ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Friday, December 2, 2011 | 11:41 AM | 0 Comments

    Indonesia Pesan 5 Helikopter Bell 412 Baru

    Singapura - Bell Helicopter mengumumkan telah menerima pesanan lima helikopter Bell 412 baru dari Indonesia dan kemungkinan akan ditambah dengan dua heli lagi dalam waktu dekat. Heli tersebut akan diproduksi bersama dengan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan akan digunakan oleh beberapa lembaga pemerintah Indonesia.

    Demikian isi siaran pers Bell Helicopter, salah satu divisi Textron Inc., yang disebarluaskan dari Singapura, Jumat (2/12/2011).

    "Bell Helicopter punya sejarah panjang kemitraan dengan PTDI di Indonesia. Penjualan heli-heli ini adalah bagian dari kerang kerja kolaborasi industrial yang terus berlanjut. Kami percaya kemitraan ini akan terus berkembang dan kemungkinan akan diperluas di masa depan," tutur Larry D Roberts, Wakil Presiden Senior Bisnis Komersial Bell Helicopter.

    Lima Bell 412 baru itu akan diserahterimakan ke pihak PTDI akhir tahun ini, dan selanjutnya akan dibawa ke markas PTDI di Bandung, Jawa Barat, untuk dipasangi berbagai muatan lokal, termasuk peralatan misi khusus sesuai pesanan, sebelum diantarkan ke berbagai institusi pemesan.

    Heli Bell 412 adalah salah satu produk andalan Bell Helicopter. Heli ini merupakan pengembangan dari helikopter legendaris UH-1 (Huey), yang sangat diandalkan pasukan AS dalam Perang Vietnam. Berbagai institusi di Indonesia, mulai dari perusahaan carter pesawat sampai TNI, menggunakan heli tipe ini.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Indonesia Pesan 5 Helikopter Bell 412 Baru

    Indonesia Ajukan Kerja Sama Produksi Bersama MBT Dengan Jerman

    Jakarta - Pemerintah Indonesia mengajukan permohonan kerja sama industri militer dengan Republik Jerman dalam jangka panjang. Kerja sama yang akan dibangun tersebut meliputi produksi bersama antara perusahaan Indonesia dengan Jerman. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan itu dalam Pernyataan Pers Bersama Presiden Jerman, Christian Wulff di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (1/12).

    Presiden berharap agar Pemerintah Jerman bersedia meningkatkan kerja sama militer yang telah berlangsung selama ini tidak hanya penyediaan alat pertahanan, melainkan juga produksi bersama industri pertahanan. “Contohnya PT Dirgantara Indonesia sekarang ada kerja sama dengan Airbus Military. Saya usul kerja sama strategis dan dalam long term (jangka panjang), tidak hanya procurement, tapi juga joint production,” ucapnya.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Atase Pertahanan Kedutaan Besar Indonesia di Jerman, Indonesia pernah membeli kapal selam dan vessels dari Jerman. Kerja sama latihan bersama yang telah dirintis sejak tahun 1972 sempat terhenti ketika tahun 1998 Indonesia diwarnai isu pelanggaran hak asasi manusia oleh militer. Namun, seiring reformasi militer yang terus berlangsung, Indonesia berharap kerjasama militer dengan Jerman kembali ditingkatkan.

    Medio September lalu, Kementerian Pertahanan juga telah melakukan pembicaraan dengan produsen senjata Jerman, yaitu Rheinmetall di Berlin. Rombongan yang saat itu dipimpin oleh Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin itu mengobservasi produk meriam 155 mm serta menjajaki pembelian dan produksi bersama main battle tank TNI Angkatan Darat. Saat itu, Rheinmetall berkomitmen membantu modernisasi peralatan militer dan perlengkapan sumber daya manusia. Pada tahun 2012-2014 mendatang, TNI akan mendapat prioritas kredit dari kedua perusahaan tersebut.

    Selain bidang militer, Presiden mengajukan empat bidang lain untuk ditingkatkan kerja samanya. Keempat bidang tersebut, yaitu investasi dan perdagangan, teknologi, pendidikan, riset dan inovasi. Dasar permohonan itu adalah karena Jerman sebagai negara yang sangat kuat di bidang teknologi sementara Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam dan kelas menengah yang sedang tumbuh. “Dari Indonesia mengusulkan beberapa agenda strategis yang bisa dilakukan karena Jerman negara kuat, dengan ekonomi terbesar di Eropa dan teknologi yang tinggi. Sedangkan Indonesia adalah ekonomi terbesar di ASEAN, punya resource yang besar dan peran internasional yang makin mengemuka. Dengan potensi kekuatan ini, kita bisa meningkatkan kerjasama strategis,” ucapnya.

    Pada kesempatan itu, Wulff menyambut baik permohonan kerjasama dari Indonesia. Wulff yang datang untuk pertama kalinya ke Indonesia itu sangat mengapresiasi kebangkitan kembali Indonesia di Kawasan Asia. “Maka kami sangat tertarik untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara. Saya ucapkan terima kasih atas kerjasama dengan Indonesia selama 60 tahun menjalin kerjasama tanpa konflik. Kita menghadapi perayaan 60 tahun hubungan diplomatik yang baik dan dalam keluarga PBB, Indonesia terkenal sebagai negara yang berhasil ekonominya dan kaya sumber daya alam,” ujarnya.

