendisain 'jubah' kamuflase tembus pandang yang melindungi tank dari radar pendeteksi panas milik musuh. 


    Tak hanya itu, teknologi baru ini bisa memindai gedung-gedung atau tanah lapang, lalu mereproduksi pola panas dan dingin-nya pada panel yang terletak di lambung kendaraan militer. 


    Lalu, sebuah gambar inframerah dihasilkan -- memungkinkan mesin tersebut menyatu dengan lingkungannya. Musuh pun bakal mengira tank bersenjata lengkap itu mobil, atau bahkan sapi. 


    Perangkat kamuflase ini sedang dikembangkan oleh ilmuwan BAE System di Swedia. Uji coba perangkat ini akan dilakukan dalam dua tahun mendatang. Penelitian tentang perangkat ini, yang disebut juga Adaptiv juga telah disampaikan pada Kementerian Pertahanan Inggris. 


    Bagaimana bisa kendaraan tempur dikamuflase?
    Jangan bayangkan bentuknya mirip jubah Harry Potter. Kunci dari teknologi ini ada pada pada plat logam heksagonal-- ukurannya kira-kira sebesar tangan -- yang bisa dipanaskan atau didinginkan dalam sekejap. 


    Plat ini dapat digunakan untuk menyembunyikan bangunan, kapal, atau helikopter yang terbang rendah. Sekitar 1.000 plat dibutuhkan untuk menutupi sebuah tank kecil. 


    Direktur proyek, Peter Sjolund kepada The Sunday Times mengatakan, sistem plat tersebut bekerja seperti layar televisi termal. "Ini juga membawa koleksi gambar. Dalam lingkungan perkotaan, kita bisa mengubah penampakannya menjadi mobil. Atau di pelabuhan, tank bisa terlihat seperti kontainer," kata dia. 


    Sjolund menambahkan, jika gambar yang ada dalam koleksi tidak cocok dengan lingkungan sekitar, sistem ini memungkinkan penggunanya mengambil gambar dari lingkungan sekitarnya dan lantas memakainya. 


    Ditemui terpisah, Profesor Sir John Pendry dari Imperial College mengatakan efek dari produk ini tergantung pada di mana posisi musuh berada. Sebab, sudut yang berbeda bisa membuat penyamaran meyakinkan, atau justru tak sempurna. Pengembangan lebih lanjut diperlukan untuk membuat temuan ini makin sempurna.
    Sumber : VIVANews
    Readmore --> BAE System Ciptakan Jubah Kamuflase Untuk Kendaraan Tempur

    TNI AU Akan Tambah Skuadron Baru Karena Ada Penambahan Pesawat Tempur

    Jakarta - TNI Angkatan Udara bakal menambah jumlah pangkalan udara dan skuadron. Penambahan itu dilakukan bersamaan dengan rencana pembelian pesawat baru. Direktur Jenderal Rencana Pertahanan Kementerian Pertahanan Marsekal Muda Bonggas S. Silaen mengatakan penambahan skuadron udara tersebut di wilayah-wilayah terluar Indonesia.

    Beberapa lokasi yang akan dikembangkan menjadi skuadron baru misalnya di Biak, Merauke, dan Timika untuk Papua; Manado untuk Sulawesi; serta Morotai untuk wilayah Maluku. "Bandara atau pangkalannya sudah ada. Konsepnya pun sudah ada. Tinggal menunggu pesawat," ujar Bonggas.

    Pemerintah berencana menambah pesawat untuk TNI Angkatan Udara secara bertahap beberapa tahun mendatang. Tahun ini enam unit Sukhoi Su-27/30 MKI Flanker didatangkan dari Rusia. Tahun depan 16 unit pesawat serang ringan buatan Brasil, EMB-314 Super Tucano, akan tiba menggantikan pesawat OV-10 Bronco yang sudah harus dipensiunkan. Pemerintah juga sudah meneken kerja sama pembelian 16 unit pesawat tempur latih ringan T50 Golden Eagle dari Korea Selatan.

    TNI Angkatan Udara saat ini memiliki 41 pangkalan. Namun tidak semua pangkalan ini dipenuhi dengan skuadron tempur. Beberapa pangkalan tidak memiliki pesawat tempur. Soalnya pangkalan untuk pesawat tempur minimal harus memiliki runway (landasan) sepanjang 3.000 meter, lengkap dengan perangkat pendukung. Silaen mengatakan meski tahun depan anggaran pertahanan mengalami peningkatan, jika dibandingkan dengan kebutuhan pengadaan peralatan tetap masih kurang. Komponen peningkatan anggaran rata-rata seimbang antara belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal. Namun peningkatan paling besar tercatat untuk belanja modal.

    Dari Wates, Jawa Tengah, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan akan mempercepat pengadaan berbagai perangkat pertahanan dalam jangka waktu lima tahun mendatang. Hal ini, menurut Imam, sekaligus harapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Jadi, saat masa jabatan Presiden berakhir, TNI AU sudah kuat," ujar Imam, dua hari yang lalu. Sumber : TEMPO
    Readmore --> TNI AU Akan Tambah Skuadron Baru Karena Ada Penambahan Pesawat Tempur

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.