    Wulff juga mengaku sangat terkesan dengan Indonesia yang memiliki motto Bhineka Tunggal Ika sehingga memungkinkan penduduknya yang mayoritas beragama Islam namun memiliki tingkat toleransi tinggi sehingga orang hidup damai dan bebas memilih agamanya masing-masing. “Indonesia bisa jadi teladan untuk demokrasi di negara yang mayoritas Islam seperti negara di Afrika Utara dan Arab. Mereka harus memandang Indonesia untuk melihat bagaimana negara mayoritas Islam, berdemokrasi dengan pertumbuhan ekonomi, iklim transparansi,” katanya.

    Untuk menindaklanjuti kerjasama antara kedua negara, Wulff menugaskan Kanselir Jerman Angela Markel untuk berkunjung ke Indonesia tahun depan. Rencananya, Markel akan didampingi pebisnis dan pengusaha Jerman. Saat ini, volume perdagangan antara Indonesia-Jerman mencapai 6 miliar USD, meningkat 22 persen dari tahun sebelumnya. Sementara, nilai investasi Jerman di Indonesia mencapai 300 juta USD dan akan ditargetkan akan ditingkatkan dua kali lipat pada tahun mendatang menyusul kedatangan Markel tersebut.

    Sumber : Pikiran Rakyat
    Readmore --> Indonesia Ajukan Kerja Sama Produksi Bersama MBT Dengan Jerman

    Kemhan : Sebagian Pesawat Tempur F-16 Dan K/I-FX Akan Ditempatkan Di Indonesia Bagian Timur

    Jakarta – Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan memfokuskan kemampuan pertahanan khusus di kawasan Indonesia timur.

    Peningkatan ini berkaitan dengan rencana penambahan alat utama sistem senjata (alutsista) yang cukup banyak untuk beberapa tahun mendatang. Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul menyatakan, pertahanan di Indonesia bagian timur memang sedang menjadi fokus pengembangan lantaran di sana banyak terdapat wilayah perbatasan darat.

    Saat ini, jelasnya, proses kajian penambahan masih terus berlangsung di tiap matra (Angkatan Darat/AD, Angkatan Laut/AL, dan Angkatan Udara/ AU) sehingga belum bisa disebutkan secara pasti lokasilokasi yang bakal menjadi tempat pengembangan kekuatan.“ Ini bukan untuk waktu dekat, tapi harapannya sebelum 2024,”tegas Iskandar di Jakarta kemarin. Tiap matra, jelasnya, akan melakukan penguatan pertahanan seperti pembentukan divisi baru serta penambahan alutsista.Di AD, misalnya, saat ini sedang dipersiapkan pembentukan satu divisi baru Kostrad, yakni Divisi Mobil Udara.

    Divisi ini akan melengkapi dua divisi sebelumnya yakni Divif-1 (lintas udara) dan Divif-2 (mekanis). Kebijakan ini juga didukung dengan rencana pengadaan alutsista, di antaranya tank dan helikopter serbu. Untuk AL, sekarang ini terus dipersiapkan penambahan satu armada besar sehingga akan menjadi tiga armada, yakni barat, timur, dan tengah. Selain itu direncanakan penambahan divisi Marinir di Sorong.

    Adapun alutsista TNI AL yang akan menunjang program ini di antaranya pengadaan kapal selam, kapal cepat rudal, pesawat CN-235 MPA (maritime patrol aircraft), serta helikopter antikapal selam dan kapal permukaan. Untuk TNI AU akan ada penambahan 24 unit pesawat tempur F-16 blok 25 hibah Amerika Serikat yang di-upgrade ke blok 52 serta proyek pesawat antiradar KF-X/IF-X yang menjadi pendukung pengembangan. Pesawat-pesawat tersebut sebagian di antaranya akan ditempatkan di wilayah Indonesia timur.

    Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin menerangkan, Kemhan terus berupaya meningkatkan kemampuan pertahanan di kawasan Indonesia timur, terutama yang memiliki objek vital strategis.Beberapa ditandai dengan peningkatan radar, infrastruktur pertahanan seperti landasan terbang,dermaga,dan revitalisasi gelar pasukan AD. Dia mencontohkan, peningkatan di blok Masela yang berbatasan dengan Darwin, Australia. Blok yang kaya dengan sumber daya minyak ini memiliki sejumlah pulau terdepan seperti Selaru.

    Pulau ini akan diperkuat dengan ditambah infrastruktur pertahanannya seperti dermaga. Gelar pasukan batalion TNI AD di Saumlaki juga akan diperbesar.Demikian pula dengan pos- pos TNI AL ke depan akan ditingkatkan menjadi Pangkalan AL (Lanal). Untuk mendukung penguatan Angkatan Udara, tujuh landasan udara peninggalan Perang Dunia II di Morotai juga akan ditingkatkan kualitasnya. “Ini sudah menjadi perhatian dalam strategi militer masing-masing matra,”ujarnya.

    Mengenai keterkaitan penguatan pertahanan di kawasan timur ini dengan kehadiran pasukan Amerika Serikat (AS) di Darwin,Australia, Sjafrie menyatakan, hal itu bukan menjadi ancaman. Menurut dia, pasukan AS di Darwin tidak akan mendirikan pangkalan baru, melainkan prajurit AS hanya akan bergabung dalam pangkalan milik Australia.“Sebanyak 2.500 prajurit AS itu hanya bergabung dalam pangkalan milik Australia. Ini dalam rangka rotasi,” jelas Wamenhan.

    Karena itu,menurut dia,bagi Indonesia keberadaan pasukan itu tidak memengaruhi strategi pertahanan. Meski demikian, dalam konteks kewaspadaan, pemerintah juga tidak akan menafikan atensi dari berbagai kalangan seperti para pakar maupun media.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> Kemhan : Sebagian Pesawat Tempur F-16 Dan K/I-FX Akan Ditempatkan Di Indonesia Bagian Timur

    Thursday, December 1, 2011 | 4:58 PM | 0 Comments

    Indonesia Usulkan Kerjasama Pertahanan Kepada Presiden Jerman

    Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengusulkan lima bidang kerja sama dengan Republik Federal Jerman, yaitu bidang investasi dan perdagangan, kesehatan, pendidikan, kerja sama energi ramah lingkungan, dan pertahanan.

    Presiden Yudhoyono menyatakan hal itu dalam keterangan pers bersama Presiden Republik Federal Jerman, Christian Wulff di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis.

    Indonesia saat ini sedang menjalankan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Yudhoyono menjelaskan, Indonesia mengundang Jerman untuk menjadi salah satu mitra strategis untuk proyek-proyek MP3EI.

    Khusus untuk bidang pertahanan, Indonesia menginginkan kerja sama dalam jangka waktu yang lama. Kerja sama itu bisa dalam bentuk produksi dan investasi bersama.

    Terus dijalin

    Sementara itu, Presiden Wulff mengatakan, "Indonesia merupakan `paru-paru dunia`, dan kami sangat minta agar Indonesia menjalankan pengololaan hutan yang baik," kata Wulff.

    Wulff juga menyinggung kerja sama dalam bidang pendidikan. Dia menyebut ada sekitar 400 kesempatan beasiswa baru bagi orang Indonesia yang ingin belajar di Jerman.

    Kunjungan kenegaraan Presiden Wulf ke Indonesia menandai persiapan peringatan 60 tahun kerja sama kedua negara pada 2012. Terkait hal itu, Presiden Yudhoyono juga mengundang Kanselir Jerman Angela Merkel untuk berkunjung ke Indonesia pada 2012.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Indonesia Usulkan Kerjasama Pertahanan Kepada Presiden Jerman

    TNI AL Akan Melakukan Pengadaan Dua Unit CN-235 MPA Dan 11 Helikopter Seasprite

    Jakarta – Kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI Angkatan Laut akan bertambah menyusul proses pengadaan 11 unit helikopter antikapal selam,antikapal permukaan, serta dua pesawat patroli laut.

    Tambahan alutsista itu akan mengisi kelemahankelemahan yang dimiliki kapal TNI AL. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengatakan, keberadaan pesawat sayap tetap maupun sayap putar (helikopter) penting bagi TNI AL, karena mereka merupakan kepanjangan “mata” dan “telinga” dari kapal TNI AL (KRI).Wilayah laut Indonesia yang luas,menurut dia, tidak memungkinkan untuk dijangkau oleh KRI mengingat kekuatannya yang terbatas.

    Karena itu,keberadaan tambahan dua unit maritime patrol aircraft(MPA) dan11helikopter antikapal selam Seasprite itu sangat penting untuk mengisi kekosongan yang tidak terkover kapal-kapalTNI. “Pesawat ten-tunya memiliki kelebihan di manuver, fleksibilitas, jangkauan yang luas, dan kemampuan deteksinya juga lebih cepat,”tegas Untung di Jakarta,kemarin. Dua unit MPA yang akan menambah kekuatan TNI AL yaitu pesawat CN-235 yang rencana sudah mulai diterima TNI AL pada 2013.

    Selain radar deteksi, pesawat ini juga akan dilengkapi dengan kemampuan untuk melakukan penindakan. Adapun untuk helikopter Seasprite sejumlah satu skuadron itu,memiliki kemampuan penindakan yang lebih ampuh. Enam dari 11 helikopter dilengkapi dengan senjata antikapal selam, sisanya lima unit merupakan antikapal permukaan. “Rencananya pada 2012 pengadaannya,”ujarnya. Sekretaris Komite Kebijakan Industri Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, pengadaan CN-235 untuk MPA TNI AL masuk dalam prioritas alutsista TNI.

    Rencananya, biaya pengadaan menggunakan alokasi dari pinjaman luar negeri sebesar USD60 juta,namun pemesanan di PT Dirgantara Indonesia. Sjafrie yang juga wakil menteri pertahanan itu menuturkan, dalam strategi pertahanan Indonesia, saat ini memang sedang dikembangkan penguatan di kawasan Indonesia bagian timur.

    Sumber : Seputar Indonesia
    Readmore --> TNI AL Akan Melakukan Pengadaan Dua Unit CN-235 MPA Dan 11 Helikopter Seasprite

    Wednesday, November 30, 2011 | 3:05 PM | 0 Comments

    Rancangan UAV Buatan UGM Memiliki Jarak Jelajah 200 Km

    Pesawat Udara Tanpa Awak Mini atau Mini UAV dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan bobot 7,5 kilogram mampu menjelajah sampai 200 kilometer dengan kecepatan 120 kilometer per jam, bermanfaat untuk pemantauan batas wilayah atau lokasi-lokasi bencana alam.

    Jakarta - Untuk memantau batas wilayah atau situasi dan kondisi lokasi bencana alam dengan biaya murah dan efektif, dibutuhkan teknologi pesawat tanpa awak.

    Universitas Gadjah Mada (UGM) turut memamerkan hasil risetnya, berupa pesawat udara tanpa awak mini (Mini UAV) pada Forum Riset Industri Indonesia ke-3 2011, Rabu (30/11/2011) di Jakarta.

    Pesawat itu memiliki kemampuan jelajah sampai 200 kilometer, dengan lama jelajah sampai 2,5 jam.

    Pesawat Mini UAV ini hasil rekayasa dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UGM, Sutrisno, dan Dosen Teknik Mesin pada Sekolah Vokasi (D-III) Teknik UGM, Setyawan Bekti Wibowo.

    "Kita sudah punya banyak produk riset. Masalahnya sekarang adalah industrialisasinya untuk menjadikan sebagai produk massal masih terjadi kendala," kata Rektor UGM, Sudjarwadi, dalam konferensi pers.

    Pesawat Mini UAV dirancang dengan panjang bentang sayap 3,25 meter, dan bobot pesawat tanpa beban mencapai 7,5 kilogram.

    Penambahan beban seperti kamera dan sensor lainnya, masih memungkinkan maksimal dua kilogram. Kecepatan Mini UAV mencapai 120 kilometer per jam. Pesawat ini berbahan bakar bensin, dengan kapasitas mesin 55 sentimeter kubik.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Rancangan UAV Buatan UGM Memiliki Jarak Jelajah 200 Km

    Rusia Bantah Dugaan Atas Kontrak Tank T-90S India

    New Delhi - Moskow bingung atas rumor media India yang mengklaim bahwa Rusia menolak untuk memenuhi kontrak selama satu dekade lisensi produksi tank tempur utama T-90S di India, kata satu sumber industri pertahanan Rusia.

    "Pihak Rusia tepat waktu dan benar-benar memenuhi semua perjanjian dengan India mengenai produksi berlisensi dari tank T-90, termasuk pengiriman semua komponen yang diperlukan dan transfer dokumentasi teknis," kata sumber itu pada Selasa.

    Business Standard India mengatakan pada 28 November bahwa lisensi produksi tank T-90 telah "dilumpuhkan oleh Moskow dalam mentransfer teknologi dan juga bahkan perakitan-perakitan buatan Rusia yang diperlukan untuk pembuatan tank-tank India."

    "Hal ini sulit untuk mengatakan mengapa tuduhan seperti ini muncul," kata sumber Rusia itu.

    Dia menambahkan bahwa semua isu kontroversial pada kontrak senjata dengan India segera diselesaikan oleh komisi kerja sama teknis-militer antarpemerintah Rusia-India.

    Sumber-sumber diplomatik Rusia di India percaya bahwa rumor yang muncul di media India itu mencerminkan upaya oleh pihak India untuk mengalihkan tanggung jawab atas ketidakmampuan sendiri mengelola produksi peralatan militer yang canggih.

    India memesan 310 unit tank T-90 pada tahun 2001 setelah mengalami penundaan dalam pembuatan tank tempur utama setempat Arjun dan keputusan Pakistan untuk membeli T-80 dari Ukraina.

    Satu kontrak juga ditandatangani untuk lisensi produksi lain 1.000 unit tank T-90.

    Ketidaksepakatan awal dengan Rusia atas transfer teknologi diselesaikan pada akhir tahun 2008, kata pernyataan resmi oleh kedua pihak.

    Sejauh ini hanya 150 unit T-90 yang telah dibangun di pabrik kendaraan berat (HVF) di Avadi, Chennai, India.

    Menurut publikasi lain di media India, tingkat kelambatan produksi ini disebabkan oleh kegagalan dari beberapa sub-kontraktor India untuk memenuhi kewajiban mereka di bawah kontrak.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Rusia Bantah Dugaan Atas Kontrak Tank T-90S India

    Tuesday, November 29, 2011 | 9:27 AM | 0 Comments

    Jubir Kemhan : 24 F-16 Dari AS Akan Di tempatkan Di semua Kops TNI AU

    Jakarta - Juru Bicara Kementerian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin kepada VOA di Jakarta, Senin mengatakan dua lusin pesawat F16 pemberian Amerika Serikat yang telah diperbaharui akan tiba di Indonesia mulai 2014.

    Hartind mengatakan pesawat F16 model block 25 ini akan diperbaharui (diremajakan) menjadi block 52, dengan teknologi terbaru dan akan tiba di Indonesia dalam posisi siap pakai.

    Dengan tibanya 24 pesawat F16 kata Hartind, Indonesia akan memiliki tiga skuadron yang akan cukup kuat untuk menjaga teritorial udara.

    Menurutnya Indonesia saat ini masih kekurangan pesawat tempur untuk menjaga kedaulatan terutama di udara.

    Ia mengatakan, "Untuk Patroli diudara menjaga kedaulatan NKRI di udara gitu. Jadi akan patroli di daerah-daerah, tentunya di kita kan punya koops-koops (koops 1 sampai IV) yah, jadi dari Jakarta sampai ke Papua sana. Nanti deployment-nya sesuai dengan koops-koops yang ada tergelar itu. Dengan adanya itu kira-kira kita sudah mencapai ke minimum esensial force dari kekuatan angkatan udara Indonesia."

    Lebih lanjut Hartind menjelaskan peremajaan 24 pesawat F16 milik Amerika itu akan dibiayai oleh Indonesia. Saat ini, kata Hartind, pihaknya masih terus merundingkan harga dengan pihak Amerika Serikat agar biaya peremajaan pesawat F16 tersebut bisa di bawah 760 juta dolar AS.

    Proses peremajaan F16 ini, kata Hartind, diperkirakan makan waktu selama tiga tahun. Hartind juga membantah jika pesawat hibah dari Amerika itu adalah barang rongsokan.

    Menurutnya, pesawat yang akan dimodernisasi di perusahaan penerbangan Lockheed Martin itu memiliki ketahanan sekitar 20 tahun dengan 4.000 jam terbang.

    Ia mengatakan rata-rata penerbang menghabiskan sekitar 150 jam terbang per tahun.

    Juru Bicara Kementerian Pertahanan itu menambahkan penerimaan hibah pesawat ini dinilai lebih efektif dan efisien jika dibandingkan dengan membeli pesawat baru.

    "Kalau beli baru, kita cuma dapat 6 (pesawat) dengan uang segitu, tetapi kalau kita up grade yang ada sekarang kita dapat 24," ujar Hartind.

    Kesepakatan transfer pesawat tempur ini diumumkan oleh Presiden Amerika Barack Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bali beberapa waktu lalu.

    Sementara itu, pengamat pertahanan dari Universitas Indonesia Andi Widjajanto menilai hibah pesawat F16 dari Amerika Serikat itu lebih tepat dibanding pemerintah membeli pesawat tempur baru.

    Andi Widjajanto mengatakan, "Karena kalau membeli pesawat baru, berarti kita akan hanya datang Sukhoi 2730. Berarti nanti seluruh skuadron pesawat tempur baru kita itu Sukhoi. Dan kita akan mengulangi masalah ketergantungan ke (hanya) satu produsen, yang berusaha kita hindari. Karena berusaha melakukan diversifikasi ini kalau kita merencanakan akan punya 4 skuadron sampai 2014 maka skuadron lainnya tidak bisa Sukhoi harus mencari pesawat tipe lain dan dari pabrikan lain. (Ini) sangat signifikan, terutama untuk memproleh penguasaan dan pengendalian di udara."

    Namun Andi Widjajanto juga menambahkan, bahwa pemerintah Indonesia harus transparan terkait hibah pesawat dari Amerika itu.

    Sumber : VOA
    Readmore --> Jubir Kemhan : 24 F-16 Dari AS Akan Di tempatkan Di semua Kops TNI AU

    Pemerintah Setujui Pembangunan PLTN Sebesar 200 KW

    Jakarta - Pemerintah akhirnya menyetujui pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) berkapasitas 200 kilowatt (KW) untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat.

    Demikian disampaikan Menteri BUMN Dahlan Iskan pada seminar nasional tentang kebijakan energi nasional dengan tema "KEN, Sebagai Fondasi Terwujudnya Kedaulatan Energi Menuju Kemandirian Bangsa" di Gedung DPR, Jakarta, Senin.

    "Melihat kebutuhan energi yang terus meningkat, saya telah menyetujui pembangunan PLTN berkapasitas 200 KW," kata Dahlan.

    Dahlan menjelaskan bahwa pembangunan PLTN di Indonesia memang banyak menuai kontroversi. Tapi jika melihat dari peristiwa kebocoran radiasi di PLTN Fukushima Jepang, menurut Dahlan, pembangunan PLTN tetap bisa dilanjutkan. Hal itu mengingat dalam peristiwa meledaknya PLTN Fukushima akibat guncangan gempa tersebut tidak ada korban jiwa satu pun.

    "Saya sudah bertemu dengan banyak orang Jepang. Jadi begitu ada pengusaha yang minta izin bangun PLTN saya langsung menyetujuinya," katanya.

    Dahlan menambahkan bahwa setelah pembangunan PLTN berkapasitas 200 KW selesai, pemerintah juga telah menyetujui pembangunan PLTN tahap berikutnya sebesar 2 MW.

    "Setelah PLTN 200 KW selesai, maka akan ada pembangunan PLTN berikutnya dengan kapasitas 2 MW," ujarnya.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Pemerintah Setujui Pembangunan PLTN Sebesar 200 KW

    Ukraina Tawarkan ToT BULAT MBT Ke Indonesia

    Jakarta - Perusahaan militer Ukraina, Ukrspecexport, menawarkan penjualan `main battle tank` kepada pemerintah Indonesia. Penawaran ini menyusul rencana pemerintah membeli tank-tank tempur utama ini dari Eropa.

    Kepala Divisi Penjualan Asia Tenggara Ukrspecexport, Iurii Volovych, menyebutkan jika disetujui mereka siap melakukan transfer teknologi dengan pemerintah Indonesia. "Kami siap bekerjasama dengan BUMN manapun yang ditunjuk pemerintah," ujarnya saat ditemui Tempo di Hotel Aryaduta, Senin, 28 November 2011.

    Tank Bulat yang ditawarkan ini merupakan Tank buatan Ukraina yang selama ini memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sedang untuk penjualan luar negeri Tank ini baru ditawarkan pada pemerintah Indonesia. "Kami melihat tank ini sangat cocok untuk kawasan Indonesia yang tropis," ujarnya.

    Tank Bulat pertama kali diproduksi tahun 2004. Merupakan pengembangan dari main battle tank varian yang sama. Tank ini memiliki berat 45 ton dengan sistem senjata yang terintegrasi dan dilengkapi " gun-fire control syestem."

    Untuk harga, Iurii menyebut untuk tank Bulat yang ditawarkan tidak lebih mahal dibanding Main Battle Tank sejenis. Harga per unit barunya tidak lebih dari US$ 2,5 juta. Sejauh ini, perusahaannya bisa memproduksi banyak tank, tergantung pesanan dari konsumen.

    Sedangkan untuk kerjasama dengan Indonesia, perusahaannya siap melakukan kerjasama penjualan dengan sistem alih teknologi. "Penggunaan konten lokal juga dimungkinkan sesuai kemampaun perusahaan pemesan," ujarnya.

    Saat ini Kementerian Pertahanan masih merampungkan rencana pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas dari beberapa negara Eropa. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyebutkan rencana pembelian masih dinegosiasikan oleh Angkatan Darat. "Kami sejauh ini belum tahu persis rinciannya karena kan urusannya juga banyak," ujar Purnomo Jumat pekan lalu.

    Menurut Purnomo, tim dari AD masih merumuskan harga, jumlah, dan jenis alutsista yang akan dibeli, apakah baru atau bekas pakai. Termasuk menentukan spesifikasi alutsista yang akan dibeli. "Yang baru diputuskan itu membeli main battle tank dan itu tank berat," lanjut Purnomo. Namun, sejauh ini, pemerintah merencanakan pembelian tank Leopard bekas buatn Jerman.

    Sumber : TEMPO
    Readmore --> Ukraina Tawarkan ToT BULAT MBT Ke Indonesia

    TNI AU Siapkan Shelter Pesawat Super Tucano Di Malang

    Jakarta - TNI Angkatan Udara mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan pesawat Super Tucano dari Brasil dengan membuat shelter di Skuadron Udara 21 Wing 2 Lanud Abd Saleh, Malang, Jawa Timur.

    Rencananya, pesawat yang dibeli sebanyak 16 unit itu akan tiba secara bertahap mulai triwulan pertama 2012. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama (Marsma) TNI Azman Yunus mengatakan, saat ini pembuatan shelter masih berlangsung. Pembuatan dilaksanakan setelah ada kepastian pemerintah untuk membeli pesawat yang berfungsi untuk counter insurgency itu. “Super Tucano sudah pasti dan mulai tiba 2012 nanti, makanya kita buatkan shelter,” ungkapnya, kemarin.

    Pesawat buatan Embraer Brasil ini disiapkan untuk menggantikan pesawat tipe sama yang telah dipensiunkan, yakni OV-10 Bronco, yang beberapa pesawat di antaranya pernah mengalami kecelakaan.

    Sumber : Seputar Indonesia
    Readmore --> TNI AU Siapkan Shelter Pesawat Super Tucano Di Malang

    Monday, November 28, 2011 | 4:45 PM | 0 Comments

    Daftar Alutsista Yang Ingin Dikuasai Industri Pertahanan Indonesia

    Jakarta - Indonesia rupanya terus menaikkan targetnya dalam mengembangkan industri pertahanan di Indonesia. Hal ini terlihat pada saat pertemuan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang digelar di Kantor Kementerian Pertahanan, Jumat (25/11).

    Dalam hasil pertemuan itu, setidaknya terdapat lima kemampuan yang ingin dikuasai Indonesia. Pertama, industri kendaraan tempur (Ranpur/ armor vehicle) dan kendaraan taktis (Rantis/ tactical vehicle).

    "Kedua, industri kapal perang atas air (combat vessel) dan bawah air (submarine) serta kapal-kapal pendukungnya (support vessel)," kata Ketua KKIP yang juga Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

    Ketiga, industri pesawat militer angkut ringan dan sedang (light dan medium military air transport, fix wing and rotary wing) serta pesawat tempur (fighter). Keempat, industri senjata ringan dan berat untuk perorangan dan kelompok/ satuan (pistol, assault riffle, caraben, SMR, SMB, mortir, AGL, RPG) sampai dengan meriam dan munisinya (MKK dan MKB), roket/MLRS, torpedo, serta peluru kendali.

    Sedangkan kelima adalah industri peralatan netword centric operation system, mulai alat komunikasi radio, sistem kendali/ kontrol, komputasi, dan komando untuk penembakan senjata, radar dan thermal optic untuk pencari/deteksi dan penjajak sasaran walau dengan kemampuan industri yang relatif masih terbatas.

    KKIP sendiri dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2010 dalam rangka memantapkan fondasi industri pertahanan nasional dalam rangka revitalisasi industri pertahanan. Tugas komite ini antara lain merumuskan kebijakan yang terdiri dari penelitian, pengembangan, dan peningkatan sumber daya manusia, mengkoordinasikan kerjasama luar negeri, dan memantau serta mengevaluasi kebijakan industri pertahanan.

    Sumber : Pelita Online
    Readmore --> Daftar Alutsista Yang Ingin Dikuasai Industri Pertahanan Indonesia

    Sunday, November 27, 2011 | 5:09 PM | 1 Comments

    Menteri BUMN : Susahnya Merombak Managemen BUMN Strategis

    Jakarta - Manufacturing hope tentu juga harus dilakukan untuk bandara-bandara kita. Selain mencarikan jalan keluar untuk hotel-hotel yang ada di Bali, selama mengikuti KTT ASEAN saya berkunjung ke pelabuhan perikanan Benoa, melihat aset-aset BUMN yang tidak produktif di Bali dan diajak melihat proyek Bandara Ngurah Rai yang baru.

    Tanpa dilakukan survei pun semua orang sudah tahu betapa tidak memuaskannya Bandara Internasional Ngurah Rai itu. Semua orang ngomel, mencela, dan mencaci maki sesaknya, ruwetnya, dan buruknya. Bandara itu memang tidak mampu menanggung beban yang sudah empat kali lebih besar daripada kapasitasnya.

    Memang, PT Angkasapura I, BUMN yang mengelola bandara tersebut, sudah mulai membangun terminal yang baru. Tapi, terminal baru itu baru akan selesai paling cepat dua tahun lagi.

    Berarti selama dua tahun ke depan keluhan dari publik masih akan sangat nyaring. Bahkan, keluhan itu akan bertambah-tambah karena di lokasi yang sama bakal banyak kesibukan proyek. Bongkar sana, bongkar sini. Pindah sana, pindah sini. Membangun terminal baru di lokasi terminal yang masih dipakai tentu sangat repot. Lebih enak membangun terminal baru di lokasi yang baru sama sekali.

    Menghadapi persoalan yang begitu stres, hanya hope-lah yang bisa di-manufacture! Karena itu, memajang maket bandara baru tersebut besar-besar di ruang tunggu atau di tempat-tempat strategis lainnya menjadi penting. Saya berharap, penumpang yang ngomel-ngomel itu bisa melihat gambar bandara baru yang lebih lapang dan lebih indah. Perhatian penumpang harus dicuri agar tidak lagi selalu merasakan sumpeknya keadaan sekarang, melainkan diajak merasakan mimpi masa depan baru yang segera datang itu.

    Demikian juga, PT Angkasapura II yang mengelola Bandara Soekarno-Hatta harus membantu manufacturing hope itu. Caranya, ikut membantu memasangkan maket bandara baru Ngurah Rai di lokasi Bandara Soekarno-Hatta. Bahkan, maket baru Bandara Soekarno-Hatta sendiri juga harus lebih banyak ditampilkan secara atraktif.

    Tentu, sambil menunggu yang baru itu, bandara yang ada harus tetap diperhatikan. Mungkin memang tidak perlu membuang uang terlalu banyak untuk sesuatu yang dalam dua tahun ke depan akan dibongkar. Tapi, tanpa membuat bandara yang ada ini lebih baik, orang pun akan kehilangan harapan bahwa bandara yang baru itu kelak bakal mengalami nasib tak terurus yang sama. Itulah sebabnya, khusus Bandara Soekarno-Hatta, manajemen Angkasapura II akan melakukan survei persepsi publik yang bakal dilakukan oleh lembaga survei yang kredibel dan independen.

    Manufacturing hope kelihatannya juga harus lebih banyak diproduksi untuk industri rekayasa. PT Dirgantara Indonesia (pembuatan pesawat), PT PAL Surabaya (pembuatan kapal), PT Bharata Surabaya (mesin-mesin), PT Boma Bisma Indra Surabaya-Pasuruan (mesin-mesin), PT INKA (pembuatan kereta api), dan banyak lagi industri jenis itu sangat memerlukannya.

    Semua BUMN di bidang ini sulitnya bukan main. Kesulitan yang sudah berlangsung begitu lama. Di barisan ini termasuk Dok Perkapalan IKI Makassar, Dok Perkapalan Koja Bahari Jakarta, dan industri sejenis?yang menjadi anak perusahaan BUMN seperti jasa produksi milik PLN dan perbengkelan di lingkungan BUMN lainnya. Beberapa di antaranya bahkan sangat-sangat parah. PT PAL, misalnya, sudah terlalu lama merah dalam skala kerugian yang triliunan rupiah.

    PT IKI Makassar idem ditto. Sudah dua tahun perusahaan galangan kapal terbesar di Indonesia Timur itu tidak mampu membayar gaji karyawan. Perusahaan tersebut terjerumus ketika menerima order pembuatan kapal penangkap ikan modern sebanyak 40 unit, tapi dibatalkan pemerintah di tengah jalan. Kini 14 kapal ikan yang sudah telanjur jadi itu mengapung mubazir begitu saja. Sudah lebih dari sepuluh tahun kapal-kapal modern itu berjajar menganggur.

    Bahan-bahan kapal yang belum jadi pun sudah menjadi besi tua dan berserakan memenuhi kawasan galangan kapal itu. Peralatan produksinya juga sudah menganggur bertahun-tahun. Salah satu di antaranya bisa membuat ngiler siapa pun: crane 150 ton! Dok Perkapalan Surabaya yang ordernya begitu banyak dan sibuk saja hanya punya crane terbesar 50 ton!

    Dulu, sekitar 15 tahun yang lalu, saya pernah mengkritik pemerintah di bidang itu. Saya menulis di media mengapa nasib industri rekayasa kita begitu jelek.Mengapa kita impor permesinan bertriliun-triliun setiap tahun, tapi industri rekayasa di dalam negeri telantar berat. Bahkan, tokoh sekaliber B.J. Habibie pun tidak berhasil mengatasinya. Waktu itu saya sudah membayangkan alangkah hebatnya Indonesia kalau semua potensi tersebut disatukan dalam koordinasi yang utuh. Kalau saja ada kesatuan di dalamnya, kita bisa memproduksi pabrik apa pun, alat apa pun, dan kendaraan apa pun. Pembangkit listrik, pabrik gula, pabrik kelapa sawit, pesawat, kapal, kereta, motor, mobil, dan apalagi sepeda, semua bisa dibuat di dalam negeri.

    Sebagai orang yang kala itu sering mengunjungi pabrik-pabrik sejenis di Tiongkok, saya selalu mengeluh: alangkah lebih modernnya peralatan yang dimiliki pabrik-pabrik kita jika dibandingkan dengan pabrik-pabrik yang saya kunjungi itu. Peralatan yang dimiliki PT Bharata, misalnya, jauh lebih modern daripada yang saya lihat di Tiongkok saat itu. Ahli pesawat dari Eropa mengagumi modernya peralatan di PT Dirgantara Indonesia.

    Kini, dalam posisi saya yang baru ini, saya tidak bisa lagi hanya mengkritik. Tanggung jawab itu kini ditumpukkan di pundak saya. Saya tidak boleh lupa bahwa saya pernah mengkritik pemerintah. Saya tidak boleh mencari kambing hitam untuk menghindarkan diri dari tanggung jawab. Tentu saya juga menyadari bahwa saya bukanlah seorang yang genius seperti Pak Habibie. Saya hanya mengandalkan hasil dari manufacturing hope.

    Tidak mudah perusahaan yang sudah mengalami kemerosotan yang panjang bisa bangkit kembali. Karena itu, saya harus menghargai dan memuji upaya yang dilakukan manajemen PT Dirgantara Indonesia (DI) belakangan ini. Rasanya, untuk bidang ini, DI akan bangkit yang pertama. Thanks to kesungguhan Presiden SBY yang telah menginstruksikan pengadaan seluruh keperluan militer dilakukan di dalam negeri. Kecuali peralatan sekelas tank Leopard, helikopter Apache, atau kapal selam yang memang belum bisa dibuat sendiri. Pesawat tempur sekelas F-16 Block 52 pun, tekad Presiden SBY tegas: harus diproduksi di dalam negeri meski harus bekerja sama dengan pihak luar.Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro juga sangat serius dalam mengontrol pelaksanaan instruksi presiden itu.

    Maka, PT DI kelihatannya segera mentas. Kegiatan jangka pendek, menengah, dan panjangnya sudah tertata. Dalam waktu pendek ini, sampai dua tahun ke depan, pekerjaannya sudah sangat banyak: membuat pesawat militer CN-295 dalam jumlah yang besar. Order ini akan berkelanjutan menjadi program jangka menengah karena PT DI juga sekaligus diberi hak keagenan untuk Asia Pasifik. Sedangkan jangka panjangnya, PT DI memproduksi pesawat tempur setara Block 52 bekerja sama dengan Korea Selatan.

    Adanya kebijakan yang tegas dari Presiden SBY, komitmen pembinaan yang kuat dari Kementerian Pertahanan, kapabilitas personel PT DI yang unggul (terbukti satu bagian dari sayap pesawat Airbus 380 yang gagah dan menarik itu ternyata selalu diproduksi di PT DI), dan fokus manajemen dalam melayani keperluan Kementerian Pertahanan adalah kunci awal bangkitnya industri pesawat PT DI.

    Instruksi Presiden SBY itu juga berlaku untuk PT Pindad. Maka, kebangkitan serupa juga akan terjadi untuk PT Pindad. Semoga juga di PT Dahana. Karean itu, tidak ada jalan lain bagi PT PAL untuk tidak mengikuti jejak PT DI. Kalau saja PT PAL fokus melayani keperluan pembuatan dan perawatan kapal-kapal militer nasibnya akan lebih baik.

    Apalagi, anggaran untuk peralatan militer kini semakin besar. Menyerap semaksimal mungkin anggaran militer itu saja sudah akan bisa menghidupi. Dengan syarat, pelayanan kepada keperluan militer itu sangat memuaskan: mutunya dan waktu penyelesaiannya.

    Lupakan dulu menggarap kapal niaga yang ternyata merugikan PT PAL begitu besar. Lupakan menggarap bisnis-bisnis lain, apalagi sampai menjadi kontraktor EPC seperti yang dilakukan selama ini. Semua itu hanya mengganggu kefokusan manajemen dan merusak suasana kebatinan jajaran PT PAL sendiri. Memang ada alasan ilmiah untuk mengerjakan banyak hal itu.

    Misalnya untuk memanfaatkan idle capacity. Tapi, godaan memanfaatkan idle capacity itu bisa membuat orang tidak fokus. Dalam bahasa agama, "tidak fokus" berarti "tidak mengesakan". "Tidak mengesakan" berarti "tidak bertauhid". "Tidak bertauhid" berarti "musyrik". Memanfaatkan idle capacity di satu pihak sangat ilmiah, di pihak lain bisa juga berarti godaan terhadap fokus. Saya sering mengistilahkannya "godaan untuk berbuat musyrik". Padahal, orang musyrik itu masuk neraka. Nerakanya perusahaan adalah negative cash flow, rugi, dan akhirnya bangkrut.

    Kalaupun PT PAL kelak sudah fokus menekuni keperluan militer, tapi masih juga rugi, negara tidak akan terlalu menyesal. Tapi, kerugian PT PAL karena menggarap kapal niaga asing sangatlah menyakitkan. Apalagi, kerugian itu menjadi beban negara. Rugi untuk memperkuat militer kita masih bisa dianggap sebagai pengabdian kepada negara. Tapi, rugi karena menggarap kapal niaga asing dan kemudian minta uang kepada negara sama sekali tidak bisa dimengerti.

    Hanya kepada orang-orang yang bisa fokuslah saya banyak berharap. Hanya di tangan pimpinan-pimpinan yang fokuslah BUMN bisa bangkit.

    Sumber : JPNN
    Readmore --> Menteri BUMN : Susahnya Merombak Managemen BUMN Strategis

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